• Tidak ada hasil yang ditemukan

akhirnya mencapai kesetaraan kelas ( egatiter)

J. Hun gtinglon "Diferensiasi Kultural"

Menurut Jan Naderveen Pieterse (2004) telah mengindentifikasikan tiga paradigma utama dalam merumuskan kultural globalisasi, yaitu : (l) Pembedaan berbagai budaya lokal dan global, (2) Mcmusatkan budaya global atau lokal, (3) Penciptaan atau pcrcampuran dan budaya lokal dan global

Diferensiasi kulrural menurut Hungtington (200 I) adalah perbedaan budaya di dalam dunia. Hungtington (2001) mengambarkan suatu potret mengerikan tentang hubungan Baral dengan perdapan lain, terurarna Islam, konflik yang terjadi da!am masyarakat modern adalah konflik peradaban antara Barat, Sinic (Cina dan Jcpang) dan Islam.

Hungtington rncmperkirakan konflik yang berbahaya antara kcuganya, Baral dcngan "arogansi'', Islam dcngan "toleransi" clan Sinic "keyakinan diri". Sebagian konllik berkisar alas pandangan Barat atas dirinya yang memiliki kebudayaan universal, hasratnya unruk mengekspor budaya iersebut keseluruh dunia, namun mereka tidak memilikt kemampuan untuk melakukan itu. Orang Islam mcmandang kebudayan universal yang

132

Teori Sosiologi Klasik, \,1odern, Posmodcrn, Saintifik, Hermeneutik, Kritis, Evaluaiif dan Integratif

ingin disebar luaskan pada budaya yang lain, dianggap sebagai

"imperialisme" atau menjajah Kcgara lain. Secara khusus, Baral ingin membatasi kepemilikan pcrsenjataan, sementara peradapan Jain ingin merniliki persenjataan, khususnya "senjata penghancur massal". Barat juga berusaha mcngekspor dernokrasi kepada kebudayaan lain bahkan memaksanya, namun banyak kebudayaan yang tidak mau menerimanya.

Baral membatasi imigrasi terutama peradaban Islam, namun banyak peradaban yang menemukan jalan dan ingin kesana. Ketika semua itu mengalami pcrkembangan maka masyarakat yang retak (Baral dan Muslim). lmperialisme Barat menjadikan peradaban Islam sebagai targetnya, Islam tidak memiliki Negara inti untuk memprakrikkan kekuasaan dan pertuasan peradabannya, akan tetapi Islam memiliki tckanan dari ledakan demografis dalam islam (merniliki pemeluk

terbanyak di dunia yang tersebar dibebarapa negara). Hungtington (2001)

mengatakan ncgara Barat teruiama Amerika Serikat terancam olch watak yang scmakin multikuhural dan rnultiperdaban. Contoh budaya minuman keras, budaya pakaian mini, homoseksual, biseksual, trasgender dan lain•

lain merupakan salah satu produk budaya Amerika, Hal tersebut banyak diterima olch rnasyarakat termasuk masyarakat Indonesia yang ingin kelhatan modem padahal wesrernisasi, narnun disisi lain Indonesia yang mayoritas Islam mcmiliki kebudayaan sendiri yang secara umum benentangan dcngan budaya Amerika.

K George Ritzer L Konvergeusi Budaya

Ritzer (2012) Konvergensi bud a ya adalah proses penyatuan budaya-budaya global. Dalarn tingkatan tertentu kebudayaan memiliki keccndrungan untuk rnelihat asirnilasi global, dengan berfokus pada beberapa ha! seperti imperialisme budaya (penjajahan dar segi budaya), kapitalisme global, pembaratan, Amerikanisasi, McDonalisasi dan kebudayaan dunia. Pada titik eksrrem, globalisasi rnenjadi pernbaratan, Amerikanisasi clan '.11c0onalisa~i. Konvcrgensi budaya adalah proses•

proses global membawa pcnorncna yang sama. Conteh rcstoran McDonal sudah berada hampir semua Negara diseluruh dunia.

Berdarnpingan clengan fenornena global terscbur terdapat fenomena lokal 133

---·

Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern. Saintifik. Hcrmcneutik, Kritis, Evaluatif clan Integratif

seperti festival makanan lokal, karena kemunculan berbagai bentuk global. mendorong kebangkitan kembali atau perkembangan benruk lokal yang baru. Contoh lain konvergensi budaya juga berlangsung mcnjamurnya Alfa Mart, Indo Mart, dan Alfa Midi.

