• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Pernapasan Menyehatkan Para Astronot

Dalam dokumen nafas meditasi.pdf (Halaman 108-114)

I

lmu pernapasan bukan saja dapat menyehatkan badan dan memperkuat fisik, tetapi juga dapat meningkatkan fungsi daya pikir pada otak besar manusia. Hal ini merupakan sebuah kenyataan. Namun, selain itu, ia masih juga dapat digunakan untuk menggembleng personel dari berbagai bidang. Salah satu di antaranya adalah para astronot.

Di tengah IPTEK yang berkembang dengan kepesatan luar biasa ini, manusia dengan hasil kristalisasi dari segala puncak intelegensinya, sedang menyelusuri rahasia kedalaman antariksa ke luar angkasa, menciptakan prasyarat penerbangan manusia ke planet-planet lain.Penerbangan ulang alik umat manusia antarbintang, tak lama kemudian pasti akan menjadi kenyataan.

Namun, manusia ingin berlanglang buana di antariksa tetap merupakan masalah yang amat rumit, di antaranya yang paling urgen adalah problem penyesuaian tubuh manusia terhadap lingkungan spesifik luar angkasa serta

suplai iptek yang selangkah lebih maju.Kesemuanya ini masih menunggu uluran tangan seluruh umat manusia untuk berusaha lebih keras, memacu penemuan langkah-langkah yang aman dan efektif untuk penerbangan di antara bumi dan planet-planet lain.

Berdasarkan uraian di atas, manusia ingin terbang ke luar angkasa, harus memenuhi tiga syarat:

(1) Suplai teknologi yang memadai;

(2) Alokasi sumber material serta potensi ekonomi; (3)Penyesuaian pembawaan diri umat manusia terhadap

kondisi luar angkasa. Di sini, dengan mengecualikan poin 1 dan 2 sebagai masalah yang tidak dibahas, melainkan hanya pada poin ke-3, diungkap masalah penyesuaian pembawaan diri umat manusia terhadap kondisi ruang angkasa.

Seperti yang diketahui, dan evolusi umat manusia berjalan di bawah pengaruh daya tarik bumi, fungsi dan struktur biologis manusia pada tingkat tertinggi dapat menyesuaikan dengan lingkungan kondisi gaya berat yang ada di permukaan bumi. Sebaliknya ruang lapisan angkasa, justru adalah "ruang hampa" dan alam yang tidak berbobot.Dalam penerbangan angkasa luar, karena gerakan mekanis penerbangan, dengan berbagai peralatan penerbangan, berat tubuh manusia dapat mengalami perubahan dalam ukuran besar, dari mula-mula kehilangan bobot hingga berat tubuh bertambah beberapa kali lipat, bahkan mencapai beberapa puluh kali lipat.

Manusia dalam penerbangan luar angkasa, karena dalam kondisi kehilangan bobot atau over bobot, maka

fungsi fisiologis serta susunan kondisi saraf mendapatkan rangsangan, seperti vertigo, mata kabur, tak bisa tidur, kehilangan keseimbangan, mual, dan lain-lain. Gejala ini disebut "penyakit aeroneurosis".

Untukmengatasi penyakit aeroneurosis, para astronot harus diseleksi dari personel-personel yang memiliki fisik dan mental yang sempurna serta mereka yang mempunyai daya tahan tingkat tertentu terhadap lingkungan, khususnya pada lingkungan luar angkasa. Mereka ini, sebagai sasaran pemilihan menjadi astronot.

Para cadangan astronot umumnya dipilih dari penerbang-penerbang unggulan, setelah melalui training 3-4 tahun, barulah dapat menjalankan tugas sebagai penerbang angkasa luar. Proses training astronot dilakukan melalui perekayasaan lingkungan luar angkasa di bumi, ditambah dengan perlengkapan-perlengkapan khusus. Item training termasuk penyesuaian fisiologi tubuh manusia terhadap ruang hampa serta pengoperasian terhadap peralatan mekanis di bawah kondisi tanpa bobot dan semua langkah-langkah untuk mengatasi penyakit aeroneurosis. Seorang astronot yang matang, harus mempunyai daya tahan terhadap lingkungan spesifik luar angkasa dalam jangka waktu yang panjang, gejolak ritme jantung dan tekanan darah tidak banyak, gejolak tingkat kekacauan saraf vegetatif vestibular tidak besar, salah pemahaman terhadap ruang dapat cepat hilang, dan lain-lain.

