• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II

4.1.2.1 Proses Pembelajaran Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks

Cerita melalui Media Audiovisual Siklus II

Pelaksanaan proses pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen siklus II tidak berbeda jauh dengan siklus I. Terdapat lima aspek yang diamati dalam proses pembelajaran yaitu, (1) Keantusiasan dan minat siswa, (2) kekondusifan diskusi kelompok mengidentifikasi struktur teks cerita pendek, (3) keintensifan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan video, (4) keintesifan pelaksanaan kegiatan menyusun teks cerita pendek, dan (5) refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan/kesulitan dan cara mengatasinya.

Berikut ini adalah hasil pengamatan proses pembelajaran peningkatan keterampilan menyusun teks cerpen dengan strategi think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual siklus II diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel 20 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Menyusun Teks Cerpen Siklus II

No Aspek Pengamatan Frekuensi Persentase (%)

1 Keantusiasan dan minat siswa 27 84,375 %

2 kekondusifan diskusi kelompok

mengidentifikasi struktur teks cerita pendek

26 81,25 %

menyimak tayangan video

4 keintesifan pelaksanaan kegiatan

menyusun teks cerita pendek 32 100 %

5 refleksi pada akhir pembelajaran

sehingga siswa mengetahui

kekurangan/kesulitan dan cara

mengatasinya 32 100 % Keterangan : Sangat baik : > 85 % Baik : 76-85 % Cukup : 60-75 % Kurang : < 60 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek keantusiasan dan minat siswa terhadap pembelajaran menyusun teks cerpen dengan strategi think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual terdapat 27 siswa yang memperhatikan atau sebesar 84,375 % dan termasuk dalam kategori baik. Aspek kekondusifan diskusi kelompok mengidentifikasi struktur teks cerita pendek 26 siswa melakukan diskusi dengan baik atau sebesar 81,25 %. Aspek keintensifan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan video terdapat 25 siswa atau sebesar 78,125 % melakukan diskusi dengan baik dan termasuk dalam kategori baik. Aspek keintesifan pelaksanaan kegiatan menyusun teks cerita pendek dan

refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui

kekurangan/kesulitan dan cara mengatasinya terdapat 32 siswa atau sebesar 100 % yang melaksanakan kegiatan tersebut dan termasuk dalam kategori sangat baik.

4.1.2.1.1 Keantusiasan dan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menyusun Teks Cerpen dengan Strategi Think-Talk-Write dan Teknik Meneruskan Cerita melalui Media Audiovisual Siklus II

Proses pembelajaran menyusun teks cerpen pada siklus II tidak berbeda jauh dengan siklus I. Perbedaan terletak pada pertemuan pertama , pada siklus I setelah siswa berdiskusi mengidentifikasi struktur teks cerpen siswa dan guru membahas kaidah kebahasaan. Pada siklus II, setelah mengidentifikasi struktur teks cerpen siswa mendengarkan penjelasan guru tentang unsur pembangun cerpen. Tanggapan siswa tentang penjelasan guru cukup baik, siswa mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Beberapa siswa mau bertanya tentang materi yang sedang dibahas.

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran, persentase keantusiasan siswa terhadap pembelajaran menyusun teks cerpen sebesar 84,375 %, sehingga dapat diidentifikasi bahwa siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran menyusun teks cerpen. Keantusiasan siswa ditunjukkan dengan kesediaan siswa memperhatikan penjelasan tentang unsur pembangun cerpen, tertib dalam membentuk kelompok, dan dalam menyimak media yang ditayangkan oleh guru.

Berdasarkan jurnal guru, keantusiasan dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menyusun teks cerpen baik. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan, bersedia menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat, membentuk kelompok sesuai dengan instruksi, serta memperhatikan tayangan yang diputar guru dengan baik.

Keantusiasan dan minat siswa dalam pembelajaran diketahui dari kesiapan, keantusiasan, dan minat siswa ketika mengikuti pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen. Pada awal pembelajaran siswa terlihat antusias dengan menanyakan persamaan dan perbedaan tahap-tahap pembelajaran antara pertemuan siklus I dan siklus II. Keantusiasan dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menyusun teks cerpen pada siklus II ini lebih baik dibandingan dengan pembelajaran pada siklus I.