2, Hibridasi Budaya

Percampuran budaya sebagai akibat dari globalisasi dan produksi, di luar penyatuan global dan lokal, berbagai budaya yang unik yang tidak bisa dircduksi sebagai kebudayaan lokal atau kebudayaan global yang mcngindikasikan kebcrlanjutan heterogenisasi dan homogenisasi, irulah yang dimaksud dengan "hibridasi budaya".

Konsep yang menjadi inti hibndasi budaya dan juga apa yang dipikirkan para teoritis yang tertarik dengan globalisasi tenrang sifat berbagai proses transnasional adalah glokalisasi. Glokalisasi scbagai intcrpcnctrasi antara global dan lokal yang menghasilkan sesuatu yang unik di tempat yang berbeda-beda. Jika grobalisasi dikairkan dcngan penyebaran bentuk-bcntuk yang kosong (nothing) bcrbeda dengan globalisasi yang menyebarkan bcntuk-bentuk yang ada. Beberapa contoh hibridasi budaya adalah seperti sushi (Jepang) Indonesia (dibuat dengan citarasa Indonesia). Selain iru kaitannya dcngan glokalisasi adalah kreolisasi, umunya diartikan sebagai ras campuran, namun sekarang ini juga diartikan sebagai pengabungan bahasa dan budaya yang sebelumnya tidak bisa dipahami oleh satu sama lain. Contohnya bahasa carnpuran lnggris clan Indonesia yang biasa dilakukan oleh orang Indonesia yang perna tinggal di Negara Inggris ataupun sebaliknya sehingga cara berbicara mereka mencarnpur-carnpur bahasa yang berbeda,

3, .\1c0onalisnsi

Ritzer (2012) McDonalisasi adalah pcngelolaan dengan prinsip restoran cepat saji, yang scmakin mendominasi kehidupan masyarakat, di seluruh penjuru dunia. Sifat McDonalisasi mungkin dapat digambarkan dengan menguraikan lima dimcnsi dasarnya, yaitu cfesiensi, kemudahan perhitungan, kernudahan dipredikasi, kontrol tcknologi, dan kctidakrasionalan rasionalitas.

134

Teori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hcrmcneutik, Kritis, Evaluatif dan lrucgratif

a. Efisiensi, yaitu pegawai McDonalisasi harus bekerja sccara efisien, Conteh dalarn pembuatan burger dilakukan menyerupai lini perakitan, yang masing-masing mcngcrjakan bagiangnya. Hal tersebut dilakukan karena pelanggan ingin mengkornsumsi makanan tersebut secara efisien. Oleh karena itu pelayanan McDonalisasi juga hasus efisien.

Layanan drive-through adalah sarana yang sangat efisien bagi pelanggan untuk mendapatkan dan bagi karyawan untuk menyerahkan. makanan yang dipesan, Secara keseluruhan semua norma, aturan, regulasi, prosedur dan srruktur yang dioperasikan di restoran ccpat saji untuk mernastikan karyawan aiaupun pelanggan berlaku secara efisien.

b. Kcmudahan perhitungan, yaitu perhatian besar pada perhirungan waktu, penekananya tentang kuantitas, dan sering terjadi kerusakan kualitas. Berbagai aspek kerja karyawan ccpat saji telah dipcrhitungkan waktunya. Penekana n pada kcceparan waktu ini sering kali dapat memberikan pcngaruh yang rnerugikan kualitas kerja, clari sudut pandang karyawan mcngakibaikan ketidakpuasan kerja, alienasi dan tingkar perputaran modal yang tinggi, Sama halnya dengan pelanggan yang diharapkan menghabiskan waktu scdikit mungkin di restoran cepat saji. Layanau drive-through mereduksi waktu menjadi nol. tetapi jika pelanggan ingin rnakan disana, kursi bisa saja dirancang untuk mernaksa rnereka pergi secepat mungkin pergi atau dcngan cara pelayan cepat membersihkan tempat makan. Penekanan pada kecepatan sangat berpengaruh pada kualitas makanan yang diberikan pacla restoran cepat saji. Karena unruk mendapatkan makanan yang berkualitas tinggi mcmbutuhkan waktu yang lama untuk mcnycdiakannya.

c. Kemudahan diprediksi, yaitu perilaku karyawan dan pelanggan mudah untuk diprediksikan, mulai dari pelanggan masuk sampai pelanggan keluar atau pergi, semua perilaku sudah dijelaskan dalam pcraturan atau prosedur yang barus dijalankan, Contohnya ketika pelanggan masuk, pelayan akan menyambut dcngan kata ..selamai datang'' atau ketika pelanggan sudah pergi, pclayan mcngatakan "tcrima kasih".

