• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hj Endang Agustini Syarwan H.,S.IP Anggota MPR / DPR RI No A

tenaga kesehatan yang belum merata dan belum ada perencanaan strategis mulai dari kondisi sekarang sampai dengan yang akan datang.

Perlunya ahli gizi dalam setiap puskesmas dalam upaya preventif- promotif, ahli lab untuk puskesmas karena masih banyak masyarakat yang menderita TBC.

Masih ada lagi tentang Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan terdekat bagi masyarakat dengan model dan standar yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di kecamatan dan desa.

Bagaimana merumuskan konsep yang betul-betul pas untuk RSUD sebagai RS Rujukan serta standar yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan yang berkualitas, handal dan dapat dijadikan patokan oleh setiap pimpinan daerah Propinsi, Kabupaten/kota, dikarenakan masih terjadi perbedaan idealnya pemenuhan tenaga kesehatan.

Masih adanya kesenjangan gaji perawat, bidan, dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan ahli-ahli kesehatan lainnya yang berbeda dan belum terstandar

Sebanyak itu program dan kebijakan dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayanan kesehatan tapi sepertinya tak menyurutkan semangat juang Ibu Endang dalam mengurai dan mengurusnya dengan telaten, teliti, cerdas dan penuh persahabatan kepada siapapun. Ibu Endang sungguh luar biasa kuat dan tegarnya dalam menghadapai beban yang luar biasa berat dan mulia itu.

Masih banyak perhatian yang harus dicurahkan yaitu tentang kolegium, UKDI, bagaimana fungsi-fungsi dari kedua institusi itu seharusnya memberikan kontribusi yang cepat, cerdas,handal dan bermartabat dalam mewujudkan SDM kesehatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang butuh pertolongan.

Diperlukan terobosan yang berani karena kebenaran demi peningkatan kualitas SDM di masa depan yaitu dokter yang trampil, tepat, akurat dan mampu menjawab tantangan pelayanan kesehatan, tetapi tidak membebani biaya yang seharusnya tidak terlalu perlu apalagi mahal, dan siap ditempatkan dimanapun diseluruh pelosok tanah air Indonesia.

Saya suka cerita kalau habis reses, sepanjang pengalaman saya, beberapa kali mengadakan pengobatan gratis untuk masyarakat, hampir tidak pernah ada yang tidak ingin berobat. Pasiennya macam-macam mulai sakit yang sederhana antara lain batuk pilek, panas, sakit perut, kudisan, mata sampai dengan penyakit yang tidak menular yaitu pegel-pegel linu, darah tinggi, dan kencing manis.

Dan setiap habis diperiksa dokter dan diberi obat, pasien tersebut belum mau beranjak pulang, usut diusut yaitu “pasti ujung-ujungnya minta disuntik, kalau belum disuntik tidak mau pulang... Saya bilang kasihan ya orang ndeso, tidak mengikuti perkembangan kesehatan, mati urip pokok’e suntik.

Mendengar itu Ibu Endang sampai kepingkelan tertawa, dengan komentarnya “Aduh Bu, saya (Ibu Endang Rahayu sebagai MenKes) mendengarnya geli, lucu tapi menyedihkan dan kebangetan dan ini tantangan bagi kita semua.

Terus saya jawab, “ Nah ini Bu Endang tantangannya yang masih ada di tengah-tengah kemajuan ilmu kedokteran, padahal obat dan pengobat sudah menyerbu masyarakat Indonesia mulai dari Cina, India, Korea, Jepang, Malaysia, Singapore sampai dengan kelas mbah dukun dalam menangani penyakit yang sederhana termasuk yang bisa memanjangkan, membesarkan, mengencangkan, membuat “alat kelamin laki- laki” itu menjalankan fungsinya baik yang halal ataupun haram. He…he…he kita berdua tambah kepingkalan, lucu tapi itulah kenyataannya.

Hal itu membuat Ibu Endang ketawa sangat geli banget. Aduh PR kita banyak sekali ya Bu. Ya sudahlah kita harus tetap optimis dan melangkah maju untuk memberikan yang terbaik bagi pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia, sahut Ibu Endang. Masih ada lagi yang menarik dari setiap pertemuan yaitu tentang susu formula, Asi eksklusif. Waduh hebohnya luar biasa, semua harus duduk bareng dan saling memberikan pertanyaan dan jawaban tentang masalah susu formula.

Walaupun sampai sekarang yang sebenarnya itu seperti apa, semua sirna tentang hasil penelitian produk susu formula. Ibu Endang dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab karena dampaknya pada kesehatan anak.

Tapi Bu Endang dalam menyikapinya menunjukkan sikap yang tegas dan apa adanya karena tidak ada kepentingan atau membawa misi dari siapapun. Itu semua tersirat dari apa yang disampaikan secara lugas dan bertanggung jawab dalam hal menangani hal tersebut diatas, termasuk seabrek persoalan kesehatan yang membentang di hadapannya.

Bu Endang sebagai nakhoda Kemenkes bersama seluruh awaknya dan sesuai dengan keahliannya masing-masing selalu siap dan tanggap dalam menangani berbagai persoalan kesehatan masyarakat untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia yang cerdas, sehat dan bahagia.

Masih ada lagi yang menarik yaitu cerita dan pengalaman yang paling banyak memerlukan perhatian dan pemikiran ialah BPJS Kesehatan 1 Januari 2014.

Disetiap kesempatan berjumpa sebelum rapat-rapat dengan komisi IX selalu terselip kata-kata yang menunjukkan bahwa Ibu Endang sangat memperhatikan bagaimana menyiapkan konsep pelaksanaan BPJS 2014, aduh Ibu yang manis, hebat banget yah,….padahal saya tahu Ibu Endang sudah semakin merasakan sakitnya. Tapi sekali lagi hebat, tegar, kuat dan luar biasa, banyak anugrah dan kekuatan dari Allah SWT menyertainya untuk menjalankan amanah yang dipercayakan.

Kita sedih dan kehilangan sahabat yang telah kembali kepada sang penciptaNya.

Tapi kita bangga dan menaruh simpati karena telah banyak sekali mewarnai keindahan untuk sebuah pelayanan kesehatan yang semakin mudah untuk dirasakan manfaatnya oleh masyarakat semua.

Tapi ada kesan yang amat dalam saya dan dr. Surya dapat mendampingi Ibu Endang saat menghembuskan nafas terakhirnya untuk menghadap sang Khalik.

Kenangan terakhir kami makan siang bersama rombongan setelah Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih Mamahit meresmikan rumah sakit pendidikan di UMM Malang ………

Ambillah waktu untuk berikir, itu adalah sumber kekuatan.

Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.

Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.

Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.

Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti.

Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga.

Doa yang tak pernah putus untuk seorang sahabat Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih Mamahit, ijinkan Ya Allah ia menjadi hambamu yang khusnul khatimah dan ahli surge disisiMU.

Imajinasimu yang cerdas, cerdik dan bijak tetap lestari walau kau telah tiada, itulah sejatinya dalam memberikan andil dalam pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang sangat berarti.

Dan Keluarga yang di tinggalkan diberi kekuatan iman, ketabahan dan keiklasan oleh Allah SWT. Selamat Jalan Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih Mamahit.

Salam persahabatan,

Hj. Endang Agustini Syarwan H.,S.IP Anggota Komisi IX DPR-RI