• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENERAPAN KLAUSULA FORCE MAJEURE DALAM

B. Standar Penyelesaian Kontrak Kredit/Pembiayaan Pada

56

kepemilikan barang dari pihak yang memberikan sewa kepada pihak penyewa.218

B. Standar Penyelesaian Kontrak Kredit/Pembiayaan Pada Perbankan 1. Jalur Mediasi

Mediasi merupakan salah satu alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan, yang mana proses mediasi ini sudah dikenal dalam perundang-undangan di Indonesia yang merupakan salah satu pilihan terbaik dalam penyelesaian sengketa di bidang kontrak.219 Penyelesaian sengketa melalui mediasi ini harus didahului dengan kesepakatan para pihak untuk menyelesaikan sengketa tersebut melalui mediasi.220

Kesepakatan untuk melakukan mediasi tersebut dapat dilakukan sebelum timbulnya suatu sengketa dengan memasukkan klausul mediasi dalam proses penyelesaian sengketa dan juga kesepakatan melalui mediasi ini juga dapat dilakukan setelah terjadinya sengketa yang timbul antara para pihak.221 Dalam mediasi peran daripada mediator ialah menolong bagi para pihak untuk mencari jalan keluar dari persengketaan yang mereka hadapi, sehingga hasil penyelesaian bergantung dari para pihak ataupun itikad baik dari para pihak untuk menyelesaikan permasalahannya.222

218 Ibid

219 Ahmadi Miru, op.cit., hlm. 117

220Ibid., hlm. 118

221 Ibid

222 Ibid., hlm. 119-120

57

Agar mediasi tersebut berjalan dengan baik ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh para pihak yakni:223

1. Melakukan perkenalan antara para pihak dan juga mediator mengenai tujuan, peran dan juga fungsi dari mediator.

2. Penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi antara para pihak yang sehingga bisa timbul suatu sengketa.

3. Pencatatan isu-isu yang berkenaan dengan permasalahan yang terjadi.

4. Penelusuran dengan cara mediator membantu para pihak untuk berbicara langsung kepada pihak lain dan membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi

5. Pertemuan khusus antara mediator dan para pihak didalam suatu ruangan yang khusus.

6. Tawar menawar antara para pihak terkait dengan solusi-solusi penyelesaian permasalahan yang dihadapi.

7. Kesepakatan antara para pihak yang sedang melakukan mediasi.

8. Pernyataan penutup dari para pihak.

Kemudian untuk penyelesaian sengketa yang melibatkan lembaga mediasi, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang (selanjutnya disebut sebagai “PERMA Mediasi”) menyebutkan bahwa mediasi menurut mediasi Menurut Pasal 1 angka 1 adalah “cara penyelesaian

223 Achmad Romsan, Alternative Dispute Resolution, (Malang: Setara Press, 2016), hlm.

47-50

58

sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan Para Pihak dengan dibantu oleh mediator.”224

Upaya mediasi dilakukan dengan meminta pihak lain untuk memediatori permasalahan yang bersangkutan atas kesepakatan para pihak yang bersengketa, dimana para pihak yang bertikai memilih untuk berdamai melalui penengah yang mereka sepakati bersama.225 Tujuan mediasi adalah untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri sengketa.226

Mediasi di dalam dunia perbankan telah diatur sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/1/PBI/2008 tentang mediasi perbankan, yang mana penyelenggaran mediasi ini dilakukan apabila terjadi sengketa antara nasabah dengan bank yang disebabkan tidak terpenuhinya tuntutan finansial nasabah oleh bank dalam penyelesaian pengaduan nasabah dapat diupayakan penyelesaiannya melalui mediasi perbankan.227

Dalam pelaksanaan mediasi ini bank Indonesia juga ikut turut andil yang mana bank Indonesia dalam proses mediasi hanya sebatas untuk membantu nasabah dan bank untuk mengkaji ulang sengketa secara mendasar dalam rangka memperoleh kesepakatan.228 Bank Indonesia dalam hal ini tidak memberikan keputusan dan atau rekomendasi penyelesaian sengketa kepada nasabah dan bank.229 Proses mediasi ini dapat dilakukan di kantor bank Indonesia terdekat dengan domisili nasabah.

224 Indonesia (Perma Mediasi), Peraturan Mahkamah Agung Prosedur Mediasi di Pengadialan, Perma No. 1 Tahun 2016, BN No. 175 Tahun 2016, Pasal 1 angka (1)

225 Ahmadi Miru., loc.cit.

226 Ibid

227 HSBC, ”Mediasi Perbankan”, https://www.hsbc.co.id/1/2/id/misc/mediasi-perbankan, diakses pada tanggal 13 Oktober 2020 pukul 20.53 WIB.

228 Ibid.

229 Ibid.

59

Namun dalam perkembangannya setelah berdirinya lembaga otoritas jasa keuangan sejak januari 2014 fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan mediasi perbankan dialihkan kepada otoritas jasa keuangan.230

2. Jalur Negosiasi

Negosiasi pada dasarnya merupakan suatu cara untuk mencari penyelesaian masalah melalui diskusi/musyawarah secara langsung antara pihak-pihak yang bersengketa yang hasilnya diterima oleh pihak-pihak tersebut, yang mana syarat-syarat bernegosiasi ada beberapa hal yakni:231

1. Pihak-pihak bersedia bernegosiasi secara sukarela berdasarkan kesadaran yang penuh.

2. Mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan.

3. Memiliki kekuatan yang relatif seimbang sehingga dapat saling menciptakan

ketergantungan antara para pihak.

4. Adanya itikad baik para pihak untuk menyelesaikan masalah.

Hasil dari negosiasi yang tercipta antara para pihak antara debitur dan kreditur perbankan akan menghasilkan beberapa pilihan yakni :

1. Reschedulling

Rescheduling adalah suatu upaya penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan syarat–syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali kredit atau jangka waktu, juga grace period baik

230Ibrahim Sjarief Assegaf, “Prosedur Mediasi Perbankan di Era Otoritas Jasa Keuangan”, https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt53156814aa258/prosedur-mediasi-perbankan-di-era-otoritas-jasa-keuangan/, diakses pada tanggal 13 Oktober 2020 pukul 20.57 WIB.

231 Ceisa Shadarina Pranindira, Opcit Hlm.51

60

termasuk besarnya jumlah angsuran maupun tidak.232 2. Reconditioning

Reconditioning merupakan suatu upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas, hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.233

3. Resctucturing

Restructuring merupakan suatu upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan syarat – syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan dan equity bank yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan/atau reconditioning.234

3. Jalur Arbitrase

Arbitrase merupakan cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak yang bersengketa.235 Dalam kontrak perjanjian kredit antara debitur dan kreditur sangat dimungkinkan para pihak mengkehendaki penyelesaian sengketa

232 Muchdarsah Sinungan, Dasar-Dasar Teknik Manajemen Kredit, ( Jakarta: Bina Aksara 2003), hlm. 3

233 Ibid

234 Ibid

235 Miru Ahmadi, op.cit., hlm.114

61 melalui jalur arbitrase.236

Saat ini dalam mengakomodir penyelesaian sengketa kontrak antara debitur dan kreditur dalam perbankan dapat menyelesaikannya lewat arbitrase biasa bagi bank konvensional dan juga bagi bank syariah telah diakomodir Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas).237 yang diharapkan mampu menyelesaikan segala bentuk sengketa muamalat dan perdata yang muncul dikalangan umat muslim, sebagai alternatif penyelesaian sengketa pada dasarnya mempunyai tujuan :238

1. Memberikan penyelesaian yang adil dan cepat dalam sengketa- sengketa muamalat/perdata yang timbul dalam bidang perdagangan, industri, keuangan, jasa dan lain.

2. Menerima permintaan yang diajukan, oleh para pihak dalam suatu perjanjian, tanpa adanya suatu sengketa untuk memberikan suatu pendapat yang mengikat mengenai suatu persoalan berkenaan dengan perjanjian tersebut.

4. Jalur Litigasi

Jalur litigasi merupakan penyelesaia sengketa yang dilakukan oleh para pihak yang dilakukan di muka pengadilan.239 Apabila para pihak menyepakati untuk menyelesaikan sengketa melalui pengadilan, maka Bank dan Nasabah harus menyepakati dalam kontrak bahwa kewenangan untuk mengadili sengketa kontrak ini diselesaikan melalui pengadilan agama jika kontrak tersebut kontrak

236 Ibid.

237 OJK, “Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa”, https://ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/Pages/Lembaga-Alternatif-Penyelesaian-Sengketa.aspx, diakses pada tanggal 13 Oktober 2020 Pukul 21.06 WIB.

238 Ibid

239Tri Jata Ayu Pramesti, “Litigasi Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan” ,https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt52897351a003f/litigasi-dan-alternatif , diakses pada tanggal 13 Oktber 2020 Pukul 21.04 WIB

62

syariah dan pengadilan negeri jika kontrak tersebut merupakan kontrak bukan syariah.240

5. Penyitaan dan Pelelangan Jaminan

Tahap penyitaan dan pelelangan jaminan ini dilakukan untuk serangkaian dalam upaya memenuhi sebagian atau keseluruhan dari kewajiban nasabah terhadap bank.241 Pada penyitaan dan pelelangan jaminan jika hasil dari penjualan tersebut telah mencukupi besaran tanggungan nasabah terhadap bank, maka sisa dari penjualan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada nasabah.242 Penyitaan dan pelelangan jaminan ini dilakukan manakala nasabah sebagai debitur tidak mampu lagi melaksanakan kewajibannya terhadap perbankan sebagai kreditur maka barang yang dijaminkan oleh dibitur dapat disita dan juga dilelang oleh perbankan.243

C. Kasus Force Majeure Pada Perjanjian Kredit/Pembiayaan Perbankan