• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIS INDONESIA (SEMAUN MURTAD) KARENA KETEGUHAN SIKAPNYA TERHADAP KEKAFIRAN SEHINGGA LEBIH MEMILIH UNTUK MENERAPKAN

KALAU MATAHARI TELAH TERBIT DARI BARAT BARULAH SAYA AKAN BERPALING DARI AL-IRSYAD !!

KOMUNIS INDONESIA (SEMAUN MURTAD) KARENA KETEGUHAN SIKAPNYA TERHADAP KEKAFIRAN SEHINGGA LEBIH MEMILIH UNTUK MENERAPKAN

KOMUNIS DARIPADA SYARI’AT ISLAM!!

Kongres Al-Islam Pertama tahun 1922, Surkati mengadakan debat terbuka dengan Semaun PKI. "Topiknya berkisar sekitar masalah Pan Islamisme dan Komunisme –Islamkah atau Komunismekah yang bisa membebaskan negeri ini dari penjajahan? Sebagai penganut Pan Islam, Surkati tentu saja berusaha meyakinkan Semaun bahwa hanya dengan Islam dan persatuan Dunia Islam, negeri Indonesia ini bisa dimerdekakan, sedangkan Semaun berpendapat bahw komunismelah yang mampu menghadapi kolonialisme Belanda"(Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, hal.37)

Setelah berdebat dengan gembong PKI-komunis itu selama dua jam lebih dan tidak mampu meyakinkan kesesatan ajaran komunis buatan manusia, (untuk menutupi rasa malu?) Ahmad Surkati berkata kepada murid kesayangannya, Abdullah Badjerei:

“Anaa uhibbu Haadzar Rajuula Katsiiran (saya sangat menyukai lelaki ini) karena keyakinannya yang demikian kokoh dan jujur, bahwa hanya dengan komunisme-lah tanah airnya dapat dimerdekakan” ( Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, hal.37, H. Hussein Badjerei dalam “Ahmad Soerkati (1)”, alirsyad.or.id/index.html, Nov 08,04 | 10:48 am)

Kenyataan di atas adalah “setumpuk bukti” lagi betapa Masyayikh Yordan benar-benar sedang dipermainkan oleh kelompok Hizbiyyin ini sampai-sampai Syaikh Ali bin Hasan mengeluarkan pujian setinggi gunung kepada orang semacam ini di Masjid Istiqlal Jakarta!! Orang yang telah memiliki andil besar dalam menghancurkan prinsip-prinsip Al-Wala' dan Al- Bara' fil Islam!! Bagaimana mungkin seorang yang digelari sebagai Syaikh Salafiyyin meletakkan wala’ dan kekagumannya kepada seorang gembong besar PKI?! Menyukai seorang kafir atheis yang tidak mempercayai keberadaan Allah

?!

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Apalah arti setumpuk pujian Kalau jauh dari kenyataan, Hanya akan…

Menyesatkan Muslimin yang awam Allahul Musta’an

Secara langsung ataupun tidak, sikap Surkati yang sedemikian rifqannya terhadap gembong PKI Semaun ternyata telah menyulitkan posisi Al-Irsyad sehingga dituduh menyebarkan paham Komunis, bahkan ada lulusan Al-Irsyad yang memilih bergabung bersama PKI!! Hampir-hampir karena masalah ini, Al-Irsyad gulung tikar, hanya saja hubungan “mesra” Surkati dengan para pejabat penjajah kafir Belanda di Het Kantoor voor Inlandshe Zaken telah membantu Al-Irsyad selamat dari kemelut ini:

“Pada tahun 1926, seorang lulusan Al-Irsyad, Ahmad Basyaib, ditangkap Belanda di Semarang karena terlibat pemberontakan Partai Komunis Indonesia dan dibuang ke Digul. Nyaris Al-Irsyad terancam pembubaran dan ditutupnya semua sekolah Al-Irsyad, karena memang sebelumnya Surkati dan Al-Irsyad sering dituduh Bolsyewik yang mendapat sokongan dari Komunis dan sekolah-sekolah Al-Irsyad dituduh mengajarkan dan menyebarkan bibit-bibit faham Komunisme. Akan tetapi hal itu ternyata mampu diatasi Al- Irsyad dengan sebaik-baiknya.”(Al-Irsyad Mengisi.., hal.104)

Demikianlah sedikit fakta tentang Surkati “Syaikh Salafiyyin” yang merangkap sebagai Syaikhnya Penjajah Kafir Harbi Belanda, rifqannya terhadap Semaun PKI dan nyaris gulung tikarnya Al-Irsyad. Allahul Musta’an.

