• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rawi-Rawi Tsiqah Abdul Hakim

14.7. ABDUL HAKIM ABDAT

14.7.3 Rawi-Rawi Tsiqah Abdul Hakim

Tentu pembaca tidak asing lagi dengan “aksi” sang “Ahli Hadits” otodidak Hizbiyyin ini, Majalah As-Sunnah At-Turotsy Al-Hizby memberikan kuasa kepadanya untuk menguasai rubrik haditsnya;. Bukan hanya itu, “kepiawaiannya” dalam “mentakhrij” hadits juga terlihat dari buku-buku hasil karyanya yang bejibun banyaknya yang diterbitkan oleh Maktabah Abdulloh maupun Yayasan Al-Anshor yang banyak memproduksi kaset-kasetnya. Ambil contoh bagaimana dia MENJARH rawi-rawi Muhaditsin:

“Saya berkata, bahkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah itu dari jalan Ali bin Abi Thalib bukan hanya dho’if tapi hadits maudlu (palsu). Karena di sanadnya ada seorang

bernama Abu Bakar bin Abdullah bin Muhammad bin Abi Sabrah. Dia ini seorang pemalsu hadits”(25 Masalah Penting Dalam Islam, Abdul Hakim Abdat, Al-Anshor, hal.186).

Di halaman 139, setelah menyebutkan hadits tentang bacaan Mu’awwidzaat di belakang tiap- tiap shalat (wajib) yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Hibban, Hakim dan Ibnu Khuzaimah, semuanya dari jalan Al-Alaits bin Sa’ad, dari Hunain bin Abi Hakim dari Ali bin Rabaah dari ‘Uqbah bin Amir; Imam Hakim mengatakan:”Shahih atas syarat Muslim”, Dan Adz-Dzahabi menyetujuinya.

Saya (Abdul Hakim-peny) berkata:”Hadits ini shahih sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Hakim dan Adz-Dzahabi. Tetapi mengatakan bahwa sanad hadits ini atas syarat Muslim, tidaklah benar! Karena, Hunain bin Abi Hakim tidak dipakai oleh Imam Muslim di kitab shahihnya. Ini satu kekeliruan dari Imam Hakim dan Imam Dzahabi (semoga Allah memberikan rahmat kepada kedua imam besar ini)”-selesai pernyataan Abdul Hakim-

Dan masih banyak lagi contoh-contoh di buku hasil karyanya ini bagaimana dia menjelaskan nama-nama rawi yang dicacat dan dilemahkan.

Namun dalam kesempatan ini kita tidak membahas para perawi yang DIJARH tersebut, kita akan memberikan bukti contoh nama perawi yang DITA’DIL oleh Abdul Hakim, diambil riwayatnya, dinukil ilmu dan ucapannya serta disuguhkannya kepada umat,siapakah mereka? “Berkata AL-USTADZ SAYYID QUTHUB di kitab tafsirnya ‘FI ZHILALIL QUR’AN” (1/377) dalam menafsirkan ayat 19 surat Ali Imran:”Tidak ada satupun Agama yang diterima Allah kecuali Islam. Dan tidak ada Islam tanpa penyerahan diri kepada Allah dan ta’at kepada RasulNya (Muhammad ) serta mengikuti manhajnya dan bertahkim (berhukum) kepada kitab-Nya (Al-Qur’an) dalam segala urusan kehidupan”

Dari keterangan-keterangan di atas dapatlah kita ketahui dengan jelas, bahwa kaum Yahudi, Nashara dan Shabi-in yang beriman kepada Allah…..”

Abdul Hakim melanjutkan:

Berkata HAMKA19 dalam menafsirkan ayat ini (Al-Azhar 1/282):Maka orang yang mengaku beriman kepada Allah,….Keterangan-keterangan di bawah ini akan membuktikan kebenarannya:…”(ibid, hal.68-69) [Lihat file Bukti Abdul Hakim Abdat tazkiyah Sayyid Quthub dan Fi Dhilalil Qurannya dalam bukunya.jpg]

Abdul Hakim telah menyebutkan sendiri siapa saja rawi-rawi tsiqah yang dipakainya di dalam kitabnya ini!! Kita tegaskan bahwa mereka berdua (Sayyid Quthub dan Hamka) adalah rawi TSIQAHNYA karena dia mengambil ilmu mereka untuk disuguhkan kepada umat tidak dalam rangka menjarh dan mencacat mereka!! Bahkan MENTA’DIL KEDUANYA!!