Hasil dokumentasi foto juga menunjukkan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyusun teks cerpen pada siklus II. Berikut adalah gambar interaksi antara guru dengan siswa yang menunjukkan keantusiasan dan minat siwa dalam mengikuti pembelajaran menyusun teks cerpen dengan strategi

think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual.

Gambar 11 Aktivitas Siswa Menunjukkan Keantusiasan dan Minat dalam Pembelajaran Menyusun Teks Cerpen Siklus II

Berdasarkan dokumentasi foto di atas terlihat siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran ditandai dengan keantusiasan siswa bertanya. Selain itu,

siswa terlihat tertib dan menjalankan instruksi dengan baik dalam membentuk kelompok.

4.1.2.1.2 Kekondusifan Diskusi Kelompok Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Pendek Siklus II

Pada kegiatan pembelajaran ini, siswa mengidentifikasi struktur teks cerpen dalam kelompok yang telah dibentuk guru. Pada siklus II kegiatan diskusi berjalan lebih baik, hasil diskusi kelompok menambah pemahaman siswa tentang struktur teks cerpen.

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran, persentase siswa melakukan diskusi kelompok dengan baik sebesar 81,25 %. Sehingga dapat diidentifikasi bahwa sebagian besar siswa melaksanakan diskusi kelompok mengidentifikasi struktur teks cerpen sesuai dengan instruksi dan kerja sama antaranggota kelompok berjalan baik. Dari jurnal guru juga menunjukkan bahwa siswa cukup baik dalam diskusi kelompok mengidentifikasi struktur teks cerpen.

Hasil dokumentasi foto juga menunjukkan siswa melakukan diskusi kelompok dengan baik. Berikut adalah gambar yang menunjukkan siswa melakukan diskusi kelompok dengan baik dalam mengikuti pembelajaran menyusun teks cerpen dengan strategi think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual.

Gambar 12 Kegiatan Diskusi Siswa Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Pendek Siklus II

Berdasarkan dokumentasi foto, siswa melakukan diskusi kelompok dengan baik. Kerja sama dalam diskusi kelompok berjalan dengan baik dan siswa melaksanakan diskusi sesuai dengan instruksi yang diberikan.

4.1.2.1.3 Keintensifan Diskusi Kelompok Setelah Menyimak Tayangan Video Siklus II

Pada kegiatan ini, tiap kelompok diberikan tugas untuk menentukan unsur pembangun cerita pada video yang ditayangkan. Setelah itu, tiap kelompok menuliskan kembali dan meneruskan cerita tersebut agar menjadi sebuah cerita yang utuh. Siswa antusias dalam menyimak video yang ditayangkan, karena cerita dalam video tersebut berbeda dengan video pada siklus I.

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran aspek keintensifan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan video, persentasenya mencapai 78,125 % dan termasuk dalam kategori cukup baik. Pembentukan kelompok baru sedikit membantu siswa dalam diskusi kelompok, sehingga meningkatkan

persentase aspek keintensifan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan video.

Dari jurnal guru, pelaksanaan diskusi sudah cukup baik. Pembentukan kelompok baru membuat siswa lebih bisa bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam diskusi. Dengan anggota kelompok yang baru, membuat siswa termotivasi untuk memberikan pendapatnya dalam diskusi kelompok.

Dari jurnal siswa diperoleh kemudahan dan kesulitan yang dialami siswa dalam melaksanakan diskusi setelah menyimak tayangan video. Kesulitan yang dialami siswa masih sama, yaitu terganggu cahaya matahari pada saat menyimak tayangan video. Kesulitan yang lain adalah perbedaan pendapat dan ide dalam meneruskan cerita menyebabkan dalam menuliskan hasil diskusi membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus menyatukan pandangan yang berbeda.

Berikut adalah gambar yang menunjukkan keintensifan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan video.

Gambar 13 Aktivitas Diskusi Kelompok setelah Menyimak Tayangan Video Siklus II

Berdasarkan dokumentasi foto, siswa cukup baik dalam melaksanakan diskusi setelah menyimak tayangan video. Siswa antusias memberikan pendapat tentang kelanjutan cerita berdasarkan video yang telah ditayangkan.

