• Tidak ada hasil yang ditemukan

TMS ANGKA ENTEROBACTERIACEA

8. Pemantauan Iklan dan Label

8.1. Pemantauan Iklan Sediaan Farmasi, Pangan dan Rokok

Pengawasan iklan bertujuan untuk mengetahui kepatuhan pelaku usaha dalam mempromosikan produknya secara benar sehingga dapat melindungi masyarakat dari iklan yang tidak obyektif. berlebihan/superlatif dan menyesatkan. Pemantauan iklan juga merupakan salah satu wujud pengawasan post market produk yang mencakup iklan dari sediaan farmasi (obat, Obat Tradisional, kosmetik, suplemen makanan), pangan dan rokok. Sasaran media iklan yang dipantau antara lain media cetak, media elektronik dan media luar ruang. Pemantauan iklan di media elektronik meliputi pemantauan di radio, televisi dan internet. Khusus Balai Besar POM Mataram,

pemantauan iklan sediaan OT dan SK dilakukan di stasiun televisi SCTV dan Indosiar dan iklan kosmetika di SCTV, MNCTV, serta marketplace bukalapak.com dan media sosial lainnya.

Pada tahun 2019 jumlah iklan yang dipantau Balai Besar POM di Mataram sebanyak 1.560 iklan dengan hasil 838 (53,72%) iklan Memenuhi Ketentuan dan 722 (46,28%) iklan Tidak Memenuhi Ketentuan. Hasil pengawasan iklan pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik di bawah :

Gambar 41. Grafik Hasil Pengawasan Iklan Obat dan Makanan Tahun 2019

Berikut merupakan hasil pengawasan iklan yang dilakukan oleh Balai Besar POM di Mataram pada Tahun 2019, sebagai berikut :

a. Pengawasan Iklan Obat

Di tahun 2019, jumlah iklan obat yang dievaluasi adalah 122 iklan obat. Dari hasil evaluasi, dinyatakan 110 (90,16%) iklan telah Memenuhi Ketentuan dan 12 iklan (9,84%) Tidak Memenuhi Ketentuan.

b. Pengawasan Iklan Obat Tradisional

Di tahun 2019, jumlah iklan obat tradisional yang dievaluasi adalah 204 iklan. Dari hasil evaluasi, dinyatakan 125 (61,27%) iklan telah Memenuhi Ketentuan dan 79 (38,72%) iklan Tidak Memenuhi Ketentuan. c. Pengawasan iklan Suplemen Kesehatan

Di tahun 2019, jumlah iklan suplemen kesehatan yang dievaluasi adalah 63 iklan. Dari hasil evaluasi, dinyatakan 43(68,25%) iklan telah Memenuhi Ketentuan dan 20 iklan (31,75%) Tidak Memenuhi Ketentuan. d. Pengawasan Iklan Kosmetika

Di tahun 2019, jumlah iklan kosmetika yang dievaluasi adalah 528 iklan. Dari hasil evaluasi, dinyatakan 375 (71,02%) iklan telah Memenuhi Ketentuan dan 153 (28,98%) iklan Tidak Memenuhi Ketentuan.

e. Pengawasan Iklan Pangan

Di tahun 2019, jumlah iklan pangan yang dievaluasi adalah 187 iklan pangan. Dari hasil evaluasi, dinyatakan 148 (79,14%) iklan telah Memenuhi Ketentuan dan 39 (20,86%) iklan Tidak Memenuhi Ketentuan. Adapun iklan yang tidak memenuhi ketentuan sebagian besar disebabkan karena masih mencantumkan tulisan dan gambar menyesatkan serta mengandung kata-kata Superlative.

f. Pengawasan Iklan Produk Tembakau / Rokok

Di tahun 2019, jumlah iklan rokok yang dievaluasi adalah 456 iklan pangan. Dari hasil evaluasi, dinyatakan 37 (8.11%) iklan Memenuhi Ketentuan dan 419 (91,88%) iklan Tidak Memenuhi Ketentuan. Adapun iklan yang tidak memenuhi ketentuan sebagian besar disebabkan pencantuman peringatan kesehatan yang lebih besar dari 15% dari luas total iklan, serta penempatan/lokasi pemasangan iklan.

