HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini meliputi tiga hal pokok, yaitu sebagai berikut. (1)
Gambaran umum tempat penelitian. (2) Gambaran umum pembelajaran fisika di
SMA yang diteliti. (3) Temuan penelitian, yang meliputi (a) pemahaman guru
fisika tentang Standar Proses Kurikulum 2013, (b) tindak guru dalam perencanaan
pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013, (c) tindak guru
dalam pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013,
(d) tindak guru dalam evaluasi pembelajaran fisika berbasis Standar Proses
Kurikulum 2013, (e) problematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran fisika
berbasis Standar Proses Kurikulum 2013, dan (f) upaya yang telah dilakukan
untuk mengatasi problematika guru dalam pembelajaran fisika berbasis Standar
Proses Kurikulum 2013.
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
SMA Negeri 1 Singaraja merupakan salah satu dari lima sekolah
pengembangan Kurikulum 2013 di Kabupaten Buleleng, Bali. SMA Negeri 1
Singaraja beralamat di Jalan Pramuka, Nomor 4, Singaraja. Kurikulum 2013 di
sekolah ini telah diterapkan sejak Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan demikian,
pada Tahun Pelajaran 2014/2015, pembelajaran berbasis Standar Proses
Kurikulum 2013 hanya diterapkan di kelas X dan kelas XI, sedangkan untuk kelas
XII masih menggunakan Standar Proses Kurikulum 2006.
SMA Negeri 1 Singaraja secara resmi berdiri pada 1 Nopember 1950
(Litbang, 2015). Ini berarti bahwa sekolah ini sudah cukup tua dan telah memiliki
pengalaman selama 65 tahun. Hal ini terlihat juga dari bangunan gedung utama
sekolah ini yang masih berdisain arsitektur Belanda. Gedung utama tersebut
masih berdiri kokoh sampai saat ini, meskipun bangunan tersebut telah direnovasi
pada beberapa bagian. Namun demikian, renovasi yang dilakukan tidak merubah
estestika arsitektur bangunan tersebut.
Observasi awal yang dilakukan peneliti menemukan bahwa fasilitas
pendukung pembelajaran di SMA Negeri 1 Singaraja adalah ruang kelas, ruang
perpustakaan, bank mini, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium
biologi, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan ruang multimedia.
Setiap ruangan telah dilengkapi dengan sarana teknologi informasi, seperti LCD
proyektor dan intercom. Ruang laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan
ruang multimedia telah dilengkapi dengan fasilitas komputer, tape, dan televisi.
Jumlah ruang kelas di SMA Negeri 1 Singaraja adalah 31 kelas, dengan rincian 11
ruang kelas X, 10 ruang kelas XI, dan 10 ruang kelas XII. Kelas X terbagi
menjadi 9 jurusan MIA (Matematika dan Ilmu Alam), 1 jurusan Babud (Bahasa
dan Budaya, dan 1 jurusan IIS (Ilmu Sosial). Sedangkan kelas XI dan XII terbagi
menjadi 8 jurusan MIA, 1 jurusan Babud, dan 1 jurusan IIS. Fasilitas internet di
SMA Negeri 1 Singaraja telah dikembangkan melalui jaringan kabel maupun
Penyelenggaraan SMA Negeri 1 Singaraja dilaksanakan oleh kepala
sekolah yang dibantu oleh lima wakil kepala sekolah. Wakil kepala sekolah
memiliki beberapa asisten yang membidangi tugas tertentu. Selain itu,
penyelenggaraan sekolah juga dibantu oleh guru-guru, staf pegawai, dan tim ICT.
Semua komponen tersebut bersinergi melaksanakan penyelenggaraan sekolah
berdasarkan sistem struktural organisasi yang terdapat di SMA Negeri 1 Singaraja.
Jumlah siswa SMA Negeri 1 Singaraja pada Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah
860 orang, dengan rincian siswa kelas X berjumlah 306 orang, siswa kelas XI
berjumlah 303 orang, dan siswa kelas XII berjumlah 251 orang (Data Siswa SMA
Negeri 1 Singaraja menurut Jenis Kelamin Per Rombel, 2015). Sedangkan jumlah
PNS di SMA Negeri 1 Singaraja adalah 63 orang, dengan rincian 55 orang guru
dan 8 orang staf (DUK PNS SMA Negeri 1 Singaraja, 2015).
4.1.2 Gambaran Umum Pembelajaran Fisika di SMA yang Diteliti
Mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Singaraja diampu oleh enam orang
guru fisika, dengan rincian lima orang guru telah tersertifikasi dan telah memiliki
gelar magister, serta satu orang guru bergelar sarjana dan belum tersertifikasi.
Pembagian jam mengajar dilakukan dengan kesepakatan bahwa setiap guru
mengampu mata pelajaran fisika dari dua angkatan yang berbeda. Pembelajaran
fisika di SMA Negeri 1 Singaraja dilaksanakan di 25 kelas, dengan rincian 9 kelas
untuk angkatan kelas X, 8 kelas untuk angkatan kelas XI, dan 8 kelas untuk
angkatan kelas XII (Wan/D1/KS/11-06-2015/T1). Berdasarkan data absensi siswa SMA Negeri 1 Singaraja semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015, jumlah total
siswa yang mengikuti pembelajaran fisika adalah 797 orang, dengan rincian rerata
kelas XI, dan 30 orang untuk angkatan kelas XII. Kepala sekolah menjelaskan
bahwa rata-rata jumlah rombongan belajar untuk kelas X dan kelas XI telah
memenuhi persyaratan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Perbedaan
rombongan belajar di beberapa kelas untuk angkatan kelas XI dikarenakan
pembatasan jumlah rombongan belajar untuk kelas unggulan XI MIA 1 dan XI
MIA 2, yaitu 28 orang siswa per kelas, sehingga, 4 orang siswa yang seharusnya
berada di kelas tersebut dipindahkan ke kelas lain (Wan/D1/KS/11-06-2015/T2). Pada Tahun Pelajaran 2014/2015, mata pelajaran peminatan fisika untuk
kelas XI tidak diprogramkan. Dengan demikian, siswa kelas XI yang memperoleh
pembelajaran fisika hanya siswa yang berasal dari jurusan MIA. Mata pelajaran
peminatan kelompok IPA untuk kelas XI yang diprogramkan hanya kimia dan
biologi. Hal ini dikarenakan jam mengajar untuk guru-guru fisika sudah terpenuhi,
sedangkan jam mengajar untuk guru-guru kimia dan biologi masih kurang
(Wan/D3/GB/30-04-2015/T1).
Jumlah jam pelajaran tatap muka untuk mata pelajaran fisika adalah
sebagai berikut. Angkatan kelas X dan XI yang pada Tahun Pelajaran 2014/2015
menggunakan Kurikulum 2013, adalah 4 jam pelajaran untuk 2 kali pertemuan
setiap minggu. Dengan demikian, setiap pertemuan siswa kelas X dan XI
memperoleh 2 jam pelajaran untuk mata pelajaran fisika. Sedangkan kelas XII
yang masih menggunakan Kurikulum 2006, jumlah jam pelajarannya adalah 5
jam untuk 2 kali pertemuan per minggu, sehingga siswa angkatan kelas XII
memperoleh 2,5 jam pelajaran untuk setiap pertemuan (Wan/D1/KS/11-06-2015/T3)
Pembelajaran tatap muka untuk mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1
Singaraja dilaksanakan di tiga tempat, yaitu di kelas, di laboratorium fisika, dan di
lab komputer. Kepala SMA Negeri 1 Singaraja menjelaskan bahwa terdapat guru
fisika yang melaksanakan pembelajaran online, sehingga pembelajaran harus
dilakukan di lab komputer (Wan/D1/KS/11-06-2015/T4). Observasi awal yang dilakukan peneliti pada 8 April 2015 menemukan bahwa salah satu fasilitas
pendukung pembelajaran fisika adalah LCD yang terpasang di setiap kelas.
Peneliti juga menemukan bahwa selain menggunakan buku, siswa juga
menggunakan internet sebagai sumber belajar.
4.1.3 Temuan Penelitian
Bagian ini memaparkan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian,
yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan pada bab satu.
Temuan-temuan pada penelitian ini mendeskripsikan tindak guru dalam
pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013 di kelas XI MIA
SMA Negeri 1 Singaraja, yang meliputi pemahaman guru terhadap konsep
pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013
yang dilakukan, problematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran fisika
berbasis Standar Proses Kurikulum 2013, serta upaya yang telah dilakukan untuk
mengatasi problematika tersebut. Data yang dipaparkan merupakan deskripsi riil
temuan peneliti terhadap tindak pembelajaran guru fisika yang mengajar di SMA
Negeri 1 Singaraja. Guru yang diteliti berjumlah dua orang. Data diperoleh dari
hasil observasi partisipatif, wawancara semi terstruktur, dan kajian
4.1.3.1 Pemahaman Guru tentang Standar Proses Kurikulum 2013
Pemahaman guru terhadap Standar Proses Kurikulum 2013 dalam
penelitian ini dilihat dari kepemilikan dokumen Permendikbud Nomor 81A Tahun
2013 tentang Pedoman Umum Pembelajaran di SMA, keikutsertaan guru dalam
kegiatan pelatihan Kurikulum 2013, pemahaman guru terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013,
serta perbedaannya dengan Standar Proses Kurikulum 2006.