4.1.2.1.4 Keintesifan Pelaksanaan Kegiatan Menyusun Teks Cerita Pendek Siklus II

Pada kegiatan menyusun teks cerpen, siswa diberikan tugas untuk menyusun sebuah cerpen. Semua siswa melaksanakan tugas yang diberikan dengan kesulitan dan hambatan yang dialami masing-masing siswa. Masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menyusun teks cerpen.

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran aspek keintesifan pelaksanaan kegiatan menyusun teks cerita pendek, persentasenya mencapai 100 % dan masuk dalam kategori sangat baik. Semua siswa melaksanakan kegiatan menyusun teks cerpen dengan baik. Berdasarkan jurnal guru, kegiatan menyusun teks cerpen berjalan dengan baik. Setiap siswa melaksanakan arahan yang diberikan, siswa antusias dalam menyusun teks cerpen.

Dari jurnal siswa diketahui kesulitan yang dialami siswa dalam menyusun teks cerpen. Kesulitan yang dialami siswa antara lain siswa masih kesulitan dalam menemukan ide untuk menyusun teks cerpen. Berikut adalah gambar yang menunjukkan keintesifan pelaksanaan kegiatan menyusun teks cerita pendek.

Gambar 14 Aktivitas Siswa Menyusun Teks Cerita Pendek Siklus II

Berdasarkan dokumentasi foto semua siswa antusias dalam menyusun teks cerpen, siswa melaksanakan dengan baik tugas yang diberikan.

4.1.2.1.5 Refleksi pada Akhir Pembelajaran sehingga Siswa Mengetahui Kekurangan/kesulitan dan Cara Mengatasinya Siklus II

Kegiatan refleksi merupakan kegiatan di akhir pembelajaran, hal ini berguna agar siswa mengetahui kesulitan yang dialami pada saat menyusun teks cerpen dan cara mengatasinya. Pada saat kegiatan refleksi siswa menjawab pertanyaan tentang kesulitan yang dialami pada saat diskusi kelompok, menyusun teks cerpen, dan kemudahan serta manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran menyusun teks cerpen dengan strategi TTW dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual.

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran aspek refleksi pada akhir pembelajaran, persentasenya mencapai 100 % dan termasuk dalam kategori sangat baik. Secara keseluruhan siswa antusias untuk melakukan refleksi agar

mengetahui kesulitan yang dialami pada saat menyusun teks cerpen dan cara mengatasinya.

Dari jurnal guru, siswa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan refleksi. Siswa ingin mengetahui kesulitan yang dihadapai pada saat menyusun teks cerpen dan cara mengatasinya. Siswa tidak sungkan untuk bertanya pada temannya kesulitan yang dihadapi.

Dari jurnal siswa diketahui kesulitan dan kemudahan siswa dalam diskusi kelompok setelah menyimak tayangan video, kesulitan saat kegiatan menyusun teks cerpen, dan pendapat siswa tentang penggunaan strategi TTW dalam pembelajaran menyusun teks cerpen.

Berikut adalah gambar yang menunjukkan kegiatan refleksi siswa di akhir pembelajaran.

Gambar 15 Aktivitas Siswa Melakukan Refleksi pada Akhir Pembelajaran Siklus II

Berdasarkan dokumentasi foto, siswa antusias melaksanakan kegiatan refleksi di akhir pembelajaran. Siswa antusias untuk mengetahui kekurangan yang

dimiliki pada saat menyusun teks cerpen, sehingga dapat menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut.

4.1.2.2Perubahan Perilaku Menghargai dan Mensyukuri Keberadaan Bahasa Indonesia sebagai Anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai Sarana Menyajikan Informasi Lisan dan Tulis pada Siswa sebagai Wujud Sikap Religius Siklus II

Perilaku menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis diidentifikasi dari sikap religius siswa. Selain itu, untuk mendukung hasil penilaian observasi sikap religius dipadukan dengan jurnal guru terkait sikap religius siswa ketika proses pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen. Penilaian observasi sikap religius mencakup empat indikator yaitu, (a) berdo’a sebelum dan setelah melaksanakan pembelajaran, (b) berdo’a dengan sikap yang baik (tidak membuat gerakan yang tidak perlu atau mengeluarkan suara yang membuat gaduh), (c) memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat atau presentasi, (d) menjawab salam guru atau teman yang mengucapkan salam. Berikut hasil penilaian observasi sikap religius siklus II.

