• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Dalam dokumen ISSN (Cetak) ISSN (Online ) (Halaman 134-138)

Ida Muliyati 1 , Noor Hikmah 2 , Ayu Oktaviani 3

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Agency Theory

Agency theory mempelajari hubungan keagenan yang terjadi ketika satu orang atau lebih

(prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut.Good corporate

governance merupakan konsep yang didasarkan pada agency theory diharapkan bisa berfungsi

ISSN : ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

125

return atas dana yang telah diinvestasikan. Konsep ini berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajemen akan memberikan keuntungan bagi mereka, tidak akan menggelapkan ke dalam proyek-proyek tidak menguntungkan, dan berkaitan bagaimana investor mengontrol manajemen. Dengan kata lain, good corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan biaya keagenan (Hanggraeni, 2015).

Indeks Pengungkapan Good Corporate Governance

Keandalan indeks pengungkapan sangat penting dan ditentukan oleh kecermatan dalam menyusun indeks pengungkapan sebagai instrumen penelitian. Sebelum menggunakan indeks pengungkapan dalam penelitian, menurut Barako (2006) diperlukan beberapa langkah utama untuk menenukan keandalan instrumen tersebut.

1. Langkah Pertama

Langkah pertama adalah memberikan definisi atas pengungkapan informasi terkait penelitian yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, luas pengungkapan good corporate

governance diartikan sebagai ukuran seberapa banyak penyajian informasi mengenai penerapan

tata kelola perusahaan dan prinsip-prinsipnya berkaitan informasi materiil perusahaan meliputi kinerja perusahaan, pemegang saham, manajemen perusahaan, dan risiko usaha kepada para pemangku kepentingan, baik yang bersifat wajib maupun sukarela.

2. Langkah Kedua

Langkah kedua adalah tinjauan mendalam dilakukan pada penelitian-penelitian terdahulu untuk mengembangkan daftar item yang diungkapkan. Untuk memeriksa persamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu agar mudah diperbandingkan dan untuk memeriksa relevansi item pengungkapan, item yang dipilih setidaknya telah digunakan minimal oleh satu penelitian terdahulu yang terpublikasi.Dari peninjauan terhadap penelitian Kusumawati (2007), Rini (2011), Natalia & Zulaikha (2012), dan Dewi (2015) diperoleh dua hal penting yang harus diperhatikan sebelum menyusun indeks pengungkapan good corporate governance, yaitu sumber item pengungkapan dan jumlah item pengungkapan.

Seluruh penelitian yang ditinjau menyusun item pengungkapan dari sumber yang sama yaitu Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia oleh KNKG dan Keputusan BAPEPAM-LK No. KEP-134/BL/2006. Jumlah item pengungkapan dari tiga penelitian tersebut beragam. Indeks pengungkapan yang dikembangkan oleh Kusumawati (2007) memuat 161 item pengungkapan, Rini (2010) memuat 105 item pengungkapan, Natalia & Zulaikha (2012) memuat 93 item pengungkapan, sedangkan Dewi (2015) memuat 92 item pengungkapan. Perbedaan jumlah item pengungkapan pada penelitian sebelumnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (a) perubahan terbaru dari peraturan yang menjadi sumber penyusunan item pengungkapan; (b) penambahan regulasi pengungkapan sesuai dengan jenis atau sektor perusahaan yang diteliti.

Penelitian ini menyusun item pengungkapan good corporate governance secara penuh (full disclosure) yang terdiri atas pengungkapan wajib dan sukarela. Sumber penyusunan item pengungkapan disesuaikan dengan kelompok perusahaan yang diteliti yaitu BUMN yang telah terdaftar di BEI. Kelompok perusahaan dalam penelitian ini memiliki tiga regulator yaitu Kementrian BUMN, OJK, dan KNKG. Sumber penyusunan item pengungkapannya berasal dari tiga regulator tersebut dan merupakan perubahan terbaru dari peraturan dalam penelitian sebelumnya. Sumber pertama adalah Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No. KEP-431/BL/2012 Peraturan Nomor X.K.6 dengan 53 item pengungkapan GCG. Sumber kedua adalah Keputusan Sekretaris Kementrian BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 dengan 53 item pengungkapan GCG. Sumber ketiga adalah Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011. Peraturan ini tidak secara khusus mengatur mengenai bentuk dan isi laporan tahunan namun dalam peraturan ini terdapat 4 item terkait pengungkapanGCG dalam laporan tahunan. Sumber keempat adalah Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia dari KNKG dengan 18 item pengungkapan GCG.

Keempat peraturan tersebut memiliki jumlah indikator dan item pengungkapan yang berbeda-beda. Namun beberapa indikator dan item pengungkapan sama persis sehingga harus

ISSN : ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

126

dieliminasi untuk menghindari adanya item pengungkapan untuk informasi yang sama atau item ganda. Setelah dilakukan eliminasi diperoleh 19 indikator pengungkapan yang terdiri dari 93 item pengungkapan. Di mana 80 item merupakan informasi pengungkapan wajib dan 13 item merupakan informasi pengungkapan sukarela.

3. Langkah Ketiga

Pada penelitian-penelitian terkait pengungkapan informasi, pengukuran item terbagi dua yaitu item berbobot (weighted item) dan item tidak berbobot (unweighted item). Pada item pengungkapan yang diberi bobot, informasi tertentu dinilai lebih penting pengungkapannya daripada informasi yang lain. Sehingga skor pengungkapannya lebih besar. Sedangkan pada item tidak berbobot, semua informasi yang seharusnya diungkapkan dianggap sama penting dan skor pengungkapannya sama.Pengukuran indeks pengungkapan tanpa memberikan bobot untuk item pengungkapan didasarkan atas asumsi bahwa setiap item pengungkapan sama penting (Barako, 2006). Indeks pengungkapan yang terdiri dari item pengungkapan dalam jumlah besar diduga akan memiliki hasil sama, baik dengan memberikan bobot atau tidak memberikan bobot pada pengukurannya (Marston dan Shrives, 1991). Berdasarkan tinjauan tersebut, penelitian ini akan menggunakan prosedur yang sama dalam mengukur indeks pengungkapan good corporate governance. Yaitu dengan memberikan skor 1 untuk item yang diungkapkan dan skor 0 untuk item yang tidak diungkapkan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Good Corporate Governance

Lang & Lundholm (1993) dan Wallace, Naser, & Mora (1994) menggunakan karakteristik perusahaan sebagai proksi potensial dalam menjelaskan luas pengungkapan. Karakteristik perusahaan diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu kelompok variabel yang berkaitan dengan struktur, kinerja, dan pasar. Variabel struktur yang mengukur karakteristik perusahaan telah banyak diteliti berkaitan dengan pengungkapan. Variabel struktur dianggap cenderung stabil dan konstan sepanjang waktu (Lang dan Lundholm, 1993). Variabel yang termasuk kategori struktur perusahaan yaitu leverage.Variabel kinerja merupakan variabel yang akan berbeda pada waktu-waktu yang spesifikdan mewakili informasi yang mungkin relevan bagi pengguna informasi akuntansi (Lang dan Lundholm, 1993). Variabel yang termasuk kategori kinerja yaitu profitabilitas dan likuiditas.Pengukuran variabel pasar banyak tertuju pada aspek perilaku perusahaan yang timbul sebagai akibat keikutsertaannya sebagai anggota kelompok kerjasama antara lingkungan perusahaan dalam lingkungan operasionalnya. Teori yang mendasari adalah perilaku perusahaan mungkin tidak sesuai dengan yang termuat dalam sebuah indeks kelengkapan pengungkapan, jika perusahaan tidak bergabung dengan suatu kelompok yang menghasilkan market culture tertentu (Subiyantoro, 2006; dalam Benardi, Sutrisno, dan Assih, 2009, p.8). Variabel yang berkaitan dengan pasar yaitu tipe auditor.

Labelle (2002) dalam Kusumawati (2007, p.2) menambahkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pengungkapan praktik good corporate governance kemungkinan tidak sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan financial disclosure. Penelitian Kusumawati (2007) menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan good corporate governance, yaitu faktor karakteristik spesifik perusahaan dan faktor good corporate governance itu sendiri. Variabel yang berkaitan dengan good corporate

governanceyaitu komisaris independen.

1. Leverage

Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi akan cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan dari kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu menurut Jensen dan Meckling (1976), perusahaan dengan leverage yang tinggi menyebabkan biaya pengawasan yang tinggi. Maka untuk mengurangi biaya tersebut, perusahaan akan berusaha mengungkapkan informasi yang lebih luas (Muhammad, Shahimi, Yahya, & Mahzan, 2009; Ridho & Sulistiani, 2014). Selain itu jika sumber utama pembiayaan perusahaan berasal dari lembaga keuangan seperti bank, perusahaan diperkirakan akan melakukan pengungkapan informasi lebih luas untuk meningkatkan kesempatan memperoleh dana (Ahmed & Nicholls, 1994; dalam Barako, 2006, p.113).

ISSN : ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

127

Penelitian Muhammad, Shahimi, Yahya, & Mahzan (2009) dan Ridho & Sulistiani (2014) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan good corporate

governance.

H1 : Leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan good corporate governance

2. Profitabilitas

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan menggunakan informasi sebagai sinyal untuk meningkatkan kepercayaan investor. Manajemen akan melakukan pengungkapan lebih luas dengan motivasi untuk mempertahankan posisinya dan meningkatkan kompensasi (Barako, 2006; Ridho & Sulistiani, 2014). Di sisi lain manajemen akan mengurangi pengungkapan jika profitabilitas perusahaan menurun untuk menutupi alasan penurunan kinerja (Al-Moataz & Hussainey, 2012). Ridho & Sulistiani (2014) dan Dewi (2015) menemukan pengaruh positif variabel profitabilitas terhadap luas pengungkapan good corporate governance. Penelitian Kusumawati (2007) juga menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap luas pengungkapan good corporate governance namun dengan pengaruh negatif.

H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap luas pengungkapan good corporate governance

3. Likuiditas

Perusahaan dengan rasio likuiditas tinggi atau yang secara keuangan kuat akan mengungkapkan laporan keuangannya dengan lebih luas daripada perusahaan yang secara keuangan lemah, namun perusahaan dengan rasio likuiditas yang rendah perlu memberikan penjelasan dengan rinci kinerjanya yang lemah tersebut. Perusahaan dengan kinerja yang tinggi akan cenderung untuk menyajikan pengungkapan laporan tahunan perusahaan dengan lebih luas karena publik akan memberikan penilaian yang lebih baik atas kinerja perusahaan. Namun, apabila kinerja perusahaan buruk, publik juga menuntut adanya penjelasan mengenai penyebab memburuknya kinerja perusahaan (Wallace & Naser, 1995; Barako, 2006; Al-Moataz & Hussainey, 2012). Penjelasan ini didukung oleh penelitian Al-Moataz & Hussainey (2012) di mana likuiditas menunjukkan pengaruh yang positif terhadap luas pengungkapan good

corporate governance.

H3 : Likuiditas berpengaruh terhadap luas pengungkapan good corporate governance

4. Tipe Auditor

Auditor dapat berfungsi sebagai agen pemantauan yang memberikan sinyal kepada stakeholder bahwa informasi yang diberikan oleh perusahaan memiliki kredibilitas yang tinggi dan lebih informatif. KAP yang lebih besar dapat menyelesaikan tugasnya lebih baik karena memiliki ukuran yang lebih besar, sumber daya manusia yang mencukupi serta kecenderungan untuk mempertahankan reputasinya. KAP yang besar juga memiliki klien yang lebih banyak sehingga mereka tidak tergantung terhadap klien. Kedua hal ini meningkatkan level independensi KAP besar dan membuat mereka memiliki kemampuan untuk membatasi perilaku oportunis manajemen (Kusumawati, 2007; Ntim, Opong, Danbolt, & Thomas, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Ntim, Opong, Danbolt, & Thomas, (2012) menunjukkan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four berpengaruh terhadap luas pengungkapan good corporate

governance. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H4 : Tipe auditor berpengaruh terhadap luas pengungkapan good corporate governance

5. Komisaris Independen

Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat menyeimbangkan kekuatan antara direksi dan komisaris, melindungi kepentingan seluruh stakeholder, serta menekan jumlah kecurangan. Komisaris menjaga agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan mendorong diterapkannnya praktik good corporate

governance. Penelitian Al-Moataz & Hussainey (2012) menyatakan bahwa keberadaan

komisaris independen berpengaruh terhadap luas pengungkapan good corporate governance. Berdasarkan hal tersebut diuraikan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Komisaris independen berpengaruh terhadap luas pengungkapan good corporate governance

ISSN : ISSN 2541-6014 (Cetak) ISSN 2541-6022 (Online) Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin

128

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen ISSN (Cetak) ISSN (Online ) (Halaman 134-138)