• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar dari pengalaman dapat memberikan perubahan dan pendewasaan bagi siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari tingkah laku yang tidak baik menjadi tingkah laku yang lebih baik.

Pengertian belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain adalah Proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap. (2002:11)

Hasil Belajar

Setelah proses belajar mengajar siswa memiliki kemampuan pengalaman hasil belajar yakni melalui tes tertulis, serta pengamatan terlebih dahulu. Menurut Indra Munawar hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (2009)

Pengertian Teladan

Pengertian teladan menurut Dessy Anwar dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesiaa Dilengkapi dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan yang artinya : sesuatu, perbuatan, berada dan sebagainya yang patut ditiru, dicontoh. (355).

Pengertian Dongeng

Pengertian dongeng adalah suatu cerita yang memiliki daya imajinasi. (2014 : 116). Merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia (2005), cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi). Cerita merupakan tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dsb); karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang, kejadian dsb, baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka; lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan di film (sandiwara, wayang dsb).

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 98

Menurut Ellis (Isbell dkk, 2004) mendongeng secara meningkat diakui mempunyai implikasi praktis dan teoritis penting. Hasil analisis menunjukkan besarnya sumbangan metode dongeng terhadap perkembangan kecerdasan moral anak usia prasekolah adalah 34%. http://guraru.org/guru-berbagi/dongeng singkat pak nazar sebagai metode pembelajaran anti korupsi untuk anak sekolah dasar/

Woolfson (dalam puspita : 2009) menyatakan hasil riset menunjukkan bahwa dongeng merupakan aktivitas tradisional yang jitu bagi proses belajar dan melatih aspek emosional dalam kehidupan anak-anak. Sebab ketika seseorang masih kanak-kanak, keadaan psikologisnya masih mudah dibentuk dan dipengaruhi. Oleh sebab itu ketika faktor yang mempengaruhi adalah hal yang positif maka emosi anak akan positif juga.

Handajani (2008 : 14) mengemukakan bahwa dongeng dikemas dengan perpaduan antara unsur hiburan dengan unsur pendidikan. Unsur hiburan dalam dongeng dapat ditemukan pada penggunaan kosa kata yang bersifat lucu, sifat tokoh yang jenaka, dan penggambaran pengalaman tokoh yang jenaka, sedangkan dongeng memiliki unsur pendidikan ketika dongeng tersebut mengenalkan dan mengajarkan kepada anak mengenai berbagai nilai luhur, pengalaman spiritual, petualangan intelektual, dan masalah-masalah sosial di masyarakat. Jenis-Jenis Dongeng

Jenis-jenis dongeng antara lain :

1. Dongeng binatang atau fabel yaitu sebuah dongeng yang didalamnya menceritakan tentang perbuatan baik atau buruknya binatang, di dalam fabel tokoh binatang berperilaku seperti manusia. Hal tersebut menggambarkan watak dan budi pekerti manusia, seperti buaya dan kancil merupakan salah satu contoh dongeng binatang atau fabel mereka digambarkan sebagai hewan licik, dan cerdik

2. Dongeng biasa yaitu dongeng menceritakan tentang tokoh baik suka maupun duka, seperti dongeng bawang merah dan bawang putih. 3. Dongeng lelucon yaitu dongeng berisikan cerita lucu tentang tokoh

tertentu, misalnya Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang, Pak Pandir, Pak Belalang.

Komponen-Konponen Dongeng 1. Pelaku atau tokoh dalam dongeng

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 99 a. Dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri yang jahat, raja dan ratu,

pangeran dan putri, ahli nujum.

b. Peri, wanita penyihir, raksasa, orang kerdil, putri duyung, monster, naga.

c. Binatang, misalnya ikan ajaib dan kancil. d. Kastil, hutan yang memikat, negeri ajaib.

e. Benda ajaib, misalnya lampu ajaib, cincin, permadani, dan cermin dll.

2. Tema Dongeng

a. Moral tentang kebaikan yang selalu memang melawan kejahatan b. Kejadian yang terjadi di masa lampau, di suatu tempat yang jauh sekali.

c. Tugas yang tak mungkin dilaksanakan

d. Mantra ajaib, misalnya mentra untuk mengubah orang menjadi binatang

e. Daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta

f. Pertolongan yang diberikan kepada orang baik oleh makhluk dengan kekuatan ajaib

g. Keberhasilan anak ketiga atau anak bungsu ketika sang kakak gagal

h. Kecantikan anak ketiga atau anak bungsu i. Kecemburuan saudara kandung yang lebih tua j. Kejahatan ibu tiri

3. Ciri-ciri dongeng

a. Menggunakan alur sederhana b. Cerita singkat dan bergerak cepat

c. Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci d. Ditulis dengan gaya penceritaan secara lisan e. Terkadang pesan atau tema ditulikan dalam cerita f. Biasanya, pendahuluan sangat singkat dan langsung Langkah-Langkah Mendongeng

