• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENERAPAN KLAUSULA FORCE MAJEURE DALAM

D. Penerapan Force Majeure Dalam Suatu Kontrak

64

karena tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai akad dengan alasan telah terjadi keadaan memaksa (force majeure) yang disebabkan tidak terbitnya Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) atas rumah yang dibangun dengan dana pembiayaan dari Bank BNI Syariah Cabang Medan.247

Amar putusan Pengadilan Agama Medan Nomor: 175/Pdt.G/2014/PA.

Mdn yaitu telah terjadi keadaan memaksa (force majeure) dalam pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah Nomor: MES/2013/198/ disebabkan karena tidak terbitnya Izin Mendirikan Bangunan dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan karena termasuk dalam Renacana Taman, membebaskan nasabah dari kewajiban untuk melaksanakan isi Akad Pembiayaan Murabahah Nomor:

MES/2013/198/K karena telah terjadi keadaan memaksa (force majeure).248

Dalam hal ini pengadilan Menghukum Bank BNI Syariah Cabang Medan untuk mengembalikan kepada Penggugat dalam keadaan bebas dari segala pembebanan berupa, Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor: 02239 Tanggal 30 Maret 2001 atas nama Sudiro Atmaja, Sertipikat Hak Milik (SHM) Nomor: 02240 Tanggal 30 Maret 2001 atas nama Mega Warni.249

D. Penerapan Force Majeure Dalam Suatu Kontrak Kredit Perbankan 1. Landasan Hukum Penerapan Force Majeure Dalam Perbankan

Di dalam kontrak perbankan sendiri sangat di mungkinkan terjadinya peristiwa force majeure dalam kontrak yang disepakati oleh para pihak antara debitur sebagai nasabah dan kreditur sebagai perbankan itu sendiri. Dalam

247 Ibid

248 Ibid

249Ibid

65

penerapan klausula force majeure itu sendiri tentunya harus di di dasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pada praktiknya, para pihak dalam perjanjian akan mencantumkan klausula force majeure yang mana apabila terjadi keterlambatan dan/atau tidak dapat dilaksanakannya kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini oleh salah satu pihak yang disebabkan kejadian di luar kemampuan atau kehendak pihak yang bersangkutan (force majeure).250 maka keterlambatan dan/atau kegagalan tersebut tidak dapat dianggap sebagai kelalaian/kesalahan dari pihak yang bersangkutan. pihak-pihak yang bersangkutan akan dilindungi atau tidak akan mengalami tuntutan dari pihak lainnya.251

Pada dasarnya yang menjadi landasan hukum bagi klausula force majeure ialah kesepakatan para pihak yang terdapat didalam akta perjanjian kredit/pembiayaan yang disepakati oleh para pihak.252 Tentunya kesepakatan ini sama kuatnya dengan undang-undang yang harus dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana yang termaktud di dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang berbunyi “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.253

Selain itu yang menjadi landasan hukum para pihak mengenai klausula force majeure dalam kontrak kredit/pembiayaan terdapat di dalam KUH Perdata yang terdapat di pasal-pasal sebagai berikut:

1. Pasal 1244 KUH Perdata :

250 Putra Siregar, loc.cit.

251 Soebekti, loc.cit.

252 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

253 Lihat Indonesia (KUH Perdata), op.cit., Pasal 1338 ayat (1)

66

Jika ada alasan untuk itu si berhutang harus dihukummenggantibiaya, rugi dan bunga, bila ia tidak membuktikan, bahwa hal tidak dilaksanakan atau tidak pada waktu yang tepat dilaksanakannya perjanjian itu, disebabkan karena suatu hal yang tak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan padanya, kesemuanya itu pun jika itikad buruk tidak ada pada pihaknya.254

2. Pasal 1245 KUH Perdata :

Tidaklah biaya, rugi dan bunga harus digantinya, apabila karena keadaan memaksa/force majeure karena suatu keadaan yang tidak disengaja,si berutang berhalangan memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau karena hal-hal yang sama telah melakukan perbuatan yang terlarang.255

