• Tidak ada hasil yang ditemukan

Observasi Ketiga Pembelajaran di Kelas Guru A

Dalam dokumen Contoh Penelitian Kualitatif dalam Pendi (Halaman 119-125)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Tindak Guru B

3) Observasi Ketiga Pembelajaran di Kelas Guru A

Observasi ketiga dilakukan pada 13 Mei 2015. Guru A melakukan

pembelajaran dengan materi pokok gelombang berjalan. Guru A tidak mengajar

secara penuh sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia karena Guru A harus

mengikuti diklat di SMA Negeri 3 Singaraja. Pada kegiatan pendahuluan, Guru A

bersama siswa menyampaikan salam pembuka, dilanjutkan dengan absensi,

penyampaian maaf karena tidak bisa mengajar penuh, penyampaian garis besar

materi yang akan dipelajari, dan pemberian apersepsi. Kegiatan apersepsi

dilakukan dengan memberikan contoh proses bergetarnya sebuah titik pada jarak

tertentu dari ujung tali yang terikat. Guru A tidak menampilkan gambar, animasi,

atau video tentang fenomena tersebut. Guru A hanya menyuruh siswa

membayangkannya. Guru A menjelaskan perbedaan materi pembelajaran

sebelumnya, yaitu getaran dengan materi yang akan dipelajari, yaitu gelombang.

Perbedaan yang dimaksud adalah sebagai berikut. Ketika membahas materi

getaran, yang menjadi fokus pembahasan adalah sumber getarnya, sedangkan

dalam materi gelombang, fokus pembahasan adalah medium gelombang tersebut,

di mana medium tersebut tidak langsung ikut bergetar pada saat sumber mulai

Kegiatan inti dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab

berbantuan media powerpoint. Media powerpoint tersebut memuat gambar dan

animasi gelombang berjalan dan gelombang stasioner. Siswa duduk secara

individu. Guru A memaparkan materi secara kontekstual dengan menggunakan

bahasa sehari-hari yang semi-formal. Siswa Guru A mengaku lebih nyaman

belajar ketika guru menyampaikan materi dengan bahasa sehari-hari. Menurut

Siswa Guru A, hal tersebut dapat menimbulkan hubungan yang akrab antara guru

dan siswa. Siswa Guru A mengungkapkan bahwa volume suara Guru A dapat di

dengar dengan jelas oleh seluruh siswa. Siswa juga mengungkapkan bahwa

mereka dapat memahami dengan baik bahasa lisan dan bahasa tulis Guru A

(Wan/D1/SGA/04-05-2015/T9).

Pada awal kegiatan inti, Guru A mengulang kembali contoh proses

terjadinya gelombang pada tali terikat yang telah diberikan pada kegiatan

apersepsi. Bertolak dari contoh tersebut, Guru A menurunkan persamaan

simpangan sebuah titik pada medium gelombang berjalan yang berjarak x dari

sumber getar, pada waktu t. Penurunan rumus dilakukan secara konseptual dengan

menekankan pada makna fisis dari setiap besaran pada rumus. Guru A

menjelaskan makna fisis dari tanda ( ) pada persamaan . Guru A terlihat aktif melibatkan siswa dalam penurunan rumus tersebut dengan

memberikan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana. Guru A menekankan

konsep-konsep penting dengan gesture tubuh dan mimik wajah yang ekspresif.

Guru A juga menuliskan konsep-konsep penting di papan tulis dan

menggunakannya sebagai acuan dalam menjelaskan materi pembelajaran

Pemaparan materi pembelajaran yang dilakukan oleh Guru A bersifat

kontekstual. Pembelajaran kontestual tersebut dilakukan secara simultan dari

kegiatan apersepsi sampai kegiatan inti. Pada kegiatan inti, Guru A menggunakan

contoh proses bergetarnya senar gitar untuk menjelaskan konsep gelombang

stasioner. Guru mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual dilakukan

sebagai upaya memotivasi siswa agar aktif mengeksplorasi materi yang

disampaikan. Hal tersebut terjadi karena siswa mengetahui manfaat praktis dari

materi yang diajarkan (Wan/D2/GA/05-06-2015/T9).

Setelah pemaparan materi pembelajaran, Guru A menjelaskan tips

penyelesaian soal gelombang berjalan. Tips tersebut, yaitu (1) jangan biarkan

ayam berada di luar kurungan, (2) si omega berteman dengan t, dan (3) si

konstanta gelombang berteman dengan x. Siswa Guru A mengungkapkan bahwa

Guru A sering memberikan tips penyelesaian soal yang mudah tanpa berpatokan

pada rumus (Wan/D1/SGA/04-05-2015/T10). Guru A juga mentolerir siswa yang menjawab soal dengan cara yang berbeda. Siswa ditemukan serius mencatat tips

yang ditayangkan pada slide powerpoint. Setelah siswa selesai mencatat, Guru A

memberikan soal latihan. Soal latihan tersebut ditulis langsung oleh Guru A di

papan tulis. Semua siswa terlihat serius mengerjakan soal latihan tersebut. Siswa

Guru A mengungkapkan bahwa tidak ada siswa yang berani bercanda selama

mengikuti pembelajaran. Guru A akan badmood dan langsung memberikan kuis

jika menemukan siswa yang tidak serius dalam pembelajaran (Wan/D1/SGA/04-05-2015/T11). Hal tersebut dilakukan untuk memeriksa penyebab ketidakfokusan siswa. Guru A menyatakan bahwa ternyata penyebab ketidakfokusan siswa adalah

pelajaran lain. Selain itu, hal tersebut juga bertujuan untuk membuat siswa

kembali fokus pada materi pembelajaran (Wan/D2/GA/05-06-2015/T10).

Selama siswa mengerjakan soal latihan, Guru A aktif berkeliling

menghampiri siswa. Terdapat beberapa siswa yang bertanya dan Guru A merespon

positif dengan memberikan petunjuk penyelesaian soal. Guru A sering

mengingatkan siswa untuk menerapkan tips yang diberikan. Pembahasan soal

latihan dilakukan dengan menunjuk siswa yang angkat tangan untuk menuliskan

jawabannya di papan tulis dan menjelaskannya di depan kelas. Guru A juga

terkadang menunjuk secara langsung siswa yang tidak angkat tangan. Guru A

selalu menunjuk siswa dengan menyebutkan nama siswa tersebut. Hal tersebut

menunjukkan bahwa Guru A hafal semua nama siswa. Ketika menemukan siswa

kebingungan pada saat menuliskan dan menjelaskan jawabannya di depan kelas,

Guru A menuntun siswa tersebut dengan memberikan clue. Guru A selalu

menyampaikan ucapan terimakasih dan mengajak siswa yang lain bertepuk tangan

setelah seorang siswa menjelaskan jawabannya di depan kelas. Guru A juga selalu

mengkonfirmasi pemahaman siswa sebelum melanjutkan materi. Konfirmasi

tersebut dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “Sudah? Bisa saya lanjutkan?”

Lima menit sebelum kegiatan penutup, Guru A menjelaskan konsep

gelombang stasioner dengan memberikan contoh konkrit terjadinya gelombang

pada dawai gitar yang dipetik. Pemaparan materi tersebut didukung dengan

penayangan animasi gelombang stasioner pada slide powerpoint. Guru A

menyampaikan perbedaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner. Guru A

juga memberikan tips untuk menentukan simpul dan perut ke-n dengan

Guru A menyampaikan kepada siswa bahwa tips tersebut diperlukan agar siswa

tidak kebingungan jika lupa dengan rumus yang diberikan.

Pada kegiatan penutup, Guru A memberikan tugas kepada siswa berupa

lima buah soal essay yang termuat pada buku LKS Kreatif. Guru A

mengungkapkan tugas tersebut tidak perlu dikumpul. Jawaban soal tersebut cukup

ditulis langsung pada buku LKS Kreatif. Guru A menyampaikan kepada siswa

bahwa mengerjakan atau tidak tugas tersebut merupakan tanggungjawab moral

bagi siswa. Selanjutnya, Guru A menyampaikan garis besar materi dan kegiatan

pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan mengucapkan salam penutup

bersama siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Siswa Guru A, dapat dijelaskan

bahwa yang biasanya dilakukan A pada pada kegiatan penutup adalah

penyampaian garis besar materi dan kegiatan pada pertemuan selanjutnya dan

pemberian PR jika Guru A tidak dapat mengajar pada pertemuan berikutnya.

Siswa Guru A menyatakan bahwa Guru A selalu memberikan tugas jika tidak bisa

mengajar secara penuh. Soal tugas dan PR yang diberikan selalu diambil pada

buku LKS Kreatif. Jawaban dari tugas dan PR tersebut tidak dikumpul dalam

lampiran kertas, melainkan hanya dibuat di buku LKS tersebut. Namun demikian,

Siswa Guru A mengaku selalu membuat tugas dan PR tersebut karena Guru A

selalu menghampiri siswa pada saat diskusi kelompok dan sering memeriksa LKS

siswa. Tugas dan PR tersebut dibahas pada pertemuan selanjutnya hanya jika

siswa mengaku belum memahami solusi dari soal yang diberikan

(Wan/D1/SGA/04-05-2015/T12). Guru A membenarkan bahwa PR atau tugas yang diberikan tidak pernah dikumpul. Melalui metode tersebut, Guru A mengaku

mengembangkan sikap tanggungjawab siswa. Guru A meyakini bahwa siswa pasti

mengerjakan tugas atau PR yang diberikan karena pada pertemuan selanjutnya,

Guru A selalu menunjuk siswa secara acak untuk menjelaskan jawaban tugas

tersebut di depan kelas. Hal tersebut menyebabkan semua siswa mempersiapkan

diri mengerjakan dan memahami penyelesaian soal tugas yang diberikan

(Wan/D2/GA/05-06-2015/T11).

Pengembangan sikap jujur dilakukan pada saat praktikum. Guru A

menugaskan siswa untuk mengumpulkan data praktikum yang diperoleh. Data

tersebut kemudian digunakan sebagai pembanding hasil analisis data pada laporan

praktikum siswa. Melalui metode ini, Guru A mendidik siswa untuk tidak

memanipulasi data praktikum. Guru A juga mengaku sering menekankan kepada

siswa bahwa hasil praktikum yang tidak persis sama dengan teori merupakan hal

yang wajar karena data hasil praktikum dipengaruhi berbagai kesalahan. Sikap

jujur juga dikembangkan pada saat ulangan. Guru A mengaku tidak mentolerir

sama sekali siswa yang ditemukan mencontek. Guru A mengaku pernah merobek

jawaban siswa yang ditemukan mencontek. Menurut Guru A, metode tersebut

efektif untuk membuat siswa jera. Proses jera tersebut didukung oleh karakteristik

siswa yang sering mem-bully temannya yang ketahuan mencontek. Terhadap

siswa yang ditemukan tidak serius dalam mengikuti pembelajaran, Guru A

mengaku sering menegur secara halus dengan menanyakan apa yang sedang siswa

tersebut lakukan. Namun, jika sebagian besar siswa tidak serius, Guru A mengaku

langsung memberikan kuis secara mendadak. Melalui metode tersebut, Guru A

mengklaim mampu membuat siswa kembali fokus mengikuti pembelajaran

B. Tindak Guru B

Sebelum melaksanakan pembelajaran, Guru B terlebih dahulu mempelajari

materi yang akan disampaikan ke siswa. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa

materi pembelajaran yang belum dipahami oleh Guru B, seperti

perjanjian-perjanjian internasional penanggulangan pemanasan global. Guru B mengaku

perlu mengakses internet karena materi tersebut tidak termuat dalam buku

pegangan guru. Disamping itu, Guru B juga menilai perlu untuk mengingat

materi-materi yang pernah diajarkan sebelumnya. Secara umum, Guru B telah

menerapkan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran. Berikut

gambaran pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru B.

Dalam dokumen Contoh Penelitian Kualitatif dalam Pendi (Halaman 119-125)