• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah kebijakan ekonomi daerah

Dalam dokumen rkpd kabupaten rembang tahun 2012 (Halaman 76-80)

Misi III:Pengembangan Sinergitas Sistem Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Dalam Pembangunan Kawasan

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah kebijakan ekonomi daerah

Sebagaimana telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang 2010-2015, fokus kebijakan pembangunan daerah pada tahun 2012 meletakkan titik berat pembangunan di bidang ekonomi. Titik berat pembangunan di bidang ekonomi mempunyai konsekuensi logis perlunya peningkatan kualitas perencanaan pembangunan, terutama dalam mengawal proses perumusan strategi sehingga menghasilkan kebijakan pembangunan yang tepat sasaran, yaitu berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja serta pengentasan kemiskinan. Dengan keterbatasan kemampuan fiskal daerah untuk mendorong perekonomian, maka kebijakan ekonomi daerah secara sistematis harus lebih diarahkan untuk mengupayakan program-program pembangunan strategis yang mampu berperan sebagai stimulus serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan daerah yang selanjutnya perlu menjadi komitmen bersama dalam pelaksanaannya. Oleh sebab itu, efisiensi dan efektifitas implementasi dari kebijakan alokasi anggaran pembangunan akan ditingkatkan dengan mempertajam prioritas pembangunan ke dalam kegiatan– kegiatan pembangunan yang memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat luas dengan memanfaatkan segenap potensi sumberdaya ekonomi lokal terutama di wilayah perdesaan.

Dampak ekonomi yang diharapkan dapat diwujudkan melalui kerangka kebijakan ekonomi adalah peningkatan performa pertumbuhan ekonomi serta perkembangan ekonomi riil. Dengan mempertimbangkan struktur perekonomian Kabupaten Rembang, strategi yang dipilih untuk peningkatan performa

pertumbuhan ekonomi adalah pertama, dengan mendorong peningkatan

alokasi kegiatan yang lebih bersifat padat karya (labor intensive) terutama pada

sektor pertanian dalam arti luas, kedua, meningkatkan akses permodalan

mikro bagi UMKM serta ketiga, menarik arus modal (capital inflow) ke

Kabupaten Rembang. Upaya menarikarus modal dari luar daerah akan distimulasi dengan membuka peluang investasi serta meningkatkan daya tarik investasi yang akan dilaksanakansejalan dengan penciptaan iklim usaha yang

kondusif bagi investasi (pro investment). Penciptaan iklim usaha yang kondusif

akan didorong dengan kebijakan efisiensi ekonomi dalam kerangka deregulasi dan debirokratisasi di semua sektor, pelaksanaan paket kebijakan perbaikan iklim investasi sesuai Inpres No. 3 Tahun 2006, peningkatan kepastian hukum terhadap dunia usaha, menyehatkan iklim ketenagakerjaan, meningkatkan penyediaan infrastruktur, serta meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dalam menyalurkan kredit kepada sektor usaha yang difokuskan pada UMKM dan Koperasi. Dengan demikian, peranan sektor privat dalam penyediaan infrastruktur akan semakin ditingkatkan demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan ekonomi riil di Kabupaten Rembang.

Dalam rangka mewujudkan pembangunan daerah yang lebih berdampak ekonomi serta mempertimbangkan tantangan yang dihadapi, maka kerangka kebijakan ekonomi tahun 2012 akan ditujukan pada strategi memperkuat stabilitas dan kualitas pertumbuhan ekonomi daerah yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mengentaskanmasalah kemiskinan. Berbagai langkah yang akan diupayakan adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan produktivitas, produksi, daya saing, dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan;

2) Mempertahankanketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dengan meningkatkan penyediaan benih unggul dan faktor penunjangnya.

3) Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya dan pengelolaan kawasan pesisir melalui pengembangan minapolitan serta inisiasi pembangunan seafront city;

4) Meningkatkan pemanfaatan hutan untuk diversifikasi usaha, dan mendukung produksi pangan, melalui optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan hutan tanaman, dan hasil hutan non-kayu secara berkelanjutan;

5) Mengembangkan Koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) dengan memperluas basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkembangkan wirausaha baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja;

6) Menciptakan regulasi yang menjamin kepastian usaha dan penegakkan hukum serta memperbaiki kebijakan investasi sesuai praktik internasional terbaik.

7) Meningkatkan akses dan perluasan pasar ekspor, serta perkuatan kinerja eksportir dan calon eksportir, melalui perluasan basis produk ekspor, peningkatan nilai tambah ekspor secara bertahap.

8) Meningkatkan dan perbaikan ketersediaan infrastruktur untuk mendukung kegiatan investasi dan ekspor, termasuk infrastruktur pertanian dan pedesaan.

9) Meningkatkan investasi di bidang pertanian untuk pengembangan agroindustri/agrobisnis, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang berorientasi ekspor.

10) Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara, melalui

pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata, sekaligus meningkatkan investasi di bidang pariwisata daerah.

11) Memperkuat struktur industri, meningkatkan, dan memperluas pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan nilai pengganda (multiplier).

12) Mengembangkan industri manufaktur utamanya pada subsektor prioritas yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.

3.1.1. Kondisi ekonomi daerah tahun 2010 dan perkiraan tahun 2011

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang pada tahun 2010 relatif

stabil dantahun 2011 diproyeksikan akan mengalami

peningkatan.Prediksi ini didasarkan pada asumsi bahwa kondisi perekonomian global, nasional maupun regional semakin membaik. Hal ini didasari oleh perkembangan sektor riil dan ekonomi makro yang kondusif di samping semakin membaiknya stabilitas politik dalam negeri. Sedangkan di tingkat regional iklim usaha dirasakansemakin kondusif dan mendorong gairah perekonomian di Kabupaten Rembang.

Angka sementara pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Rembang tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 4,42%,selanjutnya pada tahun 2011 diprediksikan akan tumbuh sebesar 4.86%. Sementara itu laju inflasi dari tahun 2010 cenderung masih terkendali dibawah dua digit pada kisaran 6,81%. Mengingat struktur ekonomi daerah yang masih

didominasi oleh sektor pertanian, maka Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan indikator yang penting untuk mengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani terhadap barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian. NTP tahun 2010 dan pada tahun 2011 pada kisaran 98,00. NTP Kabupaten Rembang yang belum mencapai nilai ideal menunjukkan bahwa indeks harga hasil produksi pertanian masih perlu ditingkatkan dibanding indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian yang relatif lebih tinggi sehingga kesejahteraan petani dapat lebih ditingkatkan. Pertumbuhan indikator makro Kabupaten Rembang tahun 2010dan prediksi tahun 2011selengkapnya terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi dan Nilai Tukar Petani (%) Tahun 2010 dan 2011

No Indikator 2010 2011

1. Pertumbuhan ekonomi (%) 4,42 4,86

2. Inflasi (%) 6,81 6,00-8,00

3. NTP (%) 98,00 98,59

Sumber : BPS, data diolah.

Gambaran kondisi perekonomian Kabupaten Rembang tersebut digambarkan melalui perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB (berdasarkan harga konstan tahun 2000) pada tahun 2010 danprediksi 2011 menunjukan perkembangan yang bersifat positif. Total PDRB (berdasarkan harga konstan tahun 2000), tahun 2010 sebesar Rp 2, 283 Trilyun rupiah dan pada tahun 2011 sebesar 2,394 Trilyun.Struktur PDRB tersebut didominasi oleh tiga sektor yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor Jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi ditinjau dari sisi pengeluaran yang terjadi selama tahun 2010 dan prediksi tahun 2011 cenderung lebih banyak ditopang oleh faktor konsumsi termasuk dipacu kredit konsumsi yang banyak disalurkan oleh lembaga keuangan. Pengeluaran pemerintah termasuk penyumbang signifikan yang mendorong perekonomian daerah melalui pelayanan publik dan investasi pemerintah.Selanjutnya besaran PDRB per kapita di suatu daerah dapat menggambarkan secara relatif tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Besarnya PDRB per kapita (ADHK tahun 2000) pada tahun 2010 sebesar Rp. 3.718.959,39 diperkirakan akan meningkat menjadi sebesar Rp. 3.843.509,25 pada tahun 2011. Perkembangan PDRB dan PDRB perkapita tahun 2010 dan 2011 selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut

Tabel 3.2

PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Rembang Tahun 2010 dan 2011(ADHKTahun 2000)

No Indikator 2010 2011

1. PDRB ADHK tahun 2000 (juta rupiah) 2.283.381,51 2.394.312,21

2. PDRB Perkapita ADHK tahun 2000 (rupiah)

3.718.959,39 3.843.509,25

3.1.2. Tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2012

Meskipun diyakini bahwa perekonomian Tahun 2012 akan lebih baik dibanding tahun–tahun sebelumnya, namun masih tetap penuh dengan tantangan karena faktor internal (dalam negeri) dan eksternal (global) yang diperkirakan masih belum sepenuhnya kondusif bagi tercapainya kinerja ekonomi yang optimal.Hambatan bersumber dari faktor internal antara lain terbatasnya sumber–sumber pendapatan baru dalam

rangka pembiayaan pembangunan, penanggulangan bencana,

penanggulangan berbagai wabah penyakit, tuntutan upah ketenagakerjaan dan ancaman inflasi yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Sedangkan faktor eksternal antara lain dampak terjadinya perubahan ekonomi global, dengan maraknya perdagangan bebas serta potensi perubahan harga minyak dunia dengan terjadinya krisis di Timur Tengah.Disisi lain, tantanganmakin intensifnya pasar bebas / globalisasi menuntut peningkatan kualitas produk barang dan jasa secara lebih kompetitif. Untuk itu guna mendorong kemandirian ekonomi dan daya saing produk–produk lokal dipasar regional maupun global diperlukan peningkatan kualitas dan produktifitas barang dan jasa secara bertahap dengan tetap mengacu pada standar mutu nasional (SNI) maupun standar mutu internasional (ISO) serta kejelasan akan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

Prospek pembangunan ekonomipada Tahun 2012dipandang cukup potensial dengan peluang pengembangan sendi-sendi ekonomi Kabupaten Rembangdan semakin terbukanyapasar industri kreatif serta besarnya potensi sumber daya alam.Peluang inimemberikan kesempatan bagi segenap pelaku usaha di Kabupaten Rembang utamanya UMKM untuk memanfaatkan keunggulan komparatif dan kompetitifsegenap

sumberdaya lokal sebagai motor penggerak perekonomian

daerah.Demikian pula peningkatan arus modal ke daerah baik melalui investasi langsung dari luar (foreign direct investment) maupun investasi domestik masihsangat terbuka dengan banyaknya minat investasi di berbagai sektor serta terciptanya iklim usaha yang kondusif.Peningkatan daya tarik investasi dapat terus diupayakan dengan penyediaan serta pemerataan infrastruktur strategis dan fasilitas ekonomi yang memadai serta perlu ditunjang dengan promosi investasi.Masuknya investasi diharapkan mampu menjadi pemicu perekonomian daerah untuk menopang stabilitas pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapitaserta dapat menciptakan efek pengganda (multiplier effect)bagi perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Rembang seperti dengan adanya penyerapan tenaga kerja maupun pertumbuhan sektor- sektor lain.

Adapun kerangka ekonomi makro tahun 2012 dapat diprediksikan dengan mempertimbangkan berbagai asumsi ekonomi yang diperkirakan akan terjadi di Kabupaten Rembang. Dengan asumsi struktur perekonomian Kabupaten Rembang yang masih didominasi oleh tiga sektor yaitu pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor Jasa-jasa, maka laju pertumbuhan ketiga sektor dominan tersebut akan secara signifikan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan PDRB

secara agregat. Melalui pendekatan produksi (regional output) serta asumsi strategi ekonomi padat karya (labor intensive) maka Laju Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang pada tahun 2012 diproyeksikan akan berada pada angka kisaran 5.00%. Sementara itu laju inflasi diperkirakan berada pada kisaran 6.00-8.00 %. PDRB berdasarkan harga konstan 2000 diprediksikanmencapai Rp 2.514.027.820.000,- . Kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi sebesar 5.00% diperkirakan akan mencapai Rp

1.005.611.126.000,- Investasi ini mencakup investasi swasta sebesar 80% serta investasi pemerintah ( pusat, provinsi dan kabupaten ) sebesar 20%. Secara Ringkas kerangka Ekonomi Kabupaten Rembang tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Prediksi Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 2012

No INDIKATOR Kabupaten Rembang

1 PDRB ( Juta Rupiah ) ( ADHK 2000 )

2.514.027,82

2 Laju Pertumbuhan Ekonomi ( %) 5.00

3 Inflasi ( % ) 6.00 - 8.00

4 PDRB / kapita ADHK 2000 3.999.687,52

5 Jumlah pengangguran 14.102

6 Jumlah Penduduk miskin Berdasar PSE BLT

126.418 7 Kebutuhan Investasi Total (Juta

Rupiah)

Rp 1.005.611,12

8 ICOR 8

Sumber : Bappeda (Hasil Analisis)

Dalam dokumen rkpd kabupaten rembang tahun 2012 (Halaman 76-80)