Langkah-langkah mendongeng antara lain :

1. Menyiapkan media/alat peraga baik gambar maupun boneka/tipe rekorder

2. Tempatkan alat peraga pada tempat yang mudah terlihat anak 3. Siapkan alat penunjuk, dan manfaatkan untuk memandu cerita

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 100

5. Ketika cerita sedang berlangsung, jangan sampai salah menyebutkan nama-nama tokoh

6. Sesekali adakan dialog dengan anak-anak

7. Libatkan anak dalam penghayatan karakter tokoh dengan cara menirukan karakter bersama-sama mereka

8. Tambahkan lagu-lagu jika perlu agar tercipta suasana riang gembira 9. Pastikan anak tetap memperhatikan pendidik saat bercerita

10. Apabila ada waktu dan dipandang perlu, mintalah kepada anak-anak untuk menceritakan kembali apa yang sudah diceritakan dengan bahasa mereka sendirti-sendiri

11. Sisipkan pesan sebelum mengakhiri cerita

12. Terakhir adalah menutup dongeng dengan bacaan hamdalah Kendala-Kendala Yang Dihadapi

Kendala-kendala yang dihadapi dalam mendongeng antara lain :

1. Kesulitan mencari referensi yang sesuai. Sehingga membuat penulis harus memilah dan memilih sumber referensi yang tepat.

2. Kesulitan dalam menentukan klimaks sebuah cerita agar lebih hidup. 3. Keterbatasan alat peraga yang digunakan untuk mendongeng.

4. Dalam mendongeng dibutuhkan alat peraga yang mampu mendukung jalan cerita. Namun karena banyak cerita yang berbeda membuat peraga yang dibutuhkan pun semakin banyak dan variasi.

5. Persiapan yang kurang matang. Dalam managemen mendongeng dibutuhkan persiapan yang matang sebab membutuhkan berbagai macam media dan alat peraga yang mendukung guna menjadikan dongeng lebih hidup dan menarik.

6. Merangkap tugas persiapan berbenturan

7. Tempat yang kurangrepresentatif dan banyaknya jumlah siswa.

Pengertian Media

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media dalam pembelajaran di definisikan oleh berbagai pakar dan organisasi sebagai berikut :

1. Association of Education communication Technology (AECT) media adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan.

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 101 2. National Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.

3. Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.

4. Gagne berpendapat bahwa berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. (2011 : 37)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 016 yang berlokasi Jalan Kamboja RT.30 No.70 Telpon 0542-414926 Kelurahan Gunung Sari Ilir Kecamatan Balikpapan Tengah.

Siklus dan waktu penelitian sebagai berikut : Pra Siklus hari Rabu tanggal, 16 September 2015 Siklus 1 hari Rabu tanggal, 23 September 2015 Siklus 2 hari Rabu tanggal, 21 Oktober 2015 Siklus 3 hari Rabu tanggal, 18 November 2015

Penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah 26 orang, 12 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah Guru Pendidikan Agama Islam kelas V bapak Drs. Sufyansyah, M.Pd

Untuk memperoleh data skunder penulis melakukan penulis melakukan pencatatan secara langsung dengan masalah yang akan diteliti.

1. Tes Hasil Belajar (LKS) 2. Observasi

3. Dokumen

Untuk memperoleh data primer penulis melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a. Butir soal tes (LKS) b. Lembar Observasi c. Buku Nilai

Hasil belajar (nilai tes) atau instrumen tes yang menentukan kebenaran teoritik maupun empirik (analisis kuantatif dan kualitatif), dan hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus.

Pada penelitian ini, peneliti disini menjadi instrumen utama yang dimaksudkan adalah dimana peneliti menjadi pengumpul data pada

(BORNEO, Edisi Khusus Nomor 7, Mei 2016) 102

penelitian tindakan kelas, dan yang sangat penting peneliti juga menjadi perencana dan pelaksana tindakan kelas yang nantinya akan banyak terlibat langsung dengan siswa di dalam proses penelitian.

Instrumen pendukung lain yang dapat digunakan untuk memperoleh data adalah lembar observasi dengan objek yang diamati antara lain :

1. Kerjasama 2. Keberanian 3. Ketelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas atau classroom action research yakni melalui empat langkah utama yang saling berkaitan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang disebut dengan istilah siklus yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Perencanaan mencakup : identifikasi masalah, analisa penyebab adanya masalah, pengembangan bentuk tindakan sebagai pemecahan masalah. Tindakan adalah menentukan tindakan yang akan diambil. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran. Refleksi adalah upaya perbaikan dan evaluasi. Keempat langkah tersebut sebagai prosedur penelitian yang dapat digambarkan dalam buku Supardi – Suhardjono (2012 : 86) adalah sebagai berikut

HASIL PENELITIAN