• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk triwulan IV capaiannya adalah 95,78 nilai ini didapat dari hasil perhitungan nilai IKPA 98,46 dan nilai SMART 94 ini seusai yang diamanahkan SE-8/MK.1/2020 capaian triwulan IV dihitung dari

Bab IV Inisiatif Peningkatan Kinerja DJPb

C. Indeks Tindak lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

3. Untuk triwulan IV capaiannya adalah 95,78 nilai ini didapat dari hasil perhitungan nilai IKPA 98,46 dan nilai SMART 94 ini seusai yang diamanahkan SE-8/MK.1/2020 capaian triwulan IV dihitung dari

-- -- - -

2. Berdasarkan SE-8/MK.1/2020, capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran untuk peri-ode Triwulan I s/d III Tahun 2020 diperoleh dari nilai capaian IKPA pada OMSPAN, sedangkan pada Triwulan IV dihitung dari 40% capaian nilai IKPA dan 60% capaian penilaian kinerja dari aplikasi SMART;

3. Pandemi global COVID-19 telah menyebabkan tertundanya kegiatan dan realisasi anggaran seluruh satuan kerja, sehingga berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-258/PB/2020 tanggal 23 Maret 2020 hal Kebijakan Relaksasi Penilaian Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ta-hun 2020 pada aplikasi OM-SPAN, disebutkan bahwa penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Ang-garan (IKPA) Tahun 2020 pada Aplikasi OM-SPAN tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang akan diatur lebih lanjut;

Akar masalah yang dapat diidentifikasi dalam pencapaian IKU tersebut, yaitu:

1. Sesuai SE Menteri Keuangan Nomor SE-8/MK.1/2020, terdapat perubahan cara perhitungan IKU PKPA yang mengikuti perhitungan IKPA sehingga bobot persentase Deviasi RPD lebih kecil dan menurunkan resiko capaian IKU PKPA;

2. Sesuai Nota Dinas Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan nomor ND-366.1/SJ.1/2020, ND-384/ SJ.1/2020, dan ND-805/SJ.1/2020 capaian IKU PKPA pada Triwulan I dan II 2020 tidak dihitung dan diisi N/A;

3. Walaupun penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Tahun 2020 pada Aplikasi OM-SPAN tidak dilakukan pada Triwulan I dan II, Satker masih dapat memantau capaian masing-masing indikator pada IKPA dan satker-satker tetap diminta mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran sejak awal tahun;

4. Sesuai Nota dinas Kepala Biro Perencanaan Keuangan nomor ND-894/SJ.1/2020 tanggal 27 Juli 2020 hal Evaluasi Kinerja Anggaran Semester I dan Pelaksanaan Anggaran Semester II lingkup Bagi-an AnggarBagi-an 015 KementeriBagi-an KeuBagi-angBagi-an disebutkBagi-an bahwa sejalBagi-an dengBagi-an kebijakBagi-an penilaiBagi-an kem-bali IKPA maka relaksasi perhitungan IKU PKPA dicabut dan dilakukan penilaian kemkem-bali dengan berpedoman pada SE-8/MK.1/2020;

5. Selanjutnya sesuai dengan nota dinas Kepala Biro Perencanaan Keuangan nomor ND-974/SJ.1/2020 tanggal 12 Agustus 2020 hal Penyampaian Penilaian IKPA Tahun 2020 disampaikan bahwa tidak dil-akukan penilaian untuk indikator IKPA berupa Revisi DIPA dan Deviasi Halaman III DIPA;

6. Terdapat capaian komponen IKPA yang belum optimal seperti data kontrak, kesalahan SPM, Penyelesaian Tagihan, Konfirmasi Capaian Output, retur SP2D, dan Rekon LPJ Bendahara;

7. Tingginya capaian realisasi anggaran Rupiah Murni yang mencapai 99.42% sehingga mempengaruhi nilai efisiensi pada Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran di SMART. Dimana antara penyerapan dan efisiensi adalah hal yang kontraproduktif, penyerapan terlalu tinggi maka efisiensi akan rendah dan apabila penyerapan rendah dengan capaian output tercapai maka efisiensi akan tinggi.

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam pemenuhan IKU tersebut pada tahun 2020, yaitu:

1. Nota dinas Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor ND-973/PB/2019 tanggal 29 November 2019 hal penyampaian RKAKL TA 2020 dan percepatan pelaksanaan anggaran TA 2020 satker-satker lingkup DJPb;

2. Melakukan revisi RPD pada halaman III DIPA satker KP-DJPb pada tanggal 31 Januari dan 27 Febru-ari 2020;

3. Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-1113/PB.1/2020 tanggal 27 Maret 2020 hal penyampaian SE-8/MK.1/2020 tentang Tata Cara Perhitungan IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Kementeerian Keuangan;

4. Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-1145/PB.1/2020 tanggal 31 Maret 2020 hal Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode Triwulan I 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat; 5. Membuat IKU terkait pengisian aplikasi SMART pada setiap satker pada kontrak kinerja tahun 2020; 6. Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb hal penjelasan atas perhitungan IKU PKPA Triwulan II T.A.

2020 untuk Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-2087/PB.1/2020 tanggal 9 Juli 2020; 7. Melakukan realokasi anggaran untuk kegiatan yang lebih produktif;

8. Melakukan koordinasi dan asistensi informal terkait IKPA melalui media online seperti mengingatkan beberapa kebijakan IKPA/IKU PKPA;

9. Menerbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-3056/PB.1/2020 tanggal 06 Oktober 2020 hal Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode Triwulan III 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat 10. Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb hal perhitungan IKU PKPA Triwulan III T.A. 2020 untuk

Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-3070/PB.1/2020 tanggal 9 Juli 2020;

11. Melakukan webinar sosialisasi IKU PKPA kepada seluruh satker melalui aplikasi Zoom sesuai surat undangan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor UND-180/PB.1/2020 tanggal 6 November 2020 hal undangan kegiatan webinar peningkatan kierja pelaksanaan anggaran (IKU PKPA, IKPA, Aplikasi SMART, dan IKU Efisiensi Birokrasi) TA 2020;

12. Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-61/PB.1/2021 tanggal 06 Januari 2021 hal Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode Triwulan IV 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat; 13. Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb nomor ND-590/PB.1/2021 tanggal 6 Januari 2021 hal

perhi-tungan IKU PKPA s.d. Triwulan IV T.A. 2020 dan IS Persentase Efisiensi Belanja Birokrai TA 2020 no-mor ND-590/PB.1/2021 tanggal 6 Januari 2021;

14. Monitoring pengisian aplikasi SMART;

15. Pemberian pendampingan pengisian aplikasi SMART melalui forum WAG dan melakukan verifikasi pengisian dan approval pengisian dari satker2 lingkup DJPb.

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemenuhan kualitas pelaksanaan anggaran DJPb di tahun 2021, yaitu:

1. Meminta dan mengingatkan satker untuk melakukan revisi halaman 3 DIPA pada setiap triwulan, sesuai batas waktu yang ditentukan;

2. Meminta satker disiplin dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPD yang telah direncanakan; 3. Meminta satker untuk mengisi aplikasi SMART secara rutin setiap bulan;

4. Tetap melakukan langkah-langkah strategis peningkatan nilai IKPA, walaupun ada kebijakan relaksasi;

5. Evaluasi atas capaian nilai IKPA dan SMART kantor vertikal triwulanan II s/d IV;

6. Penyampaian peringkat capaian realisasi anggaran, SMART, IKPA pada seluruh satker berikut pem-berian penghargaan satker yang berprestasi;

7. Memonitor realisasi satker BLU dan menjaga revisi penambahan dananya; 8. Verifikasi dan pendampingan pengisian SMART ke satker-satker lingkup DJPb.

Sesuai Undang-undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Ta-hun 2004 Pasal 55 ayat (1) Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. LKPP merupakan konsolidasi seluruh Laporan Keuangan K/L, Kementerian Keuangan sebagai salah satu K/L menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), DJPb sebagai unit eselon I lingkup Kementerian Keuangan wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan untuk dikonsolidasikan menjadi Laporan Keuangan Kementerian Keuangan dan Memenuhi amanat Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal 20 bahwa, BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Temuan-temuan pemeriksaan yang oleh BPK dinyatakan selesai ditindaklanjuti adalah temuan-temuan pemeriksaan yang saran/ rekomendasinya telah ditindaklanjuti secara nyata dan tuntas oleh pihak entitas yang diperiksa sehing-ga diharapkan dapat memperbaiki pengelolaan dan tanggung jawab keuansehing-gan pada entitas yang ber-sangkutan.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks kualitas laporan keuangan BA. 015 bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyusunan Laporan Keuangan (LK) BA 15 pada DJPb. Kualitas laporan keuangan adalah kualitas penyusunan laporan keuangan Kementerian Keuangan (BA 15). Penentuan kualitas laporan keuangan pada unit eselon II yang bertanggung jawab atas penyusunan LK BA 15 mengacu pada jumlah pengecualian yang didasarkan pada hasil audit BPK terhadap LK BA 15.

Formula Indeks kualitas Laporan Keuangan dibagi per semester yaitu: Formula semester I : Indeks Opini BPK atas LK BA 015 x 70%

Formula semester II : (Indeks Opini BPK atas LK BA 015 x 70%) + ((A/B) x 30%) dikonversi dalam indeks 1 s.d. 100 sebagai berikut:

A : Jumlah Indeks penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan BA 015 s.d. LK TA 2019 (atas tindak lanjut yang "masih dalam proses")

B : Jumlah outstanding TL rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan BA 015 s.d. LK Tahun 2018 (s.d. tahun 2019) dan jumlah rekomendasi BPK atas LK BA 015 TA 2019 (diterima tahun 2020)

IKU tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2020 sebagai reformulasi pengukuran capaian IKU Indeks

kualitas laporan keuangan BA.015. Reformulasi tersebut menimbang peningkatan kualitas IKU Setditjen

Perbendaharaan. 100 = WTP 95 = WDP dengan 1-3 pengecualian 95 = WDP dengan 4-6 pengecualian 85 = WDP dengan 7-9 pengecualian 80 = WDP dengan 10-12 pengecualian 75 = WDP dengan >12 pengecualian 50 = Tidak Wajar

25 = Tidak Menyatakan Pendapat 10b-CP Indeks kualitas pelaporan

-- -- - - - - -

-Permasalahan yang terjadi terkait pencapaian target kinerja kualitas Laporan Keuangan : 1. Tantangan penyelesaian rekomendasi BPK dalam masa pandemi COVID-19;

2. Perputaran pegawai penyusun LK yang cukup dinamis;

3. Tantangan revaluasi aset dan perubahan batas minimum kapitalisasi (PMK No. 181/PMK.06/2016).

Dalam rangka mendukung untuk mendapatkan kualitas LK tingkat wilayah yang akuntabel, Bagian Keu-angan melaksanakan kegiatan :

1. Pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan tingkat wilayah TA 2019 unaudited pada tanggal 27 Jan-uari-9 Februari 2020 di Jakarta;

2. Monitoring data Laporan Keuangan satker melalui aplikasi e-rekon dan monsakti secara periodik (mingguan-bulanan), Tindak Lanjut Hasil evaluasi MONSAKTI sampai dengan bulan Mei 2020 sesuai nota dinas Sekretarsi DJPb ND-1735/PB.1/2020 tanggal 9 Juni 2020;

3. Penyampaian Tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI atas LK BA 015 TA 2019 ssuai ND-2795/PB.1/2020 tanggal 15 September 2020;

4. Penyampaian tanggapan atas konsep LHP LK BA 015 Tahun 2019 sesuai ND-1587/PB.1/2020 tanggal 20 Mei 2020;

5. Penyampaian pemutakhiran data temuan BPK per semester I tahun 2020 DJPb sesuai ND-1979/ PB.1/2020 tanggal 30 Juni 2020;

6. Penyampaian tanggapan atas konsep temuan pemeriksaan BPK sesuai ND-1387/PB.1/2020 tanggal 24 April 2020.

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan tahun 2020 antara lain:

1. Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia yang menguasai bidang Akuntansi; 2. Melakukan Pembinaan, Sosialisasi dan Sanksi/Teguran tertulis;

3. Koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelesaian rekomendasi BPK.

Untuk mendukung peningkatan kualitas kinerja layanan pada instansi vertikal, diperlukan adanya pembinaan kepada kantor wilayah dan/atau kantor pelayanan di lingkungan Ditjen Perbendaharaan. Pembinaan tersebut dilakukan secara periodik untuk menjamin semua kantor vertikal dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, sebagai institusi negara yang mengelola APBN perlu menyampaikan informasi terkait kebijakan, tujuan dan program pengelolaan keuangan dan kekayaan negara kepada masyarakat luas melalui kampanye komunikasi yang efektif, tepat sasaran dan berdampak terhadap peningkatan pengetahuan, dukungan, dan partisipasi publik.

Pembinaan dilakukan secara berjenjang dari unit yang lebih tinggi ke unit lebih rendah dengan memperhatikan siklus pembinaan yang efektif, yaitu tersedianya pedoman pembinaan yang terstandarisasi, proses pembinaan, dan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembinaan.

Kinerja Utama (IKU), yang pencapaiannya ditabulasikan dalam Tabel 3A.32.

Sasaran Strategis 11 Komunikasi publik

yang efektif dan sistem informasi

- - --

-Pada tahun 2020 realisasi capaian IKU Indeks efektivitas komunikasi publik adalah sebesar 3,66.

Mengingat IKU tersebut baru diterapkan untuk tahun 2020, sementara pada Kontrak Kinerja Tahun 2016 s.d. 2019 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi IKU tersebut, perbandingan capaian IKU tersebut dengan tahun 2016 s.d. 2019 tidak dapat dilakukan. Realisasi IKU tahun 2016 s.d. 2020 mencerminkan realisasi selama lima tahun rencana jangka menengah DJPb yang dituangkan dalam Renstra DJPb Tahun 2020-2024. Pada tahun 2020 IKU ini tidak ditetapkan dalam Renstra DJPb Tahun 2020-2024 sehingga tidak dapat dibandingkan.

Isu utama dalam pencapaian IKU Indeks efektivitas komunikasi publik Pemerintah merancang dan menjalankan sejumlah program untuk merespons pandemi Covid-19. Program-program tersebut seba-gian terangkum dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sejumlah program dalam PEN merupakan Tusi DJPb, salah satunya penyaluran program bantuan sosial (bansos) yang terus dit-ambah dan diperluas untuk membantu masyarakat bertahan dan bangkit kembali dari dampak pan-demik. Implikasi Ditjen Perbendaharaan mengelola sejumlah isu terkait bansos, khususnya dalam hal akuntabilitas penyaluran kepada masyarakat.

Akar permasalahan dalam pencapaian IKU tersebut adalah Perkembangan isu terkait realisasi bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako (KS) dalam penanganan dampak pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi ekspos pada media eksternal DJPb sehingga tidak dapat diprediksi walaupun dapat dimitigasi dan Media mengangkat topik tidak selalu sesuai dengan sudut pandang yang sudah diupayakan untuk disajikan melalui publikasi.

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian IKU tersebut antara lain:

1. Koordinasi dengan Dit. PA dan Biro KLI terkait pemenuhan feed up bahan/bakal konten pub-likasi pada media sosial Kemenkeu RI;

2. Posting secara berkala realisasi belanja APBN terkait penanganan dampak pandemi covdi-19 terhadap masyakarat yang didalamnya mencakup realisasi PKH/Ks;

3. Melakukan monitoring berita khususnya PKH dan KS pada media eksternal;

4. Melakukan pengukuran engagement pada media sosial DJPb dan pengukuran efektifitas komunikasi pada setiap event yang menghadirkan narasumber dari DJPb dengan tema yang relevan oleh Biro KLI.

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan dalam pencapaian IKU tersebut antara lain:

1. Peningkatan kualitas penyusunan konten media sosial agar lebih jelas, transparan dan sesuai fakta; 2. Peningkatan kualitas komunikasi dan layanan informasi, serta layanan/kinerja kepada stakeholder/

masyarakat;

3. Koordinasi dan pendalaman materi publikasi sebelum melakukan komunikasi kepada publik melalui media massa;

4. Menyajikan informasi yang memiliki nilai berita tinggi dan lebih dalam (sensitif). Dapat dipertimbangkan untuk kolaborasi dengan unit lain yang isu/topiknya tengah hangat dibahas/dicari oleh media massa.

-– --

Selanjutnya, dalam rangka untuk menyukseskan implementasi Rollout SAKTI Web Full Module tahun 2021, dengan rincian peserta dari 10 K/L yang telah ikut Piloting SAKTI Web Full Module; dan, 77 K/L yang baru mengimplementasikan SAKTI Web untuk Modul Admin dan Modul Penganggaran, terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu :

1) Kesiapan infrastruktur (kualitas internet dan hardware) dan kesiapan pengguna (budaya/kompetensi teknis aplikasi) satker K/L.

2) Kesiapan, kehandalan dan keamanan infrastruktur (hardware, aplikasi) DJPb dan jaringan Kemenkeu yang akan diakses secara serentak oleh pengguna satker K/L dengan jumlah kurang lebih 250.000 pengguna.

3) Penyelenggaraan training/pelatihan dengan metode online oleh Dit. SITP untuk satker K/L pengguna pertama kali SAKTI Web, perlu diimbangi dengan training offline oleh trainer SAKTI yang berada di unit -unit vertikal DJPb atau dengan melibatkan BPPK/BDK yang berada di seluruh Indonesia

Pemahamaan pengguna SAKTI pada satker K/L atas dampak Implementasi RSPP terhadap modul pelaksanaan s.d. pelaporan SAKTI, baik yang telah mengimplementasikan SAKTI Web maupun belum.

Terbatasnya jumlah resources di Dit. SITP, yang telah terlibat dalam menangani persiapan dan imple-mentasi SAKTI sejak tahun 2011 s.d. saat ini. Jumlah SDM yang terbatas tersebut, sebagian besar terli-bat mulai dari penyusunan kebijakan, pengembangan sistem, narasumber training, pendamping satker K/L, penyedia layanan pengguna, operasional sistem, hingga penyusunan rencana pengadaan dan pengelolaan infrastruktur.

Dampak psikologis (kejenuhan dan kelelahan) dari resources di Dit. SITP yang terlibat dalam mengawal pengadaan, pengembangan dan implementasi SAKTI sejak tahun 2011 s.d. tahun 2020 (kurang lebih 9 tahun) yang tidak mengalami pergantian.

Tindak lanjut hasil Audit fungsionalitas dan keamanan sistem SAKTI yang dilaksanakan oleh Inspektorat VII ITJEN pada akhir tahun 2020.

Belum ditetapkan strategi penerapan perlindungan keamanan informasi melalui One Time Password (OTP) untuk seluruh satker K/L peserta Rollout SAKTI.

Tindakan yang telah dilaksanakan pada tahun 2020 :

1. Refreshment Training SAKTI Manajerial Tahun 2020 telah dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2020