Baik buruknya fisik dari astronot akan langsung mempengaruhi hasil penerbangan, terutama pada saat

kembali pendaratan ke bumi. Sedikit kesalahan dari astronot, akan menimbulkan kerugian yang fatal. Terjatuh hingga hancurnya kapal ruang angkasa Gemini III milik eks Uni Soviet serta nasib naas yang menimpa astronot Komolov dan Toployolizky, betul-betul merupakan pelajaran yang sangat mengenaskan.

Kini, mari kita bahas fungsi ilmu pernapasan terhadap training astronot. Ilmu pernapasan adalah sebuah rangkaian cara untuk memasuki ketenangan dan relaksasi bagi seorang melalui regulasi fisik, regulasi mental, dan regulasi napas. Orang yang melatih diri dengan ilmu pernapasan dapat menstabilkan emosi, sekaligus membuat otak menjadi jernih, ini betul-betul merupakan cara yang jitu untuk mengontrol ketegangan saraf otak besar serta emosi. Kesemuanya ini, memberikan peranan yang amat penting terhadap adaptasi manusia pada lingkup khusus ruang angkasa dan memantapkan pengoperasian terhadap mekanik.

Melatih diri dengan ilmu pernapasan, juga dapat memacu tercapainya ketiduran dan menghilangkan kekacauan fungsi usus dan lambung.Pakar ilmu pernapasan, biasanya tidurnya sedikit, dikarenakan sering melakukan training pernapasan sebagai gantinya tidur, namun semangat malah terasa bergelora.

Dengan demikian, ini dapat mengatasi percepatan ritme jantung dalam proses penerbangan serta gejala in-somnia (sukar tidur) yang ditimbulkan oleh pergantian siang dan malam yang berlainan ketika berada di bumi. Juga setelah kembali ke bumi, ilmu pernapasan merupakan

sebuah metode positif untuk memulihkan kembali kesehatan para astronot.

Manusia di dalam kapsul pesawat antariksa, berorbit di luar angkasa secara terus-menerus, dari penghidupan yang bersifat kolektif, mendadak terkurung dalam kabin yang sempit, terisolasi dari keramaian dunia; Dari penghidupan penuh variasi warna warni di dunia, mendadak berubah menjadi kehidupan yang monoton.Saat itu, psikologis dan fisiologis pasti akan mendapatkan perubahan responsif.Hal ini apabila serius akan mengancam keselamatan dan pelaksanaan tugas. Namun, keadaan ini bagi orang praktisi ilmu pernapasan, justru merupakan kesempatan emas. Berolah ilmu pernapasan di luar angkasa, bukan saja dapat menikmati lingkungan maha tenang tingkat tinggi, tetapi juga berdaya efek penyatuan diri seorang dengan alam semesta. Rasa hidup terisolasi dalam kabin pesawat yang sempit, dengan sendirinya sirna sama sekali.

Selain itu, astronot antariksa, bila dapat ditambah dengan latihan ilmu pernapasan puasa (sejenis ilmu pernapasan yang walau tak makan dapat bertahan hidup pada waktu tertentu) dan ilmu pernapasan terapi (sejenis cara penyembuhan), akan dapat mengurangi sejumlah besar bahan makanan dan obat-obatan yang ditampung oleh pesawat antariksa. Selain hal itu pula, jika astronot dalam keadaan sakit untuk sementara waktu, dapat mengobati diri sendiri atau rekan lain, atau dalam keadaan darurat dapat bertahan hidup lebih lama menunggu bala

bantuan. Semua ini, akan memberikan peranan yang positif terhadap penerbangan antarbintang antariksa di kemudian hari.

6

Olahraga Pernapasan

Dalam dokumen nafas meditasi.pdf (Halaman 108-114)