• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Banyuasin

Dalam dokumen Turnitin HAKI Kritik Hadis (Halaman 81-101)

sopan dan tertutup seperti hijab), pola lantai dan juga properti yang digunakan, yang memvisualisasikan keberagaman dan aktivitas keseharian masyarakat asli Kabupaten Banyuasin.

Kata Kunci : Tari Sedulang Setudung, Estetika, Tradisi Budaya.

Pendahuluan

Tari merupakan cabang kesenian dari ekspresi manusia secara mendasar.

Tari merupakan suatu bentuk pernyataan imajinatif yang dituangkan melalui kesatuan gerak.79 Secara umum tari dahulunya harus memuat berbagai kepentingan untuk kebersamaan, dimana tari dapat dinikmati secara bersama. Dalam komunitasnya, seluruh simbolisasi dalam suatu tarian ialah milik komunitas tersebut, yang makna dari tarian tersebut dapat mereka interpretasikan secara bersama-sama pula. Seni tari tercipta atas dasar gerak tubuh. Manusia dapat mengeksplorasi tubuhnya untuk menciptakan suatu gerakan menjadi sebuah karya tari.

Menurut Hidajat, karya tari yang berkembang di masyarakat dapat dibedakan menjadi tari tradisional dan tari modern. Tradisional dapat dipahami sebagai suatu tata cara yang diterapkan dalam suatu masyarakat tertentu, yang bersifat turun temurun.80 Salah satu tarian yang sampai sekarang masih tetap dilestarikan di kabupaten Banyuasin ialah tari Sedulang Setudung.

Tari Sedulang Setudung merupakan tarian selamat datang yang dibawakan sebagai tanda kehormatan bagi tamu yang datang ke Banyuasin.

Disajikan dengan sirih dan penuh makna dalam setiap gerak dan atribut yaitu menceritakan kekayaan alam dan mata pencaharian di Banyuasin, seperti memperkenalkan masyarakat atau tamu yang datang.81

Tari sambut Sedulang Setudung inilah buah karya, cipta, karsa, dan rasa dari anak negeri Bumi Sedulang Setudung, yaitu Raden Gunawan, S.Sos. Tari

79 Jazuli Muhammad, Peta Dunia Seni Tari, (Sukoharjo: CV Farishma Indonesia, 2016), hlm. 33.

80 Hidajat Robby, Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari ,(Malang :, Jurusan Seni Dan Desain Fakultas Sastra Universitras Negeri Malang,2005), hlm. 50.

81 Rian Ardiansyah dan Dwiyasmono, Kelangsungan dan Perubahan Tari Sedulang Setudung Kabupaten Banyuasin, Jurnal.isi-ska.ac.id,Vol 19, NO. 1, 2020.

Sambut Sedulang Setudung di kabupaten Banyuasin sering ditampilkan pada acara pentas seni dan juga pagelaran seni budaya, baik pentas seni dan pagelaran seni budaya di tingkat kecamatan, tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi.

Ini merupakan upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan kesenian dari tari Sambut Sedulang Setudung pada masyarakat kabupaten Banyuasin, serta lapisan masyarakat yang ada di provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, fenomena permasalahan yang ada ialah adanya kecenderungan masyarakat dan terkhusus para kaum milenial dalam mengenal serta mempelajari tari modern dibandingkan dengan tari tradisional baik secara otodidak maupun akademisi. Seperti yang marak terjadi akhir-akhir ini banyak kaum milenial yang sangat menggemari aplikasi-aplikasi yang lebih mengarah kepada tari modern (dance) seperti aplikasi Tiktok, Like, Dubsmash, dan lain sebagainya. Padahal, dalam tari tradisional terdapat nilai-nilai estetika yang seharusnya perlu untukdiketahui agar tetap bisa dilestarikan sebagai suatu karya seni dan menjadi sebuah warisan budaya yang harus dipertahankan.82

Penelitian ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai budaya kabupaten Banyuasin pada generasi muda (milenial), memahami budaya di daerah itu sendiri penting untuk meningkatkan nilai-nilai budaya yang telah dilestarikan dari dulu hingga sekarang. Oleh karena itu sudah sepantasnya dan kita sebagai generasi muda pewaris bangsa harus meningkatkan budaya yang ada di daerah kita khususnya budaya kita yaitu budaya yang ada di kabupaten Banyuasin.

Terdapat informasi skripsi-skripsi dan jurnal yang dijadikan kajian sebelumnya, yaitu skripsi yang ditulis oleh Anisa Indah Rahmawati yang berjudul Nilai Estetis tari Prasontoso desa Soneyan kecamatan Margoyoso kabupaten Pati.83Hasil penelitiannya yaitu menjelaskan tentang nilai keindahan dari tari Prasonto. Bentuk pertunjukan tari Prasonto terdiri dari banyak gerak, iringan, tata rias, tata rias busana, tata cahaya, tata suara, pentas, dan penari sehingga menghasilkan kesan yang indah, dinamis, dan sederhana. Isi pertunjukan tari Prasonto mengandung nilai-nilai persatuan, gotong royong,

82 Indrayuda, Fenomena Tari Kontemporer Dalam Karya Tari Mahasiswa Sendratasik UNP dan STSI Padang Panjang, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, No.

1, 2010.

83 Skripsi Anisa Indah Rahmawati, Nilai Estetis Tari Prasontos Desa Soneyan Kecamatan Margoyos Kabupaten Pati, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang, 2016, hlm. 4.

dan religi. Pertunjukan tari Prasonto didasarkan pada potensi penari dan musik yang dicapai melalui pelatihan dengan teknik yang tepat.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi lapangan (Field Research)84 menggunakan pendekatan kualitatif. Data berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pencipta tari, tokoh pemerintahan, perwakilan bisnis keagamaan, tokoh budaya, tokoh masyarakat dan penari dengan menggunakan metode purpose sampling, sedangkan data sekunder didapatkan dari buku, jurnal, skripsi, dan hasil dari wawancara dari narasumber. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Metodologi analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengungkapkan bahwa tari Sedulang Setudung merupakan tarian penyambutan bagi pemerintah Banyuasin yang sudah menjadi tradisi yang selalu dibawakan ketika ada acara kehormatan pemerintahan (formal) maupun resepsi pernikahan atau peresmian suatu tempat (non formal).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bentuk Tarian Tradisional Sedulang Setudung

Tari Sedulang Setudung ialah tari tradisi yang mempunyai pola lantai berbentuk segitiga dengan gerakan yang ditampilkan berpatokan dengan gerak dalam tari Gending Sriwijaya yang merupakan tari persembahan dari provinsi Sumatera Selatan.85Gendhon Humardani yang berpendapat bahwa bentuk ekspresi suatu karya seni pada hakikatnya bersifat fisik, seperti garis, warna, bunyi instrumen, suara manusia, gerak tubuh, kata-kata, dan lain-lain sebagainya. Bentuk fisik dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat ditangkap

84 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), hlm.

334.

85 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

oleh panca indera manusia, antara lain: gerak, musik, tata rias dan pakaian, pola lantai, serta properti.86

Dari pertunjukan tari Sedulang Setudung, ada 5 topik yang menarik untuk dibahas, yang pertama adalah:

1. Gerak

Raden Gunawan mengatakan bahwa gerak dalam tari Sedulang Setudung merupakan gambaran dan keunikan budaya daerah Banyasin, dan gerak yang ada diambil dari kegiatan sosial yaitu mata pencaharian masyarakat, seperti bercocok tanam karet, berkebun, kelapa sawit. dan nelayan. Tari Sedulang Setudung dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:

a) Gerakan Tari Awal

Gerak tari awal ini berfungsi sebagai pembuka dan tanda penghormatan kepada para tamu yang datang ke Banyuasin serta penonton yang menyaksikan.Gerakan ini terdiri dari gerakan masuk, gerak hormat, gerak duduk, dan gerak hormat awal.87

Gambar 4.1 Gerakan hormat

duduk. Gambar 4.2 Gerakan hormat awal.

86 Rustopo, Gendhon Humardani “Sang Gladiator”, (Yogyakarta: Yayasan Mahavhira, 2001), hlm. 111.

87 Rian Ardiansyah dan Dwiyasmono, Kelangsungan dan Perubahan Tari Sedulang Setudung Kabupaten Banyuasin, Jurnal.isi-ska.ac.id, Vol 19, No. 1, 2020, hlm. 61.

b) Gerak Tari Bagian Tengah

Gerak tari bagian tengah ini berfungsi sebagai gerakan inti yang mencerminkan aktivitas keseharian serta mata pencaharian masyarakat di kabupaten Banyuasin. Gerak tari bagian tengah pada tari Sedulang Setudung ini antara lain: tolak balak, kecubung bawah, rentang, tarik ulur pancing, nabe’, ngayo, mantang, ngangkit, dan jerembe miring.

Gambar 4.3 Gerakan Kecubung

bawah Gambar 4.4 Gerakan tolak

balak

Gambar 4.5 Gerakan Rentang Gambar 4.6 Gerakan Tarik Ulur Pancing Sumber: di ambil dari hasil interview dan dokumentasi88

88 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

Gambar 4.7 Gerakan Jerembe

Miring Gambar 4.8 Gerakan Sawit

Gambar 4.9 Gerakan Mantang Gambar 4.10 Gerakan Ngangkit

Gambar 4.11 Gerakan Perahu

Rejung Gambar 4.12 Gerakan Ngayun Sumber: di ambil dari hasil interview dan dokumentasi89 c) Gerak Bagian Akhir

Gerak tari bagian akhir berfungsi sebagai penutup dan penghormatan terhadap tamu yang berkunjung ke Banyuasin. Gerakan-gerakan ini seperti tarik pancing turun, sembahan akhir, jalan ngeset akhir, gerakan hormat akhir , dan gerak ke luar.

Gambar 4.13 Gerakan Hormat

duduk Gambar 4.14 Gerakan Hormat akhir

89 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

Gambar 4.15 Gerakan Tarik Pancing Turun Sumber: di ambil dari hasil interview dan dokumentasi90 1. Musik

Raden Gunawan mengatakan bahwa musik yang ada pada tari Sedulang Setudung ini ialah gabungan dari beberapa instrumen sehingga menjadi musik yang harmonis dan disempurnakan oleh lagu petuah munai.

Musik penggiring dalam tari Sedulang Setudung merupakan musik Melayu Darussalam yang beraliran islami dan menggabungkan berbagai instrumen musol antara alat musik tradisi dan modern.91

2. Tata Rias dan Busana

Tata rias (make up) adalah suatu kegiatan untuk mengubah penampilan seseorang dari bentuk aslinya dengan menggunakan bahan dan alat kosmetik.

Dalam tari Sedulang Setudung, tata rias dan busana merupakan unsur pendukung penting dalam penyajian tari. Tata rias dan busana secara umum dapat diartikan sebagai seni menyempurnakan tampilan wajah dan kostum.

90 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

91 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

3. Pola Lantai

Pola lantai dalam tari Sedulang Setudung menggunakan ruang panggung porsenium dimana penonton dapat melihat atau menyaksikan hanya dari depan karena sasaran pada tarian ini adalah tamu.92

1 = Pembawa Tepak Sekapur Sirih (primadona).

2 = Pembawa Tutup Tepak.

3 = Pembawa Prindon (tempat sepah/ludah).

4 = Pembawa Hasil Perikanan/Hasil Laut.

5 = Pembawa Perkebunan/Pertanian.

6 = Pembawa Beras Kunyit.

7 = Pembawa Beras Kunyit.

a = Pembawa Payung Kebesaran.

b = Pembawa Tombak Kujur.

c = Pembawa Tombak Serampang.

Note: Kode angka = Penari Putri.

Kode huruf = Penari Putra.

Adapun pola lantainya adalah sebagai berikut:

92 Irwan P. Ratu Bangsawan, Direktori Tarian Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Banyuasin, Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Banyuasin, 2018, hlm. 20.

4. Perlengkapan Tari

Pada Tari Sedulang Setudung, Raden Gunawan mengatakan jika tarian ini diadakan untuk menyambut tamu kehormatan dari pemerintah, setiap penari akan membawa perlengkapan tari, baik pria maupun wanita. Sedangkan untuk pertunjukan publik, seperti acara syukuran atau pernikahan, hanya penari primadona yang membawa perlengkapan tari atau bisa juga tidak sama sekali.93 Berikut ini beberapa perlengkapan yang ada didalam penampilan tari Sedulang Setudung 94:

a. Sekapur sirih dibawa oleh penari primadona, lalu diletakkan ke dalam tepak, serta dibuka penari ketiga untuk diberikan ketamu undangan.

b. Penari kedua membawa Prindon yang berfungsi untuk menampung air ludah tamu kehormatan ketika mencicipi sekapur sirih.

c. Senik adalah keranjang yang terbuat dari lidih pohon nipah berisikan padi, biji pohon karet dan buah sawit yang dibawa oleh penari kelima sebagai simbol mata pencaharian masyarakat yang ada di kabupaten Banyuasin yaitu petani karet, berkebun dan sawit.

Makna Gerak Dalam Tarian Tradisional Sedulang Setudung

Gerakan dalam tari merupakan unsur utama tari. Gerak dalam tari bukanlah gerak yang realistik, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan memiliki nilai estetis. Gerak tari selalu melibatkan unsur tubuh manusia, gerak dalam tari berfungsi sebagai sarana menyampaikan maksud tertentu dari penarinya.95

Pada tari sambut Sedulang Setudung kabupaten Banyuasin memiliki fungsi sebagai wujud dari rasa syukur masyarakat kabupaten Banyuasin dalam penyambutan tamu yang telah datang, selain itu tari sambut Sedulang Setudung

93 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

94 Rian Ardiansyah dan Dwiyasmono, Kelangsungan dan Perubahan Tari Sedulang Setudung Kabupaten Banyuasin, Jurnal.isi-ska.ac.id, Vol 19, No. 1, 2020, hlm. 62.

95 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

ini juga sebagai pelengkap upacara adat, dan sebagai media pelestarian dalam mengangkat kebudayaan serta tradisi di kabupaten Banyuasin.96 Tidak hanya itu tari sambut Sedulang Setudung juga bisa membuat para penari dapat untuk berkomunikasi dengan tamu kehormatan yang datang dan melihat tamu tersebut secara langsung.

Salah satu penari yang biasa menarikan tari sambut Sedulang Setudung ini yaitu Gita Purnama (P, 23 th) mengatakan bahwa:

Dalam setiap tarian memiliki ciri khas gerakan dan juga makna tersendiri di dalamnya, seperti halnya tari sambut Sedulang Setudung ini muncul dari aktivitas dan kebiasaan sehari-hari masyarakat yang ada di Kabupaten Banyuasin mulai dari bertani, berkebun, dan juga nelayan. Tari sambut Sedulang Setudung ini juga menggunakan properti asli dari Kabupaten Banyuasin seperti tepak (dulang), sekapur sirih, prindon, ketupat, bubu, senik dan masih banyak lagi, tari sambut ini terlihat mudah ketika melihat para penari menarikannya tetapi ketika melakukan nya sedikit sulit, orang yang menarikan tarian ini harus sudah menguasai tehnik dasar dalam menari dan juga sudah paham dengan makna yang ada dalam setiap gerakan supaya terlihat anggun dan juga indah.97

Gerakan-gerakan yang ada pada tari sambut Sedulang Setudung tidak hanya memiliki unsur keindahan, namun juga memiliki makna dalam setiap gerakannya yaitu wirama, wirasa, wiraga dan wirupa, bahkan gerakan tari tersebut menceritakan sejarah dan budaya kabupaten Banyuasin. Dalam hal inilah yang ingin diungkapkan oleh penari kepada orang-orang yang menonton atau yang menyaksikan. Adapun nama gerakan inti dan juga makna gerak di dalam tari sambut Sedulang Setudung adalah sebagai berikut:

a. Gerakan Hormat adalah gerakan menyatukan kedua telapak tangan denganjari yang tersusun rapi di depan dada sebagai tanda penghormatan kepada tamu atau penonton yang datang. Gerakan ini dilakukan di awal dan di akhir tarian.

