- Mass Spectrometer (LC
6. Pengawasan mutu dan keamanan produk pangan dan kemasan pangan 1. Sampling dan Pengujian Sampel Pangan dan Kemasan Pangan
Sampling pangan dan bahan berbahaya pada tahun 2019 direncanakan sebanyak 900 sampel yang terdiri dari 700 sampel oleh Balai Besar POM di Mataram dan 200 sampel oleh Loka POM di Kabupaten Bima, dengan realisasi capaian sebanyak 900 sampel (100%).
Dalam rangka mengawal Pangan Fortifikasi (garam beryodium, tepung terigu dan minyak goreng), Balai Besar POM di Mataram telah melakukan sampling yang dilakukan di Kabupaten Sumbawa Barat dan pengujian terhadap 10 sampel tepung terigu (hasil uji seluruh sampel Memenuhi Syarat, 80 sampel garam beryodium (hasil uji : 48 sampel Memenuhi Syarat dan 32 sampel Tidak Memenuhi Syarat), 10 sampel minyak goreng sawit (hasil uji : seluruh sampel Memenuhi Syarat.
Pada tahun 2019 sampling Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) direncanakan sebanyak 16 sampel (terealisasi seluruhnya) dan hanya dilakukan pada 1 periode di bulan Januari. Sampling dalam rangka pengawasan PJAS dilakukan di kantin sekolah dan penjaja pangan di 4 SD di wilayah Kota Mataram. Dari uji laboratorium diperoleh hasil 11 sampel (68,75%) Memenuhi Syarat (MS) dan sebanyak 5 sampel (31,25%) Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Hasil uji TMS antara lain ditemukan mengandung pemanis (Sodium Siklamat) melebihi batas 1 sampel, mengandung pengawet (Asam Benzoat) 1 sampel dan mengandung cemaran mikrobiologi (TMS MPN Coliform sebanyak 2 sampel) serta mengandung pemanis melebihi batas dan pengawet (TMS Sodium Siklamat dan Asam Benzoat 1 sampel).
Terhadap hasil uji PJAS yang TMS telah ditindaklanjuti dengan bersurat kepada pihak sekolah agar melakukan pembinaan lebih lanjut kepada komunitas sekolah (guru, siswa dan kantin dan penjaja pangan di sekitar sekolah).
Gambar 26. Target dan realisasi sampling pangan dan bahan berbahaya tahun 2019
Pada tahun 2019, pengawasan kemasan pangan diprioritaskan kepada kemasan pangan berisiko tinggi, penggunaannya luas, frekuensi penggunaan tinggi dan ditujukan untuk konsumen yang rentan (bayi). Jenis kemasan pangan yang menjadi prioritas adalah logam (kaleng), keramik, plastik polikabonat dan melamin. Adapun jenis kemasan yang disampling meliputi kemasan pangan dari keramik, plastik polikarbonat, melamin dan poli propilen, sedangkan kemasan pangan logam tidak disampling karena di Provinsi NTB tidak ada produsen makanan kaleng. Total sampling 6 sampel yang terdiri dari 2 sampel melamin, 1 sampel keramik, 1 sampel polikarbonat, 2 sampel dan polipropilen
Pada tahun 2019, target sampel pangan yang diperiksa adalah 200 sampel, terdiri dari 26 sampel targeted dan 174 sampel random/acak.
6.1.1. Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya
Tabel 33. Hasil Pengujian Sampel Pangan dan Bahan Berbahaya 2019
No. Metoda
Sampling Nama UPT
Rencana Sampling Realisasi Sampel Jumlah Sampel yang Diperiksa Standar Hasil Uji Laboratorium MS TMS 1
Targeted BBPOM Mataram 187 190 187 112 75
2 Loka Bima 26 26 26 18 8
3
Random BBPOM Mataram 510 510 507 444 63
4 Loka Bima 174 174 174 157 17
5 Kamasan pangan 3 3 3 3 0
Jumlah 900 900 897 734 163
Realisasi pengujian sampel pangan yang berasal dari DIPA sebanyak 894 sampel karena dari sampling random yang dilakukan diperoleh 1 sampel pangan tanpa ijin edar dan 2 sampel pangan rusak, sedangkan realisasi sampel kemasan pangan 3 sampel. Realilasi sampel yang berasal dari pihak ketiga dan lain-lain 197 sampel.
0
100
200
300
400
500
600
700
PANGAN RUTIN PANGAN
FORTIFIKASI PANGAN YANGDIDUGA MENGANDUNG BABI
PANGAN JAJANAN
ANAK SEKOLAH KEMASAN PANGAN PENANGANANSAMPEL KASUS & UMKM
688 94 9 16 3 90 688 94 9 16 3 92 Target Realisasi
Secara keseluruhan telah dilakukan pengujian terhadap 1094 sampel Pangan dari parameter uji meliputi uji fisika dan uji kimia dengan total parameter uji sebanyak 4914parameter uji (lihat tabel 2E). Sedangkan kinerja tenaga penguji di Laboratorium Pangan adalah 182 sampel atau 819parameter uji per orang per tahun. Telah dilakukan pengujian sampel Pangan yang berasal dari DIPA sebanyak 894 sampel dengan hasil uji memenuhi syarat 731 sampel (81,8 %), tidak memenuhi syarat mutu 163 sampel (18,2 %. Telah dilakukan pengujian sampel pangan yang berasal dari Non DIPA (pihak ke tiga dan lain-lain) sebanyak 197 sampel dengan hasil uji memenuhi syarat 186 sampel (94,44 %) dan tidak memenuhi syarat sebanyak 11 sampel (5,56 %). Adapun hasil uji sampel pangan seperti pada grafik berikut:
Gambar 27. Grafik Hasil Uji Sampel Pangan dan Bahan Berbahaya Tahun 2019
Dari 174 sampel yang tidak memenuhi syarat mutu, masih ditemukan pangan mengandung bahan berbahaya sebanyak 19 sampel yang berasal dari dengan rincian 18 sampel mengandung Boraks, dan 1 sampel mengandung Rhodamin B (lihat tabel 3C). Bahan Berbahaya Boraks masih digunakan pada mi basah, dan Rhodamin B masih ditemukan pada kerupuk. Adapun sampel pihak ketiga dan lain lain yang mengandung bahan berbahaya Boraks 4 sampel ditemukan pada sampel kerupuk dan Bleng. Adapun rincian hasil uji Pangan yang masih menggunakan bahan berbahaya sebagai berikut:
Gambar 28. Grafik Hasil Uji Sampel Pangan yang Mengandung BB Tahun 2019
6.1.2. Pengujian Pangan berasal dari DIPA
Telah dilakukan uji sampel Pangan yang berasal dari DIPA terhadap parameter uji kritis wajib dan atau pilihan sebanyak 897 sampel dengan hasil uji memenuhi syarat sebanyak 734 (81,83 %) dan tidak memenuhi syarat sebanyak 163 (18,17 %).
Sesuai SK Kepala Badan POM RI tentang Pedoman Sampling Obat dan Makanan tahun anggaran 2019 bahwa sampling dan pengujian Pangan sebanyak 897 sampel dengan rincian Pangan Rutin 679 sampel, Pangan Fortifikasi 100 sampel dan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) 16 sampel, serta Pangan dalam rangka pembinaan UMKM,
0 200 400 600 Targetted BBPOM Mataram
Targetted Loka POM Bima
Random BBPOM Mataram
Random Loka POM Bima
Kemasan Pangan
Hasil Uji Sampel Pangan
Kasus dll. Sebanyak 99 sampel dan Kemasan 3 sampel. Adapun rincian hasil uji keseluruhan sampel Pangan seperti pada grafik berikut:
Gambar 29. Grafik Hasil Uji Sampel Pangan dan BB dari DIPA Tahun 2019
a) Sampling dan Pengujian Pangan Rutin
Sampling Pangan Rutin meliputi semua kategori pangan yang beredar di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan telah dilakukan sampling dan pengujian Pangan Rutin sebanyak 679 sampel. Setelah dilakukan pengujian dengan parameter uji kritis wajib dan atau pilihan diperoleh hasil uji 572 sampel memenuhi syarat dan 107 sampel tidak memenuhi syarat mutu (BTP Pewarna, Pengawet, Lemak, dll seperti pada tabel 2E).
b) Sampling dan Pengujian Pangan Jajanan Anak Sekolah
Sampling dalam rangka pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dilakukan di kantin sekolah dan penjaja makanan di 4 Sekolah Dasar (SD) di Kota Mataram. Telah dilakukan uji terhadap 16 sampel dengan hasil uji 11 sampel memenuhi syarat, 5 sampel tidak memenuhi syarat mutu (Mikrobiologi, Pemanis Siklamat, dan Pengawet Benzoat)
c) Sampling dan Pengujian Pangan Fortifikasi
Sampling Pangan Fortifikasi meliputi garam beryodium 80 sampel, tepung terigu 10 sampel, dan minyak goreng 10 sampel dilakukan pada sarana distribusi supermarket, toko dan warung seluruhnya 100 sampel. Hasil uji tepung terigu dan minyak goreng semuanya memenuhi syarat, sedangkan hasil uji garam beryodium 41 sampel memenuhi syarat dan 39 tidak memenuhi syarat mutu (Kadar Air, Kadar Kalium Iodat atau Kadar NaCl). Adapun rincian sampel fortifikasi seperti pada grafik berikut :
Gambar 30. Grafik Hasil Uji Sampel Pangan Fortifikasi
897 679 100 16 99 734 572 61 11 87 3 164 107 39 5 12 0 0 150 300 450 600 750 900 1050 Total Sampel Pangan
Pangan Rutin Fortifikasi PJAS Pangan Lain-lain Kemasan TMS MS Total 10 10 80 100 10 10 41 61 0 0 39 39 0 20 40 60 80 100 120 Tepung Terigu Minyak Goreng Garam Jumlah
