• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Kesejahteraan Karyawan

Dalam dokumen Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan (Halaman 177-182)

Kesejahteraan dan Produktifitas Karyawan

3. Jenis-jenis Kesejahteraan Karyawan

Jenis-jenis kesejahteraan yang akan diberikan harus selektif dan efektif mendorong terwujudnya tujuan perusahaan. Jenis dan jumlah kesejahteraan yang diberikan oleh setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan oleh perusahaan.

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2000;185), mengemukakan mengenai jenis-jenis kesejahteraan sebagai berikut :

a. Ekonomi : - Uang Pensiun - Uang makan - Uang Transport - Uang lebaran/natal - Bonus / gratifikasi - Uang duka kematian - Pakaian dinas - Uang pengobatan b. Fasilitas : - Mushola / masjid

- Kafetaria - Olahraga - Kesenian

- Pendidikan / seminar - Cuti dan cuti hamil - Koperasi dan took - Izin

c. Layanan : - Puskesmas / dokter - Jemputan karyawan - Penitipan bayi - Bantuan hukum - Penasihat keuangan - Asuransi / astek

- Kredit rumah.

Menurut Michael Harris (Marihot T. Efendi 2002;281, mengklasifikasikan jenis-jenis kesejahteraan karyawan sebagai berikut:

a. Legally required benefit yang meliputi social security, un-employ-ment

compensation, dan worker compensation.

b. Pension and health insurance programs yang meliputi Family and medical

leave, disability insurance, long-term care, dental insurance, additional benefit, dan cafeteria benefit.

c. Paid time of yang meliputi vacation, holiday, dan personal absence.

Menurut William B. Werther dan Keith Davis (2000;282), dalam buku

“Personnel Management and Human Resources”, juga mengemukakan mengenai

jenis-jenis kesejahteraan karyawan sebagai berikut:

a. Insurance benefit yang meliputi health-related. Insurance (medical insurance,

health maintenance organization, vision insurance, dental insurance, mental health insurance, life insurance, dan disability insurance).

b. Employee security benefits yang meliputi employment income security dan

retirement security.

c. Time-off benefit yang meliputi on-the-job breaks, sick day and well pay, holiday

and vacations.

d. Work scheduling benefits yang meliputi shorter workweeks, flextime, dan job

sharing.

e. Employee services yang meliputi educational assistance, social service,

financial services (child care, elder care, and social service leave programs).

f. Administration of benefits and services yang meliputi problem in

administration, traditional remedies, dan cafeteria benefit.

B. PRODUKTIFITAS 1. Pengertian Produktivitas

Sumber Daya Manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil pengorbanan. Pada umumnya produktivitas yang semakin tinggi merupakan pendayagunaan sumber daya secara efisien. Suatu perusahaan dalam proses produksinya harus selalu memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana cara mencapai produktivitas yang tinggi dengan sumber daya atau faktor-faktor produksi yang ada.

Menurut Soedarmayanti dalam buku “Tata Kerja dan Produktivitas Kerja”, mengemukakan mengenai pengertian produktivitas yaitu: “Keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang.” (1996;142)

Menurut George J. Washin yang diterjemahkan oleh Slamet Saksono dalam buku “Administrasi Kepegawaian”, mengemukaan bahwa:

“Produktivitas mengandung dua konsep utama, yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi mengukur tingkat sumber daya, baik manusia, keuangan, maupun alam

152| Manajemen Sumberdaya Manusia Pendidikan

yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat pelayanan yang dikehendaki, efektivitas mengukur hasil mutu pelayanan yang dicapai.” (1997;113).

Pengertian produktivitas menurut Gaspersz dalam buku “Manajemen Produktivitas Total”, adalah sebagai berikut: “Produktivitas berkaitan dengan pembuatan output secara spesifik menunjuk pada hubungan antara output (hasil produksi) dan input (bahan baku) yang digunakan untuk memproduksi output.” (2000;18)

Menurut M Sinungan dalam buku “Produktivitas Apa dan Bagaimana”, mengemukakan mengenai pengertian produksivitas bahwa: “Produktivitas adalah suatu pendekatan intradisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya mutu yang tinggi.” (2001;17)

Sementara itu menurut Malayu S.P Hasibuan dalam buku “Manajemen Sumber Daya Manusia”, mengemukakan bahwa: “Produktivitas kerja merupakan rasio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan atau biaya untuk mewujudkan hasil tersebut (input).” (2001;17)

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka penulis mendefinisikan bahwa produktivitas merupakan suatu perbandingan antara hasil kerja dengan bahan, waktu, dan tenaga yang digunakan dalam memproduksi suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada secara efektif dan efisien namun tetap harus menjaga mutu barang atau jasa yang di hasilkan.

Selanjutnya untuk lebih jelas mengenai produktivitas, alat analisis yang dikemukakan oleh Rusli Syarif dalam buku “Produktivitas”, adalah sebagai berikut : (1) Jumlah waktu, yaitu adanya penyelesaian suatu pekerjaan yang tepat pada waktunya: (2) Mutu, yaitu adanya pencapaian hasil dari pekerjaan yang sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya; (3) Efisiensi dan Efektivitas, yaitu penghematan pemakaian sumber daya yang optimal dipakai untuk mencapai hasil yang telah ditentukan. (1991;16).

Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses peningkatan produktivitas. Alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Pengukuran produktivitas tenaga kerja adalah suatu pengukuran yang sering dilakukan karena: (1) Tenaga kerja adalah faktor terpenting untuk melaksanakan berbagai jenis produksi; (2) Elemen tenaga kerja ini mudah diukur.

Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian yaitu perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan pembaharuan pandangan hidup dan kultural dengan sikap mental memuliakan kerja serta perluasan upaya memperbaiki kehidupan sosial ekonomi.

Mengkaji beberapa pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan masukan

(input) yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan

Gambar 10.1 Skema Sistem Produktivitas 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Produktivitas tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan manusia itu sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan dimana ia bekerja baik dari intern perusahaan itu sendiri maupun ekstern perusahaan (kebijakan pemerintah).

Menurut Soedarmayanti (1996;73), dalam buku “Tata Kerja dan Produktivitas Kerja”, mengemukakan bahwa terdapat 6 (enam) faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu:

a. Sikap kerja, seperti : kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work). b. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam

manajemen dan supervise serta keterampilan dalam teknik industri.

c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas.

d. Manajemen produktivitas, yaitu menejemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.

e. Efisien tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. f. Kewirausahaan, yang tercermin dalam pengambilan risiko, kreativitas dalam

berusaha, dan berada pada jalur yang benar dan berusaha. (1996;73)

Menurut M. Sinungan (2001;56), terdapat 7 (tujuh) faktor yang Lingkungan

Input Proses Output Produktivitas

- Tenaga kerja - Modal - Meterial - Energi - Tanah - Informasi - Manajerial Proses Transformasi Nilai tambah Produk ( barang dan jasa) Produktivitas Sistem Produksi (output/input)

Umpan balik untuk pengendalian sistem produksi Agar meningkatkan produktivitas terus-menerus

154| Manajemen Sumberdaya Manusia Pendidikan

mempengaruhi produktivitas, yaitu: a. Manusia :

- Kuantitas - Tingkat keahlian

- Latar belakang kebudayaan dan pendidikan. - Kemampuan sikap

- Minat

- Struktur pekerjaan, keahlian, dan umur (kadang-kadang jenis kelamin) dari angkatan kerja

b. Modal :

- Modal tetap (mesin, gedung, alat-alat)

- Teknologi R dan D (Research and Development) - Bahan baku

c. Metode / Proses : - Tata ruang tugas

- Penanganan bahan baku penolong dan mesin - Perencanaan dan pengawasan produksi - Pemeliharaan memalui pencegahan d. Produksi :

- Kualitas - Ruang produksi - Struktur campuran - Spesialisasi produksi

e. Lingkaran Organisasi (internal) - Organisasi dan Perencanaan - Sistem manajemen

- Kondisi kerja - Sistem insentif - Kebijakan personalia - Gaya kepemimpinan

f. Lingkungan Negara-negara (eksternal) - Kondisi ekonomi dan perdagangan - Struktur sosial dan politik

- Kebijakan ekonomi pemerintah (pajak dan lain-lain) g. Lingkungan Internasional (Regional)

- Kondisi Perdagangan dunia

- Masalah-masalah perdagangan internasional - Bantuan internasional

- Standar tenaga kerja dan teknik internasional.

Dengan demikian, berdasarkan keterangan-keterangan di atas, maka dapat dilihat bahwa perbaikan-perbaikan di lingkungan kerja dapat menumbuhkan kegairahan, semangat, dan kecepatan kerja sehingga dapat mencapai produktivitas. Demikian juga dalam hal perbaikan di bidang pengupahan jaminan sosial dapat

menumbuhkan motivasi kerja dan meningkatkan produktivitas karyawan dan tak kalah pentingnya adalah kemampuan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber secara maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal akan menentukan tinggi atau rendahnya produktivitas kerja pegawai, mengingat peranan manajemen sangat penting untuk peningkatan produktivitas pada perusahaan. C. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Secara umum pengukuran produktivitas dinyatakan dalam suatu perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu: (1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau menurun serta tingkatannya; (2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi, proses) dengan lainnya, pengukuran seperti menunjukkan pencapaian relatif. (3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, pengukuran ini dianggap yang terbaik dalam memuaskan perhatian pada sasaran atau tujuan.

Pengukuran produktivitas dilakukan dengan mengukur perubahan produk-tivitas sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha untuk memperbaiki produktivitas. Dalam mengukur tingkat produktivitas ada 2 (dua) jenis tingkat perbandingan rumus, yaitu produktivitas total dan produktivitas parsial.

Dalam dokumen Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan (Halaman 177-182)