• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diagram 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Berdasarkan penyajian tabel dan diagram di atas, menunjukkan bahwa secara klasikal aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus I pertemuan 1 diperoleh jumlah skor 12,06 dengan kategori cukup dan pertemuan 2 diperoleh jumlah skor 14,32 dengan kategori cukup. Secara lebih rinci masing- masing indikator dijelaskan sebagai berikut:

1) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran.

Pada indikator kesiapan siswa mengikuti pelajaran memuat deskriptor (1) siswa duduk di tempat duduk masing-masing, (2) menyiapkan peralatan pelajaran, (3) suasana kelas tidak gaduh, dan (4) memusatkan perhatian pada guru. Pada indikator ini, skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,44 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,97. Pada

pertemuan pertama semua siswa sudah dapat menempatkan diri pada tempat duduknya namun masih banyak yang belum menyiapkan peralatan pelajaran. Suasana kelas masih gaduh dan sulit dikendalikan sehingga hanya sebagian kecil siswa yang mampu memusatkan perhatiannya kepada guru. Pada pertemuan kedua semua siswa juga sudah mampu menempatkan diri pada tempat duduknya masing-masing, sebagian besar siswa telah mempersiapkan peralatan pelajaran namun suasana kelas masih tampak gaduh sehingga beberapa siswa belum dapat memusatkan perhatiannya pada guru.

2) Keaktifan menjawab pertanyaan.

Pada indikator keaktifan menjawab pertanyaan terdapat deskriptor (1) mengacungkan jari lebih dari satu kali saat akan menjawab pertanyaan, (2) menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat, (3) menjawab pertanyaan dengan suara yang lantang, dan (4) menjawab pertanyaan dengan disertai contoh atau alasan. Pada indikator ini, skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 1,67 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,33. Pada pertemuan pertama siswa yang mengacungkan jari memberikan jawabannya dengan asal-asalan ataupun ragu-ragu. Masih sedikit yang mampu memberikan alasan atas jawabannya. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang mengacungkan jari lebih banyak dibanding pertemuan pertama, siswa menjawab pertanyaan sudah tepat namun masih dengan suara yang pelan dan tidak disertai contoh.

3) Memperhatikan penyajian materi dengan media audiovisual.

Pada indikator memperhatikan penyajian materi dengan media audiovisual terdapat deskriptor (1) mendengarkan penjelasan materi oleh guru dengan bersikap tenang, (2) memperhatikan penyajian materi malalui media audiovisual dengan seksama, (3) menunjukkan kekurangpahaman terhadap materi dengan cara bertanya, dan (4) mencatat hal-hal yang penting. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yakni 2,17 sedangkan pada pertemuan 2 yakni 2,58. Pada pertemuan pertama sebagian siswa ada yang gaduh saat diterangkan namun sebagian lagi bersikap tenang. Namun ketika ditayangkan media audiovisual sebagian besar dari mereka mau memperhatikan dengan seksama. Tetapi masih sedikit yang bertanya tentang materi ataupun mencatat hal-hal penting. Sedangkan pada pertemuan kedua tampak kegaduhan siswa berkurang, siswa mau memperhatikan media audiovisual yang ditayangkan guru, serta sebagian siswa ada yang mau mencatat hal-hal penting yang ditemukan selama penayangan media audiovisual.

4) Menulis hasil pemikiran sendiri.

Pada indikator menulis hasil pemikiran sendiri terdapat indikator (1) menuliskan jawaban hasil pemikiran sendiri, (2) menuliskan jawaban dengan tepat dan jelas, (3) mengembangkan pendapatnya, dan (4) menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,11 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,56. Pada pertemuan pertama semua siswa mau memikirkan dan

menuliskan jawaban secara individu. Namun hanya beberapa yang dapat menuliskan jawaban dengan tepat dan jelas serta mengembangkan pendapatnya. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Pada pertemuan kedua siswa juga mau memikirkan dan menuliskan jawaban secara individu. Sebagian besar siswa menuliskan jawaban dengan tepat dan jelas dan beberapa mampu mengembangkan pendapatnya. Namun waktu yang diberikan guru masih saja tidak cukup digunakan oleh beberapa siswa untuk menyelesaikan tugasnya.

5) Berdiskusi dalam kelompok berpasangan.

Pada indikator berdiskusi dalam kelompok berpasangan terdapat indikator (1) bersedia berkelompok/ berpasangan dengan salah satu temannya, (2) menanggapi hasil pemikiran temannya, (3) memberi balikan atas tanggapan teman, dan (4) merumuskan jawaban kelompok berpasangan. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,17 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,19. Pada pertemuan pertama semua siswa bersedia berkelompok berpasangan dengan teman satu meja. Ketika berdiskusi mereka masih tampak belum aktif karena masih sedikit yang mampu memberikan tanggapan hasil pemikiran teman maupun memberi balikan atas tanggapan temannya. Sebagian besar murid dapat merumuskan jawaban dari diskusi kelompok berpasangan. Pada pertemuan kedua semua siswa bersedia berkelompok berpasangan dengan teman satu

meja, berdiskusi, dan merumuskan jawaban hasil diskusinya, namun belum semuanya aktif memberikan tanggapan atas pemikiran teman.

6) Presentasi kelompok.

Pada indikator presentasi kelompok terdapat indikator (1) berani mengajukan diri untuk menyampaikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru, (2) menyampaikan hasil diskusi dengan kalimat yang jelas dan lancar, (3) menyampaikan hasil diskusi dengan suara yang menjangkau seluruh kelas, dan (4) memberikan respon atas tanggapan dari guru ataupun dari kelompok lain. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 1,50 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 1,64. Pada pertemuan pertama tidak semua siswa mau mengajukan diri menyampaikan hasil diskusi. Siswa masih belum dapat menyampaikan hasil diskusi dengan jelas dan lancar serta suara siswa yang tidak dapat menjangkau seluruh isi kelas. Dalam presentasi siswa tidak memberikan respon atas tanggapan dari guru ataupun kelompok lain. Pada pertemuan kedua sebagian besar siswa mengajukan diri dalam presentasi kelas. Namun presentasi yang dilakukan belum begitu jelas dan lancar serta masih sedikit siswa yang mau menanggapi presentasi.

4.1.2.3.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan evaluasi hasil belajar siswa siklus I pada pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Interval Nilai Frekuensi Kategori Kualifikasi

87 – 100 2 Sangat Baik Tuntas 74 – 86 6 Baik Tuntas 61 – 73 12 Cukup Tuntas

>61 16 Kurang Tidak Tuntas Jumlah 36

Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 35

Persentase Ketuntasan 55,56 % (20 dari 36 siswa) Persentase Ketidaktuntasan 44,44 % (16 dari 36 siswa) Rata-Rata 63,47 Kategori Cukup

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus pertama diperoleh nilai tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah yaitu 35. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 55,56% atau (20 dari 36 siswa). Sedangkan 44,44% atau (16 dari 36 siswa) tidak tuntas dalam belajar. Dan rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 63,47 dengan kategori cukup.

Berdasarkan tabel 4.4, berikut diagram distribusi nilai hasil belajar siswa siklus I dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair- share dengan media audiovisual :