• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. GAMBARAN UMUM PENDAMPING PIA DALAM

C. Hasil Penelitian Peran Pendamping PIA dalam Membantu Anak

1. Hasil Penelitian melalui Observasi

Observasi pertama di lakukan pada hari Minggu, 5 November 2017, pukul 08.30 WIB dan observasi kedua pada tanggal 4 Februari 2018, pukul 08.30 WIB dengan lokasi yang sama yaitu di Gereja Paroki St. Antonius Padua Kotabaru, Yogyakarta. Seperti biasa, pada Minggu pertama setiap bulan, pendamping kategorial PIA selalu menyelenggarakan Perayaan Ekaristi yang dikhususkan untuk anak-anak. Jumlah anak-anak yang hadir ±150 anak. Jumlah ini termasuk para petugas dari sekolah, anak-anak anggota PIA maupun anak-anak yang tidak termasuk anggota PIA.

Pada observasi pertama dan kedua ini, penulis telah mengamati berbagai hal yang terjadi selama Perayaan Ekaristi berlangsung. Penulis juga mengamati sosok pendamping atau peran serta dari para pendamping untuk membantu anak terlibat dalam Perayaan Ekaristi dan tentunya hal inilah yang merupakan

tujuan utama dari penelitian ini. Berikut data yang terkumpul setelah penulis melakukan observasi:

a) Identitas

Pengamatan yang penulis lakukan pertama kali adalah dari segi identitas. Segi identitas ini menyangkut beberapa unsur, yaitu nama, umur, pekerjaan, dan lamanya pelayanan yang sudah dilakukan oleh para pendamping. Untuk jumlah pendamping yang hadir sendiri adalah ±15 orang pendamping aktif dan sebagian umum adalah perempuan.

Pada observasi pertama dan kedua ini, penulis mengamati bahwa para pendamping PIA di Paroki St. Antonius Padua Kotabaru ini mayoritas adalah anak muda, usia ±17-25 tahun. Sebagian besar dari pendamping adalah mahasiswa dan mungkin ada beberapa yang sudah bekerja. Para pendamping yang hadir dalam Perayaan Ekaristi ini menurut pendamping ada beberapa yang baru menjadi pendamping dan ada juga yang sudah lama menjadi pendamping, karena beberapa kali penulis mengikuti Perayaan Ekaristi anak sebelumnya, selalu melihat beberapa pendamping yang sama. Para pendamping ini dapat dikatakan konsisten mendampingi anak-anak. b) Motivasi

Dalam hal ini, penulis juga mengamati motivasi pendamping yang tampak dalam gerak-gerik atau sikap para pendamping kepada anak. Dalam pengamatan, terlihat para pendamping akrab dengan anak-anak yang secara tidak langsung menunjukkan kesukaan serta kecintaan mereka dengan anak-anak. Kedekatan pendamping dengan anak-anak tidak hanya berlangsung

saat Perayaan Ekaristi untuk anak saja, tetapi dalam kegiatan PIA yang lain seperti Sekolah Minggu. Hal ini juga didukung dari peran pedamping dalam Perayaan Ekaristi anak baik dari segi persiapan, pelaksanaan Perayaan Ekaristi, serta pada saat Perayaan Ekaristi berakhir.

Dari segi persiapan dapat dilihat, bahwa pendamping betuk-betul mempersiapkan Perayaan Ekaristi bagi anak yang diawali dengan breafing, yaitu pemantapan tugas masing-masing pendamping. Setelah breafing, pendamping ke tempat tugas masing-masing dan melakukan tugas tersebut dengan senang hati.

Kesukaan atau kecintaan terhadap anak tampak pada saat Perayaan Ekaristi berlangsung. Dimulai dari penyambutan anak-anak, para pendamping menyambut anak di pintu-pintu Gereja dan menyambut anak-anak dengan semangat dan wajah yang ceria. Tidak hanya itu, pendamping pun ikut mendampingi anak atau dalam arti lain, ikut duduk di antara anak-anak untuk mengkondisikan keadaan agar Perayaan Ekaristi dapat berjalan dengan lancar.

Begitu juga pada akhir Perayaan Ekaristi. Anak-anak yang datang bersama orang tua langsung menuju ke bangku di mana orang tua mereka duduk, sedangkan bagi anak yang jemputannya belum datang, akan ditemani para pendamping sampai anak itu dijemput orang tua atau walinya. c) Peran pendamping

Dari dua kali pengamatan yang dilakukan penulis, dapat dikatakan pada saat di lapangan, para pendamping dapat melaksanakan perannya

sesuai dengan tugas yang telah dipercayakan kepada tiap-tiap pendamping dan tiap-tiap pendamping berusaha melaksanakan tugas tersebut sebaik mungkin demi kelancara Perayaan Ekaristi bagi anak.

Adapun tugas pendamping yang penulis amati adalah sebagai penerima atau penyambut anak saat masuk ke dalam gereja. Pendamping yang mendapat tugas ini berdiri di pintu masuk gereja, mengajak anak masuk dan mengarahkan menuju ke tempat duduk yang sudah dipersiapkan khusus bagi anak. Tugas lainnya adalah mendampingi anak saat Perayaan Ekaristi berlangsung (para pendamping duduk bersama anak-anak). Lalu ada juga pendamping yang mendampingi anak saat bertugas, misalnya menjadi lektris, pendamping ikut maju ke depan mendampingi anak sampil memegangi microfon. Peran lainnya yang penting adalah menjadi pembawa acara. Sebagai pembawa acara, pendamping yang mendapat tugas ini bertugas untuk menyapa adik-adik dan berusaha mencairkan suasana, membuat suasana menjadi gembira serta menarik perhatian anak-anak agar fokus kepada Perayaan Ekaristi. Pendamping lain yang tidak turut serta langsung bersama anak bertugas menyiapkan berbagai perlengkapan yang akan digunakan sehingga Perayaan Ekaristi bagi anak dapat berjalan dengan baik dan lancar.

d) Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung yang penulis amati pada saat Perayaan Ekaristi adalah di antara para pendamping adanya sikap saling mendukung peran satu sama lain sehingga Perayaan Ekaristi berjalan dengan baik. Dari segi

penghambat, dari yang penulis amati hanya masalah teknis, misalnya microfon macet-macet ketika digunakan saat imam melakukan tanya jawab

dengan anak pada waktu homili. e) Harapan pendamping

Dari apa yang penulis amati tentang harapan pendamping, para pendamping mengharap bahwa dalam Perayaan Ekaristi selanjutnya semakin banyak anak yang hadir. Hal ini disampaikan oleh pembawa acara pada akhir Perayaan Ekaristi yang menganjurkan anak-anak yang hadir untuk membawa teman serta para orang tua dihimbau untuk mengikutsertakan anaknya dalam Perayaan Ekaristi bagi anak.

f) Bentuk-bentuk Keterlibatan Anak

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan, anak terlibat dalam berbagai tugas, seperti menjadi lektris, anggota koor, dan umat. Ada juga beberapa anak yang terlibat dalam sesi tanya jawab dengan imam pada awal homili.

2. Hasil Penelitian melalui Wawancara