• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Hipotesis Kerja

Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti terhadap penelitian yang di lakukan. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak diuji, tetapi diusulkan (suggested, recommend) sebagai salah satu panduan dalam proses analisis data.

Hipotesis kerja adalah hipotesa yang sebenarnya, yang asli, yang bersumber dari kesimpulan teoritik. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan hipotesis kerja Implementasi Pelayanan Publik Dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia meliputi Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, Hubungan Antar Organisasi, Karakteristik Agen Pelaksana, Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi dan Disposisi Implementor.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Peneliti akan meneliti dan membahas mengenai “Implementasi Pelayanan Publik Dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia”. Pada bidang tata pemerintahan ini melaksanakan pelayanan publik yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Istilahnya tata pemerintahan yang ada di Kecamatan Medan Helvetia ini memberikan pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat sejak ia lahir hingga ia meninggal dunia. Peneliti akan melihat bagaimana penerapan pelaksanaan pelayanan publik yang diberikan oleh pelaksana pelayanan publik kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan publik dalam bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode penelitian metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Creswell (2012) (Sugiyono 2016:347) menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif berarti proses eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan data pada seting partisipan, analisis data secara induktif, membangun data yang pasial ke dalam tema dan selanjutnya memberikan interprestasi terhadap makna suatu data. Kegiatan akhir adalah membuat laporan ke dalam struktur yang fleksibel.

Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subyek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomena yang diteliti.

Menurut Zuriah (2006:47) penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat/ mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sedara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengumapulkan informasi dan data sesuai dengan teori yang digunakan,yaitu Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, Hubungan Antar Organisasi, Karakteristik Agen Pelaksana, Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi dan Disposisi Implementor. Lalu peneliti akan mendeskripsikan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian untuk mencoba menganalisis kebernarannya berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Kecamatan Medan Helvetia yang beralamat di Jl. Beringin X No. 2 Medan. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yakni bagaimana Implementasi Pelayanan Publik Dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia. Bidang Tata Pemerintahan merupakan bidang yang paling banyak mengurus pelaksanaan pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dimana pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat sejak ia lahir hingga ia meninggal dunia.

Penelitian ini berdasarkan hipotesis kerja yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu dengan menggunakan teori Van Meter dan Van Horn.

Berdasarkan teori Implementasi Kebijakan Publik menurut Van Meter dan Van Horn yang meliputi 6 variabel, yaitu Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, Hubungan Antar Organisasi, Karakteristik Agen Pelaksana, Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi dan Disposisi Implementor.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:364) dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Dalam penelitian ini,peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang didasarkan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang akan diteliti. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya adalah sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar. (Sugiyono 2016:368).

Berdasarkan penjelasan mengenai teknik pengambilan sampel diatas, maka yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3.1 Informan Penelitian

No. Status Informan Informasi Yang Dibutuhkan Jumlah 1. Camat Medan

Helvetia

Informasi terkait Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, Hubungan Antar Organisasi, Karakteristik Agen Pelaksana,

1 orang

Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi dan Disposisi Implementor yang mendukung pada pelayanan publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

2. Sekretaris Camat Medan Helvetia

Informasi terkait Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, pelayanan publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

1 orang

3. Kepala Sub Bagian Umum

Informasi terkait Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, pelayanan publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

1 orang

4. Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan

Informasi terkait Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, pelayanan publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

1 orang

5. Kepala Seksi Tata Pemerintahan

Informasi terkait Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, pelayanan publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

1 orang

6 Pegawai Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia

Informasi terkait Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, pelayanan publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

Informasi terkait Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, pelayanan publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

2 orang

8. Masyarakat Informasi terkait Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumberdaya, pelayanan publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

10 orang

Total 22 orang

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan empat macam teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Teknik pengumpulan data dengan observasi

Nasution (1988) (Sugiyono 2016:377) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehinga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipatif.

Dalam observasi partisipatif, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya.

Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Sebelum melakukan observasi ke lapangan, terlebih dahulu peneliti akan menyusun pedoman observasi. Hal tersebut dapat mempermudah peneliti dalam melakukan observasi ke lapangan.

2. Teknik pengumpulan data dengan wawancara

Esterberg (2002) (Sugiyono 2016:384) mendefinisikan interview sebagai berikut: “Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsentrasikan makna dalam suatu topik tertentu”.

Dalam penelitian kualtiatif sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Dalam penyusunan pertanyaan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun di dalam prosesnya sendiri, peneliti tidak menutup kemungkinan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Sebelum ke lapangan, terlebih dahulu peneliti akan menyusun pedoman wawancara. Hal tersebut dapat mempermudah peneliti dalam melakukan wawancara dengan informan penelitian.

3. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk gambar, misalnya foto,gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumentasi yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Sebelum ke lapangan, terlebih dahulu peneliti akan menyusun pedoman dokumentasi.

4. Trianggulasi

Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Trianggulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (trianggulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang teus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya dengan jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis.

Pada metode analisis data, peneliti menguji kemampuan bernalar dalam menggabungkan data dan informasi yang diperoleh dari hal-hal yang terjadi pada pelayanan publik di Kecamatan Medan Helvetia. Kemudian peneliti menganalisisnya sehingga dapat menghasilkan informasi dan kebenaran dari permasalahan yang ada pada penelitian ini. Pada teknik analisis data, penulis menggunakan model analisis data menurut Miles dan Huberman (Sugiyono 2016:

246) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara bersamaan, yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan hal-hal yang penting tentang penelitian dengan mencari tema. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Melalui penyajian data tesebut maka data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan sehingga akan mudah dipahami dan memungkinkan penarikan kesimpulan serta menentukan tindakan selanjutnya.

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan dalam data kualitatif merupakan temuan baru. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara atau bersifat hipotesis dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pad tahap pengumpulan data berikutnya.

3.6 Validitas Data

Pada pengertian yang lebih luas validitas merujuk pada masalah kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian. Kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sangat penting khususnya dalam penelitian ilmu-ilmu sosial karena pendekatan filosofis dan metodologis yang berbeda Seperti yang telah di kemukakan oleh Sugiyono (2016: 433) dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif meliputi uji credibility, uji transferability, uji dependability dan uji confirmability. Pada pengujian keabsahan data, penulis menggunakan uji credibility yang dilakukan dengan trianggulasi.

Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,

trianggulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif dan member check.

Trianggulaai dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Trianggulasi terdiri dari:

a. Trianggulasi sumber

Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Trianggulasi teknik

Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Trianggulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Helvetia

Kecamatan Medan Helvetia adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Wilayah Kota Medan memiliki luas ± 1.156.147 Ha dan merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Sunggal. Sebelum menjadi kecamatan defenitif terlebih dahulu melalui proses Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991 tanggal 05 Pebruari 1991 dan Keputusan Walikota Medan Nomor : 138/595/SK/1991 tanggal 20 Meret 1991 dirubah namanya menjadi Perwakilan Kecamatan Medan Helvetia dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 50 Tahun 1991 didevinitifkan menjadi kecamatan Medan Helvetia yang diresmikan pada tanggal 31 Oktober 1991 yang terdiri atas 7 (tujuh) Kelurahan yaitu : Kelurahan Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, Dwi Kora, Cinta Damai, Tanjung Gusta dan Sei Sikambing C-II.

Adapun kantornya telah menempati bangunan permanen yang terletak di Jalan Beringin X No 2 Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia dengan luas tanah ± 1.800 m2 dan luas bangunan 375 m2 dan dibangun atas bantuan partisipasi pihak ketiga/masyarakat yang diresmikan pemakaiannya pada tanggal 04 Juni 1992.

Kecamatan Medan Helvetia memiliki visi, yaitu “Dengan mengacu kepada visi Kota Medan, kita ciptakan Kecamatan Medan Helvetia sebagai miniatur Kota Medan.” Sedangkan misi Kecamatan Medan Helvetia adalah “Meningkatkan peran aktif Birokrasi Kecamatan Medan Helvetia yang efisien dan berfungsi

sebagai pelayan masyarakat, mendorong terciptanya rasa aman dalam dinamika kehidupan masyarakat serta terciptanya kerukunan hidup antar umat beragama.”

Adapun misi yang akan diwujudkan yaitu :

1) Memberdayakan kelurahan dengan memberdayakan masyarakat 2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia

3) Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat 4) Meningkatkan kebersihan

5) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 6) Meningkatkan Kamtibmas yang kondusif 7) Meningkatkan penghijauan

8) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Dengan terwujudnya misi Kecamatan Medan Helvetia maka telah mendukung kemajuan dan kemakmuran Medan Kota Metropolitan, dengan Motto Kota Medan melalui bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Medan Kota Metropolitan yang modern, madani, dan religius.

Dalam memberikan pelayanan publik di Kecamatan Medan Helvetia, terdapat tiga seksi yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan publik di Kecamatan Medan Helvetia. Tiga seksi tersebut adalah Seksi Tata Pemerintahan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Seksi Kesejahteraan Sosial.

