• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Ketupat dan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Sembilan Puyang

Dalam dokumen Turnitin HAKI Kritik Hadis (Halaman 56-70)

penyajian data, dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah tradisi ketupat di desa Jambu dimulai dari Proses pelaksanaan yaitu 1) tahap persiapan, 2) waktu dan tempat pelaksanaan 3) pelaksanaan 4) petugas dalam tradisi ketupat.

Dan peran ketua adat sangat penting dalam kelancaran acara, dimulai dengan pembukaan, pembacaan surah Al-fatihah 3 kali, membaca yasin, membaca ayat-ayat pendek, membaca zikir bersama, membakar kemenyan, setelah itu acara terakhir dilanjutkan dengan acara makan bersama.

Kata Kunci :Ketua adat, Masyarakat, Sembilan Puyang, Tradisi Ketupat Pendahuluan

Tradisi adalah kebiasaan urutan penilaian atau anggapan bahwa metode yang ada adalah yang terbaik dan paling benar yang masih dilakukan di masyarakat Islam, tradisi yang terkait dengan tradisi yang lain dari waktu ke waktu hubungan ini mengarah pada tradisi baru tradisi perkawinan atau perkawinan antara Islam di satu sisi dan tradisi lokal di sisi lain hasil dalam masyarakat Jawa hibdirasi ini kemudian dikenal sebagai Islam di Jawa.

Ini merupakan bentuk adaptasi terhadap budaya lokal, fakta ini semakin menguatkan pandangan bahwa Islam lebih dari sekedar kumpulan ajaran.

Namun Islam hidup dan dipraktikkan sebagai realitas budaya oleh para pemeluknya. Dengan demikian, akulturasi antara Islam dan budaya lokal merupakan bagian dari beragam bentuk ekspresi Islam sebagai way of life dan menjadi sumber inspirasi bagi tindakan para pemeluknya.62

Tradisi adalah kepercayaan yang dikenal sebagai animisme dan dinamisme.

Animisme berarti percaya kepada roh halus atau roh leluhur yang ritualnya terekspresikan dalam persembahan tertentu di tempat-tempat yang dianggap keramat.63

Melalui proses perwarisan tradisi berubah dari individu atau generasi ke generasi baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil inilah yang disebut

62 Akhmad Arif Junaidi dkk, Janengan Sebagai Seni Tradisional Islam Jawa”, Volume 21No 2 November 2013, hlm 470, diakses pada 20 September 2020.

63 Kuncoroningrat, Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Yogyakarta: Jambatan, 1954), hlm 103.

tradisi kerajinan yang tidak hanya diwariskan secara pasif tetapi direkonstruksi untuk membentuk dan mereproduksinya untuk orang lain. Untuk alasan ini hubugan dalam Islam yang memiliki tradisi dan budaya penafsirannya selalu berubah-ubah tergantung konteks tempat masing-masing.64 Sedangkan dinamisme merupakan suatu kata pada antropologi buat menyebut suatu pengertian mengenai suatu kepercayaan kata ini menurut istilah Yunani dynamisatau dynamos yang artinya kekuatan atau tenaga.65

Tradisi ketupat merupakan salah satu warisan budaya leluhur yang sampai sekarang masih dilestarikan dan dilaksanakan oleh masyarakat termasuk desa Jambu kecamatan Gelumbang kabupaten Muara Enim. Tradisi ini melibatkan seluruh masyarakat dalam usaha untuk mendapatkan kesejahteraan dan ketentraman bersama.

Ketupat Ini adalah produk khusus yang terbuat dari beras dan kemudian dibungkus dari janur atau daun kelapa yang masih muda yang awalnya janur atau daun kelapa yang masih muda tersebut dianyam sedemikian rupa dengan berbagai bentuk yang unik tetapi ketupat yang digunakan masyarakat desa Jambu dalam tradisi ketupat ini terbuat dari daun pandan yang diisi dengan menggunakan ketan.

Tradisi pada masyarakat di desa Jambu ini menurut mereka mempunyai nilai positif seperti kerukunan dalam bermasyarakat, nilai kebersamaan, masyarakat desa Jambu juga mengadakan tradisi yang lain seperti pernikahan, syukuran, yasinan, dan acara-acara yang lainnya, hanya saja yang membedakannya dengan masyarakat yang lain tata cara dan doa-doanya.

Masyarakat di desa Jambu dalam mengadakan tradisi ketupat ini dibuat sendiri per rumah dalam satu rumah satu orang anggota keluarga diwajibkan tiga ketupat yaitu ketupat kerbau, ketupat gendang, ketupat keng-keng, dan ketupat wajib untuk satu rumah yaitu ketupat kurungan nyawo ini merupakan simbolik keluarga maka dari ketupat ini wajib ada dalam satu rumah. Sedekah ini merupakan sedekah vihara atau pemelihara dusun agar dijauhkan dari penyakit, segala malapetaka yang tidak di inginkan, supaya masyarakatnya

64 Akhmad khalil, Tasawuf IslamJawa dalam Etika dan Tradisi Jawa, (Malang:

UINMalang Press, 2008), hlm 1-3.

65 Abu Ahmadi, Perbandingan Agama, (Jakarta: Rineka Cipta, 199), hlm 35.

sejahtera, kita sebagai manusia tetap meminta kepada Allah SWT melalui perantara Sembilan Puyang ini.66 Sembilan Puyang itu yaitu:

1. Puyang Patih Miyat

Beliau ini orang yang pertama yang mendirikan atau membangun desa yang kita cintai desa Jambu, beliau mendirikan desa Jambu ini berpindah sebanyak tiga kali tempat pertama di jalan Gaung Telang daerah Puyang Lebung kedua di daerah Tanjung dalah dekat Desa Sebau, ketiga daerah Tenam tetapi belum juga ada kecocokan yang terakhir baru ada kecocokan yaitu di tengah tengah antara daerah yang ditentukan tadi untuk kelangsungan kehidupan anak cucu di kemudian hari ialah desa yang kita tempati dan kita sanjung sekarang ini.

2. Puyang Pasah Lurah

Beliau iniorang yang pertama menjadi pemimpin desa kita yang dikenal sekarang ini lurah, yaitu yang memimpin berapa desa untuk di tanah Belide ini.

3. Puyang Pateh Rungok

Beliau ini istri dari Pasak Lurah dan beliau seorang yang tangguh dan gigih mengahadapi setiap ibu yang melahirkan, kalau sekarang biasa disebut bidan, beliau ini mendapat gelar Pateh Rungokkarena tidak gentar tidak mundur sesulit apapun ibu yang melahirkan dihadapinya dengan tenang.

4. Puyang Patih Tambunan

Beliau ini orang yang mendapat kelebihan di bidang peternakan yaitu ternak ayam, sampai di daerah perbatasan Midar kotoran ayamnya sampai menggunung oleh sebab itu kalau ada minat untuk beternak ayam, coba-coba berkunjung ke makam beliau insya Allah dikabulkan yang maha kuasa.

66 Wawancara dengan Aidil Hikmah Dami, Ketua Karang Taruna, Desa Jambu Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim, Tanggal 21 September 2020.

5. Puyang Juaro

Puyang ini punya kesaktian yaitu dari perlombaan. Setiap perlombaan mendapat juara terus sampai di bidang mengadu ayam, ayamnya tidak terkalahkan dan tidak ada tandingannya sebenarnya beliau ini bukan puyang juaro yang dimaksud suka maling atau mencuri tetapi beliau ini juara di segala bidang perlombaan yang benar disebut puyang juara.

6. Puyang Raden Kuning

Beliau ini memiliki kesaktian di bidang untuk mengkhitankan orang (menyunat). Dulu disebut malem sekarang mantra beliau ini kalau mengkhitankan atau menyunat dengan izin yang kuasa anak yang dikhitankan tidak merasa sakit, dan tidak mengeluarkan darah dan beliau ini cukup menggunakan sebilah pisau, beliau ini ada kaitan dengan puyang-puyang Gunung Ibul, karena puyang di Gunung Ibul menyebut puyang di desa Jambu kakak tertua.

7. Puyang Maripat Lanang/Sang Limun

Beliau ini memiliki kelebihan atau kesaktian yang disebut pekik atau nyaring, beliau ini seorang panglima perang sampai daerah Bangka, daerah Bangka merupakan taklukan atau tawanan puyang maripat lanang, yang mana waktu sampai di pelabuhan RRaja Bangka menyepelehkan beliau. Sekali beliau berteriak daerah Bangka di kelilingi api justru itu beliau disebut pekik nyaring dan raja Bangka takluk dengan puyang Maripat Lanang. Oleh sebab itulah pula bahasa Bangka sama dengan bahasa Belide, dan sebagai bukti Raja Bangka menyerah Maripat Lanang membawa dua tawanan yang ditempatkan satu di Desa Segayam dan satunya lagi di Desa Pinang Banjar.

