• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyidikan Kasus Tindak Pidana di bidang Obat dan Makanan 1. Investigasi Awal

TMS ANGKA ENTEROBACTERIACEA

9. Penyidikan Kasus Tindak Pidana di bidang Obat dan Makanan 1. Investigasi Awal

Investigasi Awal adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana di bidang Obat dan Makanan. Kegiatan Investigasi Awal pada tahun 2019 dilakukan sebanyak 70 kali di seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan rincian sebagai berikut : Kota Mataram sebanyak 31 kali, Pulau Lombok (Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara) 28 kali, Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat sebanyak 5 kali, Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu sebanyak 6 kali. Sarana yang diinvestigasi berjumlah 164 sarana, 164 di antaranya ditemukan menjual OMKABA ilegal, 16 sarana di antaranya telah ditindaklanjuti dengan penegakan hukum atau operasi.

9.2. Operasi Penindakan (Operasi Gabungan Daerah dan Operasi Gabungan Nasional)

Operasi/ penindakan di Balai Besar POM di Mataram terdiri dari Operasi Gabungan Daerah dan operasi gabungan nasional. Operasi gabungan daerah merupakan operasi terpadu yang dilaksanakan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Mataram dengan melibatkan lintas sektor terkait seperti Kepolisian Daerah NTB. Sedangkan operasi Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal merupakan bentuk kerja satuan tugas pemberantasan obat dan makanan ilegal dalam kerangka Integrated Criminal Justice System (CJS). Untuk tahun 2019, Opgabda juga dirangkai dengan operasi OPSON tahun 2019 (yang menyasar tempat produksi dan atau distribusi pangan). Operasi gabungan daerah dan satgas pemberantasan obat dan makanan ilegal penegakan hukum tahun 2019 dilakukan sebanyak 9 kali dengan menemukan 16 kasus yang 12 kasus di antaranya ditindaklanjuti secara pro justitia.

Operasi Gabungan Nasional merupakan kegiatan operasi di bidang Obat dan Makanan yang pelaksanaannya ditentukan oleh Badan POM yang bersifat nasional. Pelaksanaan OPGABNAS Tahun 2019 dilaksanakan berdasarkan instruksi rahasia Kepala Badan POM RI melalui surat Direktur Penyidikan Obat dan Makanan Badan POM RI Nomor: R-PY.06.6.2.19.0406 tanggal 15 Februari 2019 perihal Pelaksanaan Operasi OPSON VIII tahun 2019. Operasi ini melibatkan lintas sektor seperti Kepolisian Daerah NTB. Selama 3 hari pelaksanaan operasi ini, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 4 sarana yang sebelumnya sudah dilakukan investigasi awal dengan hasil ditemukan 1 kasus pelanggaran Produk Suplemen Kesehatan Tanpa Izin Edar; 2 kasus pangan (BTP) tidak sesuai ketentuan dan mengandung bahan berbahaya, 1 kasus pelanggaran Produk Kosmetik Tanpa Izin Edar. Dari 4 kasus tersebut 1 kasus di antaranya ditindaklanjuti dengan projustisia.

Total kasus yang ditindaklanjuti dari kegiatan operasi gabungan daerah dan operasi gabungan nasional adalah 11 kasus, 6 kasus merupakan pelanggaran obat tanpa izin edar, 4 kasus pelanggaran kosmetika tanpa izin edar, 1 kasus pelanggaran obat tradisional tanpa izin edar.

Terhadap kasus yang non justitia diberikan sanksi administratif di antaranya pemusnahan terhadap produk yang ditemukan. Selain itu juga dilakukan investigasi awal dan penelusuran lanjutan sehingga ditemukan bukti yang cukup untuk tindak lanjut pro justitia.

Gambar 43. Grafik Kasus Pro Justitia Tahun 2019

9.3. Kemajuan Penyidikan

Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya. Tindak pidana di bidang Obat dan Makanan Tahun 2019 yang ditindaklanjuti secara pro justitia sebanyak 11 perkara, dengan posisi 9 perkara sudah P21 dan telah dilimpahkan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU), serta 2 perkara yang sedang dalam proses pemberkasan. Dari 9 perkara yang telah P21, 9 perkara sudah mendapatkan putusan.

Dari 9 perkara yang sudah P21 pada tahun 2019 hanya 2 perkara yang pernah P18/P19, 7 perkara langsung mendapat P21. Hal ini menandakan bahwa kualitas berkas yang dikerjakan oleh Penyidik Balai Besar POM Mataram sudah baik dan koordinasi dengan aparat penegak hukum (kepolisian dan kejaksaan) sudah baik.

Gambar 44. Grafik Kemajuan Penyidikan Tahun 2019

9.4. Sebaran Kasus Pro Justitia

Jenis dan jumlah pelanggaran di bidang Obat dan Makanan yang ditindaklanjuti secara Pro Justitia di Provinsi Nusa Tenggara Barat terjadi di Kota Mataram 5 perkara obat tanpa izin, Kabupaten Lombok Utara 1 perkara Kosmetik tanpa izin edar, Kabupaten Lombok Barat 1 perkara Kosmetik tanpa izin edar, Kabupaten Lombok Timur 1 perkara Kosmetik tanpa izin edar, Kota / Kabupaten Bima 2 perkara (1 perkara Obat tanpa izin edar dan 1 perkara Kosmetik tanpa izin edar), serta Kabupaten Dompu 1 perkara Obat Tradisional tanpa izin edar. Dari 10 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB, terdapat tiga kabupaten yang belum dijumpai adanya perkara Obat dan Makanan yang ditindaklanjuti projustisia pada tahun 2019 ini yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.

6 1 5 1 2 1 1 2

K A S U S T A H U N 2 0 1 9

PJ Non PJ

Gambar 45. Peta Sebaran Kasus Pro Justitia Tahun 2019

Adapun kasus pelanggaran tindak pidana obat dan makanan di wilayah kerja Loka POM di Kabupaten Bima yang diselesaikan berdasarkan hasil peyidikan adalah sebanyak 3 kasus sepanjang tahun 2019 dari target awal 1 perkara, dengan rincian sebagai berikut :

a. 1 (satu) kasus peredaran kosmetik tanpa izin edar di kabupaten bima sudah diproses di pengadilan negeri Bima, dengan total nilai temuan Rp8.805.000.

b. 1 (satu) kasus peredaran obat illegal di Kota bima sudah diproses di pengadilan, dengan total nilai temuan Rp44.640.000.

c. 1 (satu) kasus peredaran obat tradisional tanpa izin edar di Kabupaten Dompu sedang dalam proses pro Justisia, dengan total nilai temuan Rp. 44.455.000.

9.5. Tren Kasus Obat dan Makanan periode 2015 – 2019

Pada tahun 2019 ini jumlah kasus yang ditindaklanjuti secara projustitia sebanyak 11 perkara atau 100% dari target perkara tahun 2019 sebanyak 11 perkara. Jumlah perkara yang ditindaklanjuti secara projustitia pada tahun 2019 ini mengalami peningkatan jika dibanding tahun 2017 dan tahun 2018 yang masing-masing berjumlah 9 dan 10 perkara.

Pada tahun 2019 terdapat 5 perkara yang tersangkanya dilakukan penahanan oleh penyidik yaitu perkara pidana obat tanpa izin edar, yaitu obat-obatan yang banyak disalahgunakan oleh remaja dan dewasa berupa obat diduga Tramadol dan Trihexyphenidyl (palsu). Penahanan terhadap tersangka dilakukan dengan menitipkan di Rumah Tahanan Polda NTB.

Terkait ancaman pidana sesuai Pasal yang diterapkan pada Tindak pidana yang ditangani oleh PPNS Balai Besar POM di Mataram tahun 2019 adalah 9 perkara mengedarkan sediaan farmasi Tanpa Izin Edar, melanggar Pasal 197 Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda maksimal 1,5 Milyar, dan 1 perkara memproduksi pangan mengandung Bahan Berbahaya (mie basah mengandung Formalin) melanggar pasal 136 huruf b Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Dalam kurun waktu 2016-2019, vonis tertinggi perkara obat dan makanan yang ditangani oleh PPNS Balai Besar POM di Mataram adalah Kasus Obat TIE tahun 2019 dengan terpidana R (divonis pidana penjara selama 3 tahun 6 bulan dan denda sejumlah Rp. 10 juta subsider 3 bulan kurungan), kasus Obat Tradisional TIE tahun 2016 dengan terpidana JA (Pidana Penjara 1 Tahun dan denda 50 Juta Rupiah Subsider 3 Bulan kurungan), Kasus

Kosmetika TIE dengan terpidana MG tahun 2016 (Pidana Penjara 8 bulan dan denda 1,5 Juta Rupiah Subsider 2 Bulan kurungan), dan Kasus pangan mengandung Bahan Berbahaya dengan terpidana HA tahun 2016 ( pidana penjara 2 tahun).

Gambar 46. Data Kasus Pro Justitia Balai Besar POM Mataram tahun 2015 - 2019

9.6. Peningkatan Kompetensi Penyidik

Jumlah sumber daya manusia yang di dimiliki Balai Besar POM di Mataram untuk melaksanakan tugas dan fungsi penindakan/penyidikan adalah sejumlah 6 orang, terdiri dari 4 orang yang merupakan PPNS dan 2 orang CPNS. Dalam rangka meningkatkan kompetensi PPNS Balai Besar POM di Mataram, pada Tahun 2019 telah dididik satu orang mengikuti Pelatihan Intelijen Lanjutan, 2 orang mengikuti pertemuan Perkuatan Mekanisme Operasi Penyidikan tahun 2019, 2 orang mengikuti pertemuan Perkuatan Mekanisme Operasi Penyidikan tahun 2019, dua orang mengikuti peningkatan Kinerja, Profesionalisme dan Koordinasi PPNS tahun 2019 dan dua orang mengikuti Forum Intelijen tahun 2019.

Untuk meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan penanganan kasus di bidang obat dan makanan telah dilakukan kegiatan:

1. Rapat Koordinasi Lintas Sektor dengan peserta PPNS Balai Besar POM di Mataram, Kepolisian Resort Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB, ASPERINDO, Korem Wira Bhakti dan Kodim se-Provinsi NTB.

2. Perkuatan jaringan kerja sama dengan Polda NTB dan dalam bentuk penyidikan bersama dengan Direktorat Narkoba dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda NTB. (wujud pelaksanaan perjanjian kerja sama antara Kabareskrim dengan Kepala Badan POM RI).

3. Pembentukan Tim Respon Cepat Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2019.