18.3 MEMERANGI KEMUNGKARAN(?) DENGAN MEMPRAKTEKKAN KEMUNGKARAN Kita sudah membaca dan mendengarkan pujian Syaikh Ali Hasan kepada Ahmad Surkati : ‘’...dan memerangi bid’ah ‘’, benarkah demikian ? Berikut cara Ahmad Surkati ‘’memeranginya’’ :

“Ketika konggres Al-Islam pertama yang diselenggarakan di Cirebon 31 Oktober 1922 dibuka, Soerkati ikut pada acara ritual berupa pembacaan Maulid Barzanji. Pada upacara itu semua yang hadir diminta untuk berdiri. Memang hampir semua berdiri kecuali beberapa orang kelihatan tetap duduk. Diantara hadirin yang tidak berdiri adalah Umar Hubeish, Umar Nadji, dan Abdullah Badjerei, semuanya murid-murid Soerkati. Soerkati sendiri pada acara itu ikut berdiri. Seusai acara, mereka kemudian memprotes gurunya, "Ustad yang mengajarkan kami untuk tidak berdiri pada upacara yang demikian itu, tetapi nyatanya Ustad sendiri ikut berdiri?" Dengan tenang Soerkati menjawab, "Sikap kalian itu sudah benar sesuai dengan apa yang saya ajarkan. Tapi saya ini punya misi, saya perlu berdialog dengan mereka semua. Kalau saya duduk seperti kalian pada acara tadi pintu untuk saya berdialog dengan mereka sudah pasti tertutup." (Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, H. Hussein Badjerei dalam “Ahmad Soerkati (1)”, alirsyad.or.id/index.html, Nov 08,04 | 10:48 am)

Kenapa “hanya” karena masalah berdiri dalam acara “Maulid Barzanji” saja, murid-murid Surkati melancarkan protes kepada sang Al-‘Allamah? Inilah penjelasan mereka (sendiri!!): “1.Bid’ah Haqiqiyah, yaitu sesuatu yang bernilai bid’ah dari semua sisinya, sehingga ia adalah bid’ah yang jauh dan keluar dari syari’at dari semua seginya. Contoh bid’ah ini adalah : …c.Qiyam Maulid; yaitu berdiri untuk memperingati Rasul Allah ketika disebut kisah kelahiran Beliau, hal ini adalah bid’ah tercela sebagaimana yang disebutkan oleh Al-‘Allamah Ibn Hajar Al-Haitami dalam Fatawa Haditsiyahnya”(Himpunan Tiga Risalah, Majelis Ifta’ dan Tarjih Jam’iyyah Al-Irsyad, Sya’ban 1425H/ Oktober 2004M, hal.8)

Kita katakan : Wahai Syaikh kami , demikiankah cara seorang ‘’Syaikh Salafy’’ mengajari Salafiyyin dalam memerangi kemungkaran dan bid’ah ? Tidak sekali-kali tidak. Shahabat besar Ibnu Mas’ud , ketika beliau mendapati halaqah-halaqah dzikir di sebuah masjid yang berdzikir dengan batu-batuan dan tiap halaqah dipimpin oleh salah seorang diantara mereka (dzikir komandan), lihat riwayat ini dalam buku karya Syaikh Salim Al-Hilaly ‘’Bid’ah dan Pengaruh Buruknya terhadap Umat’’. Apakah beliau Radhiyallahu ‘anhum ikut larut berdzikir komando bersama mereka ? Ataukah justru beliau menampakkan kemarahan yang sangat melihat amalan yang tidak pernah diajarkan kepada para Shahabat Radhiyallahu ‘anhum? Ataukah ada suatu riwayat shahih yang tidak kami ketahui menunjukkan ada salafush shalih yang mengamalkan kebid’ahan bersama masyarakatnya dengan alasan kalau tidak berbuat demikian niscaya pintu untuk berdialog dengan mereka SUDAH PASTI tertutup? Siapakah Ahmad Surkati ini wahai Syaikh kami yang dengan berani memastikan harus berbid’ah ria dulu agar pintu dialog tidak tertutup ? Dan pantaskah orang seperti ini mendapatkan pujian seperti yang terucap di Istiqlal ?!

Guru Surkati salah satunya adalah Syaikh Ahmad Albarzanji, kalau dia ini adalah orang yang sama dengan pengarang ritual Maulid Al-Barzanji, tentulah bukan hal yang aneh jika dia

mewarisi "ilmu andalan" gurunya. Kalaupun mereka adalah dua orang yang berbeda, tetap saja alasan Surkati untuk larut berbid'ah ria tersebut bukanlah sesuatu yang patut untuk diteladani, apalagi diikuti! Sama sekali !! Walaupun dia telah menerima gelar kehormatan sebagai Syaikh Salafiyyin !!

18.4 MURID KESAYANGAN DIIZINKAN MEROKOK DI DEPANNYA Inilah cara Ahmad Surkati menyayangi muridnya:

“Abdullah Badjerei putra Aqil Badjerei dengan ibu betawi tulen bernama Nafisah, yang sehari- harinya dipanggil orang Mak Pise, lahir di Jakarta hari Jumat lepas maghrib tanggal 12 Syawal 1321 bertepatan dengan 1 Januari 1904. Ia termasuk kesayangan ayahnya karena pandai dan cerdas...Ia belajar langsung dari Soerkati. Gurunya ia sebut dengan panggilan Mu'allim Ahmad. Soerkati amat sayang kepadanya. Dialah satu-satunya murid yang diberi dispensasi boleh merokok di depan Achmad Soerkati.” (Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, hal.44, H. Hussein Badjerei dalam “Ahmad Soerkati (2)”, alirsyad.or.id/index.html, Nov 29,04 | 10:52 am)

Demikiankah orang yang dipuji sebagai “…Syaikh ‘Allamah Ahmad Asy Syurkati yang meluruskan garis perjuangan?” Bagaimana dia meluruskannya sementara dia sendiri mengizinkan dan menyayangi “kebengkokan” beraksi di depan mata? Tazkiyah "merokok" terhadap murid kesayangan yang pada akhirnya turut andil bagi kematiannya secara perlahan. Inikah aplikasi "ajaran" kasih sayang wahai Syaikh Salafiyyin?!

