• Tidak ada hasil yang ditemukan

TMS ANGKA ENTEROBACTERIACEA

10. Pemberdayaan masyarakat/konsumen

10.6. Program Pasar Aman

Hasil pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Mataram menunjukkan masih ditemukan penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan, seperti formalin yang disalahgunakan sebagai pengawet makanan, boraks sebagai pengenyal atau perenyah makanan, dan pewarna non pangan rhodamin B sebagai pewarna pangan. Penyalahgunaan bahan berbahaya ini terjadi karena, antara lain, kurangnya pengetahuan masyarakat dan kemudahan memperoleh bahan berbahaya dengan harga yang relatif murah, serta keengganan pelaku usaha pangan untuk memperbaiki cara produksi yang bebas dari bahan berbahaya. Oleh karena itu, Balai Besar POM di Mataram menginisiasi kegiatan untuk mengendalikan peredaran bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya di pasar melalui Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini mulai dilaksanakan tahun 2013 dan hingga Tahun 2019 jumlah kumulatif pasar yang telah diintervensi sebanyak 13 pasar, termasuk 2 pasar yang diintervensi pada tahun 2019 yaitu Pasar Masbagik Baru dan Pasar Aikmel Kabupaten Lombok Timur.

Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya bertujuan untuk memberdayakan komunitas pasar (pedagang, pengelola, dan konsumen) agar berperan aktif melakukan pengawasan secara mandiri dan berkesinambungan. Program ini dijabarkan dalam beberapa tahap kegiatan yaitu:

1. Advokasi untuk membangun komitmen pemangku kepentingan

Advokasi Pemangku Kepentingan Pasar dengan tujuan untuk mendapatkan komitmen dan meningkatkan koordinasi secara sinergi dan kontinu yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 Mei 2019

2. Survei pasar

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi pasar tradisional yang memenuhi persyaratan pasar sehat sebagai prioritas sasaran pengendalian bahan berbahaya; dan mengidentifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya.

Bimtek Petugas Pengelola Pasar dilaksanakan di pasar Masbagik Baru dan pasar Aikmel pada tanggal 28 dan 29 Mei 2019 dengan peserta masing-masing 4 orang per pasar yang berasal dari petugas pasar, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan

4. Pengujian pangan oleh petugas pasar;

Hasil pengujian petugas pasar yang sudah dilatih pada tiga pasar yang diintervensi tahun 2019 di tahap I bulan (Mei – Juni 2019) sebelum dilaksanakan penyuluhan dan kampanye serta tahap II bulan (September – Oktober 2019) setelah dilaksanakan penyuluhan dan kampanye, disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 45. Hasil Uji Pengawasan Pangan oleh Petugas Pasar

No Pasar Tahap I Tahap II

Rata-rata Sampel MS % TMS Sampel MS % TMS 1 Masbagik Baru 100 95 5 100 95 4 4,5 2 Aikmel 100 93 7 100 94 6 6,5 Rata-Rata 6 5 5,5

Dari hasil uji yang dilakukan pada tahap I yang dilaksanakan oleh petugas keamanan pangan pasar Masbagik Baru yaitu terlihat persentase jumlah sampel yang mengandung bahan berbahaya sebesar 6 %. Penyalahgunaan bahan berbahaya didominasi oleh Bahan berbahaya boraks yang disalahgunakan pada kerupuk, pencok nasi/sagu dan bahan berbahaya rhodamine-b yang disalahgunakan pada terasi dan gula kapas. Penyalahgunaan ini disebabkan beberapa faktor di antaranya yaitu kepedulian masyarakat yang terbatas terhadap keamanan pangan; harga bahan berbahaya yang relatif murah; kemudahan memperoleh bahan berbahaya dan bahan berbahaya tersebut dapat memberikan efek yang diinginkan dalam pangan. Persentase penyalahgunaan bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam pangan, terlihat menurun menjadi 5%. Rata-rata hasil uji tahap I dan II adalah 5,5 %