96 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan juga pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

97 Wawancara dengan Gita Purnama selaku penari yang menarikan tari sambut Sedulang Setudung pada tanggal 13 November 2021.

b. Gerakan Ngambur adalah gerakan menaburkan beras kunyit sebagai ungkapan rasa syukur kepada tuhan serta sebagai bentuk penghormatan kepada tamu yang datang berkunjung ke Kabupaten Banyuasin.

c. Gerakan Kecubung Bawah Kecubung adalah nama bunga yang digunakan leluhur sebagai bahan pengobatan.

d. Gerakan Tolak Balak adalah ekspresi dari do’a yang dipanjatkan kepada Tuhan supaya dijauhkan dari segala masalah dan bahaya.

f. Gerakan Rentang adalah gerakan merentangkan tangan, yang menggambarkan bahwa dahulu terdapat balai yang panjang di ibukota kabupaten Banyuasin, tepatnya di Pangkalan Balai. Mengenai sejarah dahulu terdapat Balai yang panjang, Raden Gunawan juga mengatakan bahwa “zaman dulu memang benar adanya Balai yang sangat luas di kabupaten Banyuasin, sekarang ini letaknya di Lapangan Bola Munai Serumpun di kabupaten Banyuasin.

g. Gerakan Ulur dan Tarik Pancing adalah gerakan mengulur dan menarik tali pancing. Hal ini menggambarkan salah satu mata pencaharian masyarakat yaitu sebagai nelayan yang ada di kabupaten Banyuasin.

h. Gerakan Jerembe Miring, Jerembe berarti Jembatan. Gerakan tangan yang dibentuk miring. Hal ini menggambarkan bahwa dahulunya di Banyuasin ada jembatan miring yang terbuat dari besi.

i. Gerakan sawit adalah gerak tangan seperti pelepah sawit yang melengkung ke bawah, yang menggambarkan mata pencaharian petani sawit yang ada di Banyuasin.

j. Gerakan Mantang adalah gerakanseperti menyadap karet, yang menggambarkan mata pencaharian petani karet serta kekayaan alam yaitu karet di kabupaten Banyuasin.

k. Gerakan Dayung Perahu Rejung (Ngayo) Rejung sendiri adalah perahu yang memiliki atap. Gerakannya seperti mendayung sambil berdiri. Yang menggambarkan duhulunya para leluhur mendayung RejungSambil berdiri.

l. Gerakan Ngangkit, berarti mengangkat. Gerakan seperti sedang menanam karet, yang menggambarkan mata pencaharian petani karet serta kekayaan alam berupa karet di kabupaten Banyuasin.98

Nilai Estetika Tari Tradisional Sedulang Setudung

Kajian nilai estetis merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas masalah keindahan. Dalam hal ini bagaimana sesuatu seni dapat dibentuk, dan bagaimana seseorang dapat merasakannya. Islam, melalui sumber utamanya, Al-Qur’an, sangat menghargai seni. Al-Qur’an membimbing manusia untuk mengenal Allah, mengajak mereka untuk melihat seluruh alam semesta yang telah Dia ciptakan secara harmonis dan indah. Menikmati keindahan alam semesta ini membuktikan bahwa Allah mencintai keindahan, menciptakan alam semesta dengan indah tanpa ada yang terlewat, seperti pantai, gunung, yang merupakan bukti kebesaran Allah.99

Dalam hadist riwayat Muslim Rasulullah Saw bersabda sebagai berikut:

“Innallaha Jamilun Yuhibbul Jamal” yang artinya “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” Allah menciptakan manusia dengan memberikan akal, dan juga perasaan untuk menghayati dan merasakan keindahan dari ciptaan-Nya. Seni autentik adalah seni yang secara sempurna dapat menyatukan keindahan dan haq, karena keindahan adalah inti dari penciptaan, dan al-haq adalah puncakdari segala keindahan. Oleh karena itu, Islam membolehkan pemeluknya menikmati keindahan karena wasilah untuk melembutkan hati dan perasaan.100

Menurut Djelantik indah adalah perasaan senang, puas, aman, nyaman dan bahagia. Apabila perasaan itu sangat kuat kita akan merasa terpaku,

98 Wawancara dengan Raden Gunawan selaku seniman, pencipta tari, dan juga pimpinan sanggar pada tanggal 12 November 2021.

99 Raina Wildan, Seni Dalam Perspektif Islam, jurnal.ar-raniry.ac.id, Vol VI, No. 2, 2007, hlm. 87.

100 M. Quraisy Shihab, Islam dan Kesenian, (Jakarta: Majelis Kebudayaan Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan Lembaga Litbang PP Muhammadiyah, 1995), hlm. 185.

terharu dan terpesona yang menimbulkan keinginan untuk merasakan kembali perasaan itu walaupun sudah menikmati berkali-kali.101

Tari Sambut Sedulang Setudung merupakan suatu bentuk kesenian yang disajikan melalui gerakan, sifat gerakan yang dibawakan penari disampaikan kepada masyarakat agar masyarakat terpukau yang artinya masyarakat Kabupaten Banyuasin baik penonton yang menonton tarian ini memiliki apresiasi tersendiri sebagai tarian penghormatan terhadap tamu dengan konsep keindahan, yang mengandung makna, perasaan, bukan hanya perasaan bahagia, perasaan senang dan kelembutan yang mempengaruhi para tamu, disuguhi tarian untuk menghormati tamu.

Dalam hal ini, ketika menilai sebuah karya seni, tari Sedulang Setudung diawali dengan kehadiran suatu objek yaitu tari tradisional Sedulang Setudung dengan representasi gerak yang dinamis dan estetis. Gerakan dalam tari Sedulang Setudung merupakan visualisasi dari gerakan hormat. Gerakan adalah alat komunikasi visual. Tari Sedulang Setudung, sesuai fungsinya sebagai tari penyambutan, memiliki konotasi estetis bagi penonton yang telah menyaksikan tarian ini untuk melihat melalui pemandangan objek yang ditampilkan dan kemudian merasakan rasa keindahan atau (perasaan) kesenangan dalam kaitannya dengan objek yang tampak, yaitu tari Sedulang Setudung untuk memberikan nilai estetika pada objek tersebut.

Untuk melihat nilai estetika pada tari Sedulang Setudung dilihat dari teori estetika dari A.MDjelantik tentang wujud atau rupa, bobot atau isi, dan penampilan pada suatu karya seni dalam hal ini ialah seni tari. Melihat keindahan sebuah karya seni tari Sedulang Setudung pada masyarakat kabupaten Banyuasin akan diarahkan sesuai dengan pandangan Djelantik yaitu wujud atau bentuk gerakan, bobot atau isi, dan penampilan pertunjukan.102 a. Wujud Tari Sedulang Setudung

Definisi bentuk mengacu baik pada realitas konkret (yang dapat dilihat dengan mata dan didengar oleh telinga) maupun pada abstrak, yang hanya

101 A.M Djelantik, Estetika Sebuah Pengantar, (Yogjakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia,1999), hlm. 12.

102 A.M Djelantik, Estetika Sebuah Pengantar, (Yogjakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1999),hlm. 16.

dapat dibayangkan. Dalam kaitannya dengan konsep bentuk, tari Sedulang Setudung memiliki realitas yang nyata, seperti gerak, musik pengiring tata rias dan busana yang digunakan dalam pertunjukan.

Unsur paling dasar dalam tari adalah gerak tubuh manusia. Demikian pula dalam tari Sedulang Setudung, gerak tubuh menjadi sarana ekspresi yang mengungkapkan isi tari. Gestur dapat dinikmati sebagai bagian dari komunikasi dan bahasa tubuh, sehingga berfungsi sebagai bahasa tari untuk memahami makna gerakan. Gerakan tari Sedulang Setudung mengandung nilai estetika yang dapat dilihat dari wiraga (keterampilan mengekspresikan setiap gerakan secara cermat, cepat dan tepat), wirama (ketepatan dan keselarasan dalam mengendalikan waktu pada setiap gerakannya), wirasa (kemampuan menunjukkan isi dari tarian), dan wirupa (wujud dari properti yang digunakan).

b. Bobot Dalam Tari Sedulang Setudung

Bobot sebuah karya seni dalam bentuk isi dan makna yang disajikan kepada publik dapat ditangkap oleh panca indera. Bobot dalam seni dapat dibaca dari suasana, ide atau gagasan. Suasana adalah suatu keadaan yang diciptakan dalam kaitannya dengan waktu, tempat, peristiwa atau kegiatan sehingga suasana dapat ditekankan sebagai unsur terpenting dalam bobot pekerjaan. Unsur waktu dalam pementasan tari Sedulang Setudung disesuaikan dengan kebutuhan, terkadang pementasannya ada kalanya pagi, siang atau sore hari. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai tarian penyambutan dan sebagai hiburan yang waktu bermainnya disesuaikan dengan tamu kehormatan.

Dalam kesenian tidak ada cerita yang tidak mengandung ide atau gagasan yang ingin disampaikan kepada penontonnya begitu juga tari Sedulang Setudung memiliki ide atau gagasan yang disampaikan kepada penonton yang ingin memperkenalkan tari tradisional daerah kepada tamu yang datang dan memperkenalkan mereka kepada masyarakat umum. Karena melalui media seni, ide atau gagasan dengan cepat diterima oleh masyarakat sebagai penonton.

Ide atau gagasan munculnya tari sedulang setudung adalah dari buah karya, cipta, rasa, dari bapak Raden Gunawan Putra Kabupaten Banyuasin dan sebagai seniman yang ditunjuk oleh berbagai tokoh pemerintah untuk menciptakan tarian persembahan yang nantinya akan dijadikan sebagai penyambutan bagi tamu kehormatan yang datang ke Kabupaten Banyuasin, makna gerakan

tersebut diambil dari kegiatan sehari-hari masyarakat Banyuasin seperti bertani, berkebun dan nelayan.

c. Penampilan

Penampilan tari Sedulang Setudung memiliki struktur yang jelas dilihat dari pola tari, koreografi, corak yang digunakan, busana, tata rias, tata busana, musik dan penari. Pertunjukan tari memiliki unsur keindahan yang hadir dalam setiap bagian pertunjukannya, dimana unsur keindahan merupakan perwujudan dari konsep estetika penontonnya. Pertunjukan tari Sedulang Setudung ditampilkan sesuai dengan kebutuhan pertunjukannya, terkadang di dalam ruangan (indoor) atau di luar ruangan (outdoor).Pertunjukan outdoor menciptakan interaksi yang kuat antara penari dengan penonton atau tamu yang datang. Unsur keindahan dalam tari Sambut Sedulang Setudung terdapat pada setiap bagian pertunjukan, keindahan objektif dapat dilihat pada gerak-gerak dalam tari serta tata rias dan busana yang digunakan. Sedangkan kecantikan subjektif dapat dilihat dan tergantung pada penonton itu sendiri (relatif).103

Gerakan-gerakan (nilai ekstrinsik)104Dalam tari Sedulang Setudung tidak hanya mengandung unsur keindahan, tetapi juga memiliki makna dalam setiap geraknya (makna intrinsik),105bahkan gerak tari dapat menceritakan sejarah dan budaya Kabupaten Banyuasin dan inilah yang ingin diungkapkan penari kepada masyarakat yang menyaksikannya (penonton) untuk menciptakan pemahaman atau persepsi sendiri terhadap gerak tari yang dibawakan (makna ekstrinsik).Raden Gunawan, selaku pencipta tari mengatakan:

Tari sambut Sedulang Setudung dalam bentuk asli kebudayaan tradisional yang sangat sakral dan hanya dipertunjukan sebagai sebuah

103 A.M Djelantik, Estetika Sebuah Pengantar, (Yogjakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1999), hlm. 53.

104 Nilai Ekstrinsik keindahan yang tercipta dari kolaborasi ragam gerak, musik, tata rias, tata busana dan pola lantai/koreografi.

105 Makna Intrinsik komposisi dari gerakan yang terlihat berupa Wiraga (menampakkan gerakan badan yang baik), Wirama (memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan dengan musik pengiringnya baik dari segi tempo maupun iramanya, Wirasa (mampu untuk menyampaikan sebuah perasaan yang ada dalam jiwa, melalui sebuah gerakan dan juga ekspresi penarinya.

Dalam dokumen Turnitin HAKI Kritik Hadis (Halaman 81-101)