• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Tingkat Rumah Tangga dengan Perubahan Perilaku Peserta Program

TINGKAT PARTISIPASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERUBAHAN PERILAKU PESERTA PROGRAM

6.3 Hubungan antara Tingkat Rumah Tangga dengan Perubahan Perilaku Peserta Program

6.3.1 Tingkat Partisipasi Peserta Program terhadap Tingkat Pengetahuan Tabel 22 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan 100 persen responden tinggi. Tingkat partisipasi tinggi adalah 61 persen responden, sedangkan tingkat partisipasi rendah adalah 39 persen responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sama tinggi.

Tabel 22. Persentase Responden Menurut Tingkat Partisipasi dan Pengetahuan terhadap Program di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009

Variabel Kategori

Tingkat pengetahuan (%)

Tinggi

Tingkat Partisipasi Rendah 39

Tinggi 61

Keseragaman input data dimana tingkat pengetahuan 100 persen responden sama tinggi menyebabkan tingkat partisipasi rumah tangga tidak dikorelasikan dengan tingkat pengetahuan responden, artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan tingkat pengetahuan, sehingga data primer pada Tabel 22 dijabarkan secara deskriptif tanpa perlu uji korelasi. Namun, berdasarkan hasil wawancara, 100 persen responden mengalami perubahan tingkat pengetahuan yang awalnya tidak tahu menahu tentang program dan juga pengelolaan sampah menjadi tahu, artinya terdapat perubahan tingkat pengetahuan setelah responden berpartisipasi dalam Program Komposting Rumah Tangga.

6.3.2 Tingkat Partisipasi Peserta Program terhadap Sikap

Tabel 23 menunjukkan bahwa 100 persen responden bersikap positif terhadap program. Tingkat partisipasi tinggi adalah 61 persen responden, sedangkan tingkat partisipasi rendah adalah 39 persen responden dengan sikap sama yaitu positif.

Tabel 23. Persentase Responden Menurut Tingkat Partisipasi dan Pengetahuan Terhadap Program di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009

Variabel Kategori Sikap

Positif

Tingkat Partisipasi Rendah 39

Tinggi 61

Keseragaman input data dimana sikap 100 persen responden sama-sama positif menyebabkan tingkat partisipasi rumah tangga tidak dikorelasikan dengan tingkat pengetahuan responden, artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan tingkat pengetahuan, sehingga data primer pada Tabel 23 dijabarkan secara deskriptif tanpa perlu uji korelasi. Namun, berdasarkan hasil wawancara, 100 persen responden mengalami perubahan sikap yang awalnya cenderung bersikap negatif menjadi positif dalam menyikapi program pengelolaan sampah rumah tangga, artinya terdapat perubahan sikap setelah responden berpartisipasi dalam Program Komposting Rumah Tangga.

6.3.3 Tingkat Partisipasi Rumah Tangga terhadap Tindakan

Tabel 24 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi rumah tangga yang tinggi diikuti dengan tindakan yang positif yakni 93,6 persen responden, begitu pula sebaliknya, tingkat partisipasi rendah diikuti dengan tindakan yang negatif dalam merespon program yakni sebesar 13,3 persen responden.

Tabel 24. Persentase Responden Menurut Tingkat Partisipasi dan Tindakan di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009

Variabel Kategori Tingkat Partisipasi (%) Rendah Tinggi Tingkat Partisipasi Rendah 13,3 86,7 Tinggi 6,4 93,6

Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai +0,307, artinya antara tingkat partisipasi dengan tindakan berkorelasi positif dan nyata. Artinya, semakin tinggi tingkat partisipasi responden dalam program, maka menjadi semakin positif tindakan yang dihasilkan dalam rangka merespon program. Responden yang berpartisipasi aktif dalam program, maka pengetahuan akan program juga bertambah dan sikap terhadap program juga semakin positif, sehingga tindakan

yang dihasilkan juga positif, begitu pula sebaliknya, semakin rendah partisipasi responden dalam program, maka pengetahuan akan program juga berkurang dan sikap terhadap program semakin negatif sehingga tindakan yang dihasilkan pun cenderung negatif. Hubungan antara tingkat partisipasi dengan tindakan nyata, artinya hasil uji korelasi Speraman dalam Tabel 24 dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi (warga RW 14). Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa terdapat perubahan tindakan terhadap program pengelolaan sampah rumah tangga.

6.4 Ikhtisar

Warga tidak berpartisipasi dalam perencanaan Program Komposting Rumah Tangga karena program bersifat top down, artinya perencanaan program tidak partisipatif. Namun, perencanaan pembentukan kelembagaan RW Hijau melibatkan warga, karena pembentukan kelembagaan RW Hijau atas dasar inisiatif warga.Bentuk partisiapsi warga dalam pembentukan kelembagaan RW Hijau adalah menghadiri rapat atau pertemuan yang diadakan oleh pengurus RW 14. Tingkat partisipasi dalam tahap pelaksanaan adalah tinggi, hal ini dilatarbelakangi oleh tingginya kesadaran peserta program dalam menjaga lingkungan, namun ada juga peserta yang berpartisipasi dalam pelaksanaan program karena ajakan tetangga, teman atau saudara dan sekedar mengikuti tren semata. Peserta program yang tidak terlibat dalam pelaksanaan program sebagian besar dikarenakan sibuk kerja. Peran peserta Program Komposting Rumah Tangga adalah sebagai kader lingkungan, pengurus RW atau RT yang aktif dalam kegiatan sosialisasi, perencanaan, dan pelaksanaan program, namun ada juga yang berperan sebagai partisipan biasa yang hanya terlibat dalam pelaksanaan program. Pemilahan sampah sebagai bagian dari Program Komposting Rumah Tangga merupakan program yang paling diminati oleh responden karena mudah dilakukan. Tingkat partisipasi peserta dalam tahap menikmati hasil tergolong tinggi, hal ini dibuktikan dengan pernyataan sebagian besar responden yang merasakan manfaat dari Program Komposting Rumah Tangga, yaitu lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi lebih bersih, asri, dan nyaman. Responden yang tidak melanjutkan program menjadikan sibuk kerja sebagai alasan utama.

Tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga berhubungan dengan faktor internal (usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lama kerja, lama tinggal, status tempat tinggal) dan faktor eksternal (luas halaman, kondisi lingkungan rumah, frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan). Tabel 25 mengenai korelasi antara variabel-variabel dalam faktor internal dengan tingkat partisipasi peserta program menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan lama tinggal berkorelasi positif (nyata) dengan tingkat partisipasi peserta program. Usia, tingkat pendapatan, dan lama kerja berkorelasi negatif (tidak nyata) dengan tingkat partisipasi peserta program, sedangkan variabel jenis pekerjaan dan status tempat tinggal tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi peserta program.

Tabel 25. Persentase dan Korelasi Responden antara Faktor Internal dengan Tingkat Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009

Variabel Kategori Persentase

(%) Tingkat Partisipasi (%) Korelasi Rendah Tinggi Usia Muda 7,8 33,3 66,7 Negatif dan tidak nyata

Dewasa 87,0 37,3 62,7 Tua 5,2 75 25 Tingkat pendidikan Rendah 6,5 60 40 Positif dan nyata Tinggi 93,5 37,5 62,5 Jenis pekerjaan Pegawai swasta 14,3 63,6 36,4

Tidak ada hubungan (H0 diterima)

Ibu rumah tangga 22,1 23,5 76,5

Wiraswasta 14,3 36,4 63,6

PNS 49,3 39,5 60,5

Tingkat pendapatan

Rendah 26 38,9 61,1

Negatif dan tidak nyata Sedang 20,8 60 40 Tinggi 6,4 65 35 Tidak berpenghasilan 46,8 18,75 81,25 Lama kerja Tidak bekerja 50,6 38,5 61,5

Negatif dan tidak nyata Tidak sibuk 6,5 40 60 Sibuk 42,9 60,6 39,3 Lama tinggal Baru 39,0 43,3 56,7

Positif dan nyata

Lama 61,0 36, 2 63,8

Status tempat tinggal

Rumah sendiri 96,1 37,8 62,2

Tidak ada hubungan (H0 diterima)

Sewa/kontrak/kos 2,6 50 50

Menumpang 1,3 100 0

Rumah dinas 0 0 0

Faktor eksternal yang berhubungan dengan tingkat partisipasi peserta program terdiri dari variabel luas halaman, keadaan lingkungan rumah dan

frekuensi hadir dalam bimbingan dan penyuluhan. Tabel 26 menunjukkan bahwa luas halaman dan frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan berkorelasi positif (nyata). Keadaan lingkungan rumah 100 persen responden adalah bersih artinya keadaan lingkungan rumah tidak berkorelasi dengan tingkat partisipasi rumah tangga dalam program karena keseragaman data yaitu keadaan lingkungan rumah seluruh responden adalah bersih.

Tabel 26. Persentase dan Korelasi Responden Menurut Faktor Eksternal dengan Tingkat Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009

Variabel Kategori Persentase (%)

Tingkat Partisipasi

(%) Korelasi

Rendah Tinggi Luas halaman Sempit: 0-49m

2 88,3 44,4 55,6 Nyata dan positif Luas: 50-100m2 11,7 35,7 64,3 Keadaan lingkungan rumah Bersih 100 38,9 61,1 Tidak ada Kotor 0 0 0 Frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan Jarang 62,3 63,2 36,8 Nyata dan positif Sering 7,8 31,1 68,9

Tingkat partisipasi peserta program berhubungan dengan perubahan perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga. Perilaku dilihat melalui tiga variabel, yaitu tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan responden sebagai respons terhadap pelaksanaan program. Tabel 27 menunjukkan tingkat pengetahuan 100 persen responden dalam program adalah tinggi, begitu pula dengan sikap 100 persen responden adalah positif, sehingga tidak ada korelasi antara variabel tingkat pengetahuan dan sikap dengan tingkat partisipasi peserta program. Variabel tindakan memiliki hubungan yang nyata atau positif dengan tingkat partisipasi, artinya tingkat partisipasi peserta program berhubungan dengan tindakan responden.

Tabel 27. Persentase dan Korelasi Perilaku dengan Tingkat Partisipasi Responden di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009

Variabel Kategori

Tingkat Partisipasi

(%) Korelasi

Rendah Tinggi

Tingkat Pengetahuan Tinggi 39 61 Tidak ada

Sikap Positif 39 61 Tidak ada

Tindakan Positif 86,7 13,3 Nyata dan positif

BAB VII