• Tidak ada hasil yang ditemukan

"Dan marilah kita saling memperhatikan, supaya kita saling mendorong dalam kasih dan

dalam pekerjaan baik." (Ibr. 10:24)

Bila kita dapat, cobalah untuk mengingat masa-masa ketika kita remaja. Cobalah untuk mengingat banyak perbedaan hubungan yang kita miliki, baik dengan keluarga, teman, tetangga, bahkan sesama anggota gereja kita. Siapakah di antara mereka yang paling ingin kita teladani? Adakah hal-hal baik yang menarik kita kepada diri mereka? Apakah salah satu dari antara mereka itu yang memotivasi kita dengan kelamahlembutan? Kita semua mungkin memiliki seseorang yang kita dapat berkomunikasi dengannya, lalu seperti apakah gambarannya? Hari ini, sebagai seorang guru, kita merupakan contoh yang penuh wewenang terhadap murid-murid. Apakah yang kita katakan dan dapat lakukan untuk memiliki pengaruh yang positif dalam hidup mereka? Kita dapat lakukan hal tersebut dengan baik dan mereka akan senantiasa mengingat perbuatan kita itu. Atau kita dapat memotivasi mereka dalam kasih. Tentu saja, tujuan kita bukanlah hanya menyatakan kasih dan kemurahan. Bahkan seorang asingpun dapat lakukan hal tersebut pada suatu saat tertentu. Tujuan kita adalah memotivasi murid-murid melalui tindakan kebaikan dan kelemahlembutan, sehingga sebagai hasilnya, pengaruh positif itu akan menjadi bukti dalam kehidupan mereka nantinya. Menyatakan kemurahan bukan berarti menjadi teman dengan murid-murid dan bercanda dengan mereka, sehingga mereka akan seperti kita. Apa yang kita perlu lakukan adalah mendoakan secara rinci bagi setiap murid dan memohon agar Allah nyatakan bagaimana kita dapat memotivasi, membuat orang lain merasakan kasih dan pekerjaan baik dalam diri mereka melalui tindakan dan perkataan kita.

Alkitab

Makanan

Rohani

untuk

Renungan

(Tujuan kita adalah memotivasi murid-murid melalui tindakan kebaikan dan kelemahlembutan, sehingga sebagai hasilnya, pengaruh positif itu akan menjadi bukti

dalam kehidupan mereka

Persiapkan

Hati

Murid

Belakang

bergiat dan berhasrat untuk bergerombol. Mereka Pada usia sekarang ini, murid-murid masih berkehendak untuk turut serta dan ingin membuat orang lain merasa nyaman tanpa memikirkan pamrih. Mereka masih cukup muda untuk tidak membangun sikap 'buat apa itu bagiku', seperti beberapa remaja yang mulai beranjak dewasa. Mereka bersemangat dan dengan tulus hati ingin melakukan hal-hal yang membuat orang lain merasa senang. Ini merupakan kesempatan besarf untuk membantu perkembangan sikap peduli mereka. Sebagai orang dewasa, kita menolak hal-hal kecil yang dapat mempengaruhi kehidupan orang lain. Faktanya, tindakan terkecil dari kemurahan dan kasih dapat mengubah hidup seseorang, seperti sebuah senyuman atau sapaan, sebuah lambaian tangan atau sedikit uang dalam kotak persembahan. Karena sebagian besar dari orang dewasa merasa cara tersebut belum tentu dapat memotivasi orang lain, bahkan terasa sulit untuk lakukan hal-hal sederhana seperti memberi pelukan atau katakan sesuatu yang baik kepada seseorang. Tetapi bila kita dapat memotivasi murid-murid untuk membangun tindakan murah hati dan kasih sekarang ini, maka tidak akan menjadi sulit, bahkan dapat menjadi bagian alami dari kehidupan mereka di kemudian hari. Tantanglah mereka untuk membangun hubungan positif kepada orang-orang dalam hidup, baik di rumah, di sekolah atau di gereja melalui tindakan murah hati dan lemah lembut mereka. Tentu saja, kita harus mencontohkan tindakan ini terlebih dahulu kepada mereka dan orang lain. Bila tidak demikian, tantangan kita akan diabaikan oleh orang lain.

Sebelum memulai pelajaran ini, tanyakan murid-murid beberapa pertanyaan berikut.

Bagaimana kalian pikirkan diri sendiri menjadi seorang pribadi yang baik? Mengapa atau mengapa tidak?

Sempatkan beberapa saat bagi murid-murid untuk bagikan pandangan mereka. Mereka akan dengan senang hati berbicara tentang banyak pernyataan apa itu menjadi baik (seperti mereka tidak mencuri, menghormati orang lain, membantu orang lain, pergi ke gereja, mematuhi perintah dan nasihat dari orangtua dan lain sebagainya). Bimbinglah mereka

Alkitab

Mengenai

Murid

Lembar Kerja # 1

Kebaikan

Apakah itu kebaikan? Apakah maksudnya menjadi baik itu? (Jawaban murid-murid.) Kita sering gunakan kata ‘baik’ untuk gambarkan seseorang dengan kata-kata seperti ‘ia adalah seorang yang baik’ atau ‘itu hal baik yang ia lakukan’. Berikut adalah beberapa perbedaan pemahaman mengenai kata ‘baik’ (dari the American Heritage Dictionary).

lMenjadi positif atau patut diteladani

lMemiliki hal-hal yang patut diteladani

lDalam kondisi baik, melebihi rata-rata

lBerkualitas tinggi

lPantas untuk dihormati

lMenarik atau tampan

lBerkemampuan

lLengkap

lPasti atau benar, asli, nyata

lSukacita

lBermoral baik, berkata benar, murah hati, setia

Kebaikan merupakan hal nyata dari yang diingin-kan oleh seseorang. Tidak keburudiingin-kan mengenainya. Siapakah yang tidak ingin menjadi baik? Tetapi ketika melihat seberapa banyak kebaikan itu terungkap, maka kita menyadari bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menjadi baik seketika itu juga. Seorang warga yang baik, kita menyebutnya orang baik atau memiliki kebaikan, tetapi ia belum tentu setia terhadap sesamanya. Apakah ia sekarang adalah orang yang baik? Seorang suami mungkin baik kepada anggota keluarganya, tetapi ia senantiasa berselisih dengan atasan dan rekan sekerjanya. Apakah ia sekarang adalah orang yang baik? Kita bahkan menggambarkan seorang anak yang sering membuat masalah sebagai anak yang baik, bila dalam beberapa hal, ia menjadi anak yang tidak nakal lagi. Dengan kata lain, kita semua

Pemahaman

Alkitab

Sebelum Anda mulai bagian ini, mintalah murid-murid

untuk melihat pada Lembar Kerja Murid.

Beberapa informasi yang diberikan di sini mungkin tidak tersedia

bagi murid-murid. Informasi pada sebelah kanan dapat dijadikan suatu acuan.

ke dalam Lembar Kerja # 1 dan diskusikan tentang apa itu makna menjadi baik yang sebenarnya. Dalam Lembar Kerja itu, mereka akan temukan bahwa hanya Allahlah yang dapat dikatakan baik dalam segala sesuatunya.

mungkin dikatakan baik, karena menjadi baik dalam banyak hal. Kita harus berperilaku begitu baik (memaafkan kata-kata sindiran), sehingga memiliki beberapa macam kebaikan di dalam diri kita. Tetapi apakah itu merupakan standar yang benar, menjadi baik dalam suatu hal dan kehilangan yang lainnya. Apakah itu berarti memiliki kebaikan yang sebenarnya?

Lihatlah Mzm. 100:5 dan Mat. 19:17. Tuliskan ayat tersebut di tempat yang tersedia. Apakah ayat-ayat ini beritahukan kita tentang apa itu kebaikan yang sebenarnya? Dalam Mat. 19:17, Yesus berkata,

"Hanya Satu yang baik." Dengan jelas ayat ini

beritahukan bahwa pemahaman kebaikan itu terdapat pada diri Allah sendiri. Di dalam-Nya, kita dapat temukan sumber kebaikan. Tetapi apakah kebaikan Allah ini kita dapat temukan seperti pemahaman dalam kamus standar atau sesuatu yang lebih besar lagi daripadanya? Mzm 34:9 beritahukan kita untuk

"kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu."

Bagaimana kita rasakan dan lihat bahwa Tuhan itu baik? Marilah kita belajar dari Mzm. 34:2-23. Rangkum-lah ayat-ayat yang menggambarkan kebaikan AlRangkum-lah dan tuliskan di Lembar Kerja Murid.

lIa akan melepaskan kita dari segala kegentaran

(ayat 5)

lIa akan selamatkan kita dari segala kesesakan

(ayat 7)

lIa akan menjaga kita (ayat 8)

lIa akan tunjukkan kebaikan kepada kita (ayat 9)

lIa akan sediakan kebutuhan kita (ayat 10)

lIa akan mendengar ketika kita berbicara

kepada-Nya (ayat 16)

lIa akan membebaskan kita (ayat 23)

Seperti kita lihat, kebaikan Allah itu ternyata lebih banyak daripada pemahaman kita. Agaknya daripada hanya gunakan kata-kata seperti 'Yang Mulia' atau 'menyenangkan', kita tahu bahwa kebaikan Allah itu sungguh melebihi daripada yang kita dapat bayangkan. Siapakah yang lainnya yang cukup baik untuk menebus kita? Siapakah yang dapat menjamin bahwa mereka dapat melepaskan kita dari masalah waktu dan waktu lagi? Hanya Allahlah yang dapat melakukannya. Tidak seorangpun yang dapat benar-benar menyatakan kebaikan sepenuhnya, ketika membandingkannya dengan Allah, karena Ia sempurna dalam segala sesuatunya. Jadi, surat keper-“Sebab Tuhan itu baik,

kasih setia-Nya untuk selama-lamanya dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”

cayaan Allah itu baik bagi siapapun juga. Apakah maksudnya ini bagi kita? Maksudnya adalah Allah mengundang kita untuk belajar dari pada-Nya. Kita telah mengambil langkah pertama dari kepatuhan dalam mengikut Allah dan dari semua ayat sebelumnya, kita dapat temukan bahwa Ia itu baik. Tidak ada sesuatu yang buruk dalam diri-Nya. Kita tidak dapat katakan sama baiknya dengan orang-orang yang ada di dunia ini, karena kita tidak senantiasa baik seperti Allah. Dengan percaya kepada-Nya setiap hari, kita akan mengalami lebih banyak lagi tentang betapa baiknya Ia. Dalam 2 Taw. 7:3b dikatakan, "Sebab Ia baik!

Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."

Inilah macam kebaikan yang kita perlukan untuk dipenuhi olehnya. Jadi, bagaimana kita dapat hasilkan buah 'kebaikan' ini? Marilah kita lihat ayat-ayat berikut: l"Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik."

(Rm. 12:9b)

l"Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang." (Gal. 6:10a)

l"...memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik." (Kol. 1:10b)

l"...jadikanlah dirimu sendiri, suatu teladan dalam berbuat baik." (Tit. 2:7a)

Apakah yang ayat-ayat ini maksudkan kepada kalian? (Jawaban murid-murid.)

Sebagai anak-anak Allah, kita ingin dan rindu menjadi seperti Dia. Ia telah berjanji untuk penuhi kita dengan Roh-Nya. Ketika h a s i l k a n b u a h R o h K u d u s , k i t a a k a n d i m a m p u k a n u n t u k hasilkan kebaikan Allah. Ini bukanlah sesuatu yang kita dapat capai s e c a r a m a n u s i a w i , k a r e n a k i t a a k a n senantiasa gagal dalam mencapainya. Marilah kita renungkan ayat-ayat di atas dan mohonlah kepenuhan dari Roh-Nya. 32 Kemurahan, Kebaikan dan Kelemahlembutan p e la ja ra n

10