Tabel 21 Hasil Penilaian Observasi Sikap Religius Siklus II

No Indikator Sikap Religius Kategori Frekuensi

1 berdo’a sebelum dan setelah

melaksanakan pembelajaran Sangat Baik (4) 32 Baik (3) 0 Cukup Baik (2) 0 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

2 berdo’a dengan sikap yang baik (tidak membuat gerakan yang

Sangat Baik (4) 32

tidak perlu atau mengeluarkan suara yang membuat gaduh)

Cukup Baik (2) 0

Kurang Baik (1) 0

Jumlah 32

3 memberi salam sebelum dan

sesudah menyampaikan

pendapat atau presentasi

Sangat Baik (4) 21

Baik (3) 0

Cukup Baik (2) 0

Kurang Baik (1) 12

Jumlah 32

4 menjawab salam guru atau

teman yang mengucapkan salam

Sangat Baik (4) 32

Baik (3) 0

Cukup Baik (2) 0

Kurang Baik (1) 0

Jumlah 32

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sikap religius siswa termasuk dalam kategori baik. Pada indikator sikap religius yang pertama semua siswa termasuk dalam kategori sangat baik. Begitu juga dengan indikator sikap religius yang kedua, semua siswa masuk dalam kategori sangat baik. Pada indikator sikap religius yang ketiga sebanyak 21 siswa masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan 12 siswa masuk dalam kategori kurang baik. Pada indikator sikap religius yang keempat semua siswa menunjukkan sikap yang sangat baik.

Berdasarkan jurnal guru, secara keseluruhan sikap religius yang ditunjukkan siswa baik. Tidak ada perubahan besar yang terjadi pada siklus II, walaupun demikian siswa menunjukkan sikap religius yang baik.

Berikut hasil dokumentasi foto yang menunjukkan sikap religius siswa pada saat proses pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen dengan strategi

Gambar 16 Aktivitas Siswa yang Menunjukkan Sikap Religius Siklus II

Gambar 16 menunjukkan sikap religius siswa dalam pembelajaran. Sikap religius siswa ditunjukkan dengan berdo’a sebelum melaksanakan pembelajaran dan berdo’a dengan sikap yang baik.

4.1.2.3Perubahan Sikap Menghargai dan Menghayati Sikap Percaya Diri, Toleransi, Gotong Royong, dan Santun sebagai Wujud Sikap Sosial Siklus II

Hasil sikap menghargai dan menghayati sikap percaya diri, toleransi, gotong royong, dan santun pada siklus II diidentifikasi dari sikap percaya diri, toleransi, gotong royong, dan santun ketika siswa mengikuti proses pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen dengan strategi think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual. Hasil sikap sosial siswa diperoleh melalui penilain observasi sikap percaya diri, toleransi, gotong royong, dan santun serta jurnal guru.

4.1.2.3.1 Sikap Percaya Diri

Penilaian observasi sikap percaya diri mencakup dua indikator yaitu, (a) berani presentasi di depan kelas dan (b) berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan. Berikut adalah hasil penilaian sikap percaya diri siklus II. Tabel 22 Hasil Penilaian Observasi Sikap Percaya Diri Siklus II

No Indikator Sikap Percaya Diri Kategori Frekuensi 1 berani presentasi di depan kelas Sangat Baik (4) 21

Baik (3) 0

Cukup Baik (2) 0

Kurang Baik (1) 12

Jumlah 32

2 berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

Sangat Baik (4) 0

Baik (3) 9

Cukup Baik (2) 23

Kurang Baik (1) 0

Jumlah 32

Dari tabel tersebut diketahui bahwa sikap percaya diri siswa termasuk dalam kategori cukup baik. Indikator sikap percaya diri yang pertama sebanyak 21 siswa masuk dalam kategori sangat baik, 12 siswa masuk dalam kategori kurang baik. Pada indikator yang pertama tidak semua siswa berani dan mempunyai kesempatan untuk presentasi di depan kelas. Indikator sikap percaya diri yang kedua sebanyak 9 siswa masuk dalam kategori baik, 23 siswa masuk dalam kategori cukup baik.

