• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Perencanaan

Pada tahap awal ini, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pembelajaran menulis karangan. Peneliti juga

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 28

mendata siswa kelas V sebagai subjek penelitian. Peneliti melakukan berbagai persiapan antara lain yaitu (1) menyusun rencana pembelajaran untuk pembelajaran menulis karangan deskripsi, (2) menyiapkan media pembelajaran, (3) menyiapkan lembar observasi, (4) menyiapkan daftar nilai, dan (5) mengadakan pelatihan pembelajaran kepada guru model sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat .

b. Pelaksanaan

Penelitian pada siklus 1 dilakukan pada hari Selasa, 8 Maret 2016.

1) Kegiatan awal

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca doa bersama, mencatat kehadiran siswa, kegiatan apersepsi, menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa, dan 28riter motivasi tentang pentingnya musyawarah..

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, ada kelompok pemeran dan pengamat. Selanjutnya guru mempersiapkan kebutuhan peran. Kelompok pemeran bermain drama sesuai materi sementara kelompok lain sebagai pengamat. Kemudian kelompok pengamat mempresentasikan hasil pengamatannya terhadap kelompok pemain. Guru menyimpulkan permainan yang telah dilakukan. Terakhir siswa mengerjakan latihan berkaitan dengan materi bentuk kesepakatan bersama dalam bermusyawarah.

3) Kegiatan akhir

Pada kegiatan ini, guru model dan siswa menyimpulkan hasil belajar yang telah dilakukan. Kegiatan akhir ini dilakukan selama 10 menit.

c. Pengamatan (observasi) Pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1dilaksanakan cukup baik.

Pada kegiatan awal dan penutup guru melakukan kegiatan dengan baik. Tetapi pada kegitan inti kegiatan yang dilakukan guru kurang baik. Misalnya guru kurang maksimal dalam menggali kemampuan siswa. Guru juga tidak memberikan materi pelajaran dengan baik. Persiapan kebutuhan pemain juga kurang termasuk bimbingan guru dalam role playing juga kurang.. Terakhir guru tidak memberikan refleksi terhadap penampilan kelompok pemeran.

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 29 Observasi (pengamatan) juga dilakukan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Materi pelajaran yang diberikan guru tidak sepenuhnya terserap dengan baik. Siswa masih merasa bingung karena materi terlalu singkat. Kelompok pemeran juga masih bingung dengan drama yang akan dimainkan dan peran masing-masing. Tidak semua kelompok pengamat mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelas.

Kurang baiknya hasil observasi guru dan siswa juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pada siklus 1 ini memang sudah ada peningkatan bila dibandingkan hasil belajar pada pra siklus. Walaupun demikian masih banyak siswa yang belum tuntas pada materi bentuk-bentuk kesepakatan bersama. Dari 23 siswa di SD Negeri 022 Balikpapan Barat pada siklus 1 terdapat 9 (29riteria) siswa yang belum tuntas. Nilai mereka berada di bawah nilai ketuntasan yaitu 75. Ada 10 (sepuluh) siswa yang memperoleg nilai pada rentang 75-85 dan 4 (empat) siswa memperoleh nilai pada rentang 86-100.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 1 ini maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran ke siklus 2 agar hasil yang dicapai meningkat dan melebihi batas KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Siklus 2

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran. Peneliti melakukan berbagai persiapan sama seperti yang dilakukan pada siklus 1.

b. Pelaksanaan

Penelitian pada siklus 2 dilakukan pada hari Selasa, 28 Maret 2016. Penelitian ini dilakukan di ruang kelas V. Peneliti kemudian melakukan berbagai persiapan, di antaranya menyiapkan infokus sebagai media pembelajaran. Guru model memulai pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Guru melaksanakan pembelajaran secara sistematis, mulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir.

Adapun pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 adalah sebagai berikut.

