• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kapasitas TES dan Proyeksinya

Dalam dokumen ISBN /e-ISBN (Halaman 30-37)

Data dari BPS tahun 2010 menunjukkan bahwa Kota Pariaman memiliki jumlah penduduk sebesar 91.989 jiwa. Hasil analisis geografis diketahui bahwa permukiman di Kota Pariaman seluas 1.414,5 Ha, sehingga kepadatan penduduknya sekitar 65 jiwa/ha. Dengan angka kepadatan tersebut, kemudian dapat diketahui daya tampung suatu TES dengan cara mengkalikan antara luasan cakupan TES (ha) dengan densitas penduduk (jiwa/ha) seperti tersaji pada Tabel 2. Adapun jumlah penduduk yang terpapar bahaya tsunami berjumlah sebanyak 28.805 jiwa atau sebesar 31,3 % dari total jumlah penduduk yang berada di Kota Pariaman.

25

Tabel 2. Luas Cakupan TES, kapasitas dan proyeksinya di Kota Pariaman No. Nama TES Ha KAPASITAS (Jiwa) PROYEKSI (Jiwa) 1 U 1 21,421 1392 2735 2 U 2 23,675 1539 3024 3 U 3 6,379 415 815 4 U 4 7,095 461 906 5 U 5 30,688 1995 3920 6 U 6 15,379 1000 1965 7 U 7 31,606 2054 4036 8 U 8 34,605 2249 4419 9 U 9 18,607 1209 2376 10 U 10 23,109 1502 2951 11 U 11 10,959 712 1399 12 U 12 30,470 1981 3892 13 U 13 15,140 984 1933 14 U 14 25,587 1663 3268 15 U 15 8,866 576 1132 16 U 16 9,895 643 1263 17 U 17 10,573 687 1350 18 U 18 8,869 576 1132 19 U 19 21,699 1410 2770 20 U 20 20,042 1303 2560 21 U 21 23,979 1559 3063 22 U 22 18,987 1234 2425 23 U 23 25,557 1661 3264

(Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012 dan pengolahan data)

Tabel 2 menunjukkan bahwa TES U3 merupakan TES dengan kapasitas daya tampung terendah, sedangkan TES U8 tertinggi. TES U3 berada dan meliputi Korong Padang Birik-Birik, Desa Campago Selatan. Sedangkan TES U8 meliputi Korong Taratak dan Cimparuah, dan melayani desa Kampung Baru, Jalan Baru dan Desa Ujun. TES U3 terletak di sebelah utara daerah penelitian berada

26 sekitar 500 meter dari perbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman. Lokasinya yang berada di sekitar perbatasan dan relatif jauh dari kota diduga menyebabkan kepadatan permukiman di sekitar TES U3 rendah. TES U8 berada di Kecamatan Pariaman Tengah terletak di sekitar pusat kota. Daerah ini terutama sebagai lahan permukiman, diantaranya sebagai kawasan jasa dan perdagangan (Gambar 5).

Gambar 5. Penggunaan Lahan dan Pola Ruang di Kota Pariaman

Hasil perhitungan menggunakan persamaan proyeksi diperoleh perkiraan kebutuhan daya tampung pada 50 tahun yang akan datang (Tabel 2). Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa pada 50 tahun yang akan datang, TES U8 merupakan TES dengan kebutuhan daya tampung terbanyak di Kota Pariaman yaitu sekitar 4.419 jiwa. Adapun TES U3 tetap merupakan TES dengan proyeksi daya tampung terendah yaitu sekitar 815 jiwa.

Berdasarkan pada kebutuhan daya tampung di masa depan, diketahui terdapat 3 (tiga) kelas kebutuhan yaitu : Sangat tinggi (lebih dari 3.218 jiwa), Tinggi (2.017 – 3.218 jiwa), dan Cukup tinggi (kurang dari 2.017 jiwa). Secara spasial, daerah yang termasuk kelas sangat tinggi tersebar di sekitar pusat kota pada wilayah yang terpapar bahaya tsunami dimana terdapat jumlah penduduk terbanyak. Sebarannya mengikuti pola penggunaan lahan

27

permukiman dan jaringan jalan. Kebutuhan yang cukup tinggi tersebar menjauhi pusat kota, yaitu di sekitar perbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan diantara daerah-daerah pusat kecamatan. TES dengan kebutuhan sangat tinggi memiliki jarak bervariasi dari garis pantai mulai dari 100 meter hingga lebih dari 4 km ke arah pedalaman. Hal tersebut dimungkinkan karena lokasi TES tersebut berada di permukiman yang mengikuti pola jaringan jalan. Sebagian besar TES yang sangat dekat dengan garis pantai (kurang dari 300 meter) berkategori Tinggi. Sedangkan kategori cukup tinggi berjarak mulai dari 100 meter hingga 2,75 kilometer (Gambar 6).

Gambar 6. Persebaran Kebutuhan Daya Tampung TES 50 tahun yang akan datang

28

Rekomendasi

Kota Pariaman sangat rawan terhadap berbagai bencana geologi terutama gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi terakhir di Kota Pariaman terjadi dua kali pada tahun 2009 dengan lokasi yang berbeda, yaitu dengan pusat di bawah laut dan di daratan yang terasa hampir di seluruh Provinsi Sumatera Barat.

Terdapat sebanyak 23 (dua puluh tiga) unit TES di Kota Pariaman yang tersebar di daerah rawan tsunami. Pola sebaran TES merata hampir mengikuti sebaran permukiman dan jaringan jalan. Interval antar TES bervariasi dengan jarak terjauh mencapi 541 meter dari lokasi TES di sekitarnya.

Hasil perhitungan daya tampung menunjukkan bahwa TES U3 merupakan TES dengan kapasitas daya tampung terendah terletak di sebelah utara daerah penelitian dan berada sekitar 500 meter dari perbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman. Lokasinya yang berada di sekitar perbatasan dan relatif jauh dari kota diduga menyebabkan kepadatan permukiman di sekitar TES U3 rendah. Sedangkan TES U8 memiliki daya tampung tertinggi berada di Kecamatan Pariaman Tengah terletak di sekitar pusat kota yang sebagian besar merupakan lahan permukiman, kawasan jasa dan perdagangan.

Pada 50 tahun yang akan datang, TES U8 merupakan TES dengan kebutuhan daya tampung terbanyak di Kota Pariaman yaitu sekitar 4.419 jiwa. Adapun TES U3 tetap merupakan TES dengan proyeksi daya tampung terendah yaitu sekitar 815 jiwa. Di Kota Pariaman terdapat 3 (tiga) kelas kebutuhan daya tampung yaitu : Sangat tinggi (lebih dari 3.218 jiwa), Tinggi (2.017 – 3.218 jiwa), dan Cukup tinggi (kurang dari 2.017 jiwa). Secara spasial, daerah dengan kebutuhan sangat tinggi tersebar di sekitar pusat kota dengan jarak bervariasi mulai dari 100 meter hingga lebih dari 4 km dari garis pantai. Adapun sebarannya mengikuti pola penggunaan lahan permukiman dan jaringan jalan. Sedangkan daerah dengan kebutuhan yang cukup tinggi tersebar menjauhi pusat kota, yaitu di sekitar perbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan diantara daerah-daerah pusat kecamatan. Sebagian besar TES yang sangat dekat dengan garis pantai (kurang dari 300 meter) berkategori Tinggi. Sedangkan kategori cukup tinggi berjarak mulai dari 100 meter hingga 2,75 kilometer.

29

Saran

Penelitian ini merupakan sebuah studi awal pendugaan daya tampung TES dan proyeksinya hingga 50 tahun yang akan datang. Diperlukan beberapa penelitian lebih lanjut yang memperhatikan aspek migrasi penduduk, penambahan jaringan jalan dan regulasi pemerintah daerah yang terkait dengan mitigasi bencana tsunami.

Persantunan

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Budi Sulistiyo selaku Kapuslitbang SDLP yang memfasilitasi penelitian ini. Terima kasih juga diucapkan kepada Kepala BPBD dan Kepala Diskanla Kota Pariaman beserta jajarannya, atas diberikannya kemudahan dalam menggunakan data yang diperlukan. Kepada saudara Ardiansyah penulis ucapkan terima kasih atas bantuan pengolahan datanya.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik, 2010, Hasil Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Padang Pariaman Angka Sementara.

Budiarjo, A, 2006, Evacuation Shelter Building Planning for Tsunami- prone Area; a Case Study of Meulaboh City, Indonesia.- Master thesis, International Institute for Geo- information Science and Earth Observation, Enschede, 112 pp.

Cova, T, J & Church, R.L.,1997, Modelling community evacuation vulnerability using GIS, Internatioal Journal Geographical Information science, 11,( 8) pp 763- 784

Dangermond, J., 1985, Network allocation modelling for emergency planning. Proceedings of the Conference on Emergency Planning: Emergency Planning, Simulation Series, Volume 15, Number 1, edited by J. M. Carroll (La Jolla: Society for Computer Simulation), pp. 101- 106.

de Silva, F., Pidd, M., and Eglese, R., 1993, Spatial decision support systems for emergency planning: an operational research/geographical information systems approach to evacuation planning. In Proceedings of the 1993 Simulation Multiconference on the International Emergency Management and Engineering

30 Conference (San Diego: The Society for Computer Simulation), pp. 130-133.

Dunn, C. E., 1992, Optimal routes in GIS and emergency planning applications. Area, 24, pp 259-267.

FEMA, 2008, Guidelines for Design of Structures for Vertical Evacuation from Tsunamis, FEMA P646, June.

Johnson, R., 2000, GIS Technology for Disasters and Emergency Management, An Esri White Paper May 2000

Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012, Analisis Kebijakan Penataan Wilayah Pesisir Provinsi Sumatera Barat Berbasis Mitigasi Bencana, Laporan Akhir, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

Kementerian PU, 2009, Pedoman Perencanaan Umum Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Rawan Tsunami, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2009, Maret.

31

Ketahanan Masyarakat Pesisir Kota Pariaman Dalam

Dalam dokumen ISBN /e-ISBN (Halaman 30-37)