18.5 SEJARAH AL-IRSYAD ….BAU ROKOK!

Sejarah berulang kembali, bau rokok adalah tema sentralnya. Tazkiyah Merokok dari Surkati telah menghiasi sejarah perjuangan Syaikh Salafiyyin yang satu ini. Generasi berikutnya tlah mengikuti bahkan menjadi Juara Nasional Kejuaraan Djarum Futsal 2005. Al-Irsyad Surabaya (tempat bercokolnya Chalid Bawazer dan Abdurrahman Al-Kadzab) adalah jawaranya. Kebanggaan ini telah diabadikan dan dipublikasikan oleh Infoalirsyad edisi 84 (Penasehatnya adalah Ustadz Muhammad Mukhaddam-namanya tercantum dalam jadwal Khatib Jum’at Masjid Al-Irsyad Surabaya, lihat bukti lampiran 3a-3c nama file Lampiran 3a_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2004.jpg, Lampiran 3b_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2005.jpg dan Lampiran 3c_Khatib_Masjid_AlIrsyad 2006.jpg – Tampak kemesraan Markas dakwah Abdurrahman Tamimi dengan pembesar-pembesar Ikhwanul Muflisin), komunitas “Salafy” Surabaya yang juga menjadi promotor dalam mendatangkan Masyayikh Yordan tentulah berbangga dengan kemenangan ini. Bravo.

Akankah “Salafy Tulen” (bukan imitasi!!) mampu juga tersenyum bangga dengan kemenangan “bau rokok Djarum Futsal” ini?!

Tentu akan menjadi sangat menarik bagi kita jika mengetahui sikap Masyayikh Yordan tentang hukum merokok dan uang hasil dari perdagangannya. Kenapa? Tidakkah anda lihat bahwa komunitas LINTAS MANHAJ ini sebagai juara I nasional mendapatkan “berkah” uang tunai dari Perusahaan rokok Djarum?! Djarum …memang nikmat, itulah slogan para “ahli hisap”. Allahul Musta’an.

18.6 KEKAGUMAN & SIMPATI SURKATI TERHADAP GEMBONG ORIENTALIS- MISSIONARIS & KOLONIALIS PENJAJAH KAFIR BELANDA CHRISTIAN SNOUCK HURGRONJE

Saudaraku kaum Muslimin, berapa lama negeri kita dijajah, dieksploitasi dan dirampok kekayaan alamnya serta rakyatnya diinjak-injak kehormatannya oleh penjajah kafir Belanda?! 350 tahun!! Walhamdulillah, Allah telah munculkan berbagai nama pejuang Islam yang mengibarkan perang Sabil terhadap penjajah kafir yang menjajah dan berusaha terus mengkafirkan masyarakat negeri ini. Adalah fakta yang sangat melukai kehormatan kita kaum Muslimin –tentu saja- yang paling banyak berkorban untuk melawan dan mempertahankan negeri ini dari para penjajah tersebut, bahwa sebentar lagi -besar kemungkinan- guru dari para pejabat penjajah Belanda akan dikarunia kehormatan sebagai "PAHLAWAN KEMERDEKAAN"!! Surkati, sahabat penjajah kolonial Belanda, Syaikh/Guru para pejabat penjajahan yang memiliki hubungan istimewa dengan agen intelijen sekaligus gembong Orientalisten, Missionaristen, Kolonialisten, Prof. Dr. Christian Snouck Hurgronje mulai menempuh tahap-tahap persyaratan untuk menjadi Pahlawan Nasional dengan dipromotori oleh Al-Irsyad "illegal" Farouk Badjabir. Maka bersiap-siaplah untuk menghapus kosa kata "pejuang/pahlawan" dan diganti menjadi "antek/sahabat penjajah" dari kamus-kamus bahasa!!

Hussein Badjerei menulis:"Dalam porsi masing-masing, baik Jami'at Khair, Budi Utomo, dan Al-Irsyad dalam konstitusinya masing-masing terselubung perjoangan membendung westernisasi yang sedang gencar-gencarnya dilaksanakan Pemerintah Kolonial Belanda… bersama-sama menghadang serangan sengit westernisasinya Snouck Hurgronje" (Al-Irsyad mengisi Sejarah bangsa, hal.75)

Kenyataannya?! Di buku yang sama, Hussein Badjerei menulis :

“TERHADAP SNOUK HURGRONJE, SOERKATI MENARUH SIMPATI KARENA MENILAI

Garis besar

Dokumen terkait