• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Kehidupan 37

Meja untuk Dua Orang

Kesetiaan p la ja r n e a

11

Lembar Kerja # 3 Aplikasi Kehidupan 38

Meja untuk Dua Orang

Pikirkan apa yang Lembar Kerja sebelumnya diskusikan dan isilah dengan sejujurnya. Kemudian, jawablah pertanyaan dan persiapkan untuk jelaskan alasan kalian.

Saya setia kepada Allah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Saya setia kepada keluarga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Saya setia kepada teman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Saya setia kepada rekan sekerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Manakah yang kalian temukan ukuran yang paling

tinggi dalam skala? Mengapa kalian anggap hal tersebut?

2. Manakah yang kalian temukan ukuran yang paling

rendah dalam skala? Mengapa kalian anggal hal tersebut?

3. Apakah kalian merasa benar menjadi lebih setia

kepada Allah atau salah satu macam orang daripada yang lainnya atau seharusnyakah kita memiliki tingkat kesetiaan yang sama, tidak peduli siapa atau apa yang kita hadapi?

4. Gambarkan suatu waktu kapan kalian tidak setia

kepada Allah, anggota keluarga, teman atau rekan sekerja. Bagaimana perasaan kalian saat itu? Apakah yang kalian lakukan setelah itu? Bila tidak, apakah yang kalian dapat lakukan setelah pelajaran hari ini?

5. Mengapa kalian anggap begitu sulit untuk menjadi

setia hari ini?

Kita harus ingat bahwa Allah berjanji membantu kita untuk menjadi lebih setia melalui pertolongan Roh Kudus. Sekalipun tampak mustahil bagi kita untuk senantiasa memegang suatu janji atau tekad, tetapi Roh Kudus dapat membimbing kita, karena kesetiaan merupakan buah Roh Kudus dalam hidup kita. Dengan memahami dan menyadari betapa setianya Allah itu, kita akan berniat sepenuh hati untuk menjadi lebih setia pula. Akhirilah dengan berdoa.

(Bantulah murid-murid mengukur diri mereka. Anda boleh diskusikan berbagai cara kita

dapat menjadi tidak setia, seperti mengingkari janji, menolak mengampuni kesalahan sesama, terlambat hadiri rapat atau kejadian lainnya, lupa membaca Alkitab dan lain sebagainya.)

Kesimpulan

Evaluasi

Tugas Pembacaan Alkitab minggu ini: Kel. 10 – 12

pelajaran

12

GARIS BESAR Latar Belakang Alkitab

Kitab Bacaan

Ams. 25:28; 2 Tim. 3:1-5; Tit. 2:11-14; 2 Pet. 1:5-6 Kebenaran Alkitab

Salah satu buah Roh Kudus adalah penguasaan diri. Tujuan Pelajaan Dapat menguasai diri dalam segala hal. Ayat Hafalan

"Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang

roboh temboknya." (Ams. 25:28)

Bila banyak pencobaan di dunia ini dihapuskan secara tetap, sepertinya kita tidak harus merasa kuatir tentang menguasai diri sendiri. Jadi, mengapa Allah membuat hidup begitu sulit dengan membiarkan begitu banyak pencobaan ada di sekitar kita, yang dapat berpeluang kehilangan penguasaan diri? Kita dapat melihat cara itu atau cara Allah untuk melatih kita dalam penguasaan diri. Kehidupan Yusuf cukup sukar sekalipun tanpa rayuan dari istri tuannya. Tetapi daripada menyerah terhadap hawa nafsu, lebih baik ia melawan hawa nafsunya. Sebagai akibatnya, ia menjadi seorang yang teguh. Sebaliknya Simson, melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda. Ia tetap menyerah dalam kelemahan dirinya karena perempuan, beranggapan bahwa hal itu adalah alami untuk dilakukan. Sebagai akibatnya, ia mati sebagai seorang yang gagal. Allah sering berikan banyak pengujian dalam hidup untuk melatih kita, bukan untuk menjatuhkan kita. Tujuan kita adalah menjadi umat percaya yang lebih baik dan lebih sempurna. Paulus dibebani dengan penyakit dalam hidupnya yang Allah tidak akan sembuhkan. Allah hanya katakan bahwa kasih karunia-Nya cukup untuk pelihara Paulus. Dalam masa-masa kelemahan, marilah kita ingat motivasi Tuhan Yesus kepada Paulus dan berjuang untuk melatih diri untuk menjadi seorang yang lebih teguh.

