• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENERAPAN KLAUSULA FORCE MAJEURE DALAM

A. Tinjauan Hukum Kontrak Kredit/Pembiayaan

2. Jenis-Jenis Kontrak Kredit/Pembiayaan Pada Perbankan

49

Sedangkan menurut Sutan Remy Sjahdeini perjanjian kredit memiliki arti khusus, yakni:

Perjanjian antara bank sebagai kreditor dengan nasabah debitor mengenai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu yang mewajibkan nasabah-nasabah debitor untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.190

Jika kita simpulkan bahwasannya kredit ialah pinjaman yang diberikan oleh bank kepada seseorang ataupun badan hukum untuk digunakan dan dikembalikan bersama bunga dalam jangka waktu tertentu sebagaimana yang telah di perjanjikan.

2. Jenis-Jenis Kontrak kredit/pembiayaan pada perbankan

Pada dasarnya jenis kontrak kredit/pembiayaan yang ada didalam perbankan syariah dan juga konvensional memimiliki perbedaan. Jenis kontrak kredit yang ada didalam perbankan konvensional ini dibagi berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah diantaranya sebagai berikut :

1. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan penggunaannya.

1. Kredit konsumtif.

Kredit ini merupakan kredit jangka pendek atau panjang yang diberikan kepada debitur untuk membiaya kebutuhan atau konsumsi dalam skala rumah tangga yang pelunasannya berasal dari penghasilan bulanan debitur.191 Artinya kredit konsumsi ini merupakan kredit

190 Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1993) hlm. 158

191 Hermansyah, op.cit., hlm. 61

50

perorangan yang tujuannya ialah non bisnis seperti kredit rumah atau membeli mobil.192

2. Kredit produktif.

Kredit ini ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi.193

2. Jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya.

1. Kredit investasi.

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, seperti pembelian tanah untuk perluasan usaha.194

2. Kredit modal kerja.

Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan dalam bentuk rupiah ataupun valuta asing untuk memenuhi modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan antara pihak-pihak yang berkontrak.195

192 Ibid

193 Victoria Bank, “Kredit Produktif”, https://www.victoriabank.co.id/page/produk-layanan/pinjaman/kredit-produktif/, diakses pada tanggal 13 Oktober 2020.

194 Hermansyah, loc.cit

195 Ibid

51 3. Jenis kredit dilihat dari jangka waktu.

1. Kredit jangka pendek.

Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya utuk modal kerja misal seperti untuk peternakan, yakni kredit peternakan ayam.196

2. Kredit jangka menengah.

Kredit yang memiliki jangka waktunya berkisar 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi yakni sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.197

3. Kredit jangka panjang.

Kredit yang masa pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun.

Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapasawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.198

4. Jenis kredit menurut cara pemakaian 1. Kredit rekening koran bebas.

Debitur menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening koran dan kepadanya diberikan blanko cek dan rekening koran pinjamannya di isi menurut besarnya kredit yang diberikan. Dimana debitur atau nasabah bebas melakukan penarikan-penarikan ke dalam rekening bersangkutan selama kredit berjalan.199

196 Uswatun Hasanah, Hukum Perbankan, (Malang: Setara Press, 2017), hlm. 68

197 Ibid

198 Ibid

199Ibid., hlm. 70

52 2. Kredit berulang-ulang

Dalam sistem ini kredit yang diberikan kepada debitur yang tidak memerlukan kredit secara sekaligus, melainkan pemberian kredit yang berulang-ulang.200 Penarikan kredit yang dilakukan oleh nasabah dilakukan selama plafon kredit masih tersedia dilakukan dengan melalui pemindahbukuan, penarikan cek, bilyet giro atau pemindahbukuan yang lainnya.201

3. Kredit bertahap.

Penarikan kredit ini merupakan kredit yang pencairan dananya dilakukan secara bertahap dalam beberapa kali pencairan.202

4. Kredit tiap transaksi.

Kredit ini diberikan untuk satu transaksi tertentu dimana pengembalian kredit diambil dari hasil transaksi yang bersangkutan.203

5. Jenis kredit menurut jaminannya.

1. Unsecured loans.

Yaitu kredit yang diberikan” tanpa jaminan”. Dalam dunia perbankan di Indonesia bentuk ini belum lazim dan malahan dilarang oleh Bank Sentral.204

2. Secured loans.

200 Ibid

201 Ibid

202 Ibid

203 Ibid

204 HSBC, “Unsecured loans”, https://www.hsbc.co.id/, diakses pada tanggal 13 Oktober 2020 pukul 20.05 WIB

53

Yaitu kredit yang diberikan” memakai jaminan”. Dalam dunia perbankan di Indonesia bentuk ini lazim digunakan di perbankan yang ada di Indonesia.205

Sedangkan di dalam perbankan syariah memiliki jenis-jenis perjanjian kredit yang berbeda pula dari bank konvensional. Jenis-jenis kredit pada perbankan syariah dibagi kedalam beberapa jenis yang mana hal ini disesuaikan dengan akad pengembangan produk yang mana pengelompokan produk ini dibagi ke beberapa kelompok :206

1. Pembiayaan menurut tujuan 1. Modal kerja

Yaitu pembiayaan yang dimaksudkan seseorang atau badan hukum untuk mendapatkan modal guna mengembangkan usahanya.207

2. Pembiayaan Investasi

Yakni pembiayaan yang ditujukan untuk melakukan investasi dan pengembangan barang konsumtif.208

2. Pembiayaan menurut jangka waktu 1. Pembiayaan jangka pendek

Yakni pembiayaan yang dilakukan dalam waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.209

2. Pembiayaan jangka menengah yakni pembiayaan yang dilakukan dalam waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun.210

205 DBS, “Secured loans”, https://www.dbs.id/id/personal/loans/loans/secured-loan, diakses pada tanggal 13 Oktober 2020 pukul 20.06 WIB

206 Rivai Veithzal dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010, hlm. 686

207 Ibid

208 Ibid

209 Ibid

54

3. Pembiayaan jangka panjang yakni pembiayaan yang dilakukan dalam waktu lebih dari 5 tahun.211

Jenis-jenis pembiayaan diatas tersebut nantinya akan di wujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan juga aktiva tidak produktif yakni meliputi :

1. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil meliputi : 1. Pembiayaan mudharabah

Pembiayaan mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul mal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan usaha tertentu sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya.212

2. Pembiayaan musyarakah

Pembiayaan musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak sesuai nisbah yang telah disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.213

2. Pembiayaan dengan prinsip jual beli meliputi : 1. Pembiayaan bai’ al-murabahah

Bai’ al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai al-murabahah,

210 Ibid

211 Ibid

212 A Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 192

213 Ibid hlm.196

55

penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.214

2. Pembiayaan salam

Dalam pengertian yang sederhana, bai’ as-salam berarti pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka.215

3. Pembiayaan Istishna

Transaksi bai’ al-istishna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.216

3. Pembiayaan dengan prinsip sewa meliputi : 1. Pembiayaan ijarah

Pembiayaan ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.217 2. Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlik/Wa Iqtina

Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlik/wa iqtina adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang yang diakhiri dengan perpindahan

214 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 101

215 Ibid hlm. 108

216 Ibid hlm. 113

217 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 239

56

kepemilikan barang dari pihak yang memberikan sewa kepada pihak penyewa.218

B. Standar Penyelesaian Kontrak Kredit/Pembiayaan Pada Perbankan