• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAS VI A SDN 003 BALIKPAPAN KOTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TINJAUAN PUSTAKA Teori Belajar

Menurut Skinner dalam Hardini (2012 : 4), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Abdillah dalam Aunurrahman (2011 : 35), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian dari belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar pada umumnya menyangkut perubahan tingkah laku berbicara tentang perubahan tingkah laku seseorang akibat dari pengalaman yang ditimbulkan oleh interaksi siswa dengan guru, guru dengan siswa yang berjalan dengan kondusif.

Macam-macam Teori Belajar

Teori Belajar Behavioristik, Teori Belajar Kognitivisme, Teori Belajar Gagne, Teori Belajar Kontruktivisme, Dari keempat teori belajar di atas yang cocok untuk pembelajaran IPA di SD adalah teori belajar kontruktivisme karena pengetahuan tidak begitu saja didapatkan tetapi menuntut peran aktif siswa secara mental membangun struktur pengetahuannya. Karena guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, namun di sini guru sebagai fasilitator atau yang berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 172

pembelajaran. Sehingga guru dituntut mempunyai kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.

Motivasi Belajar

Menurut Sanjaya (2008 : 228), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri siswa manakala siswa merasa membutuhkan.

Motivasi adalah dorongan untuk seseorang berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar siswa di SD adalah kekuatan yang dapat menjadi pendorong bagi siswa SD untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirnya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Sebaliknya siswa-siswa yang kurang memiliki motivasi biasanya kurang mampu bertahan belajar lebih lama, kurang bersungguh-sungguh di dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, terkadang sering membuat keributan di dalam kelas sehingga mengganggu temannya yang lain.

Metode Pembelajaran

Menurut Djamarah (2010 : 46), metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Ahmadi (2011 : 75) mengutarakan metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu Jenis-jenis metode pembelajaran, ada metode ceramah, demonstrasi, diskusi, eksperimen, dan metode pemecahan masalah.

Media Pembelajaran

Pada prinsipnya media pembelajaran digunakan guru untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, memberikan kesamaan pengalaman antar siswa, dan memberikan motivasi yang tinggi dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran IPA dapat dicapai jika penggunakan media pembelajaran multimedia memiliki kriteria : a) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran,. b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, c) Kemudahan memperoleh media, d) Keterampilan guru dalam menggunakannya,. e) Tersedianya waktu untuk menggunakannya, f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa,

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 173 Fungsi media pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA adalah sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, memperjelas dari keterangan yang disampaikan oleh guru dan juga media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa. Contohnya kekonkretan media (benda yang nyata) seperti menentukan jenis-jensi tulang daun ada yang menjari, menyirip, lurus, siswa diminta membawa macam-macam daun dan menentukan jenis-jenis daun tersebut.

Jenis Media Pembelajaran, Berdasarkan jenisnya media pembelajaran pada mata pelajaran IPA dibagi menjadi : a) Media Visual, adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan non verbal. Pada pembelajaran IPA media visual sangat diperlukan contohnya guru menampilkan gambar tentang jenis-jenis hewan. Karena kita tahu khususnya di Balikpapan tidak ada kebun binatang seperti di daerah Jawa,. b). Media audio, Menurut Rusman (2012 : 175), media audio adalah media yang hanya dapat didengar dengan menggunakan indra pendengaran saja. Media ini mengandung pesan auditif sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian, kreativitas dan inovatif siswa tetapi menuntut kemampuan daya dengar dan menyimak siswa. Media audio visual diperlukan dalam proses pembelajaran IPA. Contohnya anak-anak ingin mendengarkan suara kodok, harimau, kucing, tikus, ular. Kita sebagai guru bisa merekam suara tersebut dan memperdengarkan kepada siswa-siswa kita di kelas. Kemudian kita tanyakan kepada mereka suara apa yang baru saja mereka dengar tadi. Tentu saja mereka dengan sangat antusias akan menjawabnya. c) Media audio-visual, Menurut Asyhar (2011 : 45), media audio-visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Penggunaan media audio-visual pada bidang studi IPA di SD contohnya siswa kelas V SD kita ajak menonton film berupa kaset VCD tentang sistem pencernaan manusia dengan judul “Petualangan di Perut Shasa”.

Bila ingin melihat proses metamorfosis kupu-kupu pada siswa kelas IV SD dapat kita ajak menonton film yang dibuat oleh Harun Yahya tentang metamorphosis kupu-kupu. Dan masih banyak contoh yang lain penggunaan media audio-visual pada pembelajaran IPA. d) Multimedia, Menurut Asyhar (2011 : 45), multimedia adalah media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 174

melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerakan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi. Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media menurut Hubbard dalam Rusman (2012 : 141), mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya. Kriteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk diubah, waktu, dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.

Dalam penelitian tindakan kelas ini kami menggunakan media pembelajaran CD interaktif, dan model pembelajaran dengan menggunakan multimedia adalah model selektif karena keterbatasan alat.

CD interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat unsur–unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis.

Menurut Rusman (2012 : 149), kelebihan penggunaan CD interaktif yaitu : (1) lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan software kepada siswa dibandingkan dengan mengajarkan hardware (2) siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus bergantung kepada guru (3) siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri sesuai keinginannya

Kelebihan multimedia interaktif menurut Munadi (2010 : 152-153) adalah : (1) interaktif (2) memberikan iklim afeksi secara individual (3) meningkatkan motivasi belajar (4) memberikan umpan balik (4) karena multimedia interaktif diprogram untuk pembelajaran mandiri, maka kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada pada penggunanya.

Di samping ada kelebihannya pada penggunaan multimedia interaktif juga ada kelemahannya, yaitu : Pengadaanya mahal terutama pada komputer (laptop) dan LCD, Memerlukan persiapan yang matang, Diperlukan ketrampilan khusus dalam mengoperasikannya.

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 175 METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode Kemmis dan Mc Taggart (1) penyusunan rencana (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi (4) refleksi. Dengan subyek penelitian, adalah siswa kelas V Semester 1 di SDN 004 Balikpapan Kota jumlah 32 orang.

Perencanaan tindakan merupakan pembelajaran yang disusun secara sistematis, berorientasi ke depan dengan mempertimbangkan hal-hal yang tidak terduga dan pengaruh dampak yang ditimbulkan dengan demikian akan mengurangi atau mengeliminasi risiko.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif. Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini mempergunakan teknis pengamatan (observasi), dokumentasi, dan wawancara dengan siswa. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisa dengan cara deskriptif analisis.

Setelah observasi selesai dilaksanakan, maka kegiatan berikut adalah : Melakukan pertemuan antara peneliti dan Observer membahas hasil evaluasi, Melakukan observasi tindakan dengan membandingkan pada peneliti kelas sebelum menggunakan media CD interktif dengan setelah menggunakan CD interaktif pada pelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan manusia. Merencanakan tindakan kelas siklus berikutnya, bila siklus I belum berhasil.

Analisis dilakukan sesuai dengan jenis data yang diperoleh selama di lapangan. Untuk jenis data kualitatif, analisis data dilakukan pada setiap item yang diobservasi yang sudah dirumuskan. Analisis data ini juga dilakukan selama dan segera setelah diperoleh data pada setiap siklus, dengan menggunakan metode kualitatif.

Dalam hal ini terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang perlu diperhatikan sebagai berikut : Presentasi adalah : Suatu kegiatan berbicara dihadapan banyak orang dengan tujuan untuk memberikan informasi dan menyakinkan pendapat. Narasi adalah penyampaian informasi atau wawasan secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan,dengan rangkaian penulisan peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah dan akhir.

Adapun pelaksanaan pembelajaran IPA dikatakan berhasil atau baik jika pembelajaran itu mencapai 80%-100% dari nilai rata–rata KKM 70 dari jumlah siswa. Partisipasi siswa sangat aktif dan siswa dapat menunjukkan perubahan sikap ke arah yang lebih positif.

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 176

Dalam penelitian ini interval nilai kemampuan pembelajaran IPA materi sistem pencernaan manusia dengan menggunakan media CD interaktif maka dinyatakan berhasil apabila nilai siswa telah mencapai 70 sesuai dengan KKM Sekolah Dasar Negeri 004 Balikpapan Kota Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.

HASIL PENELITIAN Siklus I

Perencanaan, Pada tahap perencanaan ini dilakukan kegiatan yang meliputi : Membuat rencana pembelajaran berisikan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Menyiapkan media pembelajaran multimedia khususnya pada CD interaktif. Membuat lembar kerja untuk peserta didik. Melakukan pretest (tes awal) sebelum menggunakan media CD interaktif.

Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus I ini berupa kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Langkah-langkah rencana pembelajaran tersebut meliputi : Pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan akhir, dan penutup.

Tahap pendahuluan adalah tahap sebelum kegiatan inti dilakukan. Pada tahap ini guru berupaya melakukan tindakan agar siswa dapat mengerti apa yang disampaikan oleh guru terhadap sub pokok bahasan yang diajarkan yaitu pembelajaran IPA tentang sistem pencernaan manusia dengan menggunakan CD interaktif. Karena keterbatasan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran berbasis komputer itu menggunakan strategi selektif. Yaitu menggunakan laptop, LCD, CD interaktif dan guru yang mendemonstrasikannya. Kemudian guru membagi siswanya menjadi lima kelompok yang heterogen. Dan

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 177 dan pengaturan tempat duduk juga diatur pada lima kelompok siswa. Setelah suasana sudah tertib dan anak-anak duduk dengan rapi, maka guru masuk tindakan pembelajaran tentang sistem pencernaan manusia dengan menggunakan CD interaktif. Setelah selesai menyaksikan CD interaktif guru membagi lembaran kerja siswa secara kelompok untuk berdiskusi tentang sistem pencernaan manusia. Peneliti menanyakan apakah sudah mengerti tentang sistem pencernaan pada manusia. Rata-rata mereka menjawab “mengerti Pak Guru...”.

Kemudian guru membagikan soal postest. Sambil menunggu mereka mengerjakan soal post test, guru menilai hasil lembar kerja kelompok siswa. Setelah selesai mengerjakan soal postest tersebut guru mengumumkan kelompok yang terbaik hasil diskusinya dan memberi mereka reward atau hadiah dan mereka diminta maju ke depan Seluruh kegiatan inti tersebut dilaksanakan kurang lebih 50 menit.

Kemudian pada kegiatan penutup guru membuat kesimpulan dan ringkasan materi yang telah dipaparkan dengan media CD interaktif. Dan guru memberikan tugas di rumah kepada siswa.

Observasi

Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan merupakan hasil observasi yang telah dilakukan selama proses pembelajaran yang berlangsung pada Siklus I.

Pengamatan aktifitas guru dapat dilihat seberapa baik pencapaian kegiatan yang guru lakukan dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan media CD interaktif dapat dilihat pada lembar observasi guru siklus I. Indikator pertama adalah persiapan, indikator kedua pelaksanaan kegiatan. Indikator ketiga adalah penutup. Dari data di atas bahwa ada indikator yang terlaksana dan tidak terlaksana sehingga aktifitas guru dalam proses pembelajaran tersebut masih dikatakan kurang dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada Gambar Diagram Batang Observasi Siswa Kelas V Siklus I

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 178

Dari diagram batang pengamatan siswa di atas dapat terlihat pada aspek minat, perhatian, partisipasi, motivasi, kerjasama dan presentasi masih ada beberapa anak dikategorikan kurang.

Untuk daftar nilai siswa kelas V siklus I dapat dilihat pada lampiran 15 bahwa rata-rata daya serapnya hanya 68% berarti masih tergolong rendah karena masih di bawah KKM yaitu 70. Dengan rincian 13 siswa tidak tuntas (41%) dan siswa yang tuntas ada 19 orang (59%). Lebih ringkas lagi bisa dilhat pada gambar di bawah ini.

Pada gambar 4.6 terlihat bahwa nilai terendah antara 31-40 sebanyak 2 orang sedangkan nilai tertinggi antara 81-90 sebanyak 6 orang. Dan nilai di bawah KKM 70 masih banyak.

Refleksi

Berdasarkan hasil laporan dari pengamat dan berdasarkan data di atas dijelaskan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan belum maksimal dapat meningkatkan pembelajaran IPA dengan menggunakan media CD interaktif. Ini dikarenakan sebagian siswa masih belum terbiasa dengan cara pembelajaran secara berkelompok menggunakan CD interaktif sehingga rata-rata daya serapnya hanya 68% berarti masih tergolong rendah karena masih di bawah KKM yaitu 70. Dengan rincian 13 siswa tidak tuntas (41%) dan siswa yang tuntas ada 19 orang (59%).

Berdasarkan hasil refleksi yang sudah dilakukan antara guru dan peneliti maka dilaksanakan siklus II, adapun yang harus diperbaiki adalah sebagai berikut : Guru memberikan bimbingan lebih intensif kepada kelompok maupun pribadi yang belum memahami tentang pembelajaran menggunakan media CD interaktif. Guru mengajukan pertanyaan secara intensif dengan menggunakan CD interaktif agar nilai

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 179 siswa meningkat terutama dalam pembelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan manusia.

Siklus II

Materi siklus II masih tentang sistem pencernaan dengan menggunakan CD interaktif yang lebih variatif. Dari pengamatan dan observasi yang di peroleh pada siklus 1 terlihat bahwa 41% (13 orang siswa) belum memahami materi sistem pencernaan manusia. Oleh karena itu dalam pelaksanaan siklus II ini peneliti mengambil acuan pada refleksi yang sudah dilakukan. Berikut uraian mengenai kegiatan pada siklus II.

Perencanaan

Kegiatan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan berdasarkan informasi refleksi pada siklus I yaitu 1) Guru memberi bimbingan lebih intensif kepada kelompok maupun pribadi yang belum memahami tentang pembelajaran menggunakan media CD interaktif. 2) Guru memberikan pertanyaan secara intensif dengan menggunakan CD interaktif agar nilai siswa meningkat terutama dalam pembelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan manusia. 3) Memperhatikan alokasi waktu yang di gunakan, agar tidak berlebihan dan tidak kekurangan waktu.

Pelaksanaan Tindakan

Tahap pendahuluan, tahap ini merupakan tahap pendahuluan sebelum kegiatan inti dilaksanakan. Pada tahap ini sama dengan siklus I, Kegiatan siklus II mengucapkan salam, berdoa sebelum kegiatan. Namun pada siklus II siswa tidak menyanyi “Aku Suka Pelajaran IPA”.

Guru masuk tindakan pembelajaran kegiatan inti yaitu mulai pukul 07.20-08.10 (50 menit). Dengan pembelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan manusia dengan menggunakan CD interaktif. Tahap kegiatan ini, merupakan tahap kegiatan inti yaitu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini adalah : siswa dapat menjelaskan tugas dari alat pencernaan dan menyebutkan bagian alat pencernaan (rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar), dan siswa dapat memahami fungsi rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar.

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 180

Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini dilakukan kegiatan pembelajaran sebagai berikut : Peneliti menampilkan pembelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan manusia dengan CD interaktif (tutorial). Program tutorial merupakan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi materi pembelajaran dan soal-soal latihan.

Peneliti menanyakan apakah sudah mengerti tentang sistem pencernaan manusia? Siswa menjawab : “sudah Bu Guru...”, kemudian peneliti membagikan lembar kerja siswa kelompok untuk bahan diskusi kelompok. Dan mereka mulai mendiskusikannya dengan sangat antusias. Selama proses pembelajaran IPA dengan CD interaktif guru memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa. Guru berkeliling menghampiri setiap kelompok sambil memberi pengarahan sehingga siswa tampak aktif dan kreatif. Selain itu juga siswa tampak antusias berdiskusi dan saling kerjasama yang baik. Dan mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok dengan sangat antusias dan percaya diri. Setelah itu guru memberikan latihan evaluasi individual. Sambil menunggu siswa mengerjakan soal, guru menilai hasil diskusi kelompok yang terbaik. Kemudian setelah selesai mengerjakan semua, guru mengumumkan siapa yang menjadi kelompok terbaik dan memberikan reward/ hadiah.

Tahap penutup, adalah kegiatan yang dilakukan menyimpulkan materi yang telah diajarkan kepada siswa untuk diingat, kemudian guru memberikan tugas mandiri di rumah pada siswa.

Observasi

Pengamatan aktifitas guru dapat dilihat seberapa baik pencapaian kegiatan yang guru lakukan dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan media CD interaktif dapat dilihat pada lembar observasi guru siklus II. Indikator pertama adalah persiapan, indikator kedua pelaksanaan kegiatan. Indikator ketiga adalah penutup. Dari data di atas terlihat bahwa guru telah melaksanakan semua kegiatan sesuai yang diharapkan sehingga aktifitas guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pada siklus II guru sudah dapat memberikan apersepsi yang tepat dalam menumbuhkan minat peserta didik dalam kegiatan, sehingga aspek perkembangan ini masuk dalam kriteria penilaian baik. Kemudian proses pemberian informasi alat/media yang digunakan juga sudah dapat

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 181 dikategorikan baik. Penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan juga sudah lebih baik sehingga kriteria penilaian sudah dapat dikatakan baik. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru sudah meningkat dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di siklus I sehingga proses pembelajaran menjadi lebih baik lagi.

Lebih ringkas bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Pada gambar terlihat bahwa nilai terendah antara 51-60 sebanyak 1 orang sedangkan nilai tertinggi antara 81-90 sebanyak 7 orang. Nilai antara 41-50 dan 31-40 sudah tidak ada. Dan hasil pembelajaran pada siklus II meningkat secara signifikan dibandingkan pada siklus I. Di mana rata-rata daya serap 77, 5% dan melampui nilai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 70. Dan siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 97% (31 siswa), sedangkan yang belum tuntas 3% (1 siswa).

Ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus II sesuai dengan tujuan pembelajaran di mana dengan menggunakan media CD interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada materi sistem pencernaan manusia.

Refleksi

Pembelajaran pada siklus II bertujuan agar peserta didik dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA terutama pada materi sistem pencernaan manusia dengan media CD interaktif. Dari hasil siklus II ini diperoleh bahwa penguasaan anak didik pada materi pembelajaran IPA pada materi sistem pencernaan manusia sudah lebih baik. Hasil pembelajaran pada siklus II meningkat secara signifikan dibandingkan pada siklus I. Di mana rata-rata daya serap 77, 5% dan melampui nilai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 70. Dan siswa yang tuntas belajarnya

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 182

sebanyak 97% (31 siswa), sedangkan yang belum tuntas 3% (1 siswa). Sehingga penelitian cukup dilakukan sampai siklus II saja.

Ditinjau dari proses dan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus II telah berhasil. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media CD interaktif pada pembelajaran IPA sangat efektif dan berhasil. Dari analisis proses dan hasil belajar pada siklus II, secara umum tingkat aktifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung telah efektif, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus III.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan di atas dapat digambarkan sebagai berikut : Dengan menggunakan media CD interaktif pada pembelajaran IPA khususnya tentang sistem pencernaan manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V. Dari hasil observasi dan evaluasi yang dilaksankaan dari siklus pertama, dan kedua dapat dilihat peningkatan hasil perolehan data tentang aktivitas siswa dan juga aktivitas guru, serta nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap bahan ajar yang diperoleh dari data evaluasi.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi pelajaran yang dilakukan pada siklus I dan II. Hasil evaluasi pemahaman siswa tentang materi pelajaran juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yang ditunjukkan dari hasil perolehan evaluasi dari siklus pertama, dan siklus kedua, hasil perolehan tersebut dapat dikategorikan sangat baik pada siklus kedua karena sudah melampui nilai KKM 70 yang ditentukan sekolah. Hasil perolehan nilai evaluasi tersebut dapat dilihat pada gambar diagram batang di bawah ini :

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 183 Terlihat pada siklus I siswa yang mendapat nilai 31-40 sebanyak 2 orang, disiklus II sudah tidak siswa yang memperoleh nilai antara 31-40 bahkan nilai antara 41-50 juga sudah tidak ada lagi.

Pada siklus I rata-rata daya serapnya hanya 68% berarti masih rendah karena masih di bawah KKM yaitu 70. Dengan rincian 13 siswa tidak tuntas (41%) dan siswa yang tuntas ada 19 orang (59%).

Sedangkan pada siklus II hasil pembelajaran pada siklus II meningkat secara signifikan dibandingkan pada siklus I. Di mana rata-rata daya serap 77, 5% dan melampui nilai KKM yang sudah ditetapkan