• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISWA KELAS V SDN 016 BALIKPAPAN TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Sufyansyah

Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri 016 Balikpapan Tengah Abstrak

Guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar haruslah tepat sasaran dalam menggunakan metode pembelajaran, yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Oleh sebab itu peran guru sangatlah penting diharapkan. Guru hendaknya memiliki konsep-konsep dasar yang mampu mentransfer ilmu pengetahuan juga sebagai contoh suri tauladan yang baik bagi siswa. Guru juga memfasilitasi siswa untuk membimbing serta mengarahkan kepada hal-hal yang baru. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan, refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 016 Balikpapan Tengah. Data yang diperoleh berupa hasil tes tertulis, dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar dengan pokok bahasan Kompetensi dasar 4.1 Meneladani Perilaku Nabi Ayub a.s. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus ke siklus yaitu, Pra siklus ( 60 % ), siklus 1 ( 82 % ), siklus ( 82 % ), dan Siklus 3 ( 83% ). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Metode Mendongeng dapat meningkatkan terhadap hasil belajar Siswa SDN 016 Balikpapan Tengah, serta Metode Mendongeng dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Kata Kunci : Keteladanan Nabi Ayub a.s., Mendongeng,

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 94

PENDAHULUAN

Pengembangan kurikulum dari satu menteri ke menteri Pendidikan yang lain selalu ada perubahan yang intinya agar tercapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. “Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapat pengajaran sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 Ayat (1)”.

Bagaimana caranya agar siswa menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dapat berjalan dengan baik di dalam kelas. Bukan menjadikan seorang guru sebagai seorang yang lebih dominan, dan bukan pula membuat siswa menjadi super aktif dari gurunya. Hendaknya kedua-duanya dapat berjalan dengan seimbang, artinya materi pembelajaran harus dikuasai oleh seorang guru sebagai ujung tombak, dan siswapun selalu termotivasi untuk mengeksplor dirinya dengan menggunakan bahan ajar dan media yang ada di sekitar sekolahnya.

Sudah tidak saatnya kita sekarang mendengarkan guru ceramah terus menerus, sedangkan siswa tunduk patuh mendengarkan tanpa instruksi. Interaksi guru dan siswa semacam ini juga tidak baik, karena hanya guru yang aktif sedangkan siswa menjadi bosan, tetapi karena gurunya mempunyai hak di dalam kelas, maka siswa terpaksa menerima walaupun kemungkinan tidak ikhlas menerima di dalam hatinya. Pernah kita dengar seorang siswa bertanya kepada seorang guru tentang materi pelajaran yang sedang berlangsung, tetapi apa kata gurunya “kan sudah saya jelaskan, coba pelajari sendiri, kamu malas mendengarkan dan memperhatikannya maka seperti itu jadinya”. Bagi siswa yang super aktif hal semacam ini juga menjadi hal yang monoton dan membosankan, sedangkan ia sudah belajar lebih maju tentunya ia menginginkan pembelajaran yang mandiri, tetapi dalam catatan masih memerlukan bimbingan dari guru sebagai fasilitator. Seorang guru bukan semata-mata agar siswa lebih cepat mentransfer ilmu, tetapi yang lebih penting agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif.

Hendaknya guru harus mengerti betul apa yang dikehendaki oleh siswanya, mungkin materi yang diberikan oleh gurunya terlalu tinggi sehingga siswa sangat sulit memahaminya, atau metode yang diberikan gurunya kurang menantang atau kurang untuk mengaktifkan siswanya sehingga pembelajaran biasa-biasa saja. Suatu contoh penulis pernah memberikan materi pembelajaran kompetensi dasar 4.1 meneladani

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 95 perilaku nabi Ayub a.s. yang sebelumnya hanya menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab. Kemudian setelah menyampaikan materi itu, lalu siswa diberi tugas untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Setelah selesai tugas dikerjakan secara individu sebagian siswa hasilnya masih belum maksimal, karena siswa hanya mengisi dari segi ilmu pengetahuan mendengarkan dan memperhatikan materi gurunya sebagai nara sumber.

Sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai. Untuk pembelajaran “meneladani” artinya mencontoh atau termotivasi dengan sifat atau karakter positif dari tokoh yang dipelajarinya, agar dapat diterapkan didalam kehidupannya sehari-hari. Apalagi di zaman sekarang pendidikan karakter itu sangat diperlukan oleh warga sekolah contohnya seperti membudayakan 5 S (salam, sapa, senyum, sopan, santun) mudah dalam teorinya, tetapi sangat susah dalam prakteknya.

Akhir-akhir ini kasus tindak kekerasan kerap kali terjadi di lingkungan sekolah, hal serupa juga terjadi di Jawa Tengah. Siswi Pemalang menjadi korban pemukulan seorang guru. Korban kini dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pemalang. Dari hasil pemeriksaan medis korban mengalami trauma ringan akibat benturan keras di bagian kepala.

Siswa Sekolah Dasar di Ambon luka robek di bagian kepala karena dipukul oleh guru Pendidikan Jasmani (penjas) hanya gara-gara lupa membawa tugas. Para korban sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Kini pihak keluarga telah melaporkan kasus kekerasan ini kepada polisi setempat.

Kota Balikpapan saat ini menginginkan kotanya sebagai kota layak anak (ramah terhadap anak). Karena kekerasan-kekerasan yang pernah terjadi baru-baru ini di Kota Balikpapan yaitu kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak dibawah umur kepada teman sebayanya sendiri.

Belum lagi kasus asusila yang sering dilakukan oleh orang dekat dengan lingkungannya seperti Orang tua kandung, paman, tetangga dan lain sebagainya. Anak-anak kita adalah manusia yang belum dewasa masih perlu bimbingan dan pengawasan dengan ramah dan kasih sayang khususnya orang tuanya sendiri. Oleh sebab itu tingkah kita selaku guru atau orang tua itu dalam bertindak akan dicontoh oleh anak-anak kita kelak, seperti menjewer, menendang, menampar, contoh yang tidak baik itu yang sangat tidak kita harapkan. Untuk membendung hal itu di SDN 016 Balikpapan Tengah melalui semua guru dan khususnya guru agama Islam dalam pembinaan iman dan taqwanya.

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 96

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (2006:5)

Adapun yang menjadi harapan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa hendaknya lebih berani bertanya tidak fasif apabila kurang memahami sesutu materi pembelajaran yang sedang berlangsung jika tidak paham jangan segan-segan untuk bertanya dan jangan sampai beralih kepada materi yang selanjutnya. Guru dan siswa dituntut menjadi aktif, kreatif dalam mengembangkan pembelajaran, serta inovatif dapat menciptakan temuan-temuan yang baru seperti metode dan alat peraga yang mendukung materi pelajaran yang sedang berlangsung. Metode yang tepat guna dan alat peraga guru yang sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran yang berlangsung sehingga nantinya dalam proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pada saat proses belajar mengajar selain dari hasil tes yang menentukan hasil belajar siswa, juga dari hasil pengamatan kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas melalui lembar pengamatan, begitu pula keberhasilan guru juga diamati oleh teman sejawat sebagai observer.

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran Keteladanan Nabi ayub a.s dan bagaimana mengupayakan agar siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas serta bagainama meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode mendongeng. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran materi ajar, mendorong agar siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas danm eningkatkan hasil belajar siswa dengan metode mendongeng.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman bagi siswa pokok bahasan Meneladani nabi Ayub a.s dan dapat meningkatkan kreatif, dan inovatif dalam tugas pokok bahasan Meneladani nabi Ayub a.s. Selain itu dapat melakukan penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan daripada tuntutan profesional guru di sekolah dan dapat memberikan bimbingan kepada siswa dalam

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 97 meningkatkan hasil belajar yang lebih maksimal melalui metode mendongeng.

TINJAUAN PUSTAKA