Penguasaan Diri

Menguasai diri berarti kita harus mengendalikan diri kita. Tetapi bila telah dapat kendalikan semua bagian kehidupan, kita akan sadari bahwa hampir mustahil untuk dapat melakukannya. Seberapa seringkah kita telah hindari untuk menambah makanan atau meredam emosi yang melukai hati seseorang dengan kata-kata kita? Setelah kejadian ini, kita yakinkan diri sendiri bahwa hendaklah berusaha lebih keras dan kendalikan emosi, perkataan atau kebiasaan buruk kita lainnya. Tetapi segera, kita temukan bahwa diri kita jatuh ke dalam 'lubang' yang sama. Kita berusaha bertindak dalam pola hidup yang sama, mengaku dikalahkan oleh rasa egois dan melupakan tekad semula kita. Faktanya, tanpa Allah, mustahil kita dapat menguasai diri. Itulah sebabnya salah satu buah Roh Kudus adalah penguasaan diri. Allah tahu bahwa kita tidak dapat melakukannya seorang diri. Yakobus tegaskan bahwa lidah merupakan bagian terkecil dari tubuh, tetapi kita sulit untuk mengendalikannya. Apakah yang diungkap-kan kepada kita? Tidak peduli bagaimana tampak mudahnya menguasai diri, kita tidak dapat lakukan dengan diri kita sendiri. Sebagaimana Tuhan Yesus pernah katakan, "Roh memang penurut, tetapi daging

lemah." Ada banyak hal dalam hidup yang kita ingin

lakukan, tetapi sayangnya, tidak dapat senantiasa kita selesaikan, karena kita adalah manusia dan penuh dengan kelemahan. Ada banyak waktu Allah ingin kita mengakui kemahakuasaan-Nya, karena kita tidak dapat hidup selamanya, tidak dapat melakukannya tanpa pertolongan-Nya. Agaknya daripada berusaha untuk yakinkan diri sendiri bahwa kita dapat berubah dan gagal setiap saat, lebih baik marilah kita ingat untuk berlutut dan rendahkan hati memohon Allah penuhi kita dengan buah Roh Kudus, sehingga kita dapat benar-benar diperbarui.

Alkitab

Makanan

Rohani

untuk

Renungan

(Salah satu buah Roh Kudus

adalah penguasaan diri, karena Allah tahu bahwa kita tidak dapat melakukannya

Suatu semboyan kesukaan dari orang banyak adalah 'KAMU HANYA HIDUP SEKALI'. Mengapa tidak makan es krim dalam porsi banyak? Kamu hanya hidup sekali. Mengapa tidak terjun langsung dari pesawat? Kamu hanya hidup sekali. Mengapa tidak senangkan dirimu hari ini? Kamu hanya hidup sekali. Ya benar, bahwa kita hanya hidup sekali, tetapi bukankah hidup kita yang sekali itu lebih berharga daripada semua ini? Sesungguhnya, kita hanya berikan diri sendiri sejumlah alasan untuk menyenangkan dan memuaskan hawa nafsu kita. Dengan kata lain, kita kehilangan penguasaan diri, tetapi tidak mau mengakuinya. Pada usia seperti sekarang ini, murid-murid kelas Tunas Muda sering ditantang oleh taman dan lingkungan untuk mencobai hal-hal yang baru. Memang mereka hanya hidup sekali. Dan banyak dari antara mereka yang akan merasa tertekan untuk berpartisipasi, karena dengan menolak tantangan tersebut, mereka mungkin akan dikatakan manusia yang kaku dan penakut. Memang penting untuk bersikap jujur terhadap para teman. Ya, memiliki penguasaan diri ada batasnya. Ada hal-hal yang mereka tidak akan menjadi bagian di dalamnya. Tetapi bukan berarti mereka kehilangan jati diri mereka. Hanya merasa demikianlah, mereka tidak menyerahkan diri kepada hawa nafsu. Inilah sebabnya begitu penting untuk memiliki kepenuhan Roh Kudus. Dengan demikian, mereka akan memiliki desakan Roh Allah untuk memotivasi dan memberikan mereka penguasaan diri yang perlu mengatasi godaan dunia. Tantanglah murid-murid untuk melihat bagaimana Roh Kudus dapat memperbarui diri mereka.

Pernahkah kalian memikirkan bagaimana para atlet mendisiplinkan diri mereka? Banyak dari antara mereka harus bangun pada waktu subuh untuk berlatih dan membuat banyak pengorbanan terhadap waktu tidur mereka. Sebagai contoh, para atlet muda sering kehilangan waktu belajar yang normal di sekolah dan harus belajar dengan guru pribadi. Para pemain profesional Baseball atau Hockey habiskan waktu liburan mereka jauh dari keluarga. Tampaknya seperti suatu kehidupan mewah di luar sana, tetapi macam gaya hidup mereka sebenarnya memerlukan banyak penguasaan diri. Dari hari ke hari, mereka perlu makan makanan yang bergizi, sekaligus melanjutkan jadwal latihan yang padat. Mereka pun harus tunjukkan

Belakang

Alkitab

Mengenai

Murid

Anda

Persiapkan

Hati

Murid

perilaku yang baik sebagai teladan kepada anak-anak yang lebih mudah usianya. Kita tidak harus berpikir banyak tentang semua hal ini. Tetapi bukan berarti Allah ingin membimbing kita kepada suatu hidup yang tidak terkendali pula. Ia justru ingin membimbing kita kepada suatu hidup seperti seorang atlet secara rohani. Tentu saja, suatu hidup yang demikian memiliki keterbatasan dan itu justru baik bagi kita. Marilah kita mengintro-speksi diri terlebih dahulu tentang mengapa penting untuk memiliki penguasaan diri. Lanjutkan ke Lembar Kerja # 1.

Lembar Kerja # 1

Penguasaan Diri

1. Lihatlah Ams. 25:28. Bagaimana ayat ini gambarkan seperti apa rasanya menjadi tanpa penguasaan diri itu? (Menjadi tanpa penguasaan

diri adalah seperti suatu kota yang tidak memiliki tembok, yang tidak memiliki cara untuk memper-tahankan diri akan menjadi sangat rentan terhadap serangan dari musuh. Demikian pula, seseorang tanpa penguasaan diri, tidak memiliki cara untuk melindungi dirinya dari berbagai situasi, sungguh rentan terhadap godaan dunia. Tentunya, ini bukanlah perasaan sukacita atau yang aman, seperti penduduk di dalam suatu kota yang senantiasa merasa mereka dapat dikepung sewaktu-waktu.)

2. Lihatlah 1 Pet. 5:8. Apakah yang ayat tersebut katakan tentang terbukanya ruang bagi kehilangan penguasaan diri? (Ayat ini

mengingatkan kita bahwa iblis senantiasa mengancam ketika kita kehilangan penguasaan diri atau tidak berjaga-jaga. Sayangnya, banyak manusia yang tidak memiliki penguasaan diri tidak merasakan perasaan yang seperti ini. Mereka yakin bahwa masih dapat kendalikan diri melalui pikiran dan perilaku. Padahal dalam kenyataan, mereka membuat diri sendiri rentan untuk diserang oleh iblis dan pencobaan lainnya, seperti suatu kota yang tanpa tembok. Begitu mereka membuka Sebelum Anda mulai

bagian ini, mintalah murid-murid

untuk melihat pada Lembar Kerja Murid.

Beberapa informasi yang diberikan di sini mungkin tidak tersedia

bagi murid-murid. Informasi pada sebelah kanan dapat dijadikan suatu acuan.

Mengenai