Ritual-ritual terscbut mudah dipredikis karena ada dalam prosedur

135

Tcori Sosiologi Klasik, Modem, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis.

Evaluatifdan lntegratif

pelayanan, dan tidak banyak mengalami perubahan dari wakru ke wakru.

d. Kontrol melalui teknologi, yaitu kontrol yang sangat ketat dalam restoran cepat saji, sebagian besar dikontrol oleh teknologi. Teknologi mernang mendominasi karyawan namun lambat laung akan mengaruikan posisi karyawan. Seperti hanya dengan tempat penggorengan yang akan berbunyi jika sudah masak dan bahkan secara otomatis akan rerangkat dari penggorengan, Dengan mesin tersebut pelanggan bisa memesan setengah masak atau masak keseluruhan,

e. Ketidakrasionalan rasionalitas, karyawan dan pelanggan sama-sama rnengalarni ketidakrasionalan rasionalitas yang tidak terhindarkan mendampingi McDonalisasi. Rasionalitas tampaknya selalu bcriringan dengan irasioual. Sebagai contoh efisiensi restoran cepat saji sering tergantikan dengan ketidakefisiensi di tempat antrian panjang rnanusia untuk rnernasang makanan. Mcskipun banyak ketidakrasionalan narnun yang paling terpenting adalah dehumanisasi. Para karyawan dipaksa bekerja sepanjang hari di tempat yang tidak manusiawi dan pelanggan yang dipaksa menikmati makanan yang tidak manusiawi.

Simpulannya restoran cepat saji adalah surnber degradasi, dehumanisasi dan irasional bagi karyawan dan pclanggan.

4. Globalisasi Kosong

Seperti globalisasi kosong (Ritzer, 2007) seperti hanya dengan Mcfronalisasi, menyiratkan meniugkarnya homogenisasi, ketika sernakin banyak Negara memiliki rnaka akan semakin banyak kekosongan. Pokok idenya adalah "grobalisasi". Proses grobalisasi melibatkan tiga subproses, yaitu kapitalisme, Arnerikanisasi, dan McDonalisasi merupakan kekuatan pengerak utama dalarn grobalisasi yang memilik.i arti yang sangar penting dalam penyebaran kekosongan di seluruh dunia, yang dimaksud kosong (nothing), adalah hampir semuanya benruk kosong, bentuk yang tidak rncrniliki muatan yang berbeda. Sebaliknya (something) di definisikan sebaga sesuaru yang berbentuk, penuh dengan muatan yang berbcda.

Namun mudah untuk meugekspor yang kosong (nothing) keseluruh dunia dibandingakan dengan yang berbentuk (somethingv. Bcntuk-bentuk yang

136

Teori Sosiologi Klasik. Modern. Posrnodern, Sainrifik, Hermeneutik, Kritis, Evaluatif dan lntegratif

bermuatan akan lebih besar kemungkinannya ditolak dibandingkan

dcngan yang kosong karena berbenruran dengan muatan lokal. Contohnya adalah mall sebagai pusat perbelanjaan yang merupakan srruktur yang kosong. dan bisa diisi dengan muatan lokal seperti toko, dan makanan khas negara tersebut. Mall tcrsebut merupakan "grobalisasi" yang dapat meningkatkan homogenisasi global.

Terdapat ernpat subjenis kosong dan hampir sepenuhnya kosong dari muatan yang berbeda dan menglobal, yaitu (1) "Non tempat" atau pengaruran tempat yang hampir sepenuhnya kosong. Contohnya mall (2)

"Non benda" yaitu benda yang mcmiliki fungsi dan cara yang sama yang digunakan manusia di manapun di dunia ini. Contohnya kartu kredit. (3)"

Non orang" yaitu jenis karyawan yang bisa berada di mana pun di dunia ini. Contohnya telemarketer. (4) "Non jasa" yaitu jasa yang disediakan yang bersifat idemik. Coniohnya ATM. Mcrebaknya secara global "non ternpat, non benda, non orang, dan non jasa merupakan salah satu indikasi dari pcningkatan homogenisasi di bclahan dunia.