• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.2 Landasan Teoretis

2.2.7 Hakikat Sikap Religius dan Sikap Sosial

Kurikulum 2013 mengedepankan penanaman karakter pada peserta didik, dalam kurikulum 2013 terdapat dua sikap penting yang ingin ditanamkan pada peserta didik. Yang pertama adalah sikap spiritual yang berkaitan dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa. Yang kedua adalah sikap sosial berkaitan dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

2.2.7.1Sikap Religius

Sikap atau nilai religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Dengan demikian, sikap religius menyangkut kepatuhan pribadi terhadap agama yang dianutnya dan sikap toleransi terhadap penganut agama lain (Narwanti 2011:29).

Narwanti (2011:56-57) juga berpendapat bahwa pilar religius adalah pilar utama dan pertama. Melalui pilar religiusus akan terbentuk manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga akan selalu terjaga dari perbuatan yang merugikan diri dan lingkungannya. Sebagaimana yang kita tahu, konsep agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan. Selain tunduk kepada Tuhan dengan beribadah sesuai dengan agama yang dianut, agama juga memandu kita melakukan perbuatan yang baik.

Indikator penilaian sikap religius berdasarkan pedoman penilaian yang dikeluarkan oleh kemendikbud adalah sebagai berikut :

a. berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu b. menjalankan ibadah tepat waktu

c. memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut d. bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa

e. mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri f. mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuat

g. berserah diri kepada Tuhan apabila gagal dalam mengerjakan sesuatu

h. menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah, dan masyarakat

i. memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

j. bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia k. menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai agamanya

Pada saat pembelajaran berlangsung aspek religius peserta didik yang dapat diamati dan dijadikan sebagai pnilaian adalah (1) berdoa sebelum mulai mengikuti pembelajaran, (2) berdoa dengan sikap yang baik dan tidak membuat gaduh, (3) memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut, (4) mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

2.2.7.2Sikap Sosial

Selain sikap religius, kurikulum 2013 juga ingin menanamkan sikap sosial pada peserta didik. Sikap sosial dalam pembelajaran akan membentuk peserta didik yang berahklak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Menurut Narwanti (2011:58), bahwa pilar empati menempa kepribadian siswa agar terampil secara sosial. Lewat pilar ini, kepedulian terhadap sesama dibentuk. Dari konsep Narwanti, seseorang yang mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain atau yang kita sebut dengan empati, maka seseorang ini telah mampu bersikap sosial.

Terdapat tujuh sikap sosial yang ingin ditanamkan dan menjadi penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu :

a. jujur b. disiplin c. tanggung jawab d. toleransi e. gotong royong f. sopan/santun

g. percaya diri

Sikap sosial yang pertama adalah jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan (Kemendikbud 2013). Indikator pencapaian sikap jujur yaitu (1) tidak menyontek dalam mengerjakan ulangan/ujian, (2) tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan tiap tugas, (3) mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya, (4) menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan, (5) membuat laporan laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya, (6) mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.

Kedua disiplin, perilaku yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Kemendikbud 2013). Indikator pencapaian sikap disiplin yaitu (1) datang tepat waktu, (2) patuh dan tertib pada aturan sekolah, (3) mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan, (4) mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar.

Ketiga tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa (Kemendikbud 2013). Indikator pencapaian sikap tanggung jawab yaitu (1) melaksanakan tugas individu dengan baik, (2) menerima risiko dari tindakan yang dilakukan, (3) tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat, (4) mengembalikan barang yang dipinjam, (5) mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan, (6) menepati janji, (7) tidak menyalahkan orang lain

atas tindakan yang dilakukan diri sendiri, (8) melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.

Keempat toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Kemendikbud 2013). Indikator pencapaian sikap toleransi yaitu (1) tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat, (2) menerima kesepatakan meskipun berbeda dengan pendapatnya, (3) dapat menerima kekurangan orang lain, (4) dapat memaafkan kesalahan orang lain, (5) mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan, (6) tidak memaksakan keyakinan atau pendapat diri pada orang lain, (7) kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik, (8) terbuka untuk menerima sesuatu yang baru.

Kelima gotong royong, bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas (Kemendikbud 2013). Indikator pencapaian sikap gotong royong yaitu (1) terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah, (2) kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan, (3) bersedia membentu orang lain tanpa mengharapkan imbalan, (4) aktif dalam kerja kelompok, (5) memusatkan perhatian pada tujuan kelompok, (6) tidak mendahulukan kepentingan pribadi, (7) mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain, (8) mendorong orang lain untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Keenam sopan atau santun, adalah sikap baik dalam pergaulan dari segi bahasa maupun tingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya norma kesantunan yang diterima bisa berbedabeda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu (Kemendikbud 2013). Indikator pencapaian sikap sopan/santun yaitu (1) menghormati orang yang lebih tua, (2) tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur, (3) tidak meludah di sembarang tempat, (4) tidak menyela pembicaraan, (5) mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain, (6) bersikap 3S (salam, senyum, sapa), (7) meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain, (8) memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan.

Terakhir atau ketujuh percaya diri, kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan (Kemendikbud 2013). Indikator pencapaian sikap percaya diri yaitu (1) berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu, (2) mampu membuat keputusan dengan cepat, (3) tidak mudah putus asa, (4) tidak canggung dalam bertindak, (5) berani presentasi di depan kelas, (6) berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.

2.3Penerapan Strategi Think-Talk-Write (TTW) dan Teknik Meneruskan