• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV INTERPRETASI DATA

4.2 Gambaran Informan Orang tua Yang Memiliki Anak Autism

4.2.2 Life History Informan Keluarga Ibu AA

Peneliti menceritakan tentang Life History kehidupan keluarga Ibu AA dikarenakan Ibu AA memiliki pengalaman yang cukup kuat terhadap kehidupan anak autis dan hal ini menjadikannya sebagai seorang ketua komunitas di Kasih Ibu

serta menjadi seorang ibu dari anak autisnya bernaman ALT dan istri dari suami bapak AI.

Ibu AA merupakan wanita yang berusia 34 tahun yang memiliki seorang suami yaitu pria berumur 35 tahun dan seorang anak yang saat ini berusia 7 tahun.

Suku ibu AA adalah suku Jawa sedangkan suku suaminya adalah juga bersuku Jawa. Mereka beragama muslim dan berasal dari keluarga muslim juga. Mereka melangsungkan pernikahan di Kota Tebing Tinggi. Mereka menikah 8 tahun yang lalu. Suami ibu AA bekerja di BUMD Kota Medan. Saat ini ibu AA juga bekerja di perusahaan yang sama dengan suaminya. Ibu AA berasal dari Kota Tebing Tinggi, begitu juga dengan suaminya. Namun, setelah menikah mereka memilih hidup dan tinggal di Kota Medan.

Latar belakang pendidikan ibu AA adalah alumni dari perguruan tinggi swasta di Kota Medan dan banyak menghabiskan usia pendidikannya di Kota Medan.

Orang tua dari ibu AA berasal dari kota Tebing Tinggi. Ibu AA merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan kedua saudara kandungnya adalah perempuan dan semua sudah menikah sedangkan suami ibu AA juga berasal alumni dari perguruan tinggi swasta di Kota Medan. Orang tua dari suami ibu AA juga berasal dari kota Tebing Tinggi. Suami ibu AA juga merupakan anak pertama dari lima bersaudara.

Tujuh tahun yang lalu lahirlah seorang bayi laki-laki bernama ALT yang menjadi buah hati pernikahan mereka. ALT lahir di Medan tanggal 24 Mei 2012 secara Caesar di rumah sakit Coloumbia Asia. ALT lahir dalam keadaan sehat dan normal tanpa ada kelainan lahir apapun.

Ibu AA adalah seorang bankers yang berlatar belakang pendidikan ilmu ekonomi. Ibu AA adalah seorang wanita karir yang saat ini memutuskan tetap bekerja dan juga merawat anaknya yang berkebutuhan khusus autis bernama ALT.

Dari awal kehamilan ibu AA memang sudah menginginkan anak laki-laki hingga lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama ALT. Ibu AA mengungkapkan:

“Dari dulu saya pada saat hamil memang menginginkan sosok seorang anak laki-laki. Walaupun keadaannya sekarang seperti ini, tetapi saya tetap dan selalu berusaha untuk menyayanginya sepenuh hati. Terlepas dari hal-hal apapun yang harus saya lakukan untuk dirinya.”

Ibu AA memiliki seorang suami yang juga seorang bankers, namun karena sudah memiliki posisi pekerjaan yang penting sehingga sering sibuk akan pekerjaannya. Hal ini menjadikannya jarang berada di rumah. Waktu untuk keluarga pastinya berkurang terutama untuk kasih sayang ke ALT. Dengan demikian, pola asuh di ambil oleh Ibu AA sepenuhnya yang dibantu dengan orang-orang terdekat seperti pengasuh yang juga berasal keluarga mereka sendiri.

Saat ini, ibu AA memfokuskan pada asuhan ke ALT dan belum memikirkan untuk memiliki anak kedua akan tetapi segala persiapan sampai masa sekolah si ALT sudah dipersiapkan dari awal. Kemudian ibu AA juga membagi waktu secara fleksibel antara pekerjaan dan mengasuh si ALT. Hal terberat yang di alami oleh ibu AA adalah pada saat mengetahui ALT menderita autis pada umur 3 tahun, namun ibu AA tetap bersikap tegar dan mencari trobosan-trobosan untuk tumbuh kembang si ALT selanjutnya. Selama ini, ALT diasuh oleh Raihan yang bekerja untuk menjaga ALT pada saat setahun yang lalu. Dia merupakan keluarga dari Ibu AA yang di sekolahkan oleh keluarga mereka. Jika siang hari pada hari kerja ibu

AA dan suaminya bekerja maka yang jaga ALT di rumah adalah Raihan dan pengasuhnya yang bernama ibu RNI. Namun, pada akhir pekan ibu AA dan suaminya lah yang fokus menjaga ALT. Akan tetapi jika suami ibu AA pergi keluar kota atau urusan pekerjannya maka Ibu AA sendirilah yang menjaga ALT yaitu di hari sabtu dan minggu. Mereka sudah beberapa kali mengganti pengasuh di rumah dikarenakan karena faktor tidak dapat bekerja sama dengan baik di rumah Ibu AA.

Saat ini ALT mengalami perkembangan yang signifikan seperti, ia sudah bisa melakukan kegiatan mandiri seperti makan, mandi, berpakaian, belajar, tidur sendiri, berdoa, sekolah, dia juga sudah bisa berinteraksi dengan teman seusianya dan kegiatan-kegiatan harian yang biasa dilakukan anak seusianya sehingga tidak begitu sulit lagi seperti di umur 1 sampai 6 tahun. Namun, ibu AA masih membatasi secara ketat dari segi makanan dimana hanya makanan tertentu yang boleh dimakan oleh ALT dan membatasi dari kegiatan-kegiatan yang berada di luar rumah karena membutuhkan perhatian yang lebih dan khusus. Peneliti disini juga melampirkan aktivitas sehari-hari dan jadwal terapi ALT yang tertera di lampiran.

Demikian life history ibu AA, suami dan ALT serta orang-orang yang dipekerjakan di rumah untuk membantu menjaga dan mengasuh rumah tangga ibu AA. Peneliti melihat ibu AA memiliki tanggung jawab penuh terhadap tunbuh kembang ALT. Mulai dari tindakan untuk bersikap menerima keadaan anaknya, menjaga anaknya kemudian mempersiapkan untuk seandainya kelak memiliki anak kedua. Dengan kata lain ibu AA sudah mempunyai pengalaman terhadap anaknya saat ini sehingga terbiasa untuk bersikap yang terkait dengan peran dan fungsi seorang ibu untuk memenuhi segala keperluan dan kebutuhan hidup anaknya.

Kemudian peneliti juga melihat bahwa ibu AA adalah seorang ibu yang kuat. Dia mampu untuk tetap bekerja, untuk tetap mengurus anaknya, mengurus suami, keluarga, dan rumah tangganya tanpa harus mengorbankan profesi pekerjaannya saat ini. Dengan kata lain, walaupun ibu AA tetap bekerja tetapi juga mampu sebagaimana yang disebutkan sebagai seorang ibu yang memiliki peran dan beban ganda untuk menjaga anaknya dan keluarganya saat ini sehingga ibu AA memiliki kemampuan untuk memanagemen semua waktu sehingga dia bisa mengatur semua keadaan-keadaan rumahnya dan bersikap profesional untuk pekerjaannya dengan mengorbankan waktunya dan membaginya secara maksimal. Pada saat ini ibu AA terpilih menjadi ketua komunitas karena kemampuan dan pengalamannya.