Terhadap pasar aman yang telah diintervensi pada tahun sebelumnya juga dilakukan pemantauan dengan waktu dan jumlah sampel yang sama dengan pasar yang baru diintervensi, dengan hasil seperti dalam tabel 12. Secara keseluruhan hasil pengujian tahun 2019 bila dibandingkan dengan hasil pengujian tahun 2018 terlihat menunjukkan penurunan jumlah sampel yang positif mengandung bahan berbahaya dibandingkan dengan hasil uji tahun 2018, yaitu dari 8,4% menjadi 3,8%. Hal ini disebabkan menurunnya penyalahgunaan bahan berbahaya Boraks. sementara untuk bahan berbahaya Formalin dan Metahil Yellow sudah tidak ada ditemukan penyalahgunaannya dalam makanan. Penyalahgunaan bahan berbahaya Boraks menurun karena telah dilakukan sosialisasi bahan tambahan pangan sebagai pengganti bahan berbahaya borak yaitu STPP atau Sodium Tripoliposfat. Melalui Program Gerakan Keamaann Pangan Desa tahun 2019, Kader Desa Pangan Aman di Desa Pesanggarahan dan Desa Aikmel telah menemukan komposisi yang pas untuk membuat atau memproduksi kerupuk tanpa boraks namun menggunakan bahan tambahan pangan yang aman yaitu STPP.

Disamping pengujian bahan berbahaya kimia yaitu boraks, formalin, rhodamin-b dan methanil yellow, terhadap pasar yang yang baru diintervensi tahun 2019, dan pasar yang diintervensi tahun sebelumnya yaitu tahun 2018, dilakukan pengujian secara mikrobiologi dengan parameter MPN coliform dan MPN E.coli Adapun sampel yang diuji adalah berupa air minum, Es batu dan , es teh. Es kelapa, es campur, es tebu. Dari 23 sampel yang diperoleh dari 5 pasar yaitu pasar Masbagik Baru, pasar Aikmel, pasar Kediri, pasar Narmada dan pasar Jelojok tidak ditemukan adanya kontaminasi bakteri E. coli namun ditemukan hasil 86,9% tidak memenuhi syarat karena

mengandung bakteri coliform. Keberadaan bakteri ini sebagai indicator terhadap penerapan hygiene sanitasi di pasar tersebut.

Gambar 49. Grafik Persentase Hasil Uji TMS Tahun 2018 – 2019 oleh Petugas Pengawas Keamanan Pangan Pasar.

10.6.1. Advokasi Pemangku Kepentingan Pasar Aman

Program Pasar Aman dimulai dengan melaksanakan Advokasi Pemangku Kepentingan Pasar dengan tujuan untuk mendapatkan komitmen dan meningkatkan koordinasi secara sinergi dan kontinu dengan Pemangku Kepentingan terkait di Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.

Tahun 2019, Balai Besar POM di Mataram melaksanakan Advokasi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Lombok Timur untuk pelaksanaan Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya di pasar Masbagik Baru dan pasar Aikmel yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 Mei 2019 di Puri Al-Bahrah Hotel, Selong Kabupaten Lombok Timur. Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur. Drs. H. Rochman Farly, MM. Narasumber kegiatan: Komitmen Pemda Kab. Lombok Timur dalam mendukung Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kab Lombok Timur, Pengendalian Bahan Berbahaya melalui Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya disampaikan oleh Plh Kepala Balai Besar POM di Mataram Dra. Menik Sri Witarti,Apt dan Program Revitalisasi serta Pengelolaan Pasar disampaikan oleh Dra. Hasanah Rahmawati Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dukungan Penganggaran dan Pengawalan Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya disampaikan Achmad Dewanto Hadi, ST.MT.MM Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Timur.

10.6.2. Survei Pasar

Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan Survei Pasar adalah: Identifikasi Pedagang, Identifikasi pasar dan Inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya; Pengambilan contoh (sampling) bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya; Pengujian dan pelaporan hasil pengujian bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi pasar tradisional yang memenuhi persyaratan pasar sehat sebagai prioritas sasaran pengendalian bahan berbahaya; dan mengidentifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya.

