• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan sebelum melakukan pemeriksaan DDST II pada anak V, peneliti melihat bahwa terjadi interaksi yang dilakukan oleh anak V dan keluarganya. Interaksi yang dilakukan yaitu anak V bertanya pada ibunya menggunakan kalimat yang jelas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara Seperti “Mama, nenek pergi kemana?”. Ketika ibunya menjawab pertanyaan yang anak V berikan maka anak V tersenyum dan mengangguk dalam merespon jawaban atau pernyataan yang diberikan oleh ibunya. Apabila jawaban

99 atau pernyataan yang diberikan oleh ibunya kurang dimengerti maka anak V akan menanyakan kembali maksud dari perkataan ibunya tersebut. Pada saat peneliti hendak melakukan komunikasi, terjadi penolakan karena anak V memilki sifat yang pemalu. Hal ini dibuktikan ketika peneliti menanyakan nama dan hendak berjabatan tangan dengan anak V, dia hanya diam kemudian berlari dan bersembunyi di belakang ibunya. Ibu SL mengatakan bahwa anak V sulit untuk dekat dengan orang yang baru dia kenal hal ini diakibatkan karena setiap harinya anak V hanya bermain di dalam rumah ataupun di teras depan rumah. Selain itu, orang tua mengatakan bahwa anak V jarang dibawa keluar untuk sekedar jalan-jalan di lingkungan tempat mereka tinggal. Dalam melakukan pemeriksaan DDST II, peneliti harus mengunjungi tempat tinggal responden sekitar 3 kali untuk menyapa anak V. Setiap harinya peneliti datang ke rumah responden untuk sekedar menyapa namanya, menanyakan aktivitas yang dia lakukan, membawakan alat permainan ataupun mengikuti kegiatan bermain yang ia lakukan sampai anak V berbicara dengan peneliti.

Hasil pemeriksaan DDST II menunjukkan bahwa anak V mengalami keterlambatan perkembangan karena

100 terdapat 2 item peringatan dan 2 item terlambat dari 36 item yang diperiksa. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Pemeriksaan DDST II Pada Anak V

SEKTOR RESPON ANAK HASIL TES

Personal sosial  Anak belum bisa memakai T-Shirt  Anak dapat menyebutkan nama teman  Anak dapat mencuci dan mengeringkan tangan  Anak dapat mengosok gigi dengan bantuan  Anak belum bisa memakai baju  Anak dapat menyuapi boneka  Anak dapat Membuka pakaian dengan bantuan orang tua  Anak dapat menggunakan sendok atau garpu

Terdapat 5 item yang lulus dan 3 item yang gagal dari 8 item yang diperiksa pada sektor personal sosial.

Hasil penilaian per item:

1. Lebih: 0 2. OK/normal: 1 3. Peringatan: 1 4. Terlambat: 1 5. NO/ tidak ada

kesempatan: 0 (Selengkapanya dapat dilihat pada lampiran)

Motorik halus  Anak dapat menyusun menara dari kubus (2 kubus, 4 kubus, dan 6 kubus)  Anak tidak

Terdapat 1 item yang gagal dan 5 item yang lulus dari 6 item yang diperiksa.

Hasil penilaian per item:

101 dapat meniru garis vertikal  Anak dapat mengambil manik-manik yang ditunjukkan 1. Lebih: 0 2. OK/normal: 1 3. Peringatan: 0 4. Terlambat: 0 5. NO/ tidak ada

kesempatan: 0 Bahasa  Bicara semua

dimengerti  Anak dapat mengetahui 2 kegiatan yang dilakukan  Anak dapat menyebut 4 gambar  Bicara dengan dimengerti  Anak tidak dapat menunjuk 4 gambar  Anak dapat menyebutkan 6 bagian tubuh dengan bantuan orang tua  Anak tidak dapat menyebut 1 gambar  Anak dapat melakukan kombinasi kata

Terdapat 3 item yang gagal, 5 item yang lulus dari 8 item yang diperiksa pada sektor bahasa.

Hasil penilaian per item:

1. Lebih: 0 2. OK/normal: 1 3. Peringatan: 1 4. Terlambat: 1 5. NO/ tidak ada

102 Motorik kasar  Anak mampu

berdiri dengan 1 kaki dalam waktu 1 detik  Anak dapat melakukan loncat jauh  Anak dapat melempar bola ke atas  Anak dapat melompat  Anak dapat menendang bola ke depan  Anak dapat melakukan aktivitas naik tangga Anak mampu melakukan 6 yang diperiksa pada sektor motorik kasar.