100 456 525 200 60 180 122 456 528 204 63 187 110 37 375 125 43 148 12 419 153 79 20 39 0 200 400 600

Obat Rokok Kosmetik OT SK Pangan

Pengawasan iklan Obat dan Makanan yang dilakukan Loka POM di Kabupaten Bima pada tahun 2019, sebanyak 475 dengan hasil 231 iklan (48,63%)memenuhi ketentuan dan 244 (51,37%) tidak memenuhi ketentuan. Keseluruhan hasil pengawasan iklan Obat dan Makanan telah dilaporkan ke Badan POM sebagai bahan tindak lanjut.

8.2. Pemantauan Label Sediaan Farmasi, Pangan dan Rokok 8.2.1. Pemantauan Label Produk Terapetik dan Rokok

Pengawasan penandaan dilakukan terhadap seluruh produk terapetik yang disampling, termasuk dalam kelompok Sampling Rutin (JKN dan Non JKN), Sampling Kasus, dan Sampling Ruang Lingkup. Pelaksanaan pengawasan penandaan dilakukan dengan cara pengumpulan data penandaan obat yang beredar berupa dus, etiket, catch cover/amplop, brosur, strip/blister dan ampul/vial. Sejak Maret 2014 pengawasan penandaan dan iklan untuk produk terapetik telah dilaporkan secara elektronik dengan menggunakan SIPT. Selama tahun 2019 telah dilakukan pengawasan 1.279 penandaan/ label produk terapetik di wilayah kerja Balai Besar POM di Mataram dengan hasil 1.274 label (99,61%) Memenuhi Ketentuan dan 5 label (0,39%) Tidak Memenuhi Ketentuan.

Guna mengawal implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau. Balai Besar POM di Mataram melakukan pengawasan pencantuman peringatan kesehatan, yaitu gambar dan tulisan yang memberikan informasi dan edukasi mengenai bahaya merokok yang diwajibkan berlaku mulai 11 Januari 2019. Pengawasan pencantuman peringatan kesehatan dilakukan sampai dengan bulan Juni 2019. Tahun 2019 telah dilakukan pengawasan penandaan/label rokok yang beredar di wilayah kerja Balai Besar POM di Mataram sebanyak 168 label rokok dengan hasil 14 label (8,33%) Memenuhi Ketentuan dan 154 (91,67%) label Tidak Memenuhi Ketentuan. Hasil pengawasan dilaporkan tiap bulan secara elektronik kepada Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu dan Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Badan POM RI.

8.2.2. Pemantauan Label Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik

Pada tahun 2019 telah dilakukan pemantauan terhadap label produk Obat Tradisional sebanyak 366 produk dengan hasil 337 (92,08%) label Memenuhi Ketentuan dan 29 (7,92%) label Tidak Memenuhi Ketentuan. Penandaan produk Suplemen kesehatan yang terpantau sebanyak 123 dengan hasil 116 (84,31%) memenuhi ketentuan dan 7 label (5,69%) tidak memenuhi ketentuan. Pengawasan penandaan label produk kosmetik tahun 2019 dilakukan pada 732 sampel dari 737 produk kosmetik yang disampling. Sebanyak 5 (lima) sampel tidak dilakukan penilaian penandaan dikarenakan sampel tersebut merupakan produk Tanpa Izin Edar (TIE). Setelah dilakukan evaluasi pengawasan penandaan produk kosmetik diperoleh hasil sebanyak 458 (62,56%) sampel dinyatakan Memenuhi Ketentuan dan 274 (37,43%) sampel dinyatakan Tidak Memenuhi Ketentuan. Untuk produk yang tidak memenuhi ketentuan label, jenis pelanggaran sebagian besar adalah klaim yang dicantumkan pada produk tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jumlah obat tradisional yang dievaluasi label/ penandannya oleh Loka POM di Kabupaten Bima di tahun 2019 sebanyak 83 sampel. Dari 83 sampel tersebut, 72 sampel (86,75%) memenuhi kKetentuan dan 11 sampel (13,25%) tidak memenuhi ketentuan. Sampel yang TMK disebabkan ketidaksesuaian antara label yang telah disetujui pada saat penerbitan izin edar dengan produk obat tradisional yang beredar di masyarakat, seperti

mencantumkan klaim berlebihan dan label yang tidak lengkap. Terdapat 165 sampel kosmetik yang dievaluasi label/penandaannya oleh Loka POM di Kabupaten Bima pada tahun 2019. Dari 165 sampel tersebut, sebanyak 111 sampel (67,27%) telah Memenuhi Ketentuan dan 54 sampel (32,73%) Tidak Memenuhi Ketentuan. Jenis temuan sebagian besar karena pada label mencantumkan klaim yang dilarang dan klaim yang dicantumkan memerlukan data dukung.

8.2.3. Pemantauan Label Produk Pangan dan Label Halal

Pada tahun 2019 telah dilakukan pemantauan terhadap label produk pangan yang beredar, baik yang bernomor registrasi MD/ML maupun pangan PIRT. Jumlah label produk pangan yang terpantau sebanyak 549 produk dengan hasil 356 produk (64.85%) memenuhi ketentuan dan 193 produk(35.15%) tidak memenuhi ketentuan. Untuk label pangan MD/ML yang TMS telah ditindaklanjuti dengan bersurat ke Badan POM RI, sedangkan untuk label pangan IRT yang TMK telah ditindaklanjuti dengan bersurat ke Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Balai/Balai Besar POM di mana produsen tersebut berada sebagai bahan pembinaan/pengawasan lebih lanjut. Pada tahun 2019 telah dilakukan pengawasan penandaan/label halal pada produk pangan sebanyak 427 produk. Pengawasan label halal terutama untuk sarana PIRT lokal, terkait kesesuaian logo halal dan masa berlaku sertifikat halal sesuai ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2019 pengawasan penandaan/label halal untuk pangan MD/ML sebanyak 343 dengan hasil 312 (90,96%) memenuhi ketentuan dan 31 (9,04%) tidak memenuhi ketentuan sedangkan untuk pangan produksi IRT sebanyak 84 dengan hasil 74 (88,1%) memenuhi ketentuan dan 10 (11,90%) tidak memenuhi ketentuan. Terhadap label/penandaan yang tidak memenuhi ketentuan telah ditindaklanjuti dengan bersurat ke Badan POM (untuk pangan MD/ML) dan MUI Provinsi NTB (untuk pangan IRT) sebagai bahan tindak lanjut.

Hasil Pengawasan Penandaan Produk Terapetik, Obat Tradisional, Kosmetik, Produk Komplemen dan Pangan pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 42. Grafik Hasil Pengawasan Label Obat dan Makanan Tahun 2019

Jumlah sampel pangan yang dievaluasi label/penandaannya oleh Loka POM di Kabupaten Bima di tahun 2019 sebanyak 200 sampel. Terdapat 155 sampel (77,50%) Memenuhi Ketentuan dan 45 sampel (22,50%) Tidak Memenuhi Ketentuan. Jenis pelanggaran label/penandaan yang dimaksud adalah pencantuman label yang tidak lengkap, sebagian besar terdapat pada produk Pangan Industri Rumah Tangga.

1055 369 123 737 560 168 1279 366 123 732 549 168 1274 337 116 458 356 14 5 29 7 274 193 154 0 500 1000 1500

Obat OT SK Kosmetik Pangan Rokok

9. Penyidikan Kasus Tindak Pidana di bidang Obat dan Makanan