3. Pasal 1444 KUH Perdata:

(1) Jika barang tertentu yang menjadi pokok perjanjian musnah, tak dapat diperdagangkan, atau hilang, hingga sama sekali tidak diketahui apakah barang itu masih ada, maka hapuslah perikatannya, asal barang itu musnah atau hilang di luar kesalahan si berutang dan sebelum ia lalai menyerahkannya.256

(2) Bahkan meskipun si berutang lalai menyerahkan suatu barang, sedangkan ia tidak telah menanggung terhadap kejadian-kejadian yang tidak terduga, perikatan tetap hapus jika barang itu akan musnah juga dengan cara yang sama di tangannya si berpiutang seandainya sudah diserahkan kepadanya.257

(3) Si berutang diwajibkan membuktikan kejadian yang tidak terduga, yang dimajukannya itu.258

(4) Dengan cara bagaimanapun suatu barang yang telah dicuri, musnah atau hilang, hilangnya barang itu tidak sekali-kali membebaskan orang yang mencuri barang dari kewajibannya mengganti harganya.259

4. Pasal 1445 KUH Perdata :

Jika barang yang terutang, di luar salahnya si berutang musnah, tidak dapat lagi diperdagangkan, atau hilang, maka si berutang, jika ia mempunyai hak-hak atau tuntutan-tuntutan ganti rugi mengenai barang tersebut, diwajibkan memberikan hak-hak dan tuntutan-tuntutan tersebut kepada orang yang mengutangkan kepadanya.260

254 Lihat Indonesia (KUH Perdata), loc.cit.

255 Ibid

67

Selain itu yang menjadi landasan hukum penerapan klausula force majeure dalam kontrak kredit/pembiayaan ialah adanya peraturan otoritas jasa keuangan salah satunya ialah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 11 tahun 2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak penyebaran Corona Virus Disease 2019. Yang mana didalam peraturan tersebut pada pasal 2 ayat (1) menghimbau bagi perbankan baik syariah maupun konvensional untuk memberikan stimulus kredit bagi debitur-debitur yang terdampak Covid 19.261

Selanjutnya yang menjadi landasan hukum penerapan klausula force majeure dalam kontrak kredit/pembiayaan ialah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya disebut “UU Perlindungan Konsemen”).262 Dalam Pasal 1 angka (1) dikatakan perlindungan konsumen adalah “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.263

Tentunya penerapan klausula force majeure dalam kontrak kredit/pembiayaan ini untuk melindungi konsumen yang dalam hal ini debitur jika sewaktu-waktu terjadinya keadaan memaksa atau force majeure yang menyebabkan debitur terhambat untuk melaksanakan kontraknya, jika hal tersebut terjadi maka debitur bisa memohonkan force majeure kepada bank yang bersangkutan.264

261 Lihat Indonesia (POJK SPNSKCDP Covid 19), Pasal 1 angka (1)

262 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

263 Lihat Indonesia (UU Perlindungan Konsumen), Pasal 1 angka (2)

264 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

68

2. Fungsi Klausula Force Majeure Dalam Kontrak Kredit/Pembiayaan Pada dasarnya klausula force majeure ditujukan untuk mencegah terjadinya kerugian bagi debitur dikarenakan act of god, seperti kebakaran hutan, banjir, angin topan dan lain-lain yang dapat berimplikasi terhadap kemampuan debitur untuk melaksanakan suatu kontrak.265 Unsur-unsur yang menyatakan bagaimana suatu keadaan dapat dinyatakan sebagai force majeure ini , lazimnya memiliki kesamaan dalam setiap aturan hukum dan putusan pengadilan dalam setiap interpretasi terhadap kata ini. Unsur-unsur tersebut antara lain:266

1. peristiwa yang terjadi akibat suatu kejadian alam.

2. peristiwa yang tidak dapat diperkirakan akan terjadi.

3. peristiwa yang menunjukkan ketidakmampuan untuk melaksanakan kewajiban terhadap suatu kontrak baik secara keseluruhan maupun hanya untuk waktu tertentu.

Dapat disimpulkan fungsi klausula force majeure ini ialah untuk melindungi debitur dalam kontrak perbankan atau pembiayaan dikarenakan adanya suatu peristiwa yang terjadi akibat kejadian alam, peristiwa yang tidak dapat diperkirakan terjadi serta peristiwa yang menunjukkan ketidakmampuan untuk melaksanakan kewajiban terhadap suatu kontrak baik secara keseluruhan maupun waktu tertentu.

Karena itu force majeure membawa konsekuensi hukum bukan saja hilangnya atau tertundanya kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan prestasi yang terbit dari suatu kontrak. Melainkan juga suatu force majeure dapat juga

265 Agri Chairunnisa Isradjuningtias, “Force Majeure dalam Hukum Kontrak Indonesia”, E-Journal UNPAR, Vol. 1 No. 1,Juli 2015, hlm. 13

266 Ibid

69

membebaskan para pihak untuk memberikan ganti rugi akibat tidak terlaksananya kontrak yang bersangkutan, karena itu dengan adanya klausula force majeure dapat melindungi debitur dari hal-hal tersebut.

70 BAB IV

Implikasi Keppres Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Penetapan Bencana NonAlam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Sebagai Bencana Nasional

Sebagai Dasar Hukum Untuk Menyatakan Force Majeure Dalam Kontrak Kredit/Pembiayaan Bank Tabungan Syariah Negara Cabang Medan

A. Implikasi Keppres Nomor 12 Tahun 2020 Sebagai Dasar Hukum Untuk Menyatakan Force Majeure dalam Kontrak Kredit/Pembiayaan Pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Medan.

Pada dasarnya kredit/pembiayaan di Bank Tabungan Negara Syariah cabang Medan (Selanjutnya disebut “BTN Syariah cab. Medan”) memilki 2 jenis kredit yakni:

1. Pembiayaan Komersil

Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada debitur untuk di investasikan kembali oleh si debitur ketika mendapatkan pembiayaan yang diperoleh dari bank BTN Syariah cab. Medan. Pembiayaan komersil ini seperti modal usaha yang mana modal tersebut untuk di investasikan kembali atau menghasilkan income kembali.267

2. Pembiayaan Konsumer

Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk keperluan diri sendiri dan bukan untuk menghasilkan suatu income dari pembiayaan yang ia terima. Kredit

267 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

71

konsumer seperti pembelian-pembelian barang seperti tv dan alat-alat rumah tanggal.268

Pada bank BTN Syariah cab. Medan sendiri kontrak-kontrak pembiayaan yang disepakati antara debitur dan kreditur tidak terlepas dari terhambatnya pelaksanaan kontrak yang harus dilaksanakan debitur untuk memenuhi kewajiban prestasinya akibat adanya peristiwa-peristiwa yang berpotensi menimbulkan force majeure dalam kontrak.269 Peristiwa yang baru-baru ini terjadi ialah peristiwa bencana non alam covid 19 yang ditetapkan sebagai bencana nasional melalui Keppres 12 2020 Penetapan Bencana Alam Corona Virus Disease 2019.270

Pada keppres tersebut di bagian menimbang dijelaskan bahwasannya covid 19 ini telah berdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia.271 Pada bank BTN Syariah cab.

Medan dengan adanya covid ini tentunya berpengaruh kepada kontrak-kontrak pembiayaan yang disepakati seperti terhambatnya dalam melaksanakan suatu kontrak pembiayaan yang di sepakati.272

Namun pada Bank BTN Syariah cab. Medan ini dengan adanya Keppres 12 2020 Penetapan Bencana Alam Corona Virus Disease 2019 tidak serta merta menjadikan debitur bisa tidak membayar hutang ataupun meminta keringanan pembayaran, karena pada hakikatnya hutang harus tetap di bayar.273 Hal tersebut

268 Ibid

269 Ibid

270 Indonesia (Keppres PBNAP Covid 19), Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Penetapan Bencana NonAlam Penyebaranan Corona Virus Disease 2019, Keppres 12 Tahun 2020, April 2020

271 Ibid

272 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

273 Ibid

72

sebagaimana yang termaktub pada Pasal 1131 KUH Perdata menyatakan bahwasannya “kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”.274 Artinya sampai kapanpun hutang harus tetap dilaksanakan walaupun diselesaikan pada kemudian hari atau tidak tepat pada waktunya.

Pada bank BTN Syariah cab. Medan ini tidak serta merta menjadikan keppres 12 Penetapan Bencana Alam Corona Virus Disease 2019 menjadi alasan force majeure dalam kontrak pembiayaan yang telah disepakati.275 Namun yang dilihat oleh bank BTN Syariah cab. Medan ini apakah memang karena adanya covid 19 ini debitur tersebut usahanya atau pekerjaan yang ia lakukan terdampak atau tidak terdampak adanya bencana nasional covid 19 ini sehingga covid 19 ini bisa dikategorikan force majeure, namun walaupun memang debitur terdampak force majeure bukan berarti debitur dibebaskan dari kewajibannya untuk membayar hutang.276

Dalam hal ini pihak bank BTN Syariah cab. Medan tidak menghapuskan semua hutang yang ada pada debitur yang terdampak covid 19, namun pihak bank BTN Syariah cab. Medan memberikan keringanan-keringanan ataupun kemudahan dalam cicilan pembiayaan yang telah disepakati seperti menunda pembayaran cicilan dalam beberapa bulan ke depan.277

Karena jika kita lihat keadaan bencana nasional covid 19 yang menyebabkan seorang terdampak ini merupakan force majeure yang relatif,

274 Lihat Indonesia (KUH Perdata), op.cit., Pasal 1131

275 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

276 Ibid

277 Ibid

73

karena covid 19 ini tidak serta merta menimbulkan akibat objek yang diperjanjikannya musnah.278 Hanya saja mengakibatkan dimungkinkan pemenuhan prestasi secara normal tidak mungkin dilakukan karena bisa saja dengan adanya covid 19 ini seorang debitur terdampak usahanya akibat covid 19 sehingga menimbulkan efek kepada kemampuan seorang debitur untuk memenuhi prestasinya secara normal kepada kreditur.

Pada kesimpulannya bahwasannya adanya Keppres 12 2020 Penetapan Bencana Alam Corona Virus Disease 2019 tidak serta merta berimplikasi kepada seorang debitur untuk menyatakan force majeure terhadap kontrak pembiayaan yang dibuatnya dengan bank Tabungan Negara Syariah cab. Medan. Untuk mengaktifkan klausula force majeure pada bank BTN Syariah cab. Medan ini harus dibuktikan jika akibat adanya bencana nasional covid 19 berpengaruh ataupun berdampak pada usaha yang ia lakukan sehingga menjadi tidak mampu untuk memenuhi prestasi nya kepada kreditur.

Pada intinya walaupun covid 19 ini merupakan force majeure bukan berarti debitur dihapuskan segala hutang-hutangnya kepada kreditur. Namun dalam hal ini kreditur memberikan keringanan-keringanan ataupun kemudahan bagi debitur untuk melaksanakan prestasinya.

278 Subekti, loc.cit.

74

B. Syarat Debitur Yang Memperoleh Klausula Force Majeure Dalam Kontrak Kredit/Pembiayaan Akibat Keppres Nomor 12 Tahun 2020 Pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Medan.

Pada pembahasan sebelumnya dikatakan bahwasannya implikasi adanya Keppres 12 2020 Penetapan Bencana Alam Corona Virus Disease 2019 tidak serta merta berimplikasi kepada seorang debitur untuk menyatakan force majeure terhadap kontrak pembiayaan yang dibuatnya dengan bank Tabungan Negara Syariah cab. Medan. Namun adanya covid 19 ini, jika bencana nasional covid 19 ini berdampak ataupun berimplikasi kepada debitur Bank Tabungan Negara Syariah cab. Medan yang menyebabkan debitur terdampak usahanya sehingga menimbulkan ketidak mampuan membayar kewajibannya maka bisa melakukan permohonan ke bank bersangkutan dengan alasan force majeure yang menimpanya dikarenakan covid 19 untuk meminta keringanan.279

Bahwasannya dalam hal ini bank BTN Syariah cab. Medan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi debitur yang terdampak covid 19 untuk melakukan permohonan mengenai keringan pembayaran kewajiban pembiayaan dikarenakan alasan force majeure covid 19 yang menyebabkan usahanya terdampak dan nantinya bank akan memberikan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan-stimus agar debitur bisa tetap membayarkan kewajiban usahanya ditengah pandemi covid 19.280 Secara umum hal ini didasari oleh keluarnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2020 Tentang Stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan

279 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

280 Ibid

75

Countercylical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019 ( selanjutnya disebut “POJK 11 2020”).281

Dalam POJK 11 2020 tersebut pada konsideran menimbang dikatakan bahwasannya keluarnya POJK ini didasari oleh 3 hal yakni :282

1. bahwa dengan adanya perkembangan penyebaran covid 19 secara mendunia yang berimplikasi menyeluruh dan berdampak secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kinerja dan kapasitas debitur dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit atau pembiayaan.

2. bahwa dampak terhadap kinerja dan kapasitas debitur akan meningkatkan risiko kredit yang berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

3. bahwa untuk mendorong optimalisasi kinerja perbankan khususnya fungsi intermediasi, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi perlu diambil kebijakan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan perekonomian sebagai countercyclical dampak penyebaran covid 19

Atas dasar konsideran daripada POJK 11 2020 inilah bank BTN Syariah sangat terbuka bagi para nasabah dan sangat menerima dengan senang hati bagi debitur-debitur yang terdampak covid 19 ini untuk memohonkan keringanan dengan alasan force majeure pada pembiayaan yang ia terima dan nantinya bank

281 Ibid

282 Lihat Indonesia, (POJK SPNSKCDP Covid 19), op.cit., Menimbang huruf a-c

76

akan memberikan suatu stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan bagi debitur agar dapat memenuhi kewajibannya dalam memenuhi suatu prestasi yang dimilikinya.283

Pemberian stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan tersebut sejatinya didasari oleh Pasal 2 ayat 1 POJK 11 2020 yang berbunyi bahwasannya “Bank dapat menerapkan kebijakan yang mendukung stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan pertumbuhan ekonomi untuk debitur yang terkena dampak penyebaran Corona Virus Disease 2019 (covid 19) termasuk debitur usaha mikro, kecil, dan menengah”.284 Hal inilah yang mendasari bagi bank BTN syariah cab.

Medan untuk memberikan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan-stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan kepada debitur yang terdampak covid 19.

Namun ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi oleh debitur agar nantinya permohonan keringan pembayaran kewajibannya dapat di penuhi oleh bank dan diberikan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan.285 Syarat-syarat yang harus dipenuhi yang paling utama ialah prinsip formula 5C dan 7P. 5 C yakni character, capacity, capital, collateral dan juga condition of economy, yang dapat diuraikan sebagai berikut:286

1. Character

Bahwasannya debitur yang ingin mendapatkan keringanan pembayaran kewajibannya dan mendapatkan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan

283 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

284 Lihat Indonesia, (POJK SPNSKCDP Covid 19), op.cit., Pasal 2 ayat (1)

285 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

286 Ibid

77

oleh bank BTN Syariah cab. Medan ialah debitur yang memiliki watak, moral dan sifat pribadi yang baik.287 Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas dan kemauan dari debitur untuk memenuhi kewajibannya dan informasi tersebut diperoleh oleh bank melalui riwayat hidup, riwayat usaha, dan informasi dari usaha sejenis.288

2. Capacity

Yang dimaksud dengan capacity ialah bahwasannya kemampuan bagi debitur untuk mengelola usahanya dan mampu melihat prospek bagi usahanya , sehingga usahanya berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan, yang menjamin bahwasannya ia akan mampu melunasi hutangnya dalam jumlah dan jangka waktu yang ditentukan.289 Artinya jika debitur ingin mendapatkan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan oleh bank BTN Syariah cab. Medan, maka seorag debitur harus mampu memenuhi persyaratan kapasitas diatas.290

