• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) 1. Program Gerakan Keamanan Pangan Desa

TMS ANGKA ENTEROBACTERIACEA

10. Pemberdayaan masyarakat/konsumen

10.7. Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) 1. Program Gerakan Keamanan Pangan Desa

Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) merupakan salah satu upaya yang dilakukan Balai Besar BPOM di Mataram untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait aspek keamanan pangan. Program ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pada tahun 2019, Balai Besar POM di Mataram melaksanakan intervensi program GKPD di Kabupaten Lombok Timur, intervensi Program Desa

Pangan Aman Terpadu 76 Desa di Pulau Lombok, pengawalan terhadap program GKPD yang telah dilaksanakan pada tahun 2018 di Kabupaten Sumbawa Barat Lomba Desa Pangan Aman 2019.

Tahapan intervensi program GKPD di Kabupaten Lombok Timur yaitu:

1) Pertemuan Lintas Sektor dalam rangka Penentuan Desa Target Program GKPD

Tahapan pertama program GKPD yaitu Pertemuan Lintas Sektor dalam rangka Penentuan Desa Target Program GKPD yang bertujuan untuk menyosialisasikan program GKPD yang akan dilakukan kepada OPD terkait sekaligus untuk menjaring usulan calon desa yang akan diintervensi pada program GKPD. Tahapan ini masuk dalam tahap persiapan dalam buku pedoman pelaksanaan GKPD yang di terbitkan oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha. Hasil pertemuan adalah terpilihnya desa target intervensi yaitu Desa Pijot, Kecamatan Keruak, Desa Pesanggrahan Kecamatan Montong Gading dan Desa Aikmel Utara Kecamatan Aikmel dengan pertimbangan kriteria pemilihan desa antara lain:

a. Merupakan daerah tujuan wisata b. Memiliki Industri Rumah Tangga Pangan c. Terdapat Badan Usaha Milik Desa

d. Terdapat pusat sarana perdagangan yaitu pasar e. Jalur transportasi strategis dan mudah dijangkau f. Aktif mengikuti lomba desa

2) Advokasi Kelembagaan Desa dalam rangka Re-orientasi Program GKPD

Setelah terpilih target desa yang akan diintervensi, tahapan selanjutnya kegiatan GKPD yaitu Advokasi Kelembagaan Desa dalam rangka Re-orientasi Program GKPD yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai program GKPD yang akan dilaksanakan kepada desa target intervensi dan OPD yang memiliki kewenangan dalam membina desa. Pada kesempatan tersebut, Balai Besar POM di Mataram melakukan penandatanganan janji komitmen pelaksanaan program GKPD dengan tiga desa intervensi bersama Pemda Kabupaten Lombok Timur. Janji komitmen tersebut juga memuat komitmen desa untuk melanjutkan program GKPD secara mandiri di tahun 2020 menggunakan anggaran dari desa.

3) Bimbingan Teknis kepada Kader Keamanan Pangan Desa (KKPD)

Pada tahap ketiga, Balai Besar POM di Mataram melaksanakan Bimbingan Teknis kepada Kader Keamanan Pangan Desa (KKPD). Tim Keamanan Pangan Desa memilih KKPD sebagai perwakilan kader yang akan membantu pelaksanaan program GKPD di masing desa. KKPD berjumlah 17 orang dari masing-masing desa yang terdiri dari 15 orang kader PKK, Guru dan Karang Taruna serta 3 orang tenaga sanitarian puskesmas/PKP dari wilayah desa target dan 3 orang tenaga DFI yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur. KKPD bertugas untuk membantu Balai Besar POM di Mataram dalam melaksanakan program GKPD di desa yang menjadi target intervensi program. Sebelum diberikan bimbingan teknis, KKPD mengisi kuesioner survei untuk memperoleh data dasar pengetahuan dan pemahaman terkait aspek keamanan pangan. Koordinator program GKPD melaporkan hasil survei melalui aplikasi epidata untuk dievaluasi oleh Tim Ahli Pusat. Setelah dilakukan survei, KKPD memperoleh bimbingan teknis terkait keamanan pangan agar dapat mendampingi dan membina komunitas desa serta melakukan pengawasan terhadap komunitas hingga akhir program GKPD.

4) Gap Assesment Pre Intervensi

Selain KKPD, Tim Keamanan Pangan Desa juga memilih Komunitas Desa yang akan menjadi perwakilan target intervensi program. Komunitas berjumlah 50 orang yang merupakan perwakilan dari komunitas PKK/IRT, komunitas Guru/Sekolah, komunitas IRTP, komunitas Ritel, dan komunitas PKL. Petugas survei melakukan pengambilan data ke komunitas terkait pengetahuan dan penerapan aspek keamanan pangan pada tahap Gap Assesment Pre Intervensi. Petugas survei Balai Besar POM di Mataram didampingi KKPD melaksanakan survei menggunakan kuesioner dan observasi lapangan. Selain itu, petugas survei melakukan pengambilan sampel pangan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya seperti Boraks, Formalin, Rhodamin B, dan Methanyl Yellow dengan hasil sebagai berikut :

Gambar 50. Hasil Pengujian Sampel Pangan pada saat Gap Assessment

Jenis pangan yang tidak memenuhi syarat untuk seluruh desa adalah kerupuk yang mengandung bahan berbahaya jenis boraks. Khusus Desa Aikmel Utara ditemukan juga satu sampel pangan tidak memenuhi syarat mengandung boraks pada mie basah dan mengandung rhodamin B pada terasi merah. Sedangkan di Desa Pesanggrahan ditemukan pula satu sample mengandung bahan berbahaya boraks pada cilok lilit telur. Informasi yang didapatkan kerupuk yang positif mengandung boraks salah satunya hasil produksi dari IRTP yang ada di desa tersebut dan beberapa kerupuk lainnya berasal dari luar desa.

5) Bimtek untuk Komunitas Desa

Tahap ke-5 yaitu Bimbingan Teknis kepada Komunitas Desa yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai keamanan pangan dan penerapannya yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan bimbingan teknis komunitas untuk PKK/IRT, Guru/Sekolah, PKL dan Ritel di masing-masing kantor desa secara serentak. Bimbingan teknis untuk komunitas IRTP dilaksanakan secara terpisah dan digabung untuk seluruh komunitas dari tiga desa yang diintervensi Pelaksanaan Bimbingan teknis untuk IRTP dilaksanakan di Aula Pertemuan Lesehan Rirana, Selong bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur agar komunitas mendapatkan sertifikat PKP. Selain itu, setelah dilakukan Pembinaan kepada komunitas IRTP di 10 orang komunitas IRTP Desa Pesanggrahan telah mendaftarkan produk dan memperoleh sertifikat IRTP dari Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur

6) Fasilitasi penerapan praktik keamanan pangan terintegrasi intensifikasi pengawasan pangan melalui Operasional Mobil Laboratorium Keliling

0 5 10 15 20 25 30 35 31 35 35 24 20 23 7 15 12 Sampel MS TMS

Setelah dilakukan bimbingan teknis, Balai Besar POM di Mataram melaksanakan Fasilitasi penerapan praktek keamanan pangan terintegrasi intensifikasi pengawasaln pangan melalui Operasional Mobil Laboratorium Keliling. Petugas melakukan peninjauan ke sarana-sarana pengolahan pangan komunitas desa sekaligus memberikan penyuluhan penerapan keamanan pangan yang baik dan benar. Selain itu, melakukan pengambilan sampel di desa untuk menguji kandungan bahan berbahaya dalam pangan bersama dengan petugas Balai Besar POM di Mataram. sekaligus untuk membuat profil desa terkait keamanan pangan. Fasilitasi dilakukan dua kali untuk mengetahui perubahan kesadaran masyarakat terkait bahan berbahaya dalam pangan namun pengujian dilakukan pada fasilitasi tahap . Hasil pengujian sebagai berikut :

Gambar 51. Hasil Pengujian Sampel Pangan pada saat Fasilitasi Keamanan Pangan

Jenis pangan yang tidak memenuhi syarat dari hasil pengujian yaitu didominasi oleh kerupuk mengandung boraks dan hanya satu sampel terasi yang mengandung Rhodamin B ditemukan di desa Aikmel Utara. Terjadi penurunan persentase bahan berbahaya dalam pangan

7) Pengambilan Data Akhir Komunitas (Post Intervensi)

Tahap selanjutnya program GKPD adalah Pengambilan Data Akhir Komunitas (Post Intervensi) dimana target survei adalah KKPD. Tujuan survei adalah untuk memperoleh data akhir penerapan keamanan pangan desa dari kader yang telah di intervensi program GKPD sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi pada kader jika dibandingkan dengan data awal sebelum dilakukan intervensi. Survei terhadap komunitas akan dilakukan pada tahun 2020 sekaligus untuk melihat keberlanjutan program GKPD secara mandiri. Fokus pelaksanaan survei pada aspek penerapan keamanan pangan oleh KKPD agar dapat membimbing komunitas dengan baik setelah intervensi Program GKPD. Koordinator program GKPD melaporkan hasil survei melalui aplikasi epidata untuk dievaluasi oleh Tim Ahli Pusat. Selain pelaksanaan survei, Balai Besar POM di Mataram juga melakukan diskusi bersama GKPD dan Tim Keamanan Pangan Desa untuk merumuskan pelaksanaan program secara mandiri dan permasalahan yang sering ditemukan kader terkait keamanan pangan.

8) Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan Pertemuan dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Program GKPD menjadi tahap akhir dari rangkaian program GKPD. Pertemuan ini bertujuan untuk mendapatkan laporan dari desa yang telah diintervensi termasuk kendala dan permasalahan yang dihadapi sekaligus untuk mendapatkan masukan saran dari OPD terkait. diberikan kesempatan untuk melaporkan hasil kegiatan dari awal hingga akhir. Pertemuan menghasilkan kesepakatan tentang komitmen semua desa yang menjadi target intervensi untuk menganggarkan pelaksanaan program GKPD melalui Dana Desa sebagai salah satu program desa di tahun mendatang. Program GKPD yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur dari hasil koordinasi 3 desa yang telah diintervensi, seluruh desa tersebut telah menganggarkan kegiatan keamanan pangan dalam APBDes. Desa Pesanggrahan dan Desa Pijot memasukkan kegiatan GKPD

dalam akun Pemberdayaan Masyarakat yang termasuk dalam post kesehatan sedangkan Desa Aikmel utara memasukkan anggaran keamanan pangan terintegrasi kegiatan PKK. Hasil pre-post GKPD di Kabupaten Lombok Timur sebagai berikut:

Gambar 52. Hasil Pre-post intervensi Program GKPD Kader Guru/Penjaja Kantin/Karang Taruna

Gambar 53. Hasil Pre-post intervensi Program GKPD Kader PKK/Posyandu/Ibu Rumah Tangga

Untuk meningkatkan motivasi, komitmen, dan peran aktif komunitas desa dalam mewujudkan keamanan pangan dari dan bagi masyarakat desa, sekaligus membentuk Desa PAMAN, BPOM melaksanakan Lomba Desa Pangan Aman tingkat nasional. Balai Besar POM di Mataram ikut berpartisipasi dengan mengirimkan perwakilan pemenang Lomba Desa Pangan Aman tingkat Provinsi.

Sebelum ditentukan wakil dari Provinsi NTB, terlebih dahulu dilakukan verifikasi terhadap desa-desa yang telah melakukan kegiatan keamanan pangan secara mandiri menggunakan APBDes. Adapun desa-desa yang diverifikasi yaitu Desa Pesanggrahan, Desa Aikmel Utara, Desa Rempek dan Desa Pemenang Barat.

Verifikasi dilakukan untuk menilai upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui Program Gerakan Keamanan Pangan Desa secara mandiri telah berjalan terus menerus/berkesinambungan dan memberikan dampak bagi masyarakat dalam melindungi diri dari persoalan keamanan pangan. Upaya pemberdayaan masyarakat tersebut harus dibuat dalam dokumen perencanaan yang berisi proses untuk:

1. Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan dan potensinya;

2. Mengembangkan rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian; 3. Menerapkan rencana tersebut; dan

4. Memantau dan mengkaji proses dan hasilkegiatannya (Monitoring dan Evaluasi) Indikator penilaian pengembangan Desa Pangan Aman Mandiri yaitu

0 20 40 60 80 100 8491 6771 7881 N ila i R e ra ta Aspek Penilaian Pre Post 0 20 40 60 80 100 74 65 82 85 67 89 N ila i R er ata Aspek Penilaian Pre Post

1. Jumlah Kader Baru yang Aktif; 2. Jumlah Kader yang Kompeten; dan

3. Jumlah Komunitas Baru atau yang sudah dilatih;

4. Alokasi Anggaran Dana Desa untuk Program Keamanan Pangan;

5. Jumlah Program Keamanan Pangan Desa yang Selaras dengan Dokumen Kebijakan Desa dan telah Berjalan secara Mandiri;

6. Komitmen atau Dukungan Pemerintah daerah dan Lintas Sektor terkait Keamanan Pangan. Hasil penilaian sebagai berikut:

Tabel 48. Penilaian Lomba Desa

NAMA DESA/KEL./KEC. KABUPATEN/KOTA TOTAL PENILAIAN

1) Aikmel Utara, Aikmel

Kab. Lombok Timur 705

2) Pesanggrahan, Montong Gading 935

3) Rempek, Gangga

Kab. Lombok Utara 695

4) Pemenang Barat, Pemenang 680

Selain pelaksanaan Program GKPD di Kabupaten Lombok Timur, Balai Besar POM di Mataram juga melaksanakan pengawalan desa pangan aman program GKPD yang telah diintervensi pada tahun 2018 yaitu pada 3 (tiga) desa di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu desa Seteluk Tangah, Desa Maluk dan Desa Labuhan Kertasari. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keberlanjutan program Desa Pangan Aman dan konsistensi penerapan keamanan pangan di komunitas dengan menggunakan anggaran desa secara mandiri.

Dari 3 desa yang telah diintervensi belum ada yang menganggarkan dana desa untuk penyelenggaraan keamanan pangan secara mandiri dengan menggunakan dana desa. Desa hanya menyelenggarakan kegiatan keamanan pangan yang terintegrasi dengan kegiatan lain yang sudah memiliki anggaran seperti kegiatan STBM (sanitasi total berbasis masyarakat).

Selain pengambilan data Balai Besar POM di Mataram juga melakukan pengawasan melalui Operasional Mobil Laboratorium Keliling. Adapun hasil pengawasan ditunjukkan dalam gambar 50.

Pada Desa Maluk, diperoleh 9 sampel dengan 3 sampel positif boraks yaitu kerupuk terigu, pencok nasi dan makroni pedas. Untuk Desa Labuhan Kertasari diperoleh 22 sampel dengan 8 sampel positif boraks yaitu kerupuk terigu, kerupuk makaroni dan kerupuk jaring. Desa Seteluk Tengah diperoleh 24 (dua puluh empat) sampel yang akan diuji. Dari hasil pengujian diperoleh 5 (lima) sampel pangan yang positif megandung boraks yaitu kerupuk terigu

Gambar 54. Hasil Pengujian Sampel Pengawalan Desa Pangan Aman

10.7.2. Program Desa Pangan Aman Terpadu 76 Desa

Agar dapat mewujudkan kemandirian masyarakat desa dalam mengimplementasikan keamanan pangan didaerahnya, kegiatan Desa Pangan Aman perlu dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut, Badan POM telah menyusun road map kegiatan Desa Pangan Aman yaitu melakukan intervensi keamanan pangan di desa dalam jangka waktu 5 tahun dimulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Kegiatan Desa Pangan Aman merupakan kegiatan terintegrasi dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan target 2100 desa. Pada Tahun 2019 Badan POM melakukan pembentukan terhadap 2100 desa pangan aman melalui Balai Besar/ Balai POM di 10 Provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat.

Untuk Provinsi NTB telah ditetapkan target intervensi sebanyak 76 Desa. Langkah awal yang dilakukan yaitu pelaksanaan pertemuan koordinasi penentuan desa target di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama dengan lintas sector terkait untuk menentukan desa target intervensi di Kab. Lombok Barat, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Timur dan Kab. Lombok Utara. Hasil pertemuan tersebut menetapkan pemilihan desa target berdasarkan SK Gubernur nomor 400-234 Tahun 2019 tentang Penetapan Lokasi Pelaksanaan Program Kegiatan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 dan Perencanaan Tahun 2020. Desa-desa yang diintervensi sebagai berikut:

Tabel 49. Daftar intervensi Desa Pangan Aman No Nama Desa Nama Kecamatan

Kabupaten Lombok Barat

1 Sesela Gunung Sari 2 Buwun Mas Sekotong

3 Kediri Kediri

4 Mekar Sari Gunung Sari 5 Kuripan Kuripan 6 Taman Sari Gunung Sari 7 Banyumulek Kediri 8 Labuan Tereng Lembar 9 Pelangan Sekotong 10 Lembar Lembar 11 Sekotong Tengah Sekotong 12 Jembatan Kembar Lembar 13 Batu Putih Sekotong 14 Jagaraga Kuripan 15 Kuripan Utara Kuripan 16 Sekotong Barat Sekotong 17 Midang Gunung Sari 18 Langko Lingsar 19 Banyu Urip Gerung Kabupaten Lombok Tengah

1 Mantang Batukliang

No Nama Desa Nama Kecamatan 2 Teratak Batukliang

3 Sukadana Pujut 4 Banyu Urip Praya Barat 5 Selong Belanak Praya Barat 6 Mekar Sari Praya Barat

7 Dakung

8 Sukaraja Praya Timur 9 Marong Praya Timur

10 Mertak Pujut

11 Aik Berik Batukliang Utara 12 Aik Bukak Batukliang Utara

13 Kuta Pujut

14 Sukarara Jonggat 15 Bonjeruk Jonggat 16 Ungga Praya Barat Daya 17 Mas Mas Batukliang Utara 18 Rembitan

19 Beleka Praya Timur Kabupaten Lombok Timur

1 Mekar Sari Suela 2 Sukaraja Jerowaru 3 Masbagik Utara Masbagik

No Nama Desa Nama Kecamatan 4 Kembang Kerang daya Aikmel

5 Pandan Wangi Jerowaru 6 Menceh Sakra Timur 7 Perigi Pringgabaya 8 Lendang Nangka Utara Masbagik 9 Jerowaru Jerowaru 10 Montong Betok Montong Gading 11 Kalijaga Masbagik 12 Masbagik Selatan Masbagik

13 Toya Aikmel

14 Jenggik Utara Montong Gading 15 Kembang Kerang Aikmel 16 Banjarsari Labuhan haji 17 Sukadana Terara 18 Bagik Nyaka Santri Aikmel 19 Dasan Lekong Sukamulia Kabupaten Lombok Utara

1 Tegal Maja Tanjung

No Nama Desa Nama Kecamatan 2 Sukadana Bayan

3 Sesait Kayangan

4 Bentek Gangga

5 Rempek Gangga

6 Pemenang Timur Pemenang 7 Kayangan Kayangan 8 Mumbulsari Bayan 9 Pemenang Barat Pemenang

10 Anyar Bayan

11 Sambi elen Bayan

12 Senaru Bayan

13 Loloan Bayan

14 Selengen Kayangan 15 Akar-Akar Bayan 16 Sambik Bangkol Gangga 17 Genggelang 18 Pendua Kayangan 19 Teniga Tanjung

Setelah terpilih target desa yang akan diintervensi, tahapan selanjutnya kegiatan Desa Pangan Aman Terpadu yaitu Advokasi Kelembagaan Desa yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai program Desa Pangan Aman yang akan dilaksanakan kepada desa target intervensi dan OPD yang memiliki kewenangan dalam membina desa.

Selanjutnya dilakukan Bimtek Kader Keamanan Pangan Desa dengan mengundang 2 orang kader dari 76 desa yang ditunjuk sebagai kader keamanan pangan desa. Para kader diberikan pembekalan praktek penerapan keamanan pangan yang baik dan benar serta pengujian bahan berbahaya menggunakan rapid test kit dengan harapan kader keamanan pangan tersebut menjadi agen pemberi informasi terkait keamanan pangan dan dapat disebarluaskan kepada masyarakat/komunitas desa.

Setelah bimtek tersebut dari laporan beberapa desa secara tidak langsung kader yang telah dilatih melaksanakan kegiatan penyuluhan secara mandiri terkait keamanan pangan sehingga Petugas Balai Besar POM di Mataram melakukan observasi lapangan pada 10% dari 76 desa yakni 8 desa yang dikunjungi. Desa-desa yang diobservasi yaitu Desa Sesela, Desa Sekotong Tengah, Desa Rempek, Desa Akar-Akar, Desa Masbagik Selatan, Desa Banjar Sari, Desa Marong dan Desa Teratak. Observasi dilakukan menggunakan kuisioner, petugas Balai Besar POM di Mataram mendatangi sarana Ibu Rumah Tangga/PKK, PKL, Ritel dan IRTP yang pernah terpapar terkait keamanan pangan oleh KKPD.

Gambar 56. Hasil Observasi Komunitas PKK/IRT

Gambar 57.Hasil Observasi Komunita Warung/PKL/Kios/Ritel

Selain itu dilakukan pula koordinasi dengan Kepala Desa/Perangkat Desa dan Pendamping Desa terkait pelaksanaan kegiatan keamanan pangan secara mandiri. Untuk Desa Sesela dan Desa Rempek telah memiliki anggaran mandiri dan telah melaksanakan perekrutan kader sedangkan desa lainnya masih terintegrasi dengan kegiatan PKK/Posyandu/Karang Taruna yang telah memiliki anggaran dan masuk APBDes.