• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internal process perspective terdiri atas 6 (enam) sasaran strategis, yaitu:

Bab IV Inisiatif Peningkatan Kinerja DJPb

C) Internal process perspective terdiri atas 6 (enam) sasaran strategis, yaitu:

Kebijakan adalah konsep besar yang menjadi dasar dan pemberi arah dalam pelaksanaan dan pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Optimal adalah sesuai dengan kebutuhan, implementatif, dan tidak saling bertentangan. Formulasi kebijakan yang optimal mengandung makna bahwa perumusan konsep besar yang menjadi dasar dan pemberi arah dalam pelaksanaan dan pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sudah sesuai dalam menghasilkan output/outcome sesuai tujuan.

4. Komunikasi, edukasi, dan standardisasi yang berkesinambungan

Komunikasi dan edukasi merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman stakeholders atas peraturan dan kebijakan di bidang perbendaharaan untuk memperkuat implementasi peraturan dan kebijakan dalam rangka mendorong tercapainya tujuan organisasi. Standardisasi bertujuan untuk mewujudkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola perbendaharaan melalui peningkatan kompetensi pengelola perbendaharaan berdasarkan kualifikasi kompetensi yang dipersyaratkan dalam rangka mendukung terwujudnya pengelolaan APBN yang semakin berkualitas di seluruh Kementerian/Lembaga sehingga dapat menghasilkan output dan outcome yang maksimal sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Standardisasi pengelola perbendaharaan dimaksud dilaksanakan melalui program pengembangan kapasitas, uji kompetensi, sertifikasi kompetensi, dan pengembangan profesi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan. Dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan tata kelola keuangan yang bersifat dinamis, dibutuhkan strategi komunikasi, edukasi, dan standardisasi yang kontinu, tidak tambal sulam serta berorientasi pada usaha membuat satker mampu menguasai secara menyeluruh aspek filosofi sampai dengan aspek teknis pengelolaan perbendaharaan.

5. Pengelolaan kas dan pembiayaan yang pruden dan optimal

Pengelolaan kas dan pembiayaan yang optimal artinya dapat memanfaatkan kas yang ada sesuai dengan kebutuhan, memanfaatkan idle cash dengan hasil yang maksimal, meminimalisir cost dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat, dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Sedangkan pruden dalam pengelolaan kas dan pembiayaan

negara berarti kemampuan dalam mengelola kas negara dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian.

6. Monev perbendaharaan yang optimal

Dalam rangka memastikan proses pengelolaan perbendaharaan dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan dan dapat mencapaia output yang telah ditetapkan, perlu dilakukan langkah-langkah strategis secara komprehensif atas pelaksanaan anggaran kepada Internal DJPb maupun para Stakeholder. Langkah-langkah strategis tersebut disusun dan dievaluasi secara periodik dan terukur, sehingga secara langsung dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran internal DJPb maupun Kementerian/Lembaga.

7. Pelaksanaan tugas khusus (special mission) yang optimal

Pelaksanaan special mission merupakan tugas khusus diluar core business di bidang pelaksanaan anggaran yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut seluruh sumber daya Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat bekerja secara optimal. Optimal memiliki makna bahwa Ditjen Perbendaharaan mampu melaksanakan tugas special mission tersebut sesuai peraturan yang ada serta dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

8. Akuntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel, transparan, dan tepat waktu

Akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara diwujudkan dengan penyusunan laporan keuangan oleh Pemerintah Pusat. Penyusunan laporan keuangan Pemerintah

harus disusun secara profesional dan modern. Kualitas laporan keuangan Pemerintah dapat diidentifikasi dari ketepatan waktu penyelesaian LKPP, penyelesaian rekomendasi BPK, serta opini audit yang baik dari BPK.

D) Learning and growth perspective terdiri atas 3 (tiga) sasaran strategis, yaitu: 9. Organisasi dan SDM yang optimal

Organisasi yang optimal adalah organisasi yang mampu mewadahi dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Dengan demikian organisasi beserta proses bisnis di dalamnya akan bersifat dinamis dan fleksibel sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan dinamika transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan. SDM yang optimal adalah SDM yang memiliki kepemimpinan yang tepat, mengetahui apa yang akan dilakukan untuk semua informasi yang diterima dan kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi serta melakukan pekerjaan dengan penuh semangat, efektif, efisien dan produktif, sesuai dengan proses kerja yang benar agar mencapai hasil kerja yang optimal.

10. Pengelolaan keuangan yang otpimal

Pengelolaan anggaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring anggaran selama satu tahun anggaran yang selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada stakeholder. Dana yang tersedia dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA), harus dikelola sesuai rencana yang telah ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pelaksanaan anggaran menggunakan prinsip hemat, efisien, dan tidak mewah dengan tetap memenuhi output sebagaimana telah direncanakan dalam DIPA. Kualitas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran selama satu tahun, tercermin dari opini yang diberikan oleh BPK.

11. Sistem Informasi perbendaharaan yang andal dan modern

Kementerian Keuangan sebagai institusi negara yang mengelola APBN perlu menyampaikan informasi terkait kebijakan, tujuan dan program pengelolaan keuangan dan kekayaan negara kepada masyarakat luas melalui kampanye komunikasi yang efektif, tepat sasaran dan berdampak terhadap peningkatan pengetahuan, dukungan, dan partisipasi publik.

