• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Status Gizi dan Status Kesehatan Anak DS

4.2.3 Kasus III: KDRT Pada Kehamilan Pertama 1 Identitas Umum Ibu YA

Ibu YA berasal dari suku Sumba dan beragama Kristen Protestan. Ibu YA berusia 16 tahun dan tidak pernah menginjakan kaki di bangku sekolah dasar. Setiap hari ibu YA hanya membantu kakak ipar perempuannya dalam mengurusi pekerjaan rumah tangga.

Saat ini ibu YA dan anaknya yang berusia 2 tahun tinggal bersama kakak laki-laki dan istrinya di Kelurahan Nonohonis, Kecamatan Kota SoE.

138 2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Ibu YA mengandung anak MA ketika berusia 15 tahun. Selama kehamilan, ibu YA melakukan kontrol kehamilan secara teratur di Puskesmas Kota SoE. Pada saat kontrol kehamilan pertama, saat usia kehamilan 12 minggu, berat badan ibu YA adalah 52 Kg sedangkan berat badan ideal ibu YA pada trimester pertama adalah 53,2 kg. Ini berarti ibu YA mengalami kekurangan berat badan sebanyak 1,2 kg pada awal kehamilannya. Selanjutnya saat kontrol kehamilan kedua, pada usia kehamilan 20 minggu, berat badan ibu YA adalah 58 Kg sedangkan berat badan ideal ibu YA pada trimester kedua adalah 57,4 kg. Hal ini berarti ibu YA mengalami kelebihan berat badan sebanyak 6 ons dari berat badan idealnya. Kemudian pada saat kontrol kehamilan ketiga, saat usia kehamilan 30 minggu, berat badan ibu YA adalah 60 kg sedangkan berat badan ideal ibu YA pada trimester ketiga adalah 59,5 kg. Ini berarti ibu YA mengalami kelebihan berat badan sebanyak 5 ons dari berat badan idealnya. Jika dilihat dari pola makan, ibu YA mengatakan bahwa setiap harinya dia makan sebanyak tiga kali yaitu makan pada pagi hari, siang dan malam hari. Pola makan ibu YA dapat dilihat pada tabel berikut ini:

139 Tabel 4.9 Konsumsi Bahan Pangan Ibu YA Dalam 24

Jam Terakhir: Waktu Jenis Makanan URT

(Ukuran Rumah Tangga) Jumlah Yang Dikonsumsi (g) Pagi Bubur 1 gls 100 g Siang Nasi Sayur bayam 1 prg 25 btg 100 g 100 g Malam Nasi Daging babi Daun Pepaya 1 prg 6 ptg 2 lbr 100 g 150 g 50 g Ket : Prg = piring, btr = butir, lbr = lembar, ptg = potong, btg = batang, g = gram

Tabel 4.9 menunjukkan jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh ibu YA dalam 24 jam terakhir. Dalam satu hari, jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi yaitu nasi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. Pemenuhan kebutuhan vitamin dan serat, diberikan dalam bentuk sayur- sayuran sedangkan untuk kebutuhan protein, dipenuhi dengan cara mengkonsumsi daging. Walaupun demikian, diasumsikan bahwa selama kehamilan, pola makan ibu YA dapat mengalami perubahan frekuensi maupun adanya konsumsi makanan tambahan seperti susu, biskuit ataupun suplemen.

Sementara itu, angka kecukupan gizi energi yang dikonsumsi oleh ibu YA yakni 1.800 Kkal dengan tingkat kecukupan gizi energi sebesar 100%. Sedangkan untuk

140 angka kecukupan gizi prorein yaitu 50 mg dengan tingkat kecukupan gizi protein adalah 100%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk tingkat konsumsi gizi energi dan protein, ibu YA berada dalam rentang konsumsi baik.

Status kesehatan ibu YA dilihat dari jenis keluhan penyakit yang sering dirasakan ketika hamil. Ibu YA mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami sakit selama kehamilannya. Ia juga mengatakan bahwa hasil pemeriksaan paramedis, dari awal kehamilan sampai pada proses persalinan, janin yang dikandung dalam keadaan sehat. Upaya pengobatan yang dilakukan oleh ibu YA apabila ia ataupun anaknya menderita sakit yaitu mengunjungi Puskesmas Kota untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dari dokter.

Ibu YA melahirkan di Rumah Sakit dan ditolong oleh bidan MD. Ibu YA melahirkan secara normal dengan durasi persalinan ± 30 menit. Anak yang dilahirkan normal karena usia kehamilan 9 bulan. Saat lahir, anak MA memiliki berat 3400 gr dengan panjang 32 cm. Anak lahir dalam keadaan sehat dengan skor apgar 10 dan tidak ada anomali kongenital saat kelahiran. Anak MA dirawat 2 hari di Rumah Sakit dan 40 hari di rumah.

