• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4. Implementasi Pelayanan Publik Dalam Bidang Tata

4.4.3 Hubungan Antar Organisasi

Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program. Implementasi akan berjalan efektif bila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan dipahami oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam pencapaian kebijakan. Dengan demikian, sangat penting untuk memberi perhatian yang besar kepada kejelasan ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan implementasi, ketepatan komunikasinya dengan para pelaksana dan konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan-tujuan yang dikomunikasikan dengan berbagai sumber informasi.

Dalam hubungan-hubungan antar organisasi, ada dua tipe pelaksanaan yang merupakan hal yang paling penting. Pertama, nasihat dan bantuan teknis yang dapat diberikan. Pejabar-pejabat tingkat tinggi seringkali dapat melakukan banyak hal untuk memperlancar implementasi kebijakan dengan jalan membantu pejabat-pejabat bawahan menginterprestasikan peraturan-peraturan dan garis-garis pedoman organisasi. Menstruktur tanggapan-tanggapan terhadap inisiatif-inisiatif dan memperoleh sumber-sumber fisik dan teknis yang diperlukan yang beguna dalam melaksanakan kebijakan. Kedua, atasan dapat menyadarkan pada berbagai sanksi, baik positif maupun negatif (Winarno 2004 : 113).

Peneliti melakukan wawancara dengan Camat Medan Helvetia. Peneliti menanyakan cara koordinasi antar implementor dalam memberikan pelayanan publik dalam bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia. Informan menyatakan bahwa:

“Diadakan rapat antar pegawai untuk mengevaluasi kinerja dalam memberikan pelayanan publik. Selain itu dengan instansi lain juga diadakan rapat misalnya dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan diadakan rapat apabila ada yang perlu disampaikan. Rapat sebulan sekali bersama-sama dengan Polsek Medan Helvetia dan Dankamil 06 membicarakan mengenai keamananan di lingkungan Kecamatan Medan Helvetia.” (Wawancara pada tanggal 21 Mei 2018,Transkrip wawancara, hal 31)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti mendapatkan informasi bahwa Dalam memberikan pelayanan publik baik pemimpin maupun pegawai melakukan komunikasi dengan cara rapat antar staf semua bidang yang dilakukan minimal setiap sebulan sekali untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh setiap bidang pelayanan publik di Kecamatan Medan Helvetia. Diadakan pula apel pagi setiap Senin. Pada apel pagi tersebut Camat atau Sekertaris Camat memberikan informasi mengenai solusi mengenai situasi kondisi di Kecamatan Medan Helvetia. Camat dan Sekertaris Camat juga mengevaluasikan pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai yang ada di Kecamatan Medan Helvetia selama seminggu terakhir.

Gambar 4.4.3.1 : Kegiatan Apel Pagi setiap hari senin yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Helvetia

Sumber: Dokumentasi Penelitian, Mei 2018

Berdasarkan dokumentasi dari gambar di atas dapat dilihat kegiatan apel pagi yang dilaksanakan setiap hari senin. Camat atau Sekertaris Camat memberikan informasi dan solusi apabila terjadi permasalahan yang ada di Kecamatan Medan Helvetia. Camat atau Sekertaris Camat mengevaluasi pekerjaan dari pegawai selama seminggu terakhir.

Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum.

Peneliti menanyakan cara koordinasi antar implementor dalam memberikan pelayanan publik dalam bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

Informan mengatakan bahwa:

“Contoh koordinasi yang diadakan di Kecamatan Medan Helvetia pada Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia adalah koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan yang diperbantukan di Kecamatan Medan Helvetia sebanyak dua orang.

Mereka bertugas di bagian operator Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).” (Wawancara pada tanggal 23 April 2018, Transkrip wawancara, hal 32)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti mendapatkan informasi bahwa contoh koordinasi yang diadakan di Kecamatan Medan Helvetia pada Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia adalah koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan yang diperbantukan di Kecamatan Medan Helvetia sebanyak dua orang. Mereka bertugas di bagian operator Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

Kecamatan Medan Helvetia merupakan salah satu perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota Medan dalam memberikan pelayanan publik. Salah satu kerjasama yang dilakukan oleh Kecamatan Medan Helvetia adalah dengan Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Salah satu kerjasama yang dilakukan Kecamatan Medan Helvetia dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan adalah pengurusan e-KTP. Terdapat pula dua orang Pegawai Negeri Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan yang diperbantukan di Kecamatan Medan Helvetia.

Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Tata Pemerintahan untuk menanyakan cara koordinasi Kecamatan Medan Helvetua dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Informan mengatakan bahwa:

“Salah satu bentuk koordinasi Kecamatan Medan Helvetia adalah dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Koordinasi yang dilakukan oleh Kecamatan Medan Helvetia dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dilakukan secara online. Jika mendapatkan suatu kendala dalam memberikan data dan informasi maka pegawai menelfon ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan . Jika masalah itu rumit untuk diselesaikan dengan menelfon maka diadakan rapat antara Kecamatan Medan Helvetia dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.” (Wawancara pada tanggal 23 April 2018, Transkrip wawancara, hal 32)

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Staf Administrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan yang ditempatkan di Kantor Kecamatan Medan Helvetia. Informan menyatakan bahwa:

“Kalau mengenai koordinasi itu, kita cukup melihat di komputer karena sudah online. Jika ada kendala kita telfon ke admin Dinas Kependudukan pusatnyalah. Dan apabila ada masalah yang genting melakukan rapat bersama Kadis.”(Wawancara peneliti pada tanggal 23 April 2018, Transkip Wawancara,Hal 35).

Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan Staf Administrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan yang ditempatkan di Kantor Kecamatan Medan Helvetia lainnya. Informan menyatakan bahwa:

“Dalam mengantar data rata-rata setiap hari e-KTP kurang lebih sebanyak 150 data. kalau siapnya 3 bulan. sampai sana mengantri juga seperti yang lain.”(Wawancara pada tanggal 07 Mei 2018, Transkrip Wawancara, hal 35).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti mendapatkan informasi bahwa koordinasi yang dilakukan oleh Kecamatan Medan Helvetia dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dilakukan secara online. Jika mendapatkan suatu kendala dalam memberikan data dan informasi maka pegawai menelfon ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan . Jika masalah itu rumit untuk diselesaikan dengan menelfon maka diadakan rapat antara Kecamatan Medan Helvetia dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Selain itu dalam mengantar data rata-rata setiap hari e-KTP kurang lebih sebanyak 150 data ke Dinas Kependudukan dan Pecantatan Sipil Kota Medan.

Peneliti melakukan wawancara dengan Sekertaris Camat Medan Helvetia.

Peneliti menanyakan cara dirinya sebagai seorang pelaksana pelayanan publik dalam memberikan informasi terkait dengan pelaksanaan pelayanan publik di Kecamatan Medan Helvetia. Informan menyatakan bahwa:

“Menanyakan apa yang menjadi kendala dari masyarakat pada saat membutuhkan pelayanan publik. Setelah tahu kendalanya diberikan informasi bagaimana cara memengurus pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut. Informasi diberikan secara lengkap sehingga masyarakat menjadi mengerti.” (Wawancara pada tanggal 09 Mei 2018, Transkrip wawancara hal 33).

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum. Informan menyatakan bahwa:

“Memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Diberi penjelasan secara lengkap. Dibantu apabila masyarakat memiliki permasalahan dalam pengurusan pelayanan publik yang ia berikan.”

(Wawancara pada tanggal 23 April 2018, Transkrip Wawancara,hal 33).

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Pegawai Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia yang bertugas di bagian loket. Informan menyatakan bahwa:

“Kita menerangkan secara detail. Lihat datanya, kalau ada dijelaskan kapan siapnya dan jika belum diberitahu bagaimana cara pengajuannya.”(Wawancara pada tanggal 07 Mei 2018, Transkrip hal 37).

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Pegawai Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia yang bertugas di bagian loket lainnya. Informan menyatakan bahwa:

“Ditanya apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kemudian dijelaskan bagaimana proses pengurusan pelayanan publik yang ia butuhkan.”(Wawancara pada tanggal 07 Mei 2018, Transkrip hal 37).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti mendapatkan informasi bahwa apabila masyarakat menghadapi kendala, pelaksana pelayanan publik memberikan informasi mengenai pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Informasi yang diberikan secara lengkap sehingga masyarakat merasa mengerti.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan informan penelitian masyarakat yang sedang melakukan pengurusan e-KTP mengenai para pegawai dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan secara lengkap dalam pelayanan publik khususnya pada Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia. Informan menyatakan bahwa:

“Karena sudah diberikan informasi oleh pegawainya makanya saya paham bagaimana cara mengurusnya.” (Wawancara pada tanggal 08 Mei 2018, Transkrip Wawancara,hal 38)

Selain itu peneliti juga melaukan wawancara dengan informan penelitian yang sedang melakukan pengurusan Kartu Keluarga. Informan menyatakan bahwa:

“Sudah tahu apa saja yang dibutuhkan dalam pengurusan pelayanan publik yang dibutuhkan.”(Wawancara pada tanggal 18 Mei 2018, Transkrip Wawancara, hal 39).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti mendapatkan informasi bahwa masyarakat sudah mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam pengurusan pelayanan publik. Informan penelitian masyarakat yang lain pun kecenderungan mengatakan hal yang sama. Masyarakat sudah mengetahui informasi pengurusan pelayanan publik dari pelaksana pelayanan publik.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti menyatakan bahwa pada variabel hubungan antar organisasi yang ada dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia sudah dapat berjalan dengan baik. Adanya koordinasi antar pelaksana pelayanan publik dapat membantu pelaksanaan pelayanan publik dapat terlaksana dengan cepat. Salah satunya adalah koordinasi yang dilakukan oleh Kecamatan Medan Helvetia dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan sudah dapat terjalin secara baik. Dan koordinasi yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan publik dalam memberikan informasi mengenai pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat sudah dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara,observasi dan dokumentasi peneliti mengungkapkan bahwa hubungan antar organisasi yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Helvetia sudah baik. Terdapat saling koordinasi antar badan-badan pemerintahan yang mendukung pelayanan publik di Kecamatan Medan

Helvetia. Sebagai contoh hubungan antara Kecamatan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan. Kecamatan Medan Helvetia mengadakan rapat dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan apabila ada permasalahan yang terjadi terkait dengan pelayanan publik. Dan apabila pegawai mengalami kesulitan dalam melaksanakan pelayanan publik yang berhubungan dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, mereka akan menghubungi pihak dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada.

Masyarakat juga berpendapat bahwa dalam mendapat informasi yang dibutuhkan dalam pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat juga tidak mengalami kendala. Para pelaksana pelayanan publik senantiasa membeikan informasi secara lengkap. Sehingga masyarakat tidak merasa kesulitan dalam pengurusan pelayanan publik yang masyarakat tersebut butuhkan.