Dalam menjalankan tugasnya, ketiga seksi tersebut diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing. Tugas dan tanggung jawab dari ketiga seksi tersebut adalah Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas dan tanggung jawab, yaitu: pengurusan Elektronik-Kartu Tanda Penduduk (e-KTP), pengurusan Kartu Keluarga (KK), pengurusan Surat Pindah Datang, pengurusan

Surat Pindah Keluar Antar Kecamatan, pengurusan Surat Pindah Keluar Kota, pengurusan Surat Keterangan Kematian, pengurusan Surat Keterangan Domisili Partai dan pengurusan Surat Keterangan Tanah. Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dan tanggung jawab, yaitu: pengurusan Surat Undangan Musrenbang. Dan Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas dan tanggung jawab, yaitu: pengurusan Surat Dispensasi Nikah (untuk TNI/Polri), Surat Keterangan Kurang Mampu (STKM) dan Surat Keterangan Ahli Waris. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian mengenai Implementasi Pelayanan Publik dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bab ini, penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri atas data yang berasal dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, terkait dengan permasalahan penelitian yaitu, Implementasi Pelayanan Publik Dalam Bidang Tata Pemerintahan Di Kecamatan Medan Helvetia.

4.3 Pelaksanaan Wawancara

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini, penulis melakukan dengan empat tahapan.

Pertama melakukan observasi ke lapangan untuk mengetahui secara langsung bagaimana keadaan penelitian yang sesungguhnya. Kedua peneliti melaksanakan

penelitian dengan melakukan wawancara dengan informan. Ketiga, peneliti mengumpulkan dokumentasi untuk mendukung dari data yang didapat melalui hasil wawancara dan observasi. Dan keempat, peneliti melakukan trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Menurut Fred N. Kerlinger ( 1995 : 770 ) wawancara (interview) adalah situasi peran antar-pribadi bersemuka (face-to-face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancara atau responden.

Hal yang pertama dilakukan oleh penulis adalah dengan melaksanakan wawancara dengan informan yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini. Dalam melaksanakan wawancara untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan dari penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan informan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada. Sesuai dengan metode penelitian, peneliti telah menetapkan 22 orang narasumber. Dua puluh dua informan tersebut merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi permasalahan penelitian yaitu yang berhubungan dengan proses Implementasi Pelayanan Publik Dalam Bidang Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia.

Pada pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh penulis, penulis melakukan wawancara dengan Camat Medan Helvetia yang terdiri dari 1 orang, Sekertaris Camat Medan Helvetia yang terdiri dari 1 orang, Kasubbag Umum yang terdiri dari 1 orang, Kasubbag Keuangan dan Program yang terdiri dari 1 orang, Kasi Tata Pemerintahan yang terdiri dari 1 orang, Pegawai di Kecamatan

Medan Helvetia yang terdiri dari 7 orang dan Masyarakat yang terdiri dari 10 orang. Dalam penelitian, identitas informan perlu dikemukakan untuk mendukung validasi dan keabsahan data. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga kategori, yaitu Camat beserta jajaran staff Kecamatan Medan Helvetia, Staf Administrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan yang ditempatkan di Kantor Kecamatan Medan Helvetia dan Masyarakat.

Tabel 4.3.1: Informan Penelitian

No. Informan Jumlah

(orang) 1. Camat beserta jajaran staff Kecamatan Medan

Helvetia

10 orang 2. Staf Administrasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Medan yang ditempatkan di Kantor Kecamatan Medan Helvetia

2 orang

3. Masyarakat 10 orang

Jumlah 22 orang

Sumber : Penelitian, 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa informan penelitian ini terdiri dari tiga kategori, yaitu Camat beserta jajaran staff Kecamatan Medan Helvetia yang terdiri dari Camat Medan Helvetia yang terdiri dari 1 orang, Sekertaris Camat Medan Helvetia yang terdiri dari 1 orang, Kasubbag Umum yang terdiri dari 1 orang, Kasubbag Keuangan dan Program yang terdiri dari 1 orang, Kasi Tata Pemerintahan yang terdiri dari 1 orang serta Pegawai Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia yang terdiri dari 7 orang ,Staf Administrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan yang ditempatkan di Kantor Kecamatan Medan Helvetia yang terdiri dari 2 orang dan Masyarakat yang terdiri dari 10 orang. Para informan ini dijadikan sebagai sumber data primer melalui wawancara secara langsung. Peneliti membagi pedoman wawancara dalam 3 kategori yang meliputi: (1) Pedoman Wawancara yang

ditujukan kepada Camat Medan Helvetia, Sekertaris Camat Medan Helvetia, Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program dan Kepala Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Medan Helvetia; (2) Pedoman Wawancara yang ditujukan kepada Staf Administrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan yang ditempatkan di Kantor Kecamatan Medan Helvetia dan Pegawai Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia dan (3)

ditujukan kepada Camat Medan Helvetia, Sekertaris Camat Medan Helvetia, Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program dan Kepala Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Medan Helvetia; (2) Pedoman Wawancara yang ditujukan kepada Staf Administrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Medan yang ditempatkan di Kantor Kecamatan Medan Helvetia dan Pegawai Tata Pemerintahan di Kecamatan Medan Helvetia dan (3)