141 3. Deskripsi Kasus KDRT Pada Ibu Hamil

a. Kejadian KDRT Yang Membekas Di Hati Ibu YA Kejadian kekerasan dalam rumah tangga yang sangat membekas di hati ibu YA yaitu ketika ia dipaksa berhubungan intim dengan bapak PM yang merupakan kakak iparnya (Sumba) di usianya yang masih sangat muda. Pada awalnya hubungan ibu YA dan bapak PM berjalan layaknya hubungan antara kakak dan adik. Bapak PM sendiri merupakan kakak ipar dari ibu YA karena bapak PM menikah dengan kakak perempuan dari ibu YA.

Kehidupan keluarga mereka berjalan seperti keluarga lain pada umumnya, namun ada yang mengganjal ketika bapak PM mengatakan kepada ibu YA bahwa ia akan menikahi ibu YA. Ibu YA yang tidak suka dengan perbuatan kakak iparnya tersebut akhirnya memutuskan kembali ke rumah orang tua.

Sesampainya di rumah orang tua, Ibu YA hanya mendiamkan permasalahan yang ia alami. Sampai pada suatu malam, ketika Ibu YA sedang jalan-jalan di luar rumah, bapak PM menculik ibu YA dan dibawa kembali ke rumah kakak iparnya tersebut. Hal ini mengakibatkan kakak perempuannya mengetahui perbuatan suaminya sehingga

142 ibu YA sering ditampar dan dipukul oleh kakak perempuannya karena merasa cemburu.

Ibu YA tidak memperdulikan masalah yang terus menimpa dirinya. Ibu YA yang mulai percaya dengan kata- kata bapak PM akhirnya jatuh cinta dan menjalin hubungan khusus dengan bapak PM.

Hubungan yang mereka jalani berjalan cukup lama, sampai pada suatu saat, bapak PM memberanikan diri memaksa ibu YA untuk berhubungan intim dengan janji ia akan dinikahi. Ibu YA sempat menolak kemauan dari kakak iparnya tersebut. Ibu YA mengatakan bahwa mereka berdua belum menikah dan orang tua belum menyetujui hubungan mereka sehingga mereka tidak pantas untuk berhubungan intim. Bapak PM pun memberikan alasan untuk meyakinkan ibu YA yaitu selama satu tahun mereka hidup bersama, mereka berdua tidak pernah berdekatan sehingga ibu YA tidak pernah hamil. Pada akhirnya ibu YA terpaksa melakukan hubungan intim dengan bapak PM secara diam- diam.

Jalinan hubungan asmara mereka berdua akhirnya diketahui oleh keluarga besar karena kakak perempuannya melaporkan masalah ini kepada orang tua mereka. Hal ini mengakibatkan ibu YA pindah ke SoE mengikuti kakak

143 kandung laki-laki dengan alasan masalah tersebut tidak dapat diselesaikan karena tidak mungkin kakak dan adik menikahi satu pria yang sama.

Menurut ibu YS (kakak ipar di SoE) sesampainya di SoE, ibu YA mengalami banyak perubahan fisik seperti bertambah gemuk dan pinggul bertambah lebar. Selain itu ibu YA juga muntah-muntah. Saat ditanyakan oleh ibu YS mengapa ibu YA mengalami hal tersebut, ibu YA menjawab dia tidak tahu. Hal ini membuat ibu YS curiga dan membawa ibu YA ke rumah sakit untuk tes urin. Dan setelah melakukan pemeriksaan tersebut, hasilnya positif hamil. Lalu ibu YS dan suaminya menanyakan penyebab kehamilannya. Ibu YA mengatakan bahwa dia dipaksa berhubungan dengan bapak PM (Sumba) dengan janji akan dinikahi. Ibu YA sempat menolak kehendak bapak PM dan berusaha untuk melarikan diri namun bapak PM selalu menghalangi. Masalah ini juga diketahui oleh kakak perempuannya sehingga Ibu YA sering ditampar dan dipukul oleh kakak perempuannya sendiri. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

“Ia. Karena sering meludah, tiap kali makan dia su mual jadi saya bilang jang sampe ada hamil. Itu waktu kami pergi tu dia ramping-ramping sa, tapi begitu dia datang, saya lihat dia su gemuk trus permisi ma nona-nona saya lihat dia pung pinggul.