8. Puyang Depati Putih

Beliau ini peternak memiliki kelebihan di bidang peternakan yaitu ternak kerbau seluruh yang berbau kerbau takluk dan tunduk dengan perintahnya justru ini kalau ada kerbau yang melintas dari desa Jambu harus berhenti dulu di balai desa, supaya anak cucunya melihat sejenak bentuk kerbau dan baru boleh pergi, kalau tidak berhenti kerbau itu sendiri yang tidak mau jalan dari desa Jambu.

9. Puyang Lebung (kewali Gena)

Beliau ini seorang jaksa yang bijak setiap ada permasalahan dia selalu mengadakan rapat untuk memutuskan masalah, kesaktian beliau menimbang masalah seseorang itu salah atau tidak cukup dengan mengangkat bakul padi tersebut berarti orang itu salah, tetapi jika orang yang bisa mengangkat bakul mengangkat bakul padi tersebut berarti orang itu benar atau tidak bersalah.

Beliau ini memiliki lebung seperti kawah atau kuwali dan kalau orang yang beruntung menemukan lebung itu (meruap) atau air yang keluar dari makam puyang tersebut dan menjadi genangan dan itu hanya orang yang beruntung yang dapat melihat ketika air tersebut keluar, lebung itu meruapnya sekali setahun, justru itu beliau ini disebut Puyang Lebung atau Kuwali Gena.67

Setelah melakukan persiapan dan seluruh ketupat nya dijadikan satu dibalai desa maka tradisi ini pun bisa dilaksanakan waktu pelaksanaan tradisi ketupat ini yaitu pada malam hari, seluruh masyarakat berkumpul di balai desa Jambu, acara ini di pimpin langsung oleh kepala adat desa Jambu serta membaca yasin, berdoa, pada yang menjadikan desa Jambu (syukuran terhadap sembilan puyang ini) setelah itu baru ketupat-ketupat yang telah dibuat dibagikan secara merata kepada seluruh masyarakat desa Jambu dan masyarakat percaya sisa-sisa makanan ketupat yangjatuh di makan oleh harimau yang dipercaya sebagai penjaga desa.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini penting untuk memahami tradisi ketupat dan kepercayaan masyarakat di desa Jambu,kecamatan Gelumbang kabupaten Muara Enim dalam tinjauan fenomenologi agama.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian (field research) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif..68 Sumber penelitian yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer biasanya dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber data yang pertama. Dikumpulkan baik dari individu maupun kelompok, seperti hasil wawancara dengan ketua adat desa Jambu, masyarakat desa Jambu, observasi

67 Jumianto, Mengenal Sejarah dan Susunan Nama-Nama Wali atau Puyang Seta Asal Mula Terbentuknya Desa Jambu, Jambu 10 Muharram 1436 H.

68 Conny R Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, (Jakarta: Grasindo, 2009), Hlm 7.

dan dokumentasi yang dilakukan sumber data sekunder adalah literatur atau buku dan jurnal.Creswell (2008) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau upaya untuk mempelajari dan memahami fenomena ini.

Untuk memahami fenomena ini, peneliti mewawancarai partisipan penelitian dengan menanyakan langsung kepada mereka pertanyaan umumterkaitdan literatur lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Teknik pengumpulan data adalah langkah utama dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data. Dalam penelitian kualitatif, Teknik data yang penulis gunakan yaitu observasi (pengamatan). Interview (wawancara) dan dokumentasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Prosesi Tradisi Ketupat dan Kepercayaan Masyarakat desa Jambu Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim

Dalam melaksanakan tradisi ketupat ada lima tahapan yaitu : 1. Persiapan

Langkah pertama adalah musyawarah, yang merupakan elemen sosial yang ada di parlemen berbasis mayoritas, tetapi itu adalah keputusan bulat.

Sama halnya dengan masyarakat desa Jambu sebulan sebelum tradisi Ketupat yang biasanya berlangsung pada bulan Juni, yang biasa dipimpin oleh aparat pemerintah desa Jambu yaitu kepala desa dan perangkatnya, tokoh agama, dan masyarakat desa Jambuuntuk membahastentang sedekah ini, yaitu tempat pelaksanaan, waktu upacara, barang-barang yang digunakan dalam pelaksanaan upacara, dan orang yang memimpin dan mendukung pelaksanaan upacara..69

Pada acara tradisi ketupat ini di desa Jambuakan dilangsungkan apabila musyawarah sudah mencapai kesepakatan mengenai tempat pelaksanaan, media dan alat-alat upacara serta orang-orang yang melakukan dan memimpin tradisi ketupat ini. Setelah diumumkan tentang pelaksanaan tradisi ketupat ini, masyarakat dan pemuda pemuda mulai keesokan harinya membersihkan balai desa, sedangkan ibu ibu dan pemudi-pemudi mulai membuat ketupat yang

69 Koenjoningrat, Pengantar Antropologi II: Dasar-dasar Etnografi,(Jakarta: Rineka Cipta1998), hlm 377-378.

harus disiapkan dari perorang dari setiap orang di rumah. Mengenai ketupat ini seluruh masyarakat desa Jambu diwajibkan untuk membuat dan meyediakan ketupat dari setiap rumah aturan dalam pembuatan ketupat ini yaitu satu orang wajib menyediakan tiga ketupat yaitu ketupat gendang, ketupat keng keng, ketupat kerbau, dan ketupat wajib untuk satu rumah yaitu kurungan nyawo.

Contohnya apabila dalam satu rumah ada tiga orang berarti satu orang wajib menyediakan tiga ketupat yaitu ketupat gendang, keng keng, kerbau begitu juga yang lainnya dan ketupat wajib nya satu saja untuk satu rumah yaitu ketupat kurungan nyawo. Untuk bahan yang lainnya seperti sesajen, ayam tiga macam yaitu ayam hitam, ayam putih, ayam biring, ada juga dupa dan air bunga yang dicampur dengan jeruk itu semua disiapkan oleh ketua adat desa Jambu bapak Sahman.70

2. Waktu dan perayaan

Waktu perayaan tradisi ketupat ini biasanya dilakukan pada bulan Juni sedangkan harinya biasanya disepakati oleh ketua adat desa Jambu. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Nachrowi tokoh agama desa Jambu sebagai berikut :

“Bahwa tradisi ketupat ini biasanya dilakukan pada bulan Juni dan ketetapan untuk hari nya itu disepakati pemerintah desa Jambu dan apabila disetujui maka penetapan harinya ditetapkan oleh kepala adat desa Jambu”.

Sedangkan tempat pelaksanaan tradisi ketupat ini biasanya dilakukan dibalai desa Jambu tempat pelaksanaan tradisi sangat penting agar upacara berjalan lancar. Balai desa sebagai salah satu tempat yang digunakan untuk melaksanakan upacara adat ini, karena balai desa merupakan tempat yang baik untuk berdo’a dan kegiatan kerohanian lainnya.71

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan tradisi ketupat ini dimulai pada malam hari, seluruh masyarakat berbondong-bondong membawa ketupat yang dibuat dari tiga

70 Wawancara dengan Ibu Lara selaku Masyarakat desa Jambu Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim, tanggal 28 Maret 2021.

71 Wawancara dengan Bapak Nachrowi selaku tokoh agama di desa Jambu Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim, tanggal 28 Maret 2021.

ketupat yaitu ketupat gendang, ketupat keng keng, ketupat kerbau, dari satu orang atau satu kepala dalam rumah dan satu ketupat wajib untuk satu rumah yaitu ketupat kurungan nyawo masyarakat desa Jambu membawa seluruh ketupat-ketupat ini ke balai desa untuk di kumpulkan dan disusun menjadi gunungan, selain ketupat ada juga yang lainnya yaitu sesajen, air jeruk yang dicampur dengan bunga.

Dari beberapa ketupat ini mempunyai makna dari masing-masingnya yaitu Ketupat gendang mengartikan sebuah gendang, Ketupat Keng-keng mengartikan sebuah bentuk tarian dan silat, Ketupat Kerbau mengartikan semua masyarakat yang menghadiri acara (sebagai penonton), Ketupat Kurungan Nyawo mengartikan suatu keluarga dalam satu atap atau rumah.

Jadi dulu masyarakat desa Jambu melakukan tradisi ketupat dengan menggunakan berbagai alat musik dan ini terus dilestarikan dan terus diadakan setiap tahun pada bulan Juni. Tradisi ini dipimpin langsung oleh ketua adat, pemerintah desa dan juga masyarakat. Dulunya memakai alat musik yang diiringi dengan sebuah tarian dan silat banyak masyarakat yang hadir untuk menonton acara ini. Seiring berjalan nya waktu dan bergantinya kepala desa dan sistem pemerintahan serta perubahan zaman. Semua alat musik yang digunakan untuk tradisi ketupat ini banyak yang rusak dan hilang maka dari itu untuk terus melestarikan tradisi ini masyarakat menggantinya menggunakan ketupat yang dibuat dengan bentuk bentuk ketupat gendang, ketupat keng-keng, ketupat kerbau, dan ketupat kurungan nyawo dan pergantian ini sudah dilestarikan sekitar tujuh belas tahun yang lalu.

Masyarakat desa Jambu berkumpul di balai desa Jambu untukdoa bersama. Pembukaan yang dibacakan oleh ketua adat dan sebanyak tiga kali membacasurat Al-fatihah. Yang pertama didedikasikan untuk Nabi Muhammad SAW dan yang kedua didedikasikan untuk sembilan puyang desa Jambu, yaitu : Puyang Patih Miyat, Puyang Pasah Lurah, Puyang Patih Rungok, Puyang Patih Tambunan, Puyang Juaro, Puyang Raden Kuning, Puyang Maripat Lanang (Sang Limun), Puyang Depati Putih, Puyang Lebung.

Dan ketiga untuk muslimin dan muslimat, kemudian membacasurat yasin, membaca ayat-ayat pendek, dan dilanjutkan dengan zikir bersama Subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaha illaulallah Wallahu Akbar.

Artinya: Maha Suci Tuhan, segala puji bagi Tuhan, Tuhan tidak ada, tetapi Tuhan dan Tuhan Yang Maha Esa, dibaca 100 kali.

Selanjutnya membaca Dzikir Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maulana Wanikmal Nasir.

Artinya: cukuplah Allah sebagai tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami, dibaca sebanyak 100 kali.

Selanjutnya dilanjutkan dengan doa yang memakai bahasa daerah desa Jambu oleh ketua adat Sahman yaitu “Ya Allah kami ngadean sedekah ketupat kani bekal mintak keselamatan deri penyakit,segela balak, agar masyarakat na makin sejahtera, di jiohkan dari hal-hal yang tak ringkeh. Dan tak lupa ucapan terima kaseh lah men ngejege dusun selama kani.

4. Petugas Dalam Tradisi Ketupat

Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi ketupat ini adalah orang-orang yang mempunyai hak kewajiban, seperti pemuka agama, ketua adat, kepala desa dan perangkat perangkat desa lainnya, dan semua masyarakat desa Jambu mempunyai wewenang untuk mengikuti tradisi ketupat ini sehingga semua dilibatkan. Pada pelaksanaan tradisi ketupat di desa Jambu ini dipimpin oleh ketua adat desa Jambu yang merupakan keturunan dari nenek moyang zaman dahulu yang mendapatkan warisan atau petunjuk untuk melaksanakan serangkaian pelaksanaan tradisi ketupat ini seperti yang telah dijelaskan diatas untuk menjadi pemimpin dalam tradisi ketupat ini adalah orang yang merupakan keturunan nenek moyang terdahulu yang memang sudah menguasai dan mengetahui cara untuk melaksanakan dan memimpin upacara tradisi ketupat ini. Karena upacara ini bukan ritual sembarangan orang yang memimpin, harus orang yang memang benar mengetahui dan mengerti dalam pelaksanaan tradisi ketupat.72

5. Pasca Pelaksanaan

Acara tradisi ketupat dilaksanakan kurang lebih satu jam lamanya setelah semua acara telah selesai dilaksanakan maka acara selanjutnya yaitu makan

72 Wawancara dengan ibu Rumina selaku PLT desa Jambu Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim, tanggal 30 Maret 2021

bersama dan setelah makan bersama selesai masyarakat saling membantu satu sama lain untuk membersihkan tempat acara ini dan setelah semua nya selesai maka masyarakat satu persatu meninggalkan tempat tradisi ketupat ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam proses tradisi ketupat ini terdapat beberapa tahapan yang harus dipersiapkan mulai dari persiapan, waktu dan tempat perayaan, pelaksanaan, petugas dalam tradisi ketupat dan pasca pelaksanaan. Tak lupa juga keempat ketupat yang harus dipersiapkan yaitu ketupat gendang, ketupat keng-keng, ketupat kerbau.

Peran Ketua Adat Tradisi Ketupat dalam kepercayaan Masyarakat Desa Jambu Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim

Ketupat atau acara adat diadakan setiap tahun di desa Jambu di kecamatan Gelumbang kabupaten Muara Enim. Peristiwa ketupat adat tidak terlepas dari keberadaan tokoh adat acara adat dengan pemandu adat merupakan perpaduan antara pemandu adat dan ritual adat. Dengan kata lain, acara adat ketupat didasarkan pada pola pikir para tokoh adat dalam acara adat ketupat.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa Jambu percaya bahwa satu orang yang paling memahami tradisi ketupatnama orang itu adalah pak Sahman. Pak Sahman adalah ketua adat desa Jambu, beliau adalah penduduk asli desa Jambu ia berprofesi sebagai petani sehari-hari dan beliau sekarang sudah berumur 80 tahun lebih. Beliau diangkat menjadi ketua adat di desa Jambu ini adalah dipilih secara turun temurun dan juga semua masyarakat di desa Jambu menyetujui, karena menjadi ketua adat adalah suatu tanggung jawab yang harus di jalankan dan tidak sembarang orang yang bisa menjadi ketua adat ini, hanya orang-orang pilihan. Berikut peran ketua adat dalam acara tradisi ketupat yaitu :

1. Memimpin Acara Tradisi Ketupat

Dalam acara tradisi ketupat ini ketua adat sangat berperan penting dalam kelancaran acara tersebut. Adapun selama acara ketua adat memimpin bacaan yasin dan berdoa. Acara pertama pembukaan Itu dibacakan oleh seorang kepala suku biasa dan dimainkan tiga kali dalam pembacaan Surat Al-fatihah. Pertama, didedikasikan untuk Nabi Muhammad SAW.

Kedua, dikhususkan untuk sembilan puyang di desa Jambu yaitu:

Puyang, Patih Miyat, Puyang Pasah Lurah, Puyang Patih Rungok, Puyang

Patih Tambunan, Puyang Juaro, Puyang Raden Kuning, Puyang Maripat Lanang (Sang Limun), puyang Depati Putih, Puyang Puyang Lebung. Ketiga, dikhususkan untuk muslimin dan muslimat.

Dilanjutkan membaca yasin, membaca ayat-ayat pendek, dan membaca zikir bersama Subhanallah Walhamdulillah Walaillahaillaulah.

Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Yang Mahakuasa, dilantunkan 100 kali.Selanjutnya membaca Dzikir Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maulana Wanikmal Nasir.

Artinya: Cukuplah Allah sebagai tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami, dibaca sebanyak 100 kali.

Setelah itu dilanjutkan dengan pembakaran kemeyan yang dilakukan oleh ketua adat. Kegunaannya untuk dibakar sebagai peningkat iman, asapnya diharapkan bisa sampai kepada roh nenek moyang yang didoakan dan juga sebagai ucapan terimakasih karena telah menjaga desa Jambu supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan agar masyarakat bisa khusyuk membaca yasin,tahlil,zikir, dan doa-doa.

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan membaca doa yang Jambu oleh ketua adat Sahman memakai bahasa daerah desa yaitu “Ya Allah kami ngadean sedekah ketupat kani bekal mintak keselamatan deri penyakit,segela balak, agar masyarakat na makin sejahtera, di jiohkan dari hal-hal yang tak ringkeh. Dan tak lupa ucapan terima kaseh lah men ngejege dusun selama kani.

Setelah itu dilanjutkan dengan acara makan bersama. Tradisi ketupat merupakan simbol masyarakat yang menjujungtinggi adat istiadat dan norma yang berlaku, dan dapat mengokohkan tali persaudaraan (ukhuwa). Tradisi ini merupakan ungkapan rasa terimakasih terhadap puyang yang ada di desa Jambu serta ungkapan rasasyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani maupun rohani.73

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran ketua adat sangatlah penting keberadaannya, di desa Jambu kecamatan Gelumbang kabupaten Muara Enim terdapat acara tradisi ketupat atau acara adat yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Acara tradisi ketupat ini tidak lepas dari eksistensi seorang ketua

73 Wawancara dengan Ketua Adat Desa Jambu, pada 10 Oktober 2021

Dalam dokumen Turnitin HAKI Kritik Hadis (Halaman 56-70)