Fortifikasi
TMS MS Jumlah6.1.3. Pengujian Pangan berasal dari Non DIPA
Sampel dari pihak ketiga termasuk dalam indikator pelayanan publik yaitu pengujian yang berasal pihak ketiga dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Perdagangan Kabupaten/Kota, Kepolisian dan Swasta yang dikenakan PNBP sesuai Peraturan Pemerintah yang berlaku. Pengujian sampel dari pihak ketiga sebanyak 197 sampel, dengan hasil uji sebanyak 186 sampel memenuhi syarat dan sebanyak 11 sampel tidak memenuhi syarat mutu (termasuk mengandung Boraks 4 sampel). Adapun rincian hasil uji berdasarkan pengirim sampel sebagai berikut:
Gambar 31. Grafik Hasil Uji Sampel Pangan Non DIPA Tahun 2019
6.1.4. Pengujian Makanan dalam rangka Food Security Tamu VVIP
Sebagai Tim Food Security (Pengamanan Makanan) di daerah bersama RSAD dan Bidang Kedokteran dan Kesehatan RS Bhayangkara berkoordinasi dengan Paspampres bertugas melakukan pengujian makanan untuk pengamanan makanan dalam rangka kunjungan Tamu Negara (Presiden, Wakil Presiden atau Tamu VVIP lainnya). Pada tahun 2019 kunjungan kerja Bapak Presiden RI dan Wakil Presiden ke Provinsi NTB sebanyak 6 kali pada bulan Maret, April, Mei, Agustus, dan Oktober. Dari 6 kali kunjungan kerja tamu VVIP telah dilakukan uji makanan dan minuman yang akan dihidangkan seluruhnya 720 sampel dengan hasil 707 sampel layak dihidangkan dan 13 sampel tidak layak dihidangkan. Adapun uji yang dilakukan meliputi uji biologis, uji organoleptik, cemaran (Arsen, Sianida dan Nitrit) serta bahan berbahaya yang sering disalahgunakan pada pangan (Formalin, Rhodamin B, Metanil Yellow dan Boraks).
6.1.5. Uji Profisiensi dan Uji Kolaborasi yang Diikuti Laboratorium Pangan dan BB
Program uji profisiensi merupakan bagian pembuktian unjuk kerja laboratorium secara keseluruhan, sehingga dapat menjadi jaminan mutu hasil pengujian dan dasar peningkatan kinerja laboratorium. Pada tahun 2019 Laboratorium Pangan dan BB berpartisipasi pada 2 (dua) uji profisiensi yang diselenggarakan oleh P3OMN, yaitu:
a. Penetapan Kadar Pengawet Pada Kecap b. Penetapan Kadar Okratoksin A dalam Kopi
Uji kolaborasi yang diadakan P3OMN yaitu Penetapan Kadar Coklat HT dalam Sirup.
Pelaksanaan uji profisiensi dan uji kolaborasi telah dilakukan oleh tenaga penguji yang kompeten, alat laboratorium yang terkalibrasi dan diperoleh hasil uji memuaskan/inlier.
0 50 100 150
Dikes Prov dan lain-lain Dikes Dompu Dikes Sumbawa PT International SOS
6.1.6. Pengujian Mikrobiologi
Laboratorium Pengujian Mikrobiologi Balai Besar POM di Mataram melakukan pengujian sampel Pangan, Obat, Kosmetika, Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan. Perencanaan sampel yang akan dilakukan pengujian mikrobiologi sebanyak 1300 sampel, yang berasal dari DIPA sebanyak 1200 sampel dan berasal dari pihak ke tiga dan uji rujuk dari Balai Besar/ Balai POM lain sebanyak 100 sampel. Realisasi sampel yang telah dilakukan pengujian mikrobiologi sejumlah 1430 sampel, berasal dari DIPA sebanyak 1296 sampel (108 %) dan berasal pihak ketiga dan lain-lain sebanyak 134 sampel (134 %), dengan rincian sebagaimana grafik berikut :
Gambar 32. Rencana dan Realisasi sampel
Telah dilakukan pengujian mikrobiologi berdasarkan parameter uji kritis atau standar terhadap 1430 sampel Pangan, Obat, Kosmetik, Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan, diperoleh hasil uji 1344 sampel memenuhi syarat, dan 86 sampel tidak memenuhi syarat uji mikrobiologi (63 sampel Rutin dan 23 sampel pihak ketiga), secara rinci hasil uji mikrobiologi dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 33. Jumlah sampel MS dan TMS
Berdasarkan SK Kepala Badan POM RI No. HK.04.01.1.22.01.19.0029 tahun 2019 perihal Pedoman Sampling Obat dan Makanan Tahun 2019, pengujian telah dilakukan pada 1430 sampel dengan parameter uji kritis sebanyak 6906 parameter uji, dengan rincian Obat 29 sampel diuji sebanyak 50 parameter uji, Obat Tradisional 219 sampel diuji sebanyak 1672 parameter uji, Kosmetika 327 sampel diuji sebanyak 1635 parameter uji, Suplemen Kesehatan 86 sampel diuji sebanyak 436 parameter uji, dan Pangan 769 sampel diuji sebanyak 3113 parameter uji.
Dari jumlah 6906 parameter uji, 6808 memenuhi syarat dan 98 tidak memenuhi syarat, hasil selengkapnya untuk masing2 produk dapat dilihat pada diagram berikut