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 30

1) Kegiatan awal

Kegiatan awal pembelajaran dilakukan kurang dari 10 menit dengan tujuan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca doa bersama, mencatat kehadiran siswa, kegiatan apersepsi, menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa, dan 30riter motivasi tentang pentingnya materi menulis karangan.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, ada kelompok pemeran dan pengamat. Selanjutnya guru mempersiapkan kebutuhan peran. Sebelum kelompok pemeran bermain drama, guru memutarkan video singkat tentang musyawarah pemilihan ketua RT. Video ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pementasan drama kelompok. Kelompok pemeran membagi tugas sesuai dengan karakter yang akan dimainkan. Kelompok pemeran bermain drama sesuai materi sementara kelompok lain sebagai pengamat. Kemudian kelompok pengamat mempresentasikan hasil pengamatannya terhadap kelompok pemain. Guru menyimpulkan permainan yang telah dilakukan. Terakhir siswa mengerjakan latihan berkaitan dengan materi bentuk kesepakatan bersama dalam bermusyawarah.

3) Kegiatan akhir

Penutup pelajaran dilakukan dengan membuat kesimpulan c. Pengamatan (observasi)

Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi untuk mengawasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan model Role Playing. Hasil observasi yang dilakukan pada guru dapat diketahui bahwa pada observasi guru yaitu pada siklus 2, guru model melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Seluruh langkah-langkah kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan dengan maksimal. Guru menjelaskan materi den memberikan rambu-rambu yang jelas pada siswa agar lebih memahami materi yang dipelajari. Hal tersebut sangat penting dilakukan agar hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Pembelajaran yang dilakukan guru dengan model Role Playing berada pada 30 kriteria sangat baik. Keterampilan guru dalam

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 31 pembelajaran model Role Playing ini dikatakan berhasil dengan sangat baik yaitu pada skor 3,33.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus 2 ini juga mengalami banyak peningkatan. Siswa terlihat lebih antusias dan mendalami perannya masing-masing. Pemahaman siswa pada materi yang diberikan juga sangat baik. Skor pengamatan siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Hasil belajar siswa pada siklus 2 ini juga sangat baik. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru 90% dapat terjawab semua. Pada rentang nilai yang diperoleh siswa pada siklus 2 ini yaitu ada 10 siswa yang berada pada rentang nilai 75-85 dan ada 12 siswa yang hsil belajarnya berada pada rentang nilai 86-100. Hanya ada 1 siswa yang berada pada rentang nilai 61-74. Artinya pada siklus 2 ini hanya ada 1 siswa yang tidak tuntas.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 2 ini maka peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pembelajaran ke siklus berikutnya. Karena hasil belajar yang diperoleh siswa sudah sangat baik karena telah mencapai 91,30%. Guru dan siswa telah melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik pada siklus 2 ini.

GRAFIK HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 022 BALIKPAPAN BARAT

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu pada

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 32

materi bentuk-bentuk kesepakatan bersama. Hasil belajar siswa terus meningkat setelah diterapkan model pembelajaran Role Playing.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SD Negeri 022 Balikpapan Barat, khususnya pada materi bentuk-bentuk kesepakatan bersama.

b. Peningkatan hasil belajar PKn pada materi bentuk-bentuk kesepakatan bersama yaitu pada prasiklus terdapat 15 siswa yang tidak tuntas atau mencapai ketuntasan rata-rata 60, pada siklus 1 terdapat 9 siswa yang tidak tuntas atau mencapai ketuntasan rata-rata 73,48, dan pada siklus 2 hanya terdapat 1 siswa yang tidak tuntas atau mencapai ketuntasan rata-rata 84,78.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, Beni S. (2008). Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Kamaroesid, Herry. (2009). Menulis Karya Ilmiah Untuk Jabatan Guru. Jakarta: GP Press

Mulyasa, Prof.DR. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2001). Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya

Junaidi, 2009. Model Pembelajaran Bermain Peran. (http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06.html) diunduh tanggal 12 Pebruari 2016 pukul 20.42

Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd, Buku PKn untuk SD Kelas V, Jakarta, Esis.

Widihastuti, Setiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas V. Jakarta:Pusat Perbukuan

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 33 MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL