• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebaran Penampilan Keragaan Populasi F2 terhadap Cekaman Al

Dalam dokumen prosiding jilid1 bkl2016 (Halaman 196-199)

FERTILIZER PACKAGE TECHNOLOGY EFFECT ON CHARACTERISTICS OF LAND AND YIELD OF PADDY FIELD

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebaran Penampilan Keragaan Populasi F2 terhadap Cekaman Al

Penampilan populasi F2 selama 30 hari di kultur hara menunjukkan bahwa tinggi bibit tanaman, panjang akar, volume akar, panjang akar relatif (PAR) dan volume akar relatif (VAR) memiliki frekuensi keragaman berbeda-beda setelah diberi perlakuan cekaman Al. Keragaan tinggi tanaman populasi F2 menunjukkan bahwa rentang tinggi bibit tanaman rendah pada cekaman 0 ppm, 30 ppm Al dan 60 ppm Al berkisar dari 2,0 cm sampai dengan 16,0 cm. Frekuensi tinggi bibit tanaman terendah adalah 0 % (0 ppm Al), 1,1 % (30 ppm Al) dan 1,4 % (60 ppm Al). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi cekaman Al akan semakin mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Wiwik (2012), karakter vegetatif yang dipengaruhi oleh cekaman Al diantaranya adalah tinggi tanaman.

Hasil keragaan panjang akar populasi F2 terhadap cekaman Al menunjukkan bahwa frekuensi akar terpanjang (15 – 21,1 cm) pada cekaman 60 ppm Al (8,5 %) lebih rendah dibandingkan frekuensi pada cekaman 0 ppm Al (12,0 %) dan 30 ppm Al (12,1 %). Hal ini mengindikasikan bahwa cekaman Al yang diberikan mampu mempengaruhi pertumbuhan panjang akar tanaman. Penghambatan pertumbuhan tanaman khususnya pada akar merupakan dampak dari kerusakan sel akar oleh tingginya akumulasi Al (Utama 2015). Silva et al. (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa akar kedelai varietas Tanggamus yang diuji tidak mengalami gangguan pertumbuhan yang diduga karena memiliki sifat toleran terhadap Al.

Cekaman Al juga mempengaruhi pembesaran volume akar pada tanaman. Alumunium akan menghambat pertumbuhan akar adventif khususnya yang sangat erat hubungannya dengan jumlah akar dan volume akar (Nurlaela, 2007). Hal ini sesuai dengan hasil dari keragaan populasi F2 bahwa frekuensi volume akar terkecil lebih banyak terdapat pada cekaman 60 ppm Al (61,3 %) dari pada cekaman 0 ppm Al (53,4 %) dan 30 ppm Al (45,0 %).

Kondisi serupa juga dapat dilihat dari besarnya frekuensi PAR terendah yang dihasilkan pada cekaman 60 ppm Al (61,1 %) dibandingkan dengan cekaman 0 ppm Al (51,4 %) dan 30 ppm Al (35,8 %) dengan kisaran angka PAR yaitu 3,0 – 9,0 cm. Hasil dari penelitian Santika (2011), menyatakan bahwa dari 100 galur padi yang diuji, 50 galur diantaranya positif peka terhadap Al yang dihitung berdasarkan PAR. Keragaan VAR populasi F2 tertinggi dan terendah didominasi pada cekaman 60 ppm Al. Namun demikian Al tetap dikatakan menurunkan VAR pada tanaman karena frekuensi VAR terendah (3,0 – 8,0 mm) pada cekaman 60 ppm Al lebih besar (61,3 %) dibandingkan dengan frekuensi VAR tertinggi (15,0 – 20,8 mm) pada cekaman 60 ppm Al (6,3 %).

Analisis Varian terhadap Karakter Tanaman Padi pada Kondisi Tercekam Alumunium melalui Metode Kultur Hara

Hasil analisis varian menunjukkan bahwa cekaman Al tidak mempengaruhi tinggi tanaman, panjang akar dan volume akar pada populasi F2 (Tabel 1). Hal tersebut mengindikasikan bahwa cekaman Al dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat.

Tabel 1. Nilai hasil analisis varian terhadap karakter tanaman padi pada kondisi tercekam Al di kultur hara

Karakter KT Tinggi tanaman 1.671 ns Panjang akar 0.286 ns Volume akar 0.359 ns PAR 38.734 ** VAR 122. 928 ** Keterangan : ns : Berpengaruh tidak nyata, ** : Sangat

berpengaruh nyata, taraf nyata 5%. Sumber : Data primer (2013).

Hasil pengujian DMRT menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata PAR maupun VAR pada cekaman 30 ppm Al dan 60 ppm Al (Tabel 2). Artinya, bahwa cekaman Al yang relatif rendah mempunyai dampak yang setara dengan cekaman Al yang lebih tinggi. Menurut Pratiwi (2002), gejala cekaman Al mulai terlihat pada saat tanaman berumur 7 hari setelah perlakukan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian dari Nurlaela (2007), yang menyatakan bahwa

180

semakin lama periode cekaman Al maka akan semakin besar peluang terhambatnya pertumbuhan akar tanaman.

Tabel 2. Rata-rata nilai PAR dan VAR populasi F2 terhadap cekaman Al di kultur hara

Perlakuan PAR VAR

0 ppm Al 100.00 a 100.00 a

30 ppm Al 29.44 b 22.17 b

60 ppm Al 13.41 b 9.00 b

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda pada BNT 5%, PAR : panjang akar relatif, VAR : volume akar relative.

Sumber : Data primer (2013).

Korelasi antara Variabel Pertumbuhan pada Kultur Hara dengan Variabel Pertumbuhan dan Hasil Evaluasi di Tanah Ultisol

Pada Tabel 3 disajikan derajat keeratan antara variabel pertumbuhan pada kultur hara dengan variabel pertumbuhan dan hasil evaluasi di tanah Ultisol. Secara umum, tinggi bibit pada kultur hara tidak menunjukkan korelasi yang erat dengan variabel yang diamati pada tanah Ultisol.

Tabel 3. Korelasi antara hasil kultur hara dengan hasil evaluasi di lapangan

Variabel Pertumbuhan Hasil di Tanah Ultisol

Variabel Pertumbuhan di Kultur Hara

Tinggi Bibit Panjang Akar Volume Akar Tinggi tanaman 0,034 ns 0,035 ns -0,001ns Jumlah anakan 0,012 ns -0,030 ns 0,105 ns Jumlah biji bernas -0,156 ns -0,089 ns -0,014 ns Bobot 1000 butir -0,081 ns -0,270 * -0,260 ns Umur berbunga -0,152 ns 0,003 ns 0,037 ns Keterangan : ns : Berpengaruh tidak nyata, ** : Sangat berpengaruh nyata, taraf nyata 5%.

Sumber : Data primer (2013).

Rendahnya korelasi antara variabel pertumbuhan tinggi bibit, panjang akar dan volume akar di kultur hara dengan variabel yang diamati pada tanah Ultisol diduga disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat cekaman Al yang di berikan pada kultur hara dengan tingkat cekaman Al di tanah Ultisol. Cekaman Al pada kultur hara empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan cekaman Al di tanah Ultisol (3,31 x Aldd). Artinya tanah Ultisol yang digunakan sebagai media tanam belum memberikan cekaman Al yang berarti pada tanaman yang dievaluasi. Sehingga tanaman yang ditanam pada tanah Ultisol masih dapat tumbuh dan berproduksi tanpa ada perbedaan yang nyata. Hal tersebut mengindikasikan bahwa cekaman Al pada kultur hara belum sepenuhnya mewakili cekaman Al pada tanah Ultisol (Bakhtiar et al., 2010).

KESIMPULAN

1. Populasi F2 berdasarkan tinggi tanaman, panjang akar, volume akar, panjang akar relatif dan volume akar relatif mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya cekaman Al.

2. Cekaman Al pada tanah Ultisol yang digunakan tidak dapat menunjukkan perbedaan toleransi genotipe padi yang ditetapkan melalui seleksi kultur hara.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Catur Herison yang telah mendanai dan membantu dalam penyelesaian penelitian skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi padi tahun 2011. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Jakarta.

Bakhtiar, Bambang, S.P., Trikoesoemaningtyas dan Dewi, I.S. 2010. Analisis korelasi dan koefisien lintas antara beberapa sifat padi gogo pada media tanah masam. J. Floratek. 5: 86-93.

181

Hairil, I. 2013. Soil ph and Solubility of Aluminum, Iron, and Phosphorus in Ultisols:the Roles of Humic Acid. J. Trop Soils 18(3): 203-208.

Makarim, A.K. 2006. Cekaman abiotik utama dalam peningkatan produktivitas tanaman. Balai Penelitian Tanaman. Sukamandi. Jurnal litbang pertanian. 25(2).

Nurlaela. 2007. Distribusi dan akumulasi alumunium pada akar padi dalam kondisi cekaman alumunium pada larutan hara. Skripsi Program Sarjana. IPB. Bogor (tidak dipublikasikan).

Pratiwi, C. 2002. Pewarisan sifat ketenggangan alumunium pada padi gogo (oryza sativa l.) di kultur hara. Skripsi Program Sarjana. IPB. Bogor (tidak dipublikasikan).

Pujiwati, H., Herison, C dan Herawati, R. 2012. Seleksi galur dari populasi persilngan pendek x IR 78581 dalam rangka perbaikan sifat padi gogo adaptif lahan masam. Laporan akhir penelitian hibah bersaing. UNIB.

Santika, A. 2011. Teknik pengujian galur padi gogo terhadap keracunan alumunium dirumah kaca. Buletin Teknik Pertanian. 16: 43-47.

Silva, S.O.P., Carnide, P.M., Lopes, M., Matos, H.G., Pinto, C., Santos. 2012. Zonal responses of sensitive vs tolerant wheat roots during Al exposure and recovery. J. Plant Physiol. 169: 760-769.

Utama, M.Z. 2015. Budidaya padi pada lahan marjinal kiat meningkatkan produksi padi. Yogyakarta: Andi Offset. Utama, M.Z.H., Haryoko, W., Munir, R., Sunadi. 2009. Penapisan varietas padi toleran salinitas pada lahan rawa, di Kabupaten Pesisir Selatan. J. Agron. Indonesia 37: 101-106.

Wiwik, M.S. 2012. Karakter vegetatif dan generatif beberapa varietas padi terhadap cekaman alumunium. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan (tidak dipublikasikan).

Yoshida, S., Forno, D.A., Cook, J.H., and Gomez, K.A. 1976. Laboratory Manual for Physiological Studies of Rice (3rd ED.). IRRI. Los Banos. Philippines.

182

APLIKASI KOMPOS JANJANG KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN

Dalam dokumen prosiding jilid1 bkl2016 (Halaman 196-199)