• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanian organik umumnya mendaur ulang unsur hara di lahan organik, kontrol hayati pada lahan organik, menghindari penggunaan pupuk dan pestisida anorganik. Tujuan utama pertanian organik adalah mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas makhluk hidup dalam tanah, tumbuhan, hewan, dan manusia (Deptan, 2007a), sehingga identifikasi faktor yang mempengaruhi beras organik juga bersumber dari unsur-unsur atau pelaku yang terlibat dalam pertanian organik itu sendiri.

Hasil penelitian Hapsari (2006) menunjukkan bahwa variabel luas lahan, biaya benih, biaya pupuk organik, dan biaya tenaga kerja secara nyata tidak berpengaruh terhadap jumlah penerimaan. Variabel biaya pestisida organik berpengaruh negatif terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Sedangkan usahatani padi sistem konvensional, variabel luas lahan secara nyata berpengaruh positif terhadap jumlah produksi. variabel biaya pestisida kimia (cair), dan biaya tenaga kerja secara nyata tidak berpengaruh terhadap jumlah produksi. Variabel biaya benih, biaya pupuk kimia (padat), biaya pestisida kimia (padat) berpengaruh negatif terhadap jumlah penerimaan.

Rustiono (2010) yang melakukan penelitian pemberdayaan petani oleh penyuluh untuk pengembangan usaha tani padi organik di Desa Pondok,

Kecamatan Nguter, di Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa terdapat ragam kecenderungan keterkaitan antar variabel terkait model penyuluhan dan kedudukan petani dalam kelompok petani organik, apakah sebagai inovator, pelopor, atau petani biasa. Purwaningsih (2009) yang melakukan penelitian di Kabupaten Boyolali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pola perilaku konsumen beras organik (studi eksploratif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pola perilaku konsumen beras organik di Surakarta) menunjukkan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar keluarga yaitu pendapatan, pendidikan, pengetahuan akan kesehatan, kebutuhan, persepsi, sikap dan gaya hidup keluarga dan kelompok acuan.

Penelitian Anggoro (2003) tentang pengembangan pertanian organik (kasus penerapan pupuk organik pada padi sawah di Kecamatan Arga Makmur; Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu) menyimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab penerapan pupuk organik pada usaha tani padi sawah antara lain adalah pengetahuan petani, proses pembuatan pupuk organik, dan motivasi petani. Sementara itu, Suprapto (2010) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani padi organik di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa (1) luas lahan, biaya pupuk, modal, penyuluhan terbukti berpengaruh terhadap pendapatan petani, dan (2) biaya tenaga, biaya bibit, biaya pestisida tidak terbukti berpengaruh terhadap pendapatan petani. Di Kabupaten yang sama, yaitu Sragen penelitian Yanti (2005) mengenai aplikasi teknologi pertanian organik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam penerapan teknologi padi organik oleh petani adalah: (1) motivasi dan persepsi petani tentang

keuntungan, kemudahan dalam aplikasi, kesesuaian budaya lokal, dan (2) Keberpihakan pemda dan lembaga pemasaran.

Hasil penelitian Windani (2009) mengenai preferensi konsumen terhadap beras organik di kota Yogyakarta menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap beras organik adalah harga beras organik, tingkat pendidikan istri, pendapatan per kapita rumah tangga dan jumlah anggota keluarga, (2) atribut beras organik yang mempunyai korelasi positif terhadap preferensi konsumen adalah kemasan beras organik, dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi beras organik adalah pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, harga beras organik, harga beras non organik dan jenis pekerjaan kepala keluarga.

Gustarini (2006) melakukan penelitian mengenai proses Komunikasi Dan Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Dalam Usahatani Padi Organik (Kasus di Desa Ngadirejo Kecamatan Kepanjen kidul Kotamadya Blitar) menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, luas lahan garapan, tingkat komersialisasi, pendapatan rumah tangga per tahun, dan frekuensi hubungan petani dan penyuluh dengan tingkat adopsi petani dalam usahatani padi organik di Desa Ngadirejo Kecamatan Kepanjen kidul Kotamadya Blitar kasus pada kelompok tani “Setia Kawan”.

Maryana (2006), melakukan Analisis Pendapatan Petani dan Margin Pemasaran Beras Organik di Kecamatan Cikalong, Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan terdiri dari analisis pendapatan, rasio R/C, rasio B/C, regresi linear berganda dengan Ordinary Least Square (OLS), saluran

pemasaran, dan margin pemasaran. Hasil penelitian menyatakan bahwa petani padi organik pendapatannya lebih besar daripada petani anorganik. Faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan yakni saluran pemasaran, status petani, dan kepemilikan lahan. Saluran pemasaran yang paling efisien adalah petani-pedagang-pengumpul- pengecer-konsumen, karena memiliki margin terkecil dan

farmer share tertinggi.

Fitri (2006) melakukan penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani Usahatani Bersama di Sumatera Barat menunjukkan bahwa perbaikan sistem manajemen untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan manajerial serta meningkatkan kemampuan teknis dan pengetahuan pertanian organik untuk anggota dan pekerja melalui pelatihan sebagai prioritas utama. Dengan menggunakan metode yang sama, Rohmiyatin (2006) melakukan penelitian di Kabupaten Bogor, mengenai ”Strategi Pengembangan Usaha Beras Organik Lembaga Pertanian Sehat (LPS)” menunjukkan bahwa strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah (1) membantu proses sertifikasi produk organik bagi petani binaan, (2) meningkatkan mutu dan kemasan produk agar sulit dipalsukan, (3) menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi produk, dan (4) meningkatkan kualitas produksi beras organik dengan penambahan sarana dan prasarana yang mendukung.

Dudiagunoviani (2009), melakukan penelitian tentang ”Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Ciberureum”dalam

rangka pengembangan usahatani beras organik disarankan ada enam yaitu: memperluas jaringan pasar, meningkatkan kualitas produk melalui kemasan, meningkatkan promosi mengenai beras organik kepada masyarakat melalui penyuluhan ataupun media lain, mengembangkan produksi dengan menggunakan bibit organik unggul, memperkuat modal melalui pengembangan kerjasama dengan pihak swasta, pemerintah atau masyarakat setempat, dan perbaikan sistem manajemen.