144 Jang sampai dia hamil, saya ju su berpikir tapi tidak mau omong juga, saya takut dia pung kaka laki-laki bilang saya su omong sembarang jadi saya jaga kembali. Tapi itu sudah, dia perubahan terus-terus jadi saya tanya ju dia tidak tau. Kita pi rumah sakit, jadi pi saya kasih tau Bidan ko ambil alat tes ko tes urin andia dia positif hamil.” (89 RP03)

“Itu waktu bilang, dia kasih tau saya bilang ada pukul dia juga mungkin tampeleng atau bagaimana sampe kejar dia, dia lari di rumah orang tua pas pak N... ada, jadi pak N... tanya dia pung permasalahan bagaimana seperti itu. Pak bilang lebih baik kita pi Timor supaya lu bisa aman. Karna coba kalau perempuan orang lain kita bisa bertindak, tapi ini kaka kandung bagaimana bisa bertindak.” (87 RP03)

b. KDRT Yang Dialami Ibu YA Selama Kehamilan Pertama

Ibu YA mengalami kekerasan ketika kehamilannya berusia 1 bulan. Diusia pertama kehamilannya, ibu YA mengalami kekerasan sebanyak ± 3 kali. Kekerasan yang dialami oleh ibu YA meliputi kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan seksual. Ibu YA mengatakan bahwa kekerasan fisik yang ia terima yaitu pernah di tampar oleh bapak PM (kakak ipar) dan dipukul oleh kakak kandungnya sendiri. Selain itu, ibu YA juga pernah dikejar dengan menggunakan parang oleh bapak PM karena mencoba melarikan diri seperti yang diungkapkan berikut ini:

“Baru ini apa, baru satu bulan, tidak tau ju hamil. Kalo tidak...” (02 RP03)

145 (..., baru satu bulan, tidak tau kalau saya

hamil...)

“Tampeleng di telinga sa.” (14 RP03) (Hanya ditampar di telinga)

“Itu waktu bilang, dia kasih tau saya bilang ada pukul dia juga mungkin tampeleng atau bagaimana sampe kejar dia, dia lari di rumah orang tua pas pak N... ada, jadi pak N... tanya dia pung permasalahan bagaimana seperti itu. Pak bilang lebih baik kita pi Timor supaya lu bisa aman. Karna coba kalau perempuan orang lain kita bisa bertindak, tapi ini kaka kandung bagaimana bisa bertindak.” (87 UK03)

Ibu YA juga mengalami kekerasan seksual yaitu ia di paksa berhubungan dengan bapak PM yang mengakibatkan ibu YA hamil di luar nikah.

“Dia yang yang paksa karna satu tahun di sana tidak pernah to, tidak pernah badekat terus saya tidak mau terakhir dia paksa diri ko berhubungan deng saya. Ko su satu tahun disana to tidak pernah hamil, ko terakhir paksa diri.” (25 RP03)

(Dia yang memaksa saya karena semenjak satu tahun disana tidak pernah, tidak pernah berdekatan tetapi saya tidak mau dan dia memaksakan diri untuk berhubungan dengan saya. Karna sudah satu tahun tidak hamil, jadi dia yang memaksa saya.)

“Dia yang marah ko dia bilang kenapa lu tidak mau deng saya. Itu belum nikah ko orang tua belum setuju saya bilang pi dia begitu. Dia curi saya to, sebenarya orang tua tidak mau, dia curi saya dijalan. Di jalan sonde dapat, di rumah, malam.” (28 RP03)

(Dia memarahi saya, dia berkata mengapa kamu tidak menyukai saya. Pada saat itu kami belum menikah sehingga saya memberikan alasan kepada dia bahwa orang tua belum menyetujui hubungan kita. Dia menculik saya ketika orang tua tidak merestui hubungan kami. Dia menculik saya di rumah pada malam hari.)

146 Kekerasan psikis yang dialami yaitu ibu YA mengalami tekanan batin karena diculik dan mengalami pelecahan seksual di usia mudanya.

“Kan tidak tau kalo ada hamil to. Sebenarnya mau tunggu kaka pigi mau ikut tapi itu orang culik saya di rumah. Bawa di dia pung rumah, sonde kasih keluar saya, bajalan ju sonde bisa. Takut saya lari kembali.” (70 RP03) (Kan saya tidak tahu kalau saya sedang hamil. Sebenarnya saya ingin mengikuti kakak pergi ke SoE namun ada yang menculik saya di rumah. Dia membawa saya ke rumahnya, mengurung saya sehingga tidak bisa keluarg rumah. Saya takut dan melarikan diri ke rumah.)

Penyebab ibu YA mendapatkan kekerasan dari kakak perempuannya yaitu kakak perempuannya merasa cemburu dengan ibu YA yang akan dijadikan istri kedua oleh bapak PM. Selain itu ibu YA juga mendapatkan perilaku kekerasan dari bapak PM dengan alasan ibu YA malas bekerja dan sifatnya yang pencemburu.

“Saya tau, karna dalam rumah itu ada dua perempuan to jadi ada cemburu begitu jadi dia sering diancam oleh dia pung kaka nona ini yang pukul dia. Dua nona. Dia pung kaka pung suami begitu.” (83 UK03)

(Saya tahu, karena dalam rumah itu ada dua orang perempuan sehingga mereka saling cemburu, jadi dia diancam dan dipukul oleh kakak perempuannya. Dua perempuan. Suami dari kakak perempuannya.)

147 “Ini apa. Hanya yang ini apa sa, kerja sa yang

saya tidak suka semua-semua ko terakhir pukul saya. Memang dia sonde biasa pukul ma karna saya yang ini apa, bakalai dia ko dia pukul saya.” (04 RP03)

(Saya tidak suka bekerja sehingga dia memukul saya. Memang dia tidak terbiasa memukul saya tapi karena saya malas dan juga memarahinya sehingga dia memukul saya.)

“Cemburu ini liat orang dia tidak suka. Kejar pakai parang andia saya lari juga, dia pake parang, bamaki ko beta lari.” (67 RP03) (Saya pencemburu, dia tidak menyukai hal tersebut. Dia mengejar saya dengan membawa parang, dia juga memaki saya sehingga saya melarikan diri.)

Dampak yang dirasakan oleh ibu YA karena terjadinya kekerasan dalam rumah tangganya pada saat ia hamil adalah stres, tertekan, dan takut karena hamil di usia muda dan proses persalinan pertama yang akan dia hadapi. Hal ini mengakibatkan ibu YA mengalami gangguan pola makan dan gangguan pola tidur. Berikut informasi yang mendukung pernyataan tersebut:

“Ia, saya stres deng pikiran. Karna ini hamil pertama ko saya ju takut.” (12 RP03)

(Ia, saya mengalami stres. Karena hamil pertama, saya merasa takut)

“Takut yang ini saya ada hamil ini karna hamil pertama to. Terus saya takut ju deng nanti mau melahirkan tu bagaiman?.” (46 RP03) (Takut karena kehamilan pertama saya. Terus saya juga takut karena saya tidak tau bagaimana cara melahirkan.)

“Beta pung hati sonde enak ko mau makan apa sa tidak suka.” (42 RP03)

(Perasaan saya tidak enak sehingga saya tidak suka makan.)

148 “Tidak bae, pokonya tidur sedkit bangun, tidur

sedikit bangun.” (47 RP03)

(Tidak baik, pokoknya tidur saya tidur beberapa saat kemudian terbangun, tidur beberapa saat dan terbangun lagi.)

Respon yang diberikan oleh ibu YA ketika mendapatkan kekerasan yaitu ia mencoba melarikan diri ataupun membela diri ketika dipukul oleh bapak PM.

“Kejar pakai parang andia saya lari juga, dia pake parang, bamaki ko beta lari.” (67 RP03) (Dia mengejar saya menggunakan parang sehingga saya melarikan diri, dia juga memaki saya sehingga saya melarikan diri.)

“Dia yang bamaki. Beta sonde biasa bamaki to, beta rasa malu dan langsung lari pi orang tua.” (20 RP03)

(Dia yang memaki saya. Saya tidak terbiasa mengeluarkan kata kotor sehingga saya merasa malu dan langsung melarikan diri ke rumah orang tua.)

“Sonde ada. Dia sonde biasa na. Saya yang bakalai dia. Saya juga tidak tau kalau ada hamil.” (18 RP03)

(Tidak. Dia tidak terbiasa. Saya yang memarahi dia. Saat itu saya juga tidak kalau saya sedang hamil.)

Solusi yang dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah tersebut yaitu mempertahankan ibu YA agar menetap di SoE dan anak dari ibu YA diangkat sebagai anak kandung oleh ibu YS dan kakak laki-lakinya.

“Saya tidak mau kembali karna walaupun dia kembali, pasti ada masalah karna itu laki-laki juga ada na. Pasti dia berpikir yang baru-baru kita pergi ju ketemu deng dia, pasti lihat dia pung anak ju hati seorang bapak ju pasti hati jatoh, dia bilang ini pasti saya pung anak. Jadi

149 menurut saya, lebih baik dia tidak usah

pulang karna masalah ju bukan deng orang lain, kalo deng orang lain kita bisa minta denda dan pokoknya kita urus supaya aman tapi ini saudara-saudara kandung bagaimana kita bisa bertindak. Tetap saja tidak bisa.” (93 UK03)

“Kalau menurut saya, ini saya anggap sebagai kecelakaan trus kalau bisa jangan terjadi lagi dan saya berpikir ini anak ini dia melahirkan, saya anggap saya pung anak kandung sendiri. Begitu su saya tidak ada pikiran yang lain.” (92 UK03)

4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak MA