Dengan sangat terpaksa anak-anak ingusan itu harus mengikuti langkahmu, wahai “Ahli Hadits”!

Saya (anak ingusan) berkata:”O-o, kedua riwayat tafsir (Sayyid Quthb dan Hamka) sebagaimana yang dikatakan oleh “Imam” (Abdul) Hakim dan “Imam” Penerbit Al-Anshor tidaklah shahih (baca:mu’tabar). Tetapi mengatakan bahwa sanad tafsir ini atas nama “dakwah Salafiyyah Ahlussunnah”, tidaklah benar! Karena, Sayyid Quthb dan Hamka tidaklah dipakai oleh A’immah Salafiyyun di kitab-kitab mereka!! Ini satu talbis dan kelicikan dari “Imam” (Abdul) Hakim dan “Imam” Penerbit Al-Anshor untuk menyisipkan kesesatan dan Hizbiyyah atas nama dakwah Salafiyyah (semoga Allah memberikan hidayah kedua “imam” (Hizby) ini)!!

19 Hussein Badjerei dalam buku resmi sejarah Al-Irsyad (Al-Irsyad Mengisi..) telah Menjarhnya sebagai seorang Plagiator/Pencuri Intelektuil!!

Sayyid Quthb20. Adakah Salafiyyin yang paling awam sekalipun yang tidak mengenal sosok

manusia ini? Gembong besar Ikhwanul Muslimin!! Bapak Terorisme Modern atas nama Islam!! Bapak pengkafiran pemerintahan Muslimin dan masyarakat Muslimin!! Yang dengannya kedua tangannya bersama-sama Partai Politik IM-nya berlumuran darah kaum Muslimin!! Inspirator gerakan-gerakan pembunuhan dan pengeboman di negeri-negeri kaum Muslimin atas nama Jihad melawan Thaghut!! Dan orang inilah salah satu rawi TSIQAH Abdul Hakim Abdat. “Ahli Hadits” otodidak yang sedang beraksi mempromosikan pembesar besar kesesatan, Quthbiyyun!! Kemana lagi dirimu akan berkelit wahai Abdul Hakim?! Ini adalah tulisanmu sendiri! Buah karya olah pikirmu!! Dicetak dan diterbitkan oleh Yayasan Al- Anshormu!! Penolong setia dakwah Hizbiyyahmu!! Sampai sekarang, penyusun ingusan ini belumlah mendapatkan “Qaul Jadid” dari tulisanmu ini!! Apakah engkau hendak berkata bahwa anak-anak ingusan ini sedang berdusta sementara bukti Hizbiyyah-Quthbiyyah terpampang di depan mata?

20 Al Quthbiyyah disandarkan (dinasabkan) pada ajaran Sayyid Quthub. Sayyid Quthub adalah anggota (anak-buah,

red) Hasan al Banna yang sangat loyal kepada Ikhwanul Muslimin dan menjalankan dengan baik semua apa yang dikehendaki Hasan al-Banna.

Sayyid Quthub adalah seorang yang menghabiskan umurnya dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Termasuk salah seorang murid al ‘Aqqad (sastrawan dan pemikir) yang sangat membenci komunis. Sayyid Quthub banyak menulis buku-buku umum yang tidak berhubungan dengan Islam. Dia juga menulis banyak kisah dan syair-syair umum (sosial). Dia hanya seorang penulis dan kutu buku. Setelah itu ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan memba’iat al Hadhami. Ia menjadi seorang anggota Ikhwanul Muslimin yang sangat loyal, membela dakwah dan konsep-konsep Ikhwan dengan pena dan buku-bukunya.

(Setelah) Hasan al Banna terbunuh, lalu Al Hadhami dan Jamal Abdul Nasher membelanya dan dapat mengkudeta pemerintah raja Faruq.

Dalam perjalanan pemerintahannya, terjadilah silang pendapat antara Jamal Abdul Nasher dan Ikhwanul Muslimin, sehingga banyak dari anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara termasuk Sayyid Quthub. Di penjara dia menulis tafsir Al Quran yang berjudul “Fi Zhilalil Qur’an” (edisi Indonesia Di bawah Naungan Al Quran) dan kitab-kitab lainnya.

Setelah keluar dari penjara, Sayyid masih aktif menulis dan menyusun konsep-konsep revolusi, pemutarbalikan Islam dan kudeta terhadap pemerintah. Konsep-konsep tersebut dia adopsi dari Abul A’la Al Maududi dan Hasan Al Banna.

Selanjutnya ia menghidupkan tanzhim di masa As Sindi dan memperbaharui tandzim di atas tandzim khusus – tanzhim khususnya dipaparkan Al ‘Isymari dalam buku “Sirriyatut Tarikh Ikhwanul Muslimin,” (sejarah Rahasia Ikhwanul Muslimin). Ia sebutkan bahwa pemimpin pengganti as Sindi adalah Shalih Al’Isymari.

Pada masa pemerintahan Jamal Abdul Nasher, Shalih Al Isymari disingkirkan dari keanggotaan tandzhim khusus dan setelah itu Sayyid Qutb memperalat Ali Isymari untuk memperbarui tanzhim khusus dan melengkapi anggota Ikhwannul Muslimin dengan senjata dan alat-alat kerusuhan (bahan peledak). Ali ‘Isymari mengabarkan bahwa mereka membawa senjata, gerakan ini disokong seorang wanita muslimah bernama Zainab Al Ghazali. Dialah pemasok dana dan senjata yang didapat dari beberapa negara. Selanjutnya Ali ‘Isymari yang pernah duduk bersama Sayyid Quthub mengatakan bahwa apabila terjadi suatu gangguan terhadap dakwahnya (IM), Sayyid memerintahkan agar mereka segera menuntaskannya dengan melancarkan berbagai macam kerusuhan dan peledakan besar, seperti mensabotase jembatan-jembatan, pusat- pusat listrik dan tempat-tempat lainnya, hingga akhirnya dapat menggulingkan Jamal Abdun Nasher.

Sayyid Quthub dalam bukunya “Limadza Yahjuruni ?” (Mengapa Mereka Mengucilkanku ?”) mengakui bahwa dialah yang merancang berbagai macam peledakan dan kerusuhan. Ucapannya persis sama dengan apa yang dikatakan Ali Al ‘Isymari dalam bukunya “Sejarah Rahasia Ikhwanul Muslimin.” Sayyid Quthub berupaya mengulang sejarah “tanzhim khusus” dengan cara melakukan peledakan-peledakan, serta mengumpulkan senjata-senjata dan melatih anggota membiasakan gerakan-gerakan yang serupa. Sayyid Quthub adalah seorang konseptor Ikhwanul Muslimin yang merancang pemikiran tersebut sebagai sebuah filsafat pengkafiran yang mendatangkan kerancuan agama. Sayyid Quthub mengkafirkan pemerintah dan masyarakat muslimin. Dialah yang menafsirkan kalimat Tauhid (Laa ilaaha illa ALLAH) dengan tafsir bid’ah yang kaum salaf tidak pernah menafsirkannya. Disamping itu, ia membuang semua Tauhid Asma’ dan Sifat ALLAH yang ada dalam Al Quran. (Karena) Ia adalah seorang penganut tasawuf. Tafsirnya terhadap ayat 1 dari Surat Al Ikhlas ٌد َحَأ ُ اا َوُه ْلُق, cukuplah sebagai buktinya (Dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, red).

Ia juga seorang aqlani (rasionalis, pemuja akal) yang lebih mengutamakan logika daripada nash Al Quran dan Assunnah. Bukti-bukti yang menunjukkan ia seorang aqlani adalah :

1. Ia mencela orang yang berpoligami. Menurut logika Sayyid, kalau jumlah kaum wanita banyak daripada kaum pria, baru boleh dijalankan poligami. Pemikirannya ini mirip dengan pemikiran orang-orang kiri (komunis, red).

2. Tentang masalah perbudakan, ia berpendapat bahwa perbudakan sekarang sudah tidak ada dan dahulu perbudakan hanya ada pada kelompok tertentu.

3. Kalau sudah tegak daulah Islam dengan cara yang ia tempuh atau jalan pengikutnya, ia akan mengambil semua harta manusia kemudia ia bagi-bagikan walaupun sebagian rakyatnya memiliki harta dengan jalan yang benar. Caranya ini persis cara-cara komunis. Darimana dalilnya ? Tidak ada, ia berbicara semaunya.

Oleh karena itu, kalau kita tanyakan kepada teman-teman Sayyid : apakah ia seorang ahli fiqih ? Bukan. Apakah ia memiliki fatwa-fatwa dalam masalah ekonomi, muammalah dan ibadah ? Tidak. Apakah ia pernah menulis kita-kitab ushul fiqih ? Tidak pernah . Apakah ia pernah membahas masalah hadits-hadits dan atsar shahabat ? Tidak pernah. Apakah ia menafsirkan ayat-ayat hukum dalam Al Quran dengan mengikuti metode Al Qurthubi dan membawakan dalil-dalil Al Qur’an sendiri dan As Sunnah ? Tidak. Bahkan ia menafsirkan Al Quran dengan jalan logika dan tidak

Tidakkah dirimu merasa tersanjung wahai Abdul Hakim, bahwa yang menyodorkan (baca:mentahqiq) bukti hubunganmu dengan Sayyid Quthb ini adalah seorang Akhwat? Ya, seorang Akhwat yang sekian lama belajar dan menuntut ilmu kepada saudara-saudara mudamu di kota Malang semacam Agus Hasan Bashari, Abdullah Hadrami, Syukur dan M Sahri tetapi karena banyak sekali melihat “keanehan-keanehan” para da’i makmur itu, kemesraan-kemesraan mereka dengan orang-orang Harakiyyin, Ikhwaniyyin,Tablighiyyin, termasuk juga keanehan daurah monitor televisi yang secara live menampilkan wajahmu mulai dari awal sampai dengan akhir daurah di ruangan akhwat “dakwah Salafyyahmu” maka dia akhirnya berlepas diri dari komunitas Hizbiyyahmu!! Dan –alhamdulillah- alangkah banyaknya akhwat-akhwat didikan kalian yang berlepas diri dari Jama’ah Hizbiyyah- Sururiyyah kalian!! Yang lebih aneh lagi, ternyata kalian lebih berhasil mendidik Ikhwan- Ikhwan kalian untuk tutup mata tutup telinga nikmati Hizbiyyah Salafyyah!! Akhwat yang notabene akalnya hanya setengah daripada lelakinya, tetapi di kalangan Hizbiyyunmu, ternyata lelaki Sururimu hanyalah memiliki setengah dari akal akhwat tersebut!! Ironis, tetapi demikianlah kenyataannya. Allahu yahdik.

Rawi tsiqah kedua-mu adalah Hamka. Beliau adalah Haji Abdul Malik Karim Amarullah, telah meninggal. Sekian lama menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia. Siapa sosok ini? Al-Irsyadmu sendiri –wahai Abdul Hakim- yang akan menjelaskannya. Husein Badjerei bin Abdullah Badjerei murid tersayang Surkati As-Sudani Pan Islamisme Al- Afghany, ketika menceritakan kehebatan bapaknya (Abdullah Badjerei) menulis:

“…Ia amat mrngagumi karya Al-Manfaluthi, sampai-sampai ia hapal di luar kepala bagian-bagian yang dirasanya amat indah. Itu sebabnya ia dengan mudah mampu berdialog dengan Hamka waktu ia menyatakan sebagai orang pertama, bahwa sebenarnya karya Hamka Tenggelamnya Kapal van der Wijck adalah plagiat dari karya merujuk kepada kitab-kitab tafsir Ulama terdahulu.

Ia membuang sifat-sifat ALLAH, ia memberikan tafsir yang keliru, mengangkat masalah-masalah tasaquf dan komunisme, mengkafirkan kaum muslimin, melemparkan kerancuan agama kepada Muhammad bin Surur dan pengikutnya, sehingga mereka mengambil konsepnya dalam berdakwah.

Saya katakan bahwa Sayyid ini seorang Ikhwanul Muslimin pengekor Hasan Al-Banna yang fanatik, walaupun dia seorang yang pandai berbicara, beradab dan ahli sastra.

Orang yang semacam dia tidak patut mendapat pujian, khususnya bila kita bandingkan dengan Washil bin Atha’ seorang tokoh Mu’tazilah yang berakhlaq baik dan pemberani. Namun demikian, Ulama salaf tetap mencelanya, tidak memperhatiakn akhlaq dan kefasihannya. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid ketika memuji kefasihan dan akhlaq Sayyid Quthub.

Apakah yang masuk ke dalam agama dari kefasihan ?

Kami berargumen dengan Al Quran dan As Sunnah. Jika tidak maka banyak dari kalangan sufi yang ahli bahasa, nahwu dan akhlaq yang baik. Tapi yang kita jadikan patokan adalah shahabat Rasulullah yang dapat membedakan antara hak dan yang batil, bukan mereka.

Syaikh Rabi Bin Hadi Al Madkhali ketika membantah kita “Munthalaq Al Kitab was Sunnah” karya Syaikh Bakr Abu Zaid, berkata, “Ia soerang lelaki yang menyelisihi Kitab dan As Sunnah dalam bab ini. Syaik Bakr Abu Zaid datang dan memberikan padaku beberapa lembar kertas yang sangat kecil kemudian memuji Sayyid Quthub. Ia (Sayyid) seorang yang baik katanya.” Syaikh Rabi’ berkata, “Ini ucapan yang salah.” Kemudian kertas yang berisi pujian terhadap Sayyid Quthub tadi diedarkan (oleh pengikut IM, penerjemah). Seolah masalahnya adalah masalah ta’at buta terhadap Syaikh Bakr, untuk membantah bahwa ucapan Syaikh Rabi’ tidak benar. Dimana sisi ucapan dan dalil Syaikh Bakr yang menjelaskan ucapan Syaikh Rabi’ itu salah ??? Apakah Anda telah membantah beliau dengan rinci ? Dimana Anda terangkan, ucapakan Syaikh Rabi’ salah dengan keterangan kitab- kitab Sayyid Quthub ? Atau ucapan Syaikh batil dengan dalil ini.

Mereka tidak melakukan hal itu semuanya, tetapi memakai metode Ikhwanul Muslimin yaitu ketaatan buta. Bila ia mengatakan tidak benar, maka kita harus berkata tidak benar tanpa melihat dalil-dalil dan hujjah. Sayikh Bakr Abu Zaid telah salah dalam memutuskan dan bersikap, semoga ALLAH membimbing kita dan beliau. Dan Alhamdulillah, beliau telah bertaubat dari kesalahannya dan menulis kitab “Hukmu Intima” (Hukum Bergabung dengan Golongan-golongan) seta kitab-kitab bagus lainnya.

Ternyata beliau baru tahu bahwa Ikhwanul Muslimin mengedarkan kertasnya tadi di Yaman dan negeri lainnya disertai foto Sayyid Quthub dan diberi judul “Nashihah Adz Dzahab” (Nasihat Emas).

Cukuplah bagi beliau mengetahui kesalahannya dari siapa yang menyebarkan kertas itu. Ternyata mereka adalah musuh Syaikh Bakr sendiri, musuh manhaj yang haq.

Kita kembali kepada pembahasan Sayyid Quthub dan melihat masalah yang terjadi di masanya. Ia tidak mampu memimpin Jama’ah Ikhwanul Muslimin karena organisasi tersebut telah dinyatakan terlarang di Mesir. Jama’ah dan kantornya telah dibubarkan. Lalu apa yang dilakukan Sayyid ?

Tidak kehilangan akal, dia menulis buku-buku yang telah disebarluaskan di masyarakat. Buku-bukunya penuh dengan racun, filsafat, pengkafiran muslimin, kudeta “Islami” dan lain sebagainya. Banyak pengagum atau pengikut Sayyid Quthub terpengaruh dengan pemikirannya.

(Ditulis oleh Syaikh Ayyid asy Syamari, pengajar di Makkah al Mukaramah, dalam rangka menjawab pertanyaan sebagian jama’ah Ahlusunnah wal Jama’ah asal Belanda tentang perbedaan Ikhwanul Muslimin, Quthbiyyah, Sururiyah dan Yayasan Ihya ut Turots. Penerbit Maktabah As-Sahab 2003. Judul asli Turkah Hasan Al Banna wa Ahammul Waritsin. Penerjemah Ustadz Ahmad Hamdani Ibnul Muslim.)

AlManfalithi, Majdulin dan Di bawah Lindungan Ka’bah adalah plagiat dari karya Al- Manfaluthi Al-Yatim. Hamka demikian terkesima ketika dengan mudah ia membuktikan kesamaan bunyi surat Hanafi kepada Hayati dengan membaca di luar kepala aslinya berbahasa Arab dari karya Al-Manfaluthi. Dengan nada rendah akhirnya Hamka berkomentar:

“Sebenarnya yang namanya pengarang itu pada hakekatnya adalah seorang pencuri intelektuil!”

Kita katakan:”Wahai Abdul Hakim! Betapa tajamnya penamu ketika menjarh rawi-rawi yang dipakai oleh Imam Ibnu Majah dan AdzDzahabi! Dan kenapa justru ketika menulis karyamu sendiri, engkau malah meloloskan (baca: menta’dil) Gembong besar Takfiriyyun-Ikhwanul Muflisin (Sayyid Quthb) dan seorang rawi lainnya (Hamka) yang telah dinyatakan sendiri oleh Hizbul Irsyadmu sebagai seorang plagiator ulung!! Pencuri Intelektuil!!

Lihatlah, penglihatan ustadz mampu bersinar-sinar meneliti satu persatu rawi-rawi Muhaditsin tetapi kenapa ketika memilih rawi-rawi tsiqah-mu sendiri penglihatan paduka menjadi redup dan akhirnya terpejam rapat-rapat?! Lalu standar apa yang sebenarnya Ustadz gunakan dalam menjarh dan menta’dil para perawi wahai “Ahli Hadits”?! Naluri Hizbiyyah?!21

Benar-benar engkau tidak akan mampu menipu dan mengecoh Salafiyyun wahai Ustadz Abdul Hakim!! Bahkan seorang wanita dari kalangan Salafiyyun –biidznillah- justru telah “mentahqiq” bukti Hizbiyyahmu!! Allahu yahdik.

Dan seperti bukti sebelumnya, rawi-rawi tsiqah lainnya yang dipakai Abdul Hakim (tidak hanya dipakai ilmunya tetapi juga “diterima” dinar Hizbiyyahnya!) adalah Mushlih Abdul Karim petinggi Ikhwani, yayasan Al-Haramain Al-Hizbiyyah, Hidayatullah dan Al-Muntada Al-Sofwa, disamping tentu saja Ihya’ut Turots dan kroni-kroninya!!? Inilah sosok singkat orang yang “dieluh-eluhkan” sebagai ahli hadits Hizby?!! Allahul Musta’an.

Pembaca sekalian yang kami hormati, semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kita semua untuk berpegang kepada kebenaran dan meneguhkan kita di atasnya. Berbagai nama organisasi, yayasan, Muassasah, para da’i dan kaki-tangan di atas nyata- nyata sedang mempertontonkan kolaborasi dan konspirasi Hizbiyyahnya, berakrobat dan berpetualang manhaj kesana kemari antara faksi Hizbiyyah satu dengan faksi Hizbiyyah lainnya dibawah promosi dan koordinasi yayasan Al-Muntada Al-Sofwa, mempertontonkan aurat Hizbiyyahnya kesana kemari. Adakah istilah yang lebih pantas dibandingkan Yayasan Gado-Gado atau Tong Sampah ?! Yayasan yang sejak awal berdirinya sudah diingatkan oleh Syaikh Rabi’ Hafidhahullah agar Salafiyyin mewaspadainya karena akan menjadi musuh terbesar dakwah Salafiyyah di Indonesia!! Dan Subhanallah, bukti demi bukti semakin menunjukkan bahwa yayasan ini benar-benar (seperti yang diperingatkan oleh Syaikh!!) yayasan yang sangat berbahaya bagi Ahlus Sunnah!! Menghancurkan Nahi Mungkar dan ini adalah prinsip Yahudi!! Mengumpulkan berbagai elemen Hizbiyyah, Ikhwaniyyah, Sururiyyah, Turotsiyyah, Quthbiyyah, Takfiriyyah, Ba’asyiriyyah serta mengkoordinasi dan terus mengevaluasi hasil dakwah “Salafy” yang telah diperolehnya dengan slogan utamanya “bil fulus kulli syai’in tembus”!! Money politics!! Jaminan hidup, asal…ikuti aturan organisasi!! Kalau tidak? Keluar & Cari makan sendiri!!

(Al-Sofwa)Ku tak sudi menyuapi!! Allahul Musta’an.

14.8 Drs. TJAHJO SUPRAJOGO, M.Si.

Walaupun sudah hijrah ke Jakarta menjadi dosen IIP (Institut Ilmu Pemerintahan), Masjid Qolbun Salim Malang masih tetap dalam kendali yayasannya, Yayasan Qolbun Salim. Masjid yang beralamatkan di Jl. Sunan Kalijaga Dalam No. 9, Malang 65144, Telp. (0341) 586387, Fax. (0341) 551740 merupakan salah satu markas dakwah Sururiyyin di kota Malang. Ibnul Mundhir, Abdullah Hadrami, Sahri, Syukur, Agus Hasan Bashari dan Masrukhin memiliki jadwal tetap di Masjid ini (lihat lampiran 2 nama file Lampiran 2_Sururi Malang Club .jpg).

Acara-acara Al-Sofwa Al-Muntada yang melibatkan dirinya :

a. Diklat Islam khusus yang diikuti oleh 11 institut besar yang dianggap mewakili dakwah Hizbiyyah di seluruh Indonesia, yang berlangsung selama 30 hari (satu bulan

penuh!) 01-30 Agustus 2000 M.

(alsofwa.or.id_index.php_lihatkegiatan_id_45_id_layanan_24.html)

21Bagaimana mungkin orang seperti ini bisa dibangga-banggakan oleh komunitas Hizbiyyin sebagai Ahli Hadits?! Malapetaka besar terpampang di depan mata. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun!

b. Bedah buku Darah Hitam Tasawuf, berdampingan dengan Hartono Ahmad Jaiz22

(pengamat dakwah, mantan wartawan) dan Quthbiyyin Mustofa “Aini, tgl 11 Juli 2001 M. (alsofwa.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_13_id_layanan_17_.html)

c. Seminar Islam, 13 Mei 2001 di Masjid Al-Sofwa Jakarta Selatan. Berduet dengan Wakil Ketua Departemen Dakwah Al-Sofwa, Zainal Abidin. (alsofwa.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_5_id_layanan_16.html)

d. Diklat Islam khusus mahasiswi se-Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang- Bekasi) tgl 09-10 Nov 2002 di kawasan Danau Jempang Blok B-2 / 16 Pejompongan- Jakarta Pusat. Didanai secara tunggal oleh Al-Sofwa dan dikerjakan oleh 3 lembaga LP2KW Qolbun Salim Cabang Jakarta (pusatnya di Malang-peny) , Ma’had Tahfidz Qanitat dan Forum Ilmiah mahasiswi LIPIA Jakarta. Diklat ini diketuai oleh istri Tjahjo As-Sururi (Ir. Ummu Fathimah Adiyati / Ummu Qurrata Aini Fathu Roshonah). (alsofwa.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_39_id_layanan_14.html)

e. Kasetnya berjudul “Tantangan dan Problema Dakwah Islam”, arsip kaset no. 0159 dan “Dakwah Kampus” no. 0130 dengan harga Rp. 8.000,- direkomendasikan oleh

Al-Muntada Al-Sofwa untuk dinikmati oleh umat.

(alsofwa.or.id_index.php_pilih_indexkaset1.html &....indexkaset3.html)

Di situs jilbab_online.net/links.php?licat_id=2, Qolbun Salim (Tjahjo cs) dipropagandakan sebagai yayasan Islam di Indonesia bersama yayasan Ihya’ut Turots Yogya (Abu Nida’ cs), Ihya’ut Sunnah (Abu Haidar cs), Nida’ul Fitnah Surabaya (Ainul Haris cs).

Ternyata, LP2KW yang dipimpin oleh istri Tjahjo Suprajogo bersama Ma’had Qanitat digandeng juga oleh L-DATA untuk mengadakan Diklat Khusus Muslimah tanpa dipungut biaya (gratis), disediakan pula doorprize dan hadiah menarik lainnya. Akomodasi, konsumsi dan transport selama diklat ditulis dengan huruf kapital : GRATIS. Berangkat bersama hari Senin, 22 Juli 2002 pukul 07.00 WIB tepat dari yayasan L-DATA. (aldakwah.mweb.co.id_009info_2002_print.php_idn24.htm) [Website aldakwah.mweb.co.id adalah website lama LData yang aktif sekitar tahun 2002-2003. Adapun website LData terkini adalah aldakwah.org, apabila kita cek di bulan Februari 2007, website tersebut minim informasi, hanya ada 1 halaman. Tidak ada penjelasan apapun dari admin LData, sehingga kami tetap memakai informasi disana sebagai rujukan-ed]

Selain mengendalikan LP2KW, yayasan Qolbun Salim juga mendirikan LM-PSDM

Garis besar

Dokumen terkait