Berdasarkan jurnal guru, sikap percaya diri siswa sudah cukup baik. Banyak siswa yang berani untuk presentasi, berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan. Pada siklus II siswa yang berani presentasi di depan kelas bertambah.

Berikut ini hasil dokumentasi foto yang menunjukkan sikap percaya diri siswa ketika pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen dengan strategi think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual.

Gambar 17 Aktivitas Siswa yang Menunjukkan Sikap Percaya Diri Siklus II

Gambar 17 menunjukkan sikap percaya diri siswa dalam pembelajaran menuyusun cerpen. Sikap percaya diri ditunjukkan dengan keberanian siswa untuk bertanya dan menyampaikan pendapat. Selain itu siswa yang belum pernah presentasi di depan kelas menjadi berani untuk presentasi.

4.1.2.3.2 Sikap Toleransi

Penilaian observasi sikap toleransi mencakup enam indikator yaitu, (a) tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat, (b) menerima kesepatakan meskipun berbeda dengan pendapatnya, (c) mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan, (d) tidak memaksakan keyakinan atau pendapat diri pada orang lain, (e) kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar

dapat memahami orang lain lebih baik, (f) terbuka untuk menerima sesuatu yang baru. Berikut hasil penilain observasi sikap toleransi siklus II.

Tabel 23 Hasil Penilaian Observasi Sikap Toleransi Siklus II

No Indikator Sikap Toleransi Kategori Frekuensi 1 tidak mengganggu teman yang

berbeda pendapat Sangat Baik (4) 19 Baik (3) 13 Cukup Baik (2) 0 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32 2 menerima kesepatakan

meskipun berbeda dengan

pendapatnya Sangat Baik (4) 18 Baik (3) 11 Cukup Baik (2) 3 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

3 mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan

Sangat Baik (4) 20

Baik (3) 6

Cukup Baik (2) 6

Kurang Baik (1) 0

Jumlah 32

4 tidak memaksakan keyakinan atau pendapat diri pada orang lain Sangat Baik (4) 13 Baik (3) 19 Cukup Baik (2) 0 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

5 kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik Sangat Baik (4) 0 Baik (3) 22 Cukup Baik (2) 10 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

6 terbuka untuk menerima sesuatu yang baru Sangat Baik (4) 0 Baik (3) 22 Cukup Baik (2) 10 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

Dari tabel tersebut diketahui bahwa sikap toleransi siswa baik. Indikator sikap toleransi yang pertama sebanyak 19 siswa masuk dalam kategori sangat baik, 15 siswa masuk dalam kategori baik. Indikator sikap toleransi yang kedua

sebanyak 18 siswa masuk dalam kategori sangat baik, 11 siswa masuk dalam kategori baik, dan 3 siswa masuk dalam kategori cukup baik. Indikator sikap toleransi yang ketiga 20 siswa masuk dalam kategori sangat baik, 6 siswa masuk dalam kategori baik, dan 6 siswa masuk dalam kategori cukup baik. Indikator sikap toleransi yang keempat sebanyak 13 siswa masuk kategori sangat baik, 19 siswa masuk dalam kategori baik. Indikator sikap toleransi yang kelima sebanyak 22 siswa masuk dalam kategori baik, 10 siswa masuk kategori cukup baik. Indikator sikap toleransi yang keenam sebanyak 22 siswa masuk dalam kategori baik, 10 siswa masuk kategori cukup.

Berdasarkan jurnal guru, sikap toleransi siswa baik. Selama diskusi dalam kelompok siswa cukup baik dalam menerima pendapat orang lain. Pembentukan kelompok baru membuat siswa bisa bekerja sama dalam diskusi dengan anggota kelompoknya.

Berikut ini hasil dokumentasi foto yang menunjukkan sikap toleransi siswa ketika pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen dengan strategi think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual.

Gambar 18 menunjukkan sikap toleransi siswa dalam pembelajaran menyusun teks cerpen. Sikap toleransi ditunjukkan siswa dengan mau menerima kesepakatan dalam diskusi dan siswa mau bekerja sama dengananggota lain yang berbeda karakter.

4.1.2.3.3 Sikap Gotong Royong

Terdapat tiga indikator penilaian observasi sikap gotong royong yaitu, (a) kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan, (b) aktif dalam kerja kelompok, (c) mendorong orang lain untuk bekerja sama dalam kelompok. Berikut hasil penilaian observasi sikap gotong royong siklus II.

Tabel 24 Hasil Penilaian Observasi Sikap Gotong Royong Siklus II No Indikator Sikap Gotong

Royong Kategori Frekuensi

1 kesediaan melakukan tugas

sesuai kesepakatan Sangat Baik (4) 18 Baik (3) 9 Cukup Baik (2) 5 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

2 aktif dalam kerja kelompok Sangat Baik (4) 0

Baik (3) 21

Cukup Baik (2) 11

Kurang Baik (1) 0

Jumlah 32

3 mendorong orang lain untuk bekerja sama dalam kelompok

Sangat Baik (4) 0

Baik (3) 8

Cukup Baik (2) 24

Kurang Baik (1) 0

Jumlah 32

Dari tabel tersebut diketahui untuk indikator sikap gotong royong yang pertama, sebanyak 18 siswa masuk dalam kategori sangat baik, 9 siswa masuk

dalam kategori baik, dan 5 siswa masuk dalam kategori cukup baik. Indikator sikap gotong royong yang kedua sebanyak 21 siswa masuk dalam kategori baik, 11 siswa masuk dalam kategori cukup baik. Indikator sikap gotong royong yang ketiga 8 siswa masuk dalam kategori baik, 24 siswa masuk dalam kategori cukup baik.

Berdasarkan jurnal guru, sikap gotong royong siswa secara keseluruhan cukup baik. Siswa sudah cukup baik dalam berdiskusi atau bekerja sama dalam kelompok. Pembentukan kelompok baru membuat siswa lebih antusias untuk memberikan pendapat dalam diskusi kelompok.

Berikut ini hasil dokumentasi foto yang menunjukkan sikap gotong royong siswa ketika pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen dengan strategi think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual.

Gambar 19 Aktivitas Siswa yang Menunjukkan Sikap Gotong Royong Siklus II

Gambar 19 menunjukkan sikap gotong royong siswa dalam pembelajaran menyusun teks cerpen. Siswa menunjukkan sikap gotong royong dengan lebih

aktif dalam kerja kelompok, baik dalam menyampaikan pendapat dan mendorong anggota lain untuk menyampaikan gagasannya dalam diskusi kelompok.

4.1.2.3.4 Sikap Santun

Terdapat tiga indikator penilaian observasi sikap santun yaitu, (a) menghormati orang yang lebih tua, (b) bersikap 3S (salam, senyum, sapa), (c) menggunakan bahasa yang santun saat menyampaikan pendapat, bertanya, atau menyanggah. Berikut hasil penilaian observasi sikap santun siklus II.

Tabel 25 Hasil Penilaian Observasi Sikap Santun Siklus II

No Indikator Sikap Santun Kategori Frekuensi

1 menghormati orang yang lebih tua Sangat Baik (4) 0 Baik (3) 32 Cukup Baik (2) 0 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

2 bersikap 3S (salam, senyum, sapa) Sangat Baik (4) 0 Baik (3) 31 Cukup Baik (2) 1 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

3 menggunakan bahasa yang

santun saat menyampaikan

pendapat, bertanya, atau

menyanggah Sangat Baik (4) 0 Baik (3) 19 Cukup Baik (2) 13 Kurang Baik (1) 0 Jumlah 32

Dari tabel di atas diketahui untuk indikator sikap santun yang pertama, semua siswa masuk dalam kategori baik. Indikator sikap santun yang kedua sebanyak 31 siswa masuk dalam kategori baik, 1 siswa masuk dalam kategori cukup baik. Indikator sikap santun yang ketiga sebanyak 19 siswa masuk dalam kategori baik, 13 siswa masuk dalam kategori cukup baik.

Berdasarkan jurnal guru, sikap santun siswa dalam pembelajaran sudah baik. Dalam menyampaikan pendapat, bertanya, atau menjawab siswa menggunakan bahasa yang cukup santun.

Berikut ini hasil dokumentasi foto yang menunjukkan sikap santun siswa ketika pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen dengan strategi think-talk-write dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual.