TMS ANGKA ENTEROBACTERIACEA
11. Kegiatan Koordinasi Lintas Sektor
Sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan yang diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah, selama tahun 2019 Balai Besar POM di Mataram melakukan pemantapan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait di Nusa Tenggara Barat melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :
11.1. Rapat Koordinasi Lintas Sektor dalam rangka mewujudkan Pengawasan Obat dan Makanan yang Efektif di Nusa Tenggara Barat
Pengawasan Obat dan Makanan merupakan suatu program yang terkait dengan banyak sektor, baik pemerintah maupun non pemerintah. Untuk itu perlu dijalin suatu kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang baik. Pengawasan sebaiknya dilakukan dari hulu ke hilir, dimulai dari pemeriksaan bahan baku, proses produksi, distribusi hingga produk tersebut dikonsumsi oleh masyarakat. Komunikasi yang efektif dengan
mitra kerja di daerah merupakan hal yang wajib dilakukan, khususnya terkait tindak lanjut hasil pengawasan. Salah satu indikator keberhasilan pengawasan Obat dan Makanan telah terlaksana dengan efektif, dapat dilihat dari umpan balik Pemda Kabupaten/Kota terhadap hasil pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan Balai. Sehubungan dengan hal tersebut, pada 12 Maret 2019, diselenggarakan Rapat Koordinasi Lintas Sektor dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang perwakilan OPD di ruang lingkup Pemprov/Pemkab/Pemkot Nusa Tenggara Barat yang bertujuan meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam Pengawasan Obat dan Makanan.
Pertemuan menghasilkan 7 rekomendasi untuk ditindaklanjuti Pemerintah Daerah sesuai kewenangan masing-masing yang diatur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2014. Dari pertemuan ini pula telah mendorong terbitnya SK Gubernur NTB Nomor 442-29 Tahun 2020 tentang Tim Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang ditetapkan pada 20 Januari 2020 lalu.
11.2. Rapat Koordinasi Lintas Sektor dalam rangka mendorong UMKM Nusa Tenggara Barat berdaya saing
Potensi NTB sangat besar dalam pengembangan UMKM, hal ini mengingat sumber bahan baku yang melimpah dan kualitasnya sudah diakui. Tanpa meninggalkan tugas utama pengawasan, Balai Besar POM di Mataram berupaya memberikan dukungan kepada pelaku usaha untuk memperoleh kemudahan dalam usahanya, antara lain melalui kegiatan pendampingan UMKM.
Merespon upaya Pemerintah Provinsi NTB, yang sejalan dengan program Badan POM dalam mendorong kemandirian pelaku usaha /UMKM untuk menghasilkan produk yang berdaya saing, Balai Besar POM di Mataram menyelenggarakan Rapat Koordinasi Lintas Sektor pada 21 November 2019, yang diikuti 70 orang peserta perwakilan OPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang terlibat dalam pembinaan dan pengembangan UMKM.
Rakor Linsek kali ini menghasilkan 7 (tujuh) rekomendasi, beberapa poin diantaranya kegiatan pembinaan dan pengembangan UMKM yang telah dilaksanakan di masing-masing OPD dilaksanakan lebih terpadu sehingga lebih tepat sasaran dan tepat guna. Potensi pengembangan UMKM sejalan dengan tren global yang paling diminati saat ini yaitu kembali ke natural product dan difokuskan pada beberapa bahan baku yang menjadi ciri khas wilayah NTB (rumput laut, daun kelor, rempah lokal jahe, kunyit, lengkuas, dll), serta adanya DAK Non Fisik Sub Bidang Pengawasan Obat dan Makanan Tahun Anggaran 2020 yang telah difasilitasi oleh Badan POM agar dimanfaatkan secara optimal sehingga dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
11.3. Koordinasi Lintas Sektor dengan POLRI
Pada tanggal 22 Agustus 2019, Balai Besar POM di Mataram menyelenggarakan Rapat Koordinasi bersama POLRI dengan peserta sebanyak 30 orang yang terdiri dari perwakilan Polda NTB (Dit Reskrimsus, Dit Narkoba, Dit Intelkam), Sat Narkoba Polres dan Polresta Kabupaten/Kota, Badan Narkotika Nasional Provinsi NTB, PNS Balai Besar POM di Mataram dan Loka POM di Bima.
Pertemuan yang dilaksanakan dengan tema Optimalisasi Fungsi Intelijen Dan Sinergitas Antar Penyidik Dalam Upaya Mengungkap Kejahatan Obat Dan Makanan Ilegal ini bertujuan memantapkan koordinasi dan komitmen bersama guna mengoptimalkan kegiatan pemberantasan tindak pidana produk obat dan makanan ilegal, meningkatkan komunikasi dan persamaan persepsi untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kerjasama dan koordinasi antar Criminal Justice System/CJS di Provinsi NTB, menyusun strategi yang efektif terkait pemberantasan obat ilegal dan penyalahgunaan obat, meningkatkan pengetahuan petugas terkait tren, modus kejahatan obat dan makanan serta alsus intelijen dalam mengungkap kejahatan obat dan makanan.
11.4. Koordinasi Lintas Sektor dengan Tentara Nasional Indonesia
Dalam rangka penguatan pengawasan Obat dan Makanan, Balai Besar POM di Mataram menyelenggarakan Rapat Koordinasi Lintas Sektor Tingkat Provinsi NTB bersama Tentara Nasional Indonesia/TNI pada tanggal 5 Desember 2019. Pertemuan diikuti 200 peserta yang berasal dari Komandan Resor Militer/ Danrem Wira Bhakti, Komandan Distrik Militer/ Dandim se Provinsi Nusa Tenggara Barat dan PNS Balai Besar POM di Mataram dengan tema Koordinasi antara BPOM dengan TNI dalam fungsi
Pengawasan dan Sinergitas, sebagai tindak lanjut MoU antara Kepala Badan POM dan Panglima TNI yang ditandatangani pada 28 September 2018. Adapun maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk penguatan pengawasan obat dan makanan, peningkatan kompetensi bagi petugas dari TNI dan BPOM dalam pengawasan Obat dan Makanan, pertukaran data dan/atau informasi pengawasan Obat dan Makanan, pembinaan potensi wilayah di bidang Obat dan Makanan, optimalisasi peran intelijen dalam rangka pengawasan Obat dan Makanan, pemanfaatan sarana dan prasarana, serta upaya kerja sama strategis di bidang Obat dan Makanan.
11.5. Koordinasi Lintas Sektor dengan ASPERINDO
Dalam rangka memantapkan koordinasi dan komitmen bersama ASPERINDO guna mengoptimalkan kegiatan pemberantasan tindak pidana obat dan makanan ilegal, melakukan pencegahan distribusi produk obat dan makanan yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) melalui jalur pengiriman, Balai Besar POM di Mataram menyelenggarakan pertemuan dengan Asosiasi Perusahaan Nasional Pengiriman dan Pengantaran Barang Indonesia/ASPERINDO NTB. Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2019 tersebut mengambil tema Penegakan Hukum Tindak Pidana Peredaran Obat Ilegal Di Provinsi NTB dengan dukungan Asperindo NTB. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut Mou Koordinasi Dan Tukar Menukar Informasi dalam rangka Efektivitas Pengawasan Barang Kiriman Berupa Obat Dan Makanan antara Badan POM dan Asperindo Nomor HK.08.1.72.06.16.2783 dan Nomor 002/DPP.Asperindo/MoU/VI/2016 tanggal 23 Juni 2016.
11.6. Koordinasi Pengawasan Sarana Distribusi dan Pelayanan Farmasi dengan Organisasi Profesi/PD IAI NTB
Sebagai upaya mewujudkan salah satu misi “Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis resiko untuk melindungi masyarakat”, diperlukan pengawasan secara terpadu melalui koordinasi dan kerjasama berbagai pihak terkait termasuk dengan Organisasi Profesi. Berkaitan dengan hal tersebut pada 18 Februari 2019 Balai Besar POM di Mataram mengadakan pertemuan dengan Pengurus PD IAI NTB Periode 2019-2024.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai implementasi MoU antara Kepala Balai Besar POM di Mataram dan Ketua PD IAI NTB Nomor HK. 08.1074.12.17.2906 dan Nomor 001/PD.IAI NTB/MoU.457/XII/2017 tanggal 23 Desember 2017 tentang Kerjasama Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Obat dan Makanan serta Dukungan IAI NTB terhadap Program Badan POM.
Kesepakatan yang diambil pada pertemuan tersebut antara lain apoteker harus mengimplementasikan praktek bertanggung jawab, memaksimalkan peran MEDAI dalam pembinaan dan pembekalan apoteker, meningkatkan fungsi kontrol PC IAI Kabupaten/Kota, adanya kesamaan persepsi anggota PD/PC IAI tentang distribusi obat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta perlunya ‘sounding’hasil kesepakatan terkait distribusi obat dengan organisasi profesi lain (dokter, bidan, dan perawat) yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB melalui forum Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia/ MTKP. Melalui pertemuan ini diharapkan pengawasan sarana distribusi dan pelayanan farmasi dalam pemenuhan aspek peraturan berjalan beriringan dengan pembinaan personel penanggungjawab sarana dalam penegakan Kode Etik Apoteker Indonesia
dan Peraturan Organisasi tentang Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia. Dengan kerjasama yang baik antara pemangku kepentingan termasuk organisasi profesi, pengawasan Obat dan Makanan di Nusa Tenggara Barat diharapkan dapat berjalan lebih baik dan efektif.