• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Berdasarkan penyajian tabel dan diagram di atas, menunjukkan bahwa secara klasikal aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus II pertemuan 1 diperoleh jumlah skor yaitu 15,53 dengan kategori baik dan pada pertemuan 2 diperoleh jumlah skor yaitu 16,25 dengan kategori baik. Secara lebih rinci masing-masing indikator dijelaskan sebagai berikut:

1) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran.

Pada indikator kesiapan siswa mengikuti pelajaran termuat deskriptor (1) siswa duduk di tempat duduk masing-masing, (2) menyiapkan

peralatan pelajaran, (3) suasana kelas tidak gaduh, dan (4) memusatkan perhatian pada guru. Pada indikator ini, skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 3,03 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 3,17. Baik pada pertemuan pertama maupun kedua semua siswa sudah dapat menempatkan diri pada tempat duduknya. Mau merespon perintah guru seperti menyiapkan buku-buku pelajaran beserta alat tulisnya meskipun belum seluruhnya dilakukan oleh siswa. Namun ada beberapa siswa yang nampak berbicara sendiri dan tidak mau memperhatikan guru.

2) Keaktifan menjawab pertanyaan.

Pada indikator keaktifan menjawab pertanyaan terdapat deskriptor (1) mengacungkan jari lebih dari satu kali saat akan menjawab pertanyaan, (2) menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat, (3) menjawab pertanyaan dengan suara yang lantang, dan (4) menjawab pertanyaan dengan disertai contoh atau alasan. Pada indikator ini, skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,47 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,67. Pada pertemuan pertama semua siswa mengacungkan jari saat akan menjawab pertanyaan dari guru. Hanya ada beberapa anak yang mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat, suara lantang, namun tetap belum ada yang memberikan alasan atas jawabannya. Pada pertemuan kedua semua siswa juga mangacungkan jari. Sebagian ada yang menjawab dengan tepat, suara lantang dan ada juga yang memberikan alasan atas jawabannya dengan tepat.

Pada indikator memperhatikan penyajian materi dengan media audiovisual terdapat deskriptor (1) mendengarkan penjelasan materi oleh guru dengan bersikap tenang, (2) memperhatikan penyajian materi malalui media audiovisual dengan seksama, (3) menunjukkan kekurangpahaman terhadap materi dengan cara bertanya, dan (4) mencatat hal-hal yang penting. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yakni 2,89 sedangkan pada pertemuan 2 yakni 2,94. Pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua siswa mau bersikap tenang dan memperhatikan saat guru menjelaskan materi maupun saat penayangan media audiovisual. Sebagian dari mereka sudah ada yang berani bertanya tentang materi yang belum dipahami dan mencatat hal-hal penting di buku catatan masing- masing.

4) Menulis hasil pemikiran sendiri.

Pada indikator menulis hasil pemikiran sendiri terdapat indikator (1) menuliskan jawaban hasil pemikiran sendiri, (2) menuliskan jawaban dengan tepat dan jelas, (3) mengembangkan pendapatnya, dan (4) menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,94 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 3,05. Pada pertemuan pertama seluruh siswa memikirkan dan menuliskan jawaban mereka secara individu. Sebagian siswa sudah mampu menuliskan jawaban dengan tepat dan jelas serta mengembangkan pendapatnya. Namun ada beberapa siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Pada pertemuan kedua seluruh siswa juga

memikirkan jawaban individu dan menuliskannya. Namun belum semua siswa mampu mengembangkan pendapatnya dan menyelesaikan dengan tepat waktu.

5) Berdiskusi dalam kelompok berpasangan.

Pada indikator berdiskusi dalam kelompok berpasangan terdapat indikator (1) bersedia berkelompok/ berpasangan dengan salah satu temannya, (2) menanggapi hasil pemikiran temannya, (3) memberi balikan atas tanggapan teman, dan (4) merumuskan jawaban kelompok berpasangan. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 2,33 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 2,50. Pada pertemuan pertama semua siswa bersedia berkelompok berpasangan dengan teman satu meja dan berdiskusi. Namun masih ada siswa yang tidak mau memberikan tanggapan hasil pemikiran teman maupun memberi balikan atas tanggapan temannya. Sebagian besar murid dapat merumuskan jawaban dari diskusi kelompok berpasangan. Pada pertemuan kedua semua siswa juga mau berkelompok dengan teman satu meja, berdiskusi dan merumuskan jawaban tetapi masih ada siswa yangtidak mau memberikan tanggapan hasil pemikiran teman.

6) Presentasi kelompok.

Pada indikator presentasi kelompok terdapat indikator (1) berani mengajukan diri untuk menyampaikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru, (2) menyampaikan hasil diskusi dengan kalimat yang jelas dan lancar, (3) menyampaikan hasil diskusi dengan suara yang menjangkau seluruh

kelas, dan (4) memberikan respon atas tanggapan dari guru ataupun dari kelompok lain. Pada indikator ini skor perolehan siswa pada pertemuan 1 yaitu 1,86 sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 1,89. Baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua semua siswa berani mengajukan diri untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Sebagian siswa sudah dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan jelas dan lancar serta dengan suara yang menjangkau seluruh isi kelas. Ada beberapa siswa yang memberikan respon atas tanggapan dari guru ataupun kelompok lain.

4.1.3.3.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan evaluasi hasil belajar siswa siklus II pada pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Belajar Siswa Siklus II

Interval Nilai Frekuensi Kategori Kualifikasi

87 – 100 2 Sangat Baik Tuntas 74 – 86 20 Baik Tuntas 61 – 73 8 Cukup Tuntas

>61 6 Kurang Tidak Tuntas Jumlah 36

Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 45

Persentase Ketuntasan 83,33 % (30 dari 36 siswa) Persentase Ketidaktuntasan 16,67 % (6 dari 36 siswa) Rata-Rata 74,16

Kategori Baik

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan pendekatan kooperatif tipe think-pair-share dengan media audiovisual pada siklus kedua diperoleh nilai tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah yaitu 45. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 83,33% atau (30 dari 36 siswa). Sedangkan 16,67% atau (6 dari 36 siswa) tidak tuntas dalam belajar. Dan rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 74,16 dengan kategori baik.

Berdasarkan tabel 4.8 berikut diagram distribusi nilai hasil belajar siswa siklus II dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe think-pair- share dengan media audiovisual :