• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relasi Tingginya kadar logam berat pada air sungai dan perairan darat serta pada biota sungai dengan lingkungan

Dalam dokumen ISBN /e-ISBN (Halaman 155-160)

Seperti sebelumnya telah dipaparkan di awal bahwa Pulau Belitung adalah “Pulau Logam” maka tentu kandungan logam terlarut dalam air sungainya secara umum lebih tinggi dibanding daerah lain yang bukan berlitologi logam. Ditambah faktor antropogenik dari kegiatan manusia disitu yaitu aktifitas penambangan, dimana tanah digali, diaduk, diproses cuci maupun kimiawi lalu limbahnya dibuang kembali ke lokasi atau ke sungai terdekat, maka kandungan logam pada litologi tanah akan mudah keluar dan turut terbawa aliran air hujan dan alur sungai menuju sungai utama.

Pada survei bulan Oktober lalu, tim memutuskan untuk mengukur parameter air di 6 stasiun pengambilan sampel di Sungai Manggar: stasiun 123, 146, 99, 358, 136, 102. Lokasi pengambilan sampel untuk perairan darat di kawasan tambang di sekitar hulu: kolong tambang timah dan kaolin yang ada di sekitar hulu sungai Manggar stasiun 261, 262, 363, 256 di kolong Desa Tambak di utara yang sisi timur kawasan kolong ini berbatasan langsung dengan area muara sungai Manggar bagian utara dan di sebelah barat dari Jembatan Mekarjaya, barat kota Manggar yang berbatasan dengan tubuh Sungai Manggar di sisi barat. Artinya hulu Sungai Manggar bagian barat dan utara dikelilingi kawasan tambang logam baik masih aktif maupun sudah tak digarap lagi. Ini jelas menguatkan hipotesa tim bahwa source atau sumber dari tingginya kontaminan logam berat terlarut pada air sungai dan biotanya adalah dari kawasan tambang di sekitar hulu (Gambar 6)

150

Gambar 7. Sampel di Hulu, kawasan pertambangan sebagai sumber utama logam berat

Hasil analisa laboratorium kandungan logam berat pada sampel air dari kolong tambang timah dari sampel yang diambil bulan Oktober saat mendadak turun hujan pada pagi harinya, sementara lama tak turun hujan, menunjukkan kandungan logam berat rerata rendah namun pada logam tertentu nilainya didapati sangat tinggi. Sementara hasil analisa logam berat pada sampel dari kolong Kaolin relatif sama namun dengan tingginya konsentrat Tembaga/Cu hingga diatas ambang batas baku mutu aturan yang ada yaitu sekitar 6 mg/l. Ini menunjukkan bahwa sumber dominan dari tingginya pasokan logam berat di Sungai Manggar berasal dari kawasan kolong Kaolin.

Rendahnya kandungan logam pada sampel kedua kawasan kolong adalah karena saat pengambilan sampel sedang musim kemarau, penambangan jauh berkurang karena kurang air yang amat diperlukan dalam penambangan bahan galian jenis ini. Faktor berikutnya, logam mengeras karena kering setelah lama alami musim kemarau jadi tak mudah lepas dari kumpulan tanah dan batuan induknya. Berbeda saat musim hujan, air selalu

Area Tambang Area Muara/ Estuari

151

turun membasahi tanah sehingga kekerasan tanah menurun dan akhirnya partikel logamnya larut bersama air hujan dan tertransport ke alur sungai (Gambar 2). Ini yang menyebabkan tingginya konsentrat logam terlarut saat musim hujan dibanding disaat musim kemarau.

Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Oktober 2013 terlihat air sungai Manggar, perairan darat sekitar sungai dan biota sungai tercemar dengan adanya limbah baik domestik maupun dari ‘kolong’ tambang di sekitar hulu sungai dan estuari Sungai Manggar.

1. Biota sungai Manggar, terutama kepiting bakau menurut klasifikasi baku mutu kesesuaian air menurut KepmennegLH RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan SNI Cemaran Pangan 2009: tercemar berat. Semua parameter logam berat pada sampel kepiting: Hg, Pb, Cu dan As sangat tinggi melampaui nilai ambang batas Baku Mutu Lingkungan mengacu kedua perangkat hukum. Statusnya: sangat tercemar bila dirujuk dengan ketentuan konsumsi manusia pada Peraturan Pemerintah nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum sehingga tidak layak dan berbahaya untuk dikonsumsi.

2. Sumber logam berat pada perairan darat dan Sungai Manggar dan sungai lain adalah dari tanah dan batuan Pulau Belitung yang penuh logam, kandungan terbesarnya berasal dari kawasan tambang kolong yang terdapat di sekitar Sungai Manggar.

3. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pencemaran logam berat Pb, As, Hg, Zn dan Cd di perairan Sungai Manggar, diperlukan data time series selama satu tahun. Pengamatan dilakukan mulai dari hulu (sungai) hingga ke hilir, sehingga dapat menduga secara tepat sumber pencemaran logam berat berasal. Dalam pengamatan ini seyogyanya dilakukan pengukuran parameter air sungai dan air di danau kolong sekitar hulu sungai dan dilakukan analisa sampelnya pada setiap bulan dalam kurun waktu satu tahun pada titik yang sama. Pengambilan sampel lebih detil diperlukan, yaitu pada saat mengambil air untuk sampel dilakukan dua hingga tiga kali pengambilan sampel pada satu stasiun yaitu pada air permukaan dan pada kolom air lebih dalam sekitar lebih dari 50 cm dan pada kolom air dekat dasar sungai.

152 4. Hasil dari pengamatan, pengukuran dan penelitian detil time series

selama setahun penuh ini amat penting dalam mendata tinggi rendahnya konsentrasi elemen-elemen kontaminan pada tubuh air sungai maupun air darat, demikian pula konsentrasi kontaminan pada biota sungai. Dari sini akan dapat dipetakan tinggi-rendah konsentrasi kandungan elemen kontaminan pada tiap bulannya.

Persantunan

Ucapan terimakasih kepada Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Belitung Timur, Badan Lingkungan Hidup Daerah Belitung Timur, BAPPEDA Kabupaten Belitung Timur, para nara sumber, masyarakat dan tim survei.

Daftar Pustaka

Affan, J.M. 2012. Identifikasi lokasi untuk pengembangan budidaya keramba jaring apung (KJA) berdasarkan faktor lingkungan dan kualitas air di perairan pantai timur Bangka Tengah. Depik, 1(1):78-85. April 2012.

DIM, PT Dazya Ina Mandiri. 2012. Laporan pelingkupan KLHS dalam penyusunan RPJMD Kep. Bangka Belitung Tahun 2012 – 2017. ESP. Danida.

E. Rochyatun, Edward dan A. Rozak. Kandungan Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn, Ni, Cr, Mn & Fe dalam Air Laut dan Sedimen di Perairan Kalimantan Timur, Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 2003 No. 35 : 51 – 71.

G. Alaa, M. Osman and W. Kloas. Water Quality and Heavy Metal Monitoring in Water, Sediments, and Tissues of the African Catfish Clarias gariepinus (Burchell, 1822) from the River Nile, Egypt. Journal of Environmental Protection, 2010, 1, 389-400.

http://www.googleearth.com. 2012, diakses tanggal 17 November 2012. http://belitungtimurkab.go.id/ . 2012. Profil daerah Belitung Timur, diakses

tanggal 17 November 2012.

John A. Ludwig, James F. Reynolds. Statistical Ecology: A Primer on Method and Computing. Jhon Wiley and Sons.Inc.New York .337 p. KepmennegLH No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air ,

Pengendalian Pencemaran Air

153

Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar. UI-Presss, Jakarta.

Maramis, A.A., A. Ign. Kristijanto, dan S. Notosoedarmo. 2006. Sebaran Logam Berat dan Hubungannya dengan Faktor Fisika-Kimiawi di Sungai Kreo, Dekat Buangan Air Lindi TPA Jatibarang, Kota Semarang. Akta Kimindo Vol. 1 No. 2: 93-98.

Palar H. 2004. Pencemaran & toksikologi logam berat. Rineka Cipta. Jakarta. Pagoray H. 2001. Kandungan Merkuri dan Kadmium Sepanjang Kali Donan

Kawasan Indutri Cilacap. Frontir. 33:1-9.

P.J. Puri, M.K.N. Yenkie, S. P. Sangal, N.V. Gandhare and G. B. Sarote. Study Regarding Lake Water Pollution with Heavy Metals in Nagpur City (India). International Journal of Chemical, Environmental and Pharmaceutical Research [ijCEPr], 2011, Vol. 2, No.1, 34-39. Peraturan Kementerian Kesehatan nomor 492 tahun 2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum.

R. C. Kay and J. Arder. Coastal Planning and Management, Spon Press. Melbourne, Victoria Australia. 1999, pp 375.

Radiarta, I.N., T.H. Prihadi, A. Saputra, J. Hariyadi, O. Johan. 2006. Penentuan lokasi budidaya ikan KJA menggunakan analisis multikriteria dengan SIG di Teluk Kapontori, Sulawesi Tenggara. Jurnal Riset Akuakultur, 1 (3): 303-318.

R. Dako. Tumpang Sari: Pengembangan Tambak yang Ramah Lingkungan. Warta Teluk Tomini, Program Teluk Tomini (SUSCLAM), 2010, 8 hal.

Sanusi, Harpasis. 2006. Kimia Laut, Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. SNI Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan, 2009, Badan

Standardisasi Nasional.

Storelli MM, Storelli A, D’ddabbo R, Marano C, Bruno R, Marcotrigiano GO (2005). Trace elements in loggerhead turtles (Caretta caretta) from the eastern Mediterranean Sea: Overview and evaluation. Environ. Pollut. 135: 163-1.

Widianingsih., Retno Hartati., Asikin Djamali dan Sugestiningsih. 2007. Kelimpahan dan sebaran horizontal fitoplankton di perairan pantai timur Pulau Belitung. Ilmu Kelautan Maret 2007. Vol 12 (1): 6 -11.

Ringkasan

Pada edisi kedua buku Seri Pengetahuan Sumberdaya Laut dan Peisisr dengan judul Karakteristik Sumberdaya Laut dan Pesisir ini, tim kelompok peneliti dari Pusat Penelitian Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP), Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, memaparkan hasil penelitian dominan di Wilayah Sumatera barat kaitannya dengan bencana gempa dan tsunami yang melanda Indonesia pada tahun

2004

silam. Diantaranya Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG)

untuk penentuan kapasitas tempat evakuasi sementara dalam mitigasi bencana tsunami oleh Hadiwijaya, dkk. Serta aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk kesesuaian wilayah budidaya rumput

laut di Kabupaten Sumbawa oleh Yulius, dkk.

Disamping itu dipaparkan pula oleh Nia Naelul, dkk mengenai

potensi pengembangan wisata Kapal Karam MV Boelangan

Nederland dikawasan Mandeh, Sumatera Barat. Lokasi tersebut

dapat dijadikan sebagai salah satu proyek percontohan In-Situ

Preservation yang sangat sesuai dengan Konvensi UNESCO

2001

.

Dapat ditetapkan pula sebagai Kawasan Konservasi Maritim, serta lokasi tujuan wisata bahari yang diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Komplek Bina Samudera Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 – DKI Jakarta. www.p3sdlp.litbang.kkp.go.id

Telp. : (021) 64700755 / Fax. : (021) 64711654, Email : set.p3sdlp@gmail.com

ISBN 978-602-9086-42-3

Dalam dokumen ISBN /e-ISBN (Halaman 155-160)