HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Tindak Guru B
2) Observasi Kedua Pembelajaran di Kelas Guru B
Observasi kedua dilakukan pada 30 April 2015. Guru B melakukan
pembelajaran dengan materi karakteristik gelombang. Guru B memulai
pembelajaran dengan menyampaikan salam pembuka bersama siswa, dilanjutkan
dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari, serta menyampaikan garis
besar kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru B tidak terlihat
melakukan absensi. Guru B juga tidak menyampaikan indikator, tujuan
pembelajaran, dan teknik penilaian yang akan dilakukan.
Kegiatan inti dilakukan dengan menugaskan siswa untuk melakukan
demonstrasi karakteristik gelombang transversal pada tali dan air, serta
karakteristik gelombang longitudinal pada slinki. Demonstrasi karakteristik
gelombang transversal pada tali dan karakteristik gelombang longitudinal pada
slinki dilakukan di dalam kelas, sedangkan demonstrasi karakteristik gelombang
transversal pada air dilakukan di luar kelas. Siswa diberikan waktu selama satu
jam pelajaran untuk melakukan demonstrasi tersebut. Setelah demonstrasi
berakhir, siswa ditugaskan merapikan alat dan bahan demonstrasi, kemudian
siswa mendiskusikan LKS yang memuat permasalahan yang terkait dengan
demonstrasi yang dilakukan. Pembelajaran dilanjutkan dengan metode ceramah
dan tanya jawab. Guru B memaparkan materi dengan bantuan media powerpoint.
Media powerpoint tersebut memuat paparan konsep, bagan, gambar, dan video.
Video yang ditayangkan memuat teknis praktikum karakteristik gelombang
dengan menggunakan tangki riak. Hal ini dilakukan karena fasilitas tangki riak
yang dimiliki oleh sekolah rusak dan tidak dapat digunakan. Dengan demikian,
Penayangan video merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan ini
(Wan/D1/GB/25-0402015). Jawaban soal LKS yang telah dibuat oleh siswa tidak dibahas oleh Guru B. Jawaban LKS tersebut dikumpulkan di akhir pembelajaran.
Penerapan pendekatan saintifik yang dilakukan B dapat dipaparkan
sebagai berikut. Guru B memfasilitasi kegiatan mengamati dengan menyuruh
siswa mendemonstrasikan proses terjadinya gelombang longitudinal pada slinki,
gelombang transversal pada tali dan air, serta menayangkan animasi, gambar, dan
video pada slide powerpoint. Guru B menyatakan bahwa kegiatan mengamati juga
dilakukan dengan mengajak siswa membayangkan fenomena alam yang pernah
dialaminya (Wan/D3/GB/30-04-2015/T16). Kegiatan menanya terjadi ketika siswa tidak memahami prosedur demonstrasi yang akan dilakukan. Guru B
merespon positif siswa yang bertanya. Siswa Guru B menyatakan bahwa jika ada
siswa yang bertanya, maka Guru B akan melempar pertanyaan tersebut kepada
siswa lain (Wan/D1/SGB/23-04-2015/T3). Selama siswa melakukan demonstrasi, Guru B aktif menuntun setiap kelompok yang mengalami permasalahan. Kegiatan
menanya juga terjadi antar siswa ketika mendiskusikan permasalahan yang
termuat pada LKS. Menurut Siswa Guru B, upaya yang dilakukan B agar siswa
aktif bertanya adalah dengan mengkonfirmasi apakah semua siswa sudah
mengerti atau belum (Wan/D1/SGB/23-04-2015/T4). Catatan lapangan peneliti menunjukkan bahwa Guru B sering melontarkan pertanyaan “sudah?”. Selain dapat merangsang siswa untuk bertanya, hal tersebut juga menunjukkan bahwa
Guru B memberikan kesempatan kepada siswa untuk mamahami materi
pembelajaran yang diberikan, sebelum dilanjutkan dengan materi pembelajaran
Kegiatan mencoba diupayakan dengan menyuruh siswa melakukan
percobaan gelombang slinki, gelombang tali, dan gelombang air seperti yang
disampaikan sebelumnya. Kegiatan menalar dilakukan dengan memberikan siswa
permasalahan pada LKS yang merupakan tindak lanjut dari demonstrasi yang
telah dilakukan. Disamping itu, Guru B juga sering memberikan pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana saat pembelajaran berlangsung. Sebagai contoh, ketika
siswa melakukan demonstrasi gelombang longitudinal pada slinki, Guru B
memberikan pertanyaan “mengapa tali rafia yang diikatkan pada slinki tidak berpindah posisi secara horizontal?”
Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan melalui diskusi kelompok, tanya
jawab antara guru dan siswa, serta presentasi (Wan/D1/SGB/23-04-2015/T5). Guru B juga sering menunjuk siswa secara langsung untuk menyampaikan
pendapat. Pada saat presentasi, siswa dibagi ke dalam kelompok presenter dan
kelompok penilai. Kelompok presenter bertugas mempresentasikan makalah yang
telah dibuat, sedangkan kelompok penilai bertugas memberikan penilain terhadap
teknis presentasi dan tampilan powerpoint kelompok presenter. Kelompok penilai
juga dapat memberikan pertanyaan kepada kelompok presenter. Dalam kegiatan
tersebut, Guru B bertindak sebagai moderator yang memberikan masukan serta
menengahi jika terdapat silang pendapat antara kelompok presenter dan kelompok
penilai. Dalam kegiatan tersebut, Guru B mengaku juga mengajarkan siswa etika
berkomunikasi yang formal pada saat presentasi (Wan/D3/GB/30-04-2015/T17). Catatan lapangan peneliti menunjukkan bahwa Guru B memberikan nilai
tambahan ketika siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukannya. Siswa Guru
agar aktif menyampaikan pendapat dan sekaligus untuk membantu meningkatkan
nilai siswa. Hal ini dikarenakan pada semester satu, nilai fisika siswa tidak bagus,
sehingga Guru B menggunakan metode tersebut untuk membantu meningkatkan
nilai siswa (Wan/D1/SGB/23-04-2015/T6). Guru B menjelaskan bahwa tujuan pemberian nilai tambahan adalah untuk memotivasi siswa agar aktif berpendapat
dalam pembelajaran. Tambahan nilai yang diberikan bervariasi tergantung
kesulitan soal yang dapat dijawab oleh siswa. Guru B mengklaim bahwa teknik
tersebut mampu membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa semangat
berlarian ke depan kelas untuk mengumpulkan jawabannya dan menjadi 10 orang
pertama yang mendapatkan nilai tambahan (Wan/D3/GB/30-04-2015/T18). Siswa Guru B mengungkapkan jika terdapat siswa yang tidak pernah
mendapatkan nilai plus, maka Guru B akan menunjuk siswa tersebut secara
langsung untuk mengerjakan soal di papan tulis. Selain untuk melatih siswa
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, hal tersebut juga dilakukan untuk
membantu siswa tersebut memperbaiki nilainya yang kurang. Jika siswa tersebut
tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan, maka Guru B akan menyuruhnya
untuk menunjuk teman yang mampu membantunya menyelesaikan soal tersebut.
Namun, jika tidak ada siswa yang mampu menjawab, maka Guru B yang akan
menjelaskan cara menjawab soal tersebut (Wan/D1/SGB/23-04-2015/T7).
Pada kegiatan penutup, Guru B meminta siswa mengumpulkan jawaban
LKS, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan persembahyangan, dan salam
penutup. Catatan lapangan peneliti menunjukkan bahwa Guru B tidak
menyampaikan garis besar materi pembelajaran serta rencana kegiatan pada
pertemuan berikutnya.