Sistem manajemen informasi yang andal akan terwujud dengan adanya pengelolaan layanan TIK yang andal yaitu dengan ketersediaan sistem TIK, penyediaan dan pemenuhan layanan TIK, serta penyelesaian gangguan layanan TIK kepada pengguna layanan TIK sesuai ketentuan yang disepakati pada Katalog Layanan TIK, SLA, dan atau Business Impact Analysis (BIA).

Pada tahun 2020, 11 (sebelas) Sasaran Strategis tersebut terdiri atas 26 (dua puluh enam) Indikator Kinerja Utama (IKU), serta 2 (dua) sub IKU, yang masing-masing ditargetkan pada Kontrak (Perjanjian) Kinerja Tahun 2020. sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2C.1.

Tabel 2C.1 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020

1 Pengelola perbendaharaan dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif dengan risiko terkendali

1a-CP Indeks opini BPK atas LKPP 4 (WTP) 1b-N Indeks efektivitas investasi pemerintah 3,25 (Skala

4) 1c-CP Indeks optimalisasi kas terhadap bunga

utang (skala 4) 3

2 Birokrasi dan layanan publik

yang agile, efektif, dan efisien 2a-CP Indeks kepuasan pengguna layanan (skala 5) 4 3 Perumusan kebijakan yang

optimal

3a-N Indeks efektivitas peraturan

perbendaharaan (skala 4) 3

4 Komunikasi, edukasi, dan standardisasi yang berkesinambungan

4a-N Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi 87 4b-N Persentase implementasi jabatan

fungsional bidang perbendaharaan

75% 5 Pengelolaan kas yang pruden

dan optimal 5a-N Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat 4,75% 5b-CP Indeks pengendalian biaya atas SILPA 3

(skala 4) 6 Monev perbendaharaan yang

optimal

6a-CP Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L 88 6b-CP Tingkat implementasi redesign sistem

penganggaran 100%

6c-N Persentase pencapaian target pendapatan

BLU 100%

7 Pelaksanaan tugas khusus

(special mission) yang optimal 7a-CP Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

100

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

8 Akuntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel, transparan dan tepat waktu

8a-N Rata-rata indeks opini BPK atas LK K/L dan LK BUN

3,6 8b-N Persentase rekomendasi BPK atas LKPP

dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti 9 Organisasi dan SDM yang

optimal 9a-N Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency 9b-CP Persentase penyelesaian delayering 9c-CP Persentase efisiensi belanja birokrasi 9d-CP Indeks integritas organisasi

9d1-CP Tingkat pemenuhan kriteria ZI WBK 9d2-CP Indeks persepsi integritas

9e-CP Persentase penyelesaian program RBTK 9f-CP Tingkat implementasi learning

organisastion 10 Pengelolaan keuangan

yang optimal

10a-N Persentase kualitas pelaksanaan anggaran 95% 10b-CP Indeks kualitas pelaporan keuangan BA 15

11 11a-CP Indeks efektivitas komunikasi publik

11b-CP Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK 11c-N Persentase tingkat implementasi SAKTI

No Kegiatan Anggaran 1. Penyelenggaraan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Rp

2. Pembinaan pelaksanaan anggaran Rp

3. Pembinaan pengelolaan keuangan badan layanan umum Rp

4. Peningkatan pengelolaan kas negara Rp

5. Manajemen investasi dan penerusan pinjaman Rp 6. Harmonisasi dan penyusunan regulasi serta proses bisnis

perbendaharaan Rp

7. Pengembangan sistem informasi dan teknologi

perbendaharaan Rp

8. Penyelenggaraan kuasa bendahara umum negara Rp 9. Pembinaan pelaksanaan perbendaharaan di wilayah Rp 10. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya DJPb Rp 11. Pengelolaan dana bergulir usaha mikro Rp 12. Penghimpunan, pengelolaan, dan penyaluran dana perkebunan

kelapa sawit

Rp

Rp Jumlah

Ket: Pagu sesuai pagu yang dicantumkan dalam Kontrak Kinerja Dirjen Perbendaharaan Tahun 2020 (sesuai Pagu DIPA Awal)

Pada kontrak kinerja tahun 2020, terdapat inisiatif strategis Pengadaan Hardware dan Software untuk Peningkatan Kapasitas Layanan IT DJPb untuk mendukung sasaran strategis

Peningkatan Kapasitas Server SAKTI dan Renewal Lisensi untuk SPAN dan MPN. IS ini didukung pendanaan sebesar Rp. 107.016.618.000,00.

Sebagaimana disepakati dalam Kontrak (Perjanjian) Kinerja DJPb Tahun 2020, dalam upaya mencapai 11 (sebelas) sasaran strategis tersebut, DJPb didukung pendanaan yang dibagi ke 12 (dua belas) jenis kegiatan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2C.3. Adapun rincian pendanaan dan kinerja lebih lanjut diuraikan pada Lampiran IV LAKIN ini.

2. Refinement Kontrak Kinerja 2020

Dalam rangka menjamin tercapainya Sasaran Strategis yang lebih optimal, DJPb melakukan penyempurnaan IKU tahun 2020. Penyempurnaan yang dilakukan di antaranya melalui perubahan uang lingkup IKU, penetapan IKU baru, mempertahankan IKU lama yang menunjang pencapaian sasaran strategis 2020, dan penghapusan IKU, dengan rincian penjelasan sebagai berikut: