• Tidak ada hasil yang ditemukan

Al-IRSYAD MERUPAKAN PERHIMPUNAN ISLAM PERTAMA YANG MENGHALALKAN & MENERIMA UANG LOTRE PENJAJAH KAFIR BELANDA!

KALAU MATAHARI TELAH TERBIT DARI BARAT BARULAH SAYA AKAN BERPALING DARI AL-IRSYAD !!

Pasal 5 Konstitusi Al-Irsyad (Syarat Pengurus) yang pertama menyatakan “Anti Ba’alawy”!!

1. Cholid Aboud Bawazeer = 58 suara 2 Helmi Gana = 5 suara

18.29 Al-IRSYAD MERUPAKAN PERHIMPUNAN ISLAM PERTAMA YANG MENGHALALKAN & MENERIMA UANG LOTRE PENJAJAH KAFIR BELANDA!

Salah satu tujuan Ahmad Surkati datang ke Indonesia karena berkeyakinan bahwa mati di Jawa dengan berjihad adalah lebih suci daripada mati di Mekah tanpa jihad :

“Indonesia yang oleh pemerintah Belanda dilukiskan sebagai negeri Zunuf, negeri orang primitif, malah mengundang keinginan Soerkati untuk memenuhi permintaan Jamiat Khair itu DENGAN KEYAKINAN BAHWA MATI DI JAWA DENGAN BERJIHAD LEBIH SUCI DARIPADA MATI DI MEKAH TANPA JIHAD.” (Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, H. Hussein Badjerei dalam “Ahmad Soerkati (1)”, alirsyad.or.id/index.html, Nov 08,04 | 10:48 am)

Adalah sangat menyedihkan bahwa niat yang suci tersebut (berjihad) ternyata berubah arah menjadi “menengadahkan tangan” meminta uang lotre justru kepada penjajah kafir najis Belanda, bangsa yang seharusnya diperanginya dalam usaha berjihad fi sabilillah, inilah penuturan Hussein Badjerei :

“Saat-saat itu merupakan masa yang cukup sulit bagi Surkati. Karena, beberapa waktu kemudian, setelah Abdullah bin Salim wafat, gedung yang digunakan untuk madrasah itu diminta kembali oleh ahli warisnya. Bahkan, Soerkati digugat untuk membayar uang sewa selama 10 tahun dengan ancaman akan diperkarakan apabila tidak membayar.

Kesulitan tersebut akhirnya diatasi oleh Hasan Argubi. Para teman dekatnya berupaya membantu Soerkati mencari jalan keluar. BEBERAPA ORANG SAHABATNYA DARI HET KANTOOR VOOR INLANDSCHE ZAKEN JUGA MENJANJIKAN BANTUAN DANA SATU BAGIAN PENUH DARI PROSENTASE SATU PERIODE PENARIKAN LOTRE DANA SOSIAL. Untuk itu, SOERKATI DIMINTA MENDIRIKAN SEBUAH STICHTING, KARENA DANA SOSIAL ITU HANYA BISA DISALURKAN LEWAT STICHTING, TIDAK PERORANGAN. Setelah gedung Gang Kenari ini diserahkan kembali kepada pemiliknya, SOERKATI MENDIRIKAN "STICHTING AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH" DI HADAPAN NOTARIS MICHIEL DE HONDT AKTE NO. 73 TANGGAL 22 OKTOBER 1934. DARI DANA YANG KEMUDIAN DIPEROLEHNYA, DIBELIKANNYA DUA PERSIL DI CHAULANWEG 25 DAN 27 (kemudian dikenal sebagai Jalan Kemakmuran, sekarang Jalan K.H. Hasyim Ashari).

Di tempat itu dahulu terdapat pabrik roti.

Sebelum serah terima tempat yang dibeli Soerkati itu, Soerkati sementara tinggal di seberang lain dari kali yang membatasi persil itu, yang kemudian menjadi tanah gereja Pax. AL- IRSYAD SENDIRI SEBAGAI PERHIMPUNAN JAUH SEBELUM ITU SUDAH LEBIH DAHULU MENGAJUKAN SURAT PERMINTAAN BAGIAN DARI DANA LOTRE DAN SUDAH DILULUSKAN PERMINTAAN ITU DENGAN KEPUTUSAN DIREKTUR VAN JUSTITIE TANGGAL 14 MARET 1930, MEMPEROLEH BAGIAN 2%, SEKITAR F.10.000,- DARI UANG LOTRE”. (Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, H. Hussein Badjerei dalam “Ahmad Soerkati (3)”, alirsyad.or.id/index.html, Dec 20,04 | 10:48 am) Di sini Hussein Badjerei mengungkapkan informasi “berharga” bahwa “"Stichting Al-Irsyad Al- Islamiyyah" didirikan sebagai landasan hukum agar dapat mencairkan uang lotre penjajah kafir najis Belanda!! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Padahal pada tahun 1930, Al-Irsyad sebagai suatu perhimpunan sudah diluluskan permintaannya untuk menikmati uang lotre

penjajah kafir Belanda sebesar 2% atau sekitar f.10.000,-Seberapa besar nilai f.10.000 pada saat itu? Sebagai gambaran, gaji Soerkati ketika itu f.200 dan gaji Abdullah Badjerei (murid kesayangannya yang diangkatnya sebagai guru) sebesar f.30 yang jika ditukar seluruhnya dengan beras akan diperoleh sekitar 1,2 ton. Sehingga f.10.000 uang lotre tersebut setara dengan beras sebanyak 399,99 ton beras!! Sungguh jumlah yang sangat fantastis bagi rakyat Indonesia dalam keadaan dijajah oleh penjajah kafir Belanda.

Sebenarnya, langkah nekad As-Surkati Syaikh Salafy Al-Irsyad dalam menghalalkan dan menerima uang lotre dari penjajah kafir Belanda bukannya tidak mendapat tantangan, A. Hassan dari Persatuan Islam (Persis) dengan tegas menyatakannya sebagai uang haram : “Al-Irsyad merupakan perhimpunan Islam pertama yang menerima bagian uang lotre. Saat itu ada yang setuju, ada pula yang menentang. Majalah Pembela Islam yang diterbitkan oleh Persatuan Islam (Persis) asuhan A. Hasan dalam Bab Fatwanya45 telah menyatakan bahwa

lotre itu hukumnya haram, bertentangan dengan pendapat Ahmad Soerkati dan beberapa ulama Islam di Kairo yang telah MENGHALALKANNYA KARENA MAKSUD DAN TUJUANNYA BAIK. Alasan yang dikemukakan ketika mengajukan permohonan dana adalah untuk membangun sebuah gedung sekolah”.(ibid)

Demikianlah, orang yang dipuji oleh Syaikh Ali sebagai “Asy-Syaikh Al-‘Allamah yang memerangi… kesesatan” ternyata menghalalkan dan menerima uang lotre dengan alasan “maksud dan tujuannya baik!” Allahul Musta’an

Mirip dengan itu adalah kegiatan "judi terselubung" yang kini populer dan dipopolerkan oleh kalangan Sururi Dalam Negeri untuk menarik dan menyedot massa dalam menyukseskan berbagai kegiatan hizbiyyahnya adalah dengan menggunakan berbagai iming-iming doorprize, block note, snack dan hadiah menarik lainnya bagi sekian pendaftar pertama. Telah kita sebutkan satu contoh ketika membahas Tjahyo Suprajoga dengan gayanya "Salahfee Doorprizy". Tuduhan ini memaksa mereka harus bertanya kepada seniornya nun jauh di sana calon doktor (caldok) Muhammad Arifin:

Penanya: LBI Al-Atsary Dijawab oleh: Ust. Arifin Badri Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, ustadz sebagian orang menuduh kami (kami sebut “menuduh” karena mereka tidak menyertai dalilnya) dalam situsnya (s***fy.or.id) telah mendukung PERJUDIAN TERSELUBUNG. Alasannya adalah karena dalam beberapa kegiatan kami, kami menyediakan fasilitas seperti CD kajian, makan siang, bloknote dan lain-lain hanya bagi beberapa pendaftar pertama (misal: bagi 100 pendaftar pertama). Uang untuk membeli fasilitas tersebut adalah uang yang didapatkan panitia dari sponsor atau donatur bukan uang dari pendaftaran peserta. Pertanyaan kami, apakah tuduhan tersebut benar ustadz? Apakah ada dalil yang menunjukkan hal tersebut? Jika bisa, kami ingin meminta keterangan dari para ulama di sana tentang hal ini untuk bisa kami sebarluaskan. kami ucapkan, jazaakallohu khoir atas kesediaan antum untuk menjawabnya Wassalamu’alaikum Jawaban Ustadz:

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad , keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat, amiin. Permasalahan yang antum tanyakan, yaitu memberikan hadiah kepada peserta dauroh yang diadakan dengan cara:

1. Peserta membayar biaya pendaftaran.

2. Hadiah hanya diperuntukkan kepada beberapa orang saja, misal 100 pendaftar pertama, atau yang serupa

45 “Keberadaan” seorang tokoh Islam Indonesia dari PERSIS yang bernama A.Hassan yang membantah fatwa

Halalnya lotre yang dikeluarkan oleh Al-‘Allamah Irsyadiyyin As-Surkati As-Sudani sekaligus meluruskan pernyataan Syaikh Ali Hasan yang menyatakan bahwa di masa Surkati “Tidak ada pada waktu itu da’i yang menyeru manusia untuk menolak bid’ah, syirik, bahkan hadits lemah maupun palsu (selain beliau)”!! Nukilan selengkapnya: “Namun yang wajib diketahui oleh setiap yang memiliki akal dan pandangan bahwa Syaikh Surkati rhm hidup dinegeri ini 1 abad yang lalu dan pada saat itu negeri ini menjadi lahan subur bagi sufisme / tasawuf, penyembah kubur, kesyirikan, bid’ah dan kesesatan. Tidak ada pada waktu itu da’i yang menyeru manusia untuk menolak bid’ah, syirik, bahkan hadits lemah maupun palsu (selain beliau)” (Muqaddimah Daurah Ke – 5 Oleh Syaikh Ali bin Hasan, Salafindo.com)

Sesungguhnya, kami (Andunusiyyin!) lebih tahu tentang sejarah dakwah Islamiyyah di Indonesia! Lebih dari siapapun! Adalah wajar Syaikh Ali (dari Yordania) melakukan kesalahan seperti ini, permasalahan yang jauh lebih besar adalah:Siapakah yang telah melakukan upaya pembusukan terhadap beliau dengan memberikan informasi- infomasi palsu dan menyesatkan seperti ini? Sungguh suatu pernyataan yang sangat berlebihan dalam menjunjung tinggi As-Sudani dan dakwahnya. Adakah tokoh lain selain A.Hassan yang “bersembunyi?” Simak uraian selanjutnya. Insya Allah.

3. Pemberian hadiah tersebut dengan diumumkan kepada masyarakat umum terlebih dahulu, yang tujuannya adalah guna menarik minat peserta.

Praktek-praktek seperti ini adalah salah satu bentuk perjudian, karena terdapat faktor untung-untungan, dan peserta pun berlomba-lomba untuk masuk ke dalam kategori 100 pendaftar pertama, yang keinginan ini sudah barang tentu tidak dapat dicapai oleh setiap pendaftar. Prinsip untung-untungan seperti ini adalah prinsip dasar perjudian, oleh karena itu para ulama’ tidak membolehkan praktek-praktek semacam ini.

Kalau memang panitia dauroh hendak memberikan hadiah, maka tidak usah diumumkan, agar tidak menimbulkan keinginan untuk berlomba-lomba, sehingga terjadi faktor dasar dalam perjudian yaitu untung-untungan. Akan tetapi cara yang benar ialah dengan cara memberikan hadiah yang bersifat spontan dan tanpa diumumkan terlebih dahulu, dan hendaknya pemberian hadiah tidak senantiasa dilakukan dalam setiap dauroh yang diadakan, akan tetapi kadang-kadang saja, guna menghindari sikap berlomba-lomba mengharapkan hadiah. wallahu a’lam bisshowab.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan, dan sebelumnya pertanyaan ini sudah saya konsultasikan dengan Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili, dosen di Fakultas As Syari’ah di Universitas Islam Madinah (muslim.or.id_p_189.htm)

Wahai Arifin, Lc.,MA, tidakkah engkau baca betapa berbagai fakta yang sedang kita bahas ini bobot permasalahan dan penyimpangannya jauh lebih besar daripada sekedar iming-iming block note, doorprice dan berbagai hadiah yang telah engkau konsultasikan kepada Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili? Maka beranikah engkau mengorbankan egoismemu – demi keselamatan agama dan manhaj orang-orang Sururi Indonesia" yang telah dininabobokkan oleh "gelar Syaikh Salafy" terhadap Surkati untuk menanyakan kepada Masyayikh Madinah perihal "sahabat Kolonial Belanda" dan "Syaikh" bagi para pejabat penjajah kafir di negeri ini yang sekarang telah mendapatkan gelar "Honoris Causa" sebagai "Syaikh Salafiyyin"?!

Dan kami di negeri ini tentu sangat ingin mendapatkan jawaban dari "sebuah pertanyaan yang dilandasi oleh kejujuran dan keberanian menghadapi kenyataan Hizbiyyah di depan mata!", APAKAH PARA MASYAYIKH SALAFIYYIN AKAN MERASA BANGGA DIPERSANDINGKAN DENGAN "SYAIKH SALAFY" AHMAD SURKATI AS-SUDANI DENGAN BERBAGAI PEMIKIRAN “WIHDATUL FIRQAH” DAN SEPAK TERJANGNYA DI NEGERI INI?! Sesungguhnya kalau engkau masih meragukan sumber-sumber informasi tentang Surkati dan Al-Irsyadnya yang kami nukilkan di sini, tentu kami akan dengan senang hati untuk mengirimkannya kepadamu bukti-bukti tersebut agar terhapus keraguanmu!! Beranikah engkau menanyakannya wahai Arifin, Lc.,MA?!

18.30. SURKATI, AL-IRSYAD & PENJAJAH KOLONIAL BELANDA

Garis besar

Dokumen terkait