Hasil penilaian per item:

1. Lebih: 0 2. OK/normal: 0 3. Peringatan: 0 4. Terlambat: 0 5. NO/ tidak ada

kesempatan: 0

Hasil pemeriksaan pada sektor personal sosial menunjukkan anak V belum mampu melakukan beberapa item seperti memakai T-shirt, memakai baju, ataupun membuka pakaian. Hal ini menunjukkan bahwa anak V belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. Informasi dari orang tua menyebutkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, anak V meminta ibu, nenek atau tantenya untuk memakaikan T-shirt, memakaikan baju, membuka pakaian, memandikan anak V ataupun menggosok giginya padahal orang tua sudah mengajarkannya. Kegagalan anak V dalam memakai T-shirt

103 dianggap normal karena masih ada rentang usia untuk belajar.

Untuk sektor motorik halus, anak V belum mampu melakukan kegiatan menggambar ataupun menulis hal ini dibuktikan dengan anak V gagal melakukan satu item pemeriksaan yaitu meniru garis vertikal. Anak V hanya mencoret-coret kertas yang diberikan oleh peneliti walaupun peneliti sudah memberikan instruksi untuk meniru garis vertikal tersebut. Salah satu penyebab kegagalan ini yaitu orang tua belum mengajarkan kepada anak untuk menggambar ataupun menulis. Orang tua mengangap bahwa saat ini, anak V masih dalam tahap bermain dan belum waktunya untuk belajar. Kegagalan pada item ini dianggap normal karena masih ada rentang usia untuk belajar. Di sektor ini, anak V berhasil melakukan item membuat menara dari 2, 4, dan 6 kubus serta anak V mampu mengambil manik-manik yang ditunjukkan oleh peneliti.

Dari percakapan yang dilakukan antara peneliti dan anak V didapati bahwa anak V mengalami kesulitan berbicara dengan orang yang baru ia kenal. Anak V mengeluarkan kalimat yang sering membuat peneliti tidak mengerti maksud dari ucapan tersebut. Apabila ia

104 berkomunikasi dengan orang yang sudah ia kenal maka setiap kata yang dia ucapkan jelas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara. Ketika peneliti memberikan instruksi untuk melakukan suatu tindakan, maka anak V mengerti dan memahami maksud dari instruksi tersebut sehingga anak V melakukan apa yang diinstruksikan oleh peneliti seperti menyebutkan gambar, menyusun kubus ataupun melempar bola. Kegagalan anak V dalam berbicara dengan kalimat yang dapat dimengerti merupakan hal yang normal karena masih ada rentang usia untuk belajar. Selain mengalami kegagalan dalam berbicara, anak V juga mengalami kegagalan dalam menunjuk 4 gambar dan menyebutkan 6 bagian badan. Pada sektor bahasa, anak V mampu mengetahui kegiatan yang ia lakukan, menyebutkan 4 gambar dan menggunakan kombinasi kata dalam berbicara.

Anak V mampu melakukan gerakan motorik kasar dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan anak V mampu melakukan semua item yang diujikan pada sektor motorik kasar seperti berjalan naik tangga, menendang bola ke depan, melompat, melempar bola ke atas, loncat jauh dan berdiri dengan satu kaki.

105 7. Kajian Faktor-Faktor Lain yang Memengaruhi

Perkembangan Anak V a. Faktor Fisik

Faktor fisik yang memengaruhi perkembangan anak dilihat dari cuaca, musim, keadaan geografis dan sanitasi lingkungan tempat tinggal.

Berkaitan dengan cuaca, musim dan keadaan geografis, ibu SL mengatakan bahwa walaupun cuaca dan musim yang selalu berubah namun anak V dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Kota SoE yang memiliki cuaca dingin antara bulan Juni-September tidak mengganggu kesehatan anak V. Dari keterangan yang diberikan oleh orang tua walaupun dingin, pada malam hari anak V dapat tidur dengan baik.

Untuk sanitasi lingkungan tempat tinggal, rumah ibu SL adalah rumah permanen berdinding tembok beratapkan seng dan lantai terbuat dari semen. Terdapat pintu dan beberapa jendela sehingga udara dan cahaya dapat masuk ke dalam rumah dengan baik. Rumah dihuni oleh 6 orang anggota keluarga sehingga aktivitas di dalam rumah dapat dilakukan dengan baik. Lingkungan rumah ibu SL tampak bersih. Tidak ada sampah di halaman rumah, terdapat selokan disamping rumah yang membantu agar tidak terjadi

106 genangan air saat musim hujan. Bagian dalam rumah tampak bersih dan rapi. Tidak ada debu atau pun sampah yang mengotori bagian dalam rumah.

Walaupun keadaan lingkungan yang bersih namun jalanan yang berdebu mengakibatkan banyak debu yang berterbangan di depan rumah apabila ada kendaraan roda empat yang melewati jalan di depan rumah ibu SL. Informasi yang diberikan oleh ibu SL bahwa keadaan tersebut tidak menggangu aktivitas keluarga dalam hal ini tidak menganggu kesehatan keluarga. Mereka mensiasati hal tersebut dengan menyiram bagian jalan yang berdebu setiap pagi dan siang. Hal tersebut sangat membantu mengatasi masalah debu yang berterbangan di depan rumah ibu SL.

b. Faktor Psikososial

Faktor psikososial yang memengaruhi anak dilihat dari stimulasi yang diberikan orang tua, motivasi belajar, pujian atau hukuman, cinta dan kasih sayang dari orang tua, serta hubungan interpersonal anak dengan keluarga.

Faktor stimulasi dilihat dari penyediaan alat bermain, sosialisasi anak dan keterlibatan anggota keluarga. Untuk penyediaan alat bermain, anak V diberikan alat permainan sesuai dengan umur dan tahap perkembangannya. Anak V

107 diberikan mainan berupa boneka dan alat permainan masak-memasak. Orang tua tidak memberikan alat permainan yang dapat membantu anak V dalam usia prasekolahnya seperti tidak tersedianya gambar-gambar binatang, bunga, untuk membantu anak V dalam mengenali lingkungannya. Tidak tersedianya alat permainan seperti angka dan aljabar mengakibatkan anak V sulit mengenali huruf dan angka. Ibu SL mengatakan bahwa ia tidak menyediakan alat permainan tersebut karena anak V masih ingin bermain dan belum berkeinginan untuk belajar.

Anak V mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang yang baru ia kenal. Anak V merasa malu apabila didekati oleh orang baru sehingga untuk berkomunikasi dengan anak V diperlukan pendekatan yang cukup lama. Ibu SL mengatakan bahwa hal ini diakibatkan karena keluarga tidak memberikan kesempatan untuk anak V dalam bersosialisasi dengan tetangga sehingga anak V hanya akrab dengan orang-orang yang sudah ia kenal. Interaksi yang dilakukan oleh anak V dengan teman sebaya sangat baik dibuktikan dengan anak V mampu berkomunikasi dengan teman-temannya seperti memanggil nama teman, meminta bantuan kepada teman untuk mengambilkan sesuatu atau mendengarkan perkataan yang

108 diucapkan oleh teman-temannya, hal terjadi ini karena anak V sudah akrab dengan teman sepermainannya.

Anggota keluarga seperti ibu, nenek dan tante berperan baik dalam kelangsungan hidup anak V. Orang tua berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar anak V seperti mandi dan makan, hal ini dikarenakan anak V masih belum mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Selain memberikan bantuan, Ibu SL mengatakan bahwa keluarga juga mengajarkan anak V untuk berpakaian, mandi dan makan agar anak V terbiasa memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

Motivasi belajar dilihat dari lingkungan belajar dan penyediaan alat permainan edukatif. Lingkungan belajar anak V tenang, aman dan nyaman. Selain itu, kehadiran kakak sulungnya dapat menjadi teman belajar yang baik, namun karena faktor usia, orang tua belum memberikan waktu untuk belajar bersama-sama dengan anak V. Selain itu, orang tua tidak menyediakan alat permainan edukatif seperti gambar-gambar hewan, puzzle sehingga anak V mengalami kesulitan dalam menyebutkan nama hewan, warna, menyusun kubus, dan berhitung.

Untuk pujian atau hukuman dari orang tua, ibu SL mengatakan bahwa seperti anak pada umumnya, apabila

109 anak V melakukan sesuatu yang dianggap baik seperti menyikat gigi sebelum makan, mencuci tangan sebelum makan, menghabiskan makanan satu piring, ataupun berpakaian rapi maka anak V mendapat pujian dan ciuman dari keluarganya. Selain itu, anak V juga mendapatkan hadiah berupa baju baru, alat permainan ataupun makanan ringan apabila anak V mengikuti perintah orang tuanya. Sedangkan apabila anak V berbuat salah seperti tidak mendengarkan perintah oarng tua maka hukuman yang didapat oleh anak V yaitu dimarahi bahkan tidak jarang mendapatkan pukulan dari ibunya.

Untuk cinta dan kasih sayang, anak V mendapatkan cinta dan kasih serta perlakuan adil dari ibu, nenek, om dan tantenya. Perlakuan adil yang diberikan oleh orang tua yaitu tidak membeda-bedakan anak V dengan kakaknya ataupun menyediakan kebutuhan yang sama antara anak V dengan kakaknya. Di dalam anggota keluarga, anak V dekat dengan seluruh anggota keluarga namun ia lebih dekat dengan ibu kandung dan neneknya.

110 4.2.2. Kasus II : KDRT Pada Kehamilan Ketiga