3. Capital

Bahwasannya dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian terhadapat modal yang dimiliki oleh debitur. Penyelidikan ini tidaklah semata-mata didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi lebih difokuskan kepada bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh debitur tersebut, sehingga sumber yang didapatkan dapat berjalan

287 Ibid

288 Hermansyah, op.cit., hlm. 64

289 Ibid., hlm. 64-65

290 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

78

efektif.291 Artinya ban BTN Syariah cab. Medan dalam memberikan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan ini bank juga harus melakukan penelitian apakah memang debitur tersebut terdampak covid 19 yang menyebabkan debitur terhambat untuk melaksanakan prestasi.292

4. Collateral

Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan suatu sarana pengamanan atas risiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitur di kemudian hari, seperti terjadinya kredit macet.293 Artinya bank BTN Syariah cab. Medan dalam memberikan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan ini tentunya debitur-debitur memiliki jaminan pada perjanjian pembiayaan di awal sehingga dapat diberikan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan oleh bank yang bersangkutan.294

5. Condition Of Economy

Dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari bank untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut.295 Artinya dalam memberikan stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan ini bank BTN Syariah cab. Medan memperhatikan kondisi ekonomi dari debitur apakah jika diberikan

291 Hermansyah, op.cit., hlm. 64

292 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

293 Hermansyah, op.cit., hlm. 64

294 Ibid

295 Ibid

79

stimulus kredit/pembiayaan pembiayaan debitur mampu melunasi hutangnya.296

Setelah prinsip formula 5C dipenihi debitur yang ingin mendapatkan stimulus kredit juga harus memenuhi unsur 7P yakni personality, party, perpose, prospect, payment, profitiability, yang mana jika diuraikan sebagai berikut:.297

1. Personality

Hal ini merupakan suatu penilaian nasabah dari segi kepribadiannya atau perilaku sehari-hari dari nasabah. Personality ini meliputi sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghapi suatu masalah.298 Artinya dalam memberikan stimulus kredit kepada nasabah, bank BTN Syariah cab. Medan memperhatikan bagaimana sikap-sikap para debitur nya baik atau buruknya selama ini dalam menjalankan prestasinya di dalam kontrak pembiayaan yang telah disepakati, jika baik mana akan diberikan stimulus kredit.299

2. Party

Party ialah merupakan titik sentral yang diperhatikan setiap pemberian stimulus kredit, titik sentral yang dimaksud ialah kepercayaan terhadap para pihak yakni debitur, bagaimana karakter, kemampuan dan hal lain yang menunjang kepercayaan.300 Artinya dalam memberikan stimulus kredit kepada nasabah, bank BTN Syariah cab. Medan sangat

296 Wawancara dengan Metriadi Afrikh Heru, Branch Legal Representative Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

297 Wawancara dengan Fakhri Nasution, Collection Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

298 Uswatun Hasanah, op.cit., hlm. 73

299 Wawancara dengan Fakhri Nasution, Collection Bank BTN Syariah Cabang Medan, 15 Oktober 2020

300 Uswatun Hasanah, loc.cit,

80

memperhatikan hal-hal diatas sebagai alasan pemberian stimulus kredit bagi para debitur.301

3. Purpose

Purpose merupakan tujuan bagi debitur dalam memperoleh stimulus kredit, apakah ia nantinya ketika diberikan suatu stimulus kredit akan mempergunakannya untuk memudahkan debitur untuk melunasi hutangnya atau tidak.302 Tentunya dalam hal ini bank BTN Syariah Cab.

Medan akan menilai bagaimana tujuan si debitur ini apakah dengan diberikan stimulus kredit debitur benar-benar bertujuan untuk melunasi hutangnya atau tidak.303

4. Payment

Dalam hal pemberian stimulus kredit bahwasannya kreditur harus

Dalam hal pemberian stimulus kredit bahwasannya kreditur harus