Tabel 46. Hasil pelaksanaan kegiatan Survei Pasar Aman dari Bahan Berbahaya Nama Pasar Tanggal Hasil Survei

Masbagik Baru 13 Mei 2019 Baik

Aikmel 13 Mei 2019 Cukup

0 10 20 30 11 12.5 14.5 5.5 4.5 0 11.5 0 10 28 8 3 5 4 2.5 0 0 6.5 3.5 6 6 3 4 6.5 2018 2019

10.6.3. Bimbingan Teknis Petugas Pengelola Pasar

Bimtek Petugas Pengelola Pasar dilaksanakan di pasar Masbagik Baru dan pasar Aikmel pada tanggal 28 dan 29 Mei 2019 dengan peserta masing-masing 4 orang per pasar yang berasal dari petugas pasar, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan dengan narasumber dari Balai Besar POM di Mataram. Adapun materi yang disampaikan adalah 1). Cara pengambilan contoh /sampel. 2). Praktek pengujian menggunakan test kit. 3). Pembuatan laporan hasil sampling dan pengujian sesuai dengan Modul Cara identifikasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya. Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas pasar maupun dinas terkait dalam pengawasan bahan berbahaya dan pangan mengandung bahan berbahaya yang ada di pasar.

Petugas pasar telah memahami cara melakukan sampling dan identifikasi menggunakan tes uji cepat. Ditekankan kembali terkait target pengawasan terhadap 200 sampel yang terbagi dalam dua tahap yaitu tahap pertama bulan Mei – Juni sebanyak 100 sampel dan dilanjutkan dengan tahap kedua bulan September – Oktober sebanyak 100 sampel. Selain itu, disarankan untuk melakukan pemerataan dalam pengambilan sampel dengan memperhatikan sebaran lokasi, jenis pangan dan jumlah pedagang. Upaya pemerataan tersebut dilakukan dengan mengganti pedagang dan menghindari jenis sampel yang sama yang telah diuji dan memberikan hasil negatif.

10.6.4. Kampanye Sadar Pangan Aman di Pasar

Kampanye Pasar Aman di Pasar Masbagik Baru dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Agustus 2019 dan hari Kamis, 8 Agustus 2019 di pasar Aikmel. Kampanye pasar aman bertujuan untuk memberikan edukasi kepada komunitas pasar khususnya kepada penjual dan konsumen agar mewaspadai penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan maupun peredaran bahan berbahaya yang ada di pasar. Kampanye pasar aman dilaksanakan dengan mengoperasionalkan Mobil Laboratorium Keliling di lokasi sekitar pasar agar mudah dilihat oleh komunitas pasar yang sedang melakukan aktivitas jual beli. Petugas memberikan brosur dan sosialisasi langsung kepada komunitas pedagang dan konsumen pengunjung pasar Masbagik Baru dan pasar Aikmel disertai dengan display produk hasil temuan Pengawasan Balai Besar POM di Mataram. Sosialisasi yang dilakukan terkait informasi tentang makanan, obat tradisional, kosmetik, dan Obat yang beredar di masyarakat yang tidak memenuhi syarat (TMS).

10.6.5. Penyuluhan kepada Komunitas Pasar

Penyuluhan pasar aman di Pasar Masbagik Baru dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Agustus 2019 dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang dan Penyuluhan di pasar Aikmel dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Agustus 2019 dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang. Penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran pedagang dan petugas pasar terhadap risiko kesehatan akibat penyalahgunaan bahan berbahaya yang dijual di pasar.

10.6.6. Monitoring dan Evaluasi Pasar Aman

Monitoring dan Evaluasi Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yang dilaksanakan pada (2) dua pasar di Kabupaten Lombok Timur yaitu Pasar Masbagik Baru dan Pasar Aikmel dilaksanakan pada Selasa, 26 November 2019. Berdasarkan hasil Monev pada kedua pasar tersebut disimpulkan bahwa pasar Masbagik Baru dan pasar Aikmel telah menunjukkan penurunan jumlah penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan. Jenis bahan berbahaya yang masih tinggi rata-rata pada semua pasar yang sudah diintervensi adalah bahan berbahaya Boraks. Saran hasil Monev yaitu:

a. Agar petugas pasar lebih aktif memantau dan bersikap tegas kepada pedagang di pasar agar tidak menjual bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan maupun pangan yang mengandung bahan berbahaya,

b. Penyuluhan dan kampanye pasar perlu dilakukan kepada komunitas pasar secara kontinyu dan berkesinambungan agar pedagang dan konsumen lebih peduli dan lebih memahami bahan berbahaya yang sering ditambahkan dalam pangan dan mengetahui pangan yang mengandung bahan berbahaya yang diperjualbelikan di pasar,

c. Upaya untuk pemberantasan pangan yang mengandung bahan berbahaya oleh Balai Besar POM di Mataram agar dilakukan bekerja sama dengan lintas sektor/OPD terkait di masing-masing Kabupaten, pelaku usaha, pedagang dan masyarakat, dengan mengoptimalkan pelaksanaan Tim Terpadu pengawasan bahan berbahaya,

d. Program Pasar Aman yang diinisiasi oleh Balai Besar POM di Mataram dapat direplikasi pada pasar-pasar lain untuk tahun berikutnya dengan menggunakan anggaran dari Pemda Kabupaten/Kota.

Selain pelaksanaan Program Pasar Aman untuk Intervensi Pasar Baru, Balai Besar POM di Mataram juga melakukan Pengawalan Program Pasar Aman Bebas dari Bahan Berbahaya dengan melakukan pengujian sampel pangan yang dijual di pasar yang sedang di intervensi maupun yang telah diintervensi Program Pasar Aman Bebas dari Bahan Berbahaya pada Tahun sebelumnya. Adapun hasil pengujian sampel yang dilakukan melalui Operasional Mobil Laboratorium keliling dalam Rangka Pengawalan Program Pasar Aman ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 47. Hasil Pengujian Sampel Pangan melalui Mobil Laboratorium Keliling Pasar Aman

No. Pasar Jumlah

Pedagang Jumlah Sampel Ms Tms

Tms

(%) Uraian Tms

1 Sengkol 26 46 38 8 17,4 Boraks 6 (4 kerupuk, pencok 2 dan 2 mie basah )

2 Pancor 25 42 33 9 21,4 Boraks 9 (kerupuk 5 sampel , pencok 1 dan mie basah

3 sampel )

3 Mandalika 20 40 32 8 20 Boraks 6 (kerupuk 4,dan mi basah 2 ); Rhodamin-b

pada terasi 2.

4 ACC 17 39 31 8 20,5 Boraks 7 (kerupuk 4, pencok 1dan mie

basah1)Rhodamin-b pada terasi 1

5 Dasan Agung 28 42 37 5 11,6 Boraks5 (kerupuk 3, mi basah 2)

6 Pagesangan 29 40 28 11 27,5 Boraks 8 dan Rhodamin B 3(kerupuk 7, mie 1, dan

rhodamine-b pada terasi 3)

7 Tente 14 19 14 5 26,3 Boraks pada kerupuk 3 dan Rhodamin B 2 (kerupuk

selang)

8 Amahami 21 27 26 1 3,7 Boraks 1 (Kerupuk Tempe

9 Jelojok 29 40 34 6 15 Boraks 4 (Kerupuk pencok)

10 Kedirii 21 40 28 12 32,5 Boraks 12 (Kerupuk Tempe, Kerupuk Tepung 6), mie 2,

pencok 3,dan Rhodamin B pada terasi 1

11 Narmada 33 42 34 8 19,1 Boraks 8 (bakso 1, Kerupuk 2, pencok, miebasah

Boraks 8 (Kerupuk 5, pencok 1, miebasah1 danbskso 1)

12 MasbagikBaru 25 35 28 7 20 Boraks 5 (Kerupuk Tempe, miebasah 1) dan Rhodamin

B 2 (gulakapas dan terasi)

13 Aikmel 25 35 23 12 34,3 Boraks 11 (Kerupuk Tempe 2, pencok 4, miebasah 3,

bakso 2) dan Rhodamin B (terasi)

Hasil pengujian di 13 (tiga belas) pasar yang sudah diintervensi sebagai pasar aman dari bahan berbahaya masih terdapat penyalahgunaan bahan berbahaya boraks pada kerupuk, pencok sagu atau nasi dan mie basah dan bahan berbahaya Rhodamin-B pada terasi. Tingginya penyalahgunaan ini disebabkan kepedulian pedagang atau masyarakat terhadap keamanan pangan karena pengetahuan pedagang akan bahan berbahaya dan efek samping

bila menggunakan bahan berbahaya masih rendah sehingga petugas Balai Besar POM di Mataram maupun petugas keamanan pangan di masing-masing pasar dapat lebih meningkatkan pengawasan dan penyuluhan kepada pedagang yang masih menjual pangan yang mengandung bahan berbahaya.

Melalui Operasional Mobil Laboratorium dalam Rangka Pengawalan Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini maka dapat di verifikasi hasil pengujian sampel pangan yang telah dilakukan oleh petugas masing-masing pasar yang telah diberikan Bimbingan Teknis dan telah diberikan alat uji cepat (Rapid Test Kit) untuk melakukan pengujian terhadap sampel pangan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya

Program pasar aman dari bahan Berbahaya di Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah dilaksanakan sejak tahun 2014. Sampai dengan tahun 2019 telah diintervensi sebanyak 13 pasar. Dalam rangka persiapan alih kelola program pasar aman dari bahan berbahaya (PABB) kepada pemerintah daerah dan terjaminnya keberlanjutan program tersebut di masa mendatang serta agar pengelola pasar melaksanakan pengawasan keamanan pangan pasar secara mandiri di pasar yang dikelolanya, Balai Besar POM di Mataram melaksanakan pelatihan fasilitator pasar aman dari bahan berbahaya. Pelatihan yang berlangsung selama 2 (dua) hari yaitu pada hari Selasa- Rabu, 5-6 November 2019 diikuti peserta pelatihan berjumlah 30 orang yang berasal dari Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Dinas Perdagangan Kota Mataram, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Barat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Timur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbawa, Dinas Perdagangan Kota BIma dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima serta dari 13 pasar yang sudah diintervensi dalam program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.

Dari hasil pertemuan dapat disepakati tujuh poin rekomendasi atau rencana tindak lanjut sebagai berikut: 1. Mengajukan usulan anggaran pembelian tes kit beserta anggaran sampling dan pengawasan.

2. Melaksanakan intervensi dan pengawalan minimal 1 (satu) pasar dimana fasilitator berada di tiap Kabupaten/Kota mulai tahun 2020.

3. Sampling dan pengujian dilakukan terhadap minimal 20 (dua puluh) sampel pangan per pasar yang akan diuji yang terdiri dari bahan berbahaya, pangan yang diduga mengandung formalin, boraks, methanil yellow dan Rhodamine-B.

4. Sampling dan pengujian dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali dalam setahun.

5. Hasil pengujian dilaporkan dan dikirim ke Badan POM melalui Balai Besar POM di Mataram ke email bpom_mtrm@yahoo.com dan media sosial Whatsapp ke nomor 087871500533.

6. Sampling, pengujian dan pelaporan dilaksanakan pada bulan ke 5, bulan ke 8 dan bulan ke 11. 7. Surat pemberitahuan hasil pengujian diketahui dan ditanda tangani oleh pimpinan instansi fasilitator.

10.7. Program Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD)