• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Kehidupan

Apa? Saya Kehilangan Penguasaan Diri?

Gunakan internet agar menjadi lebih mendunia. Hampir setiap orang tahu bagaimana mengaktif-kan internet dan mereka menggunamengaktif-kannya untuk berbagai alasan. Beberapa orang menggunakan untuk penelitian. Yang lainnya untuk membeli barang secara online. Banyak yang hanya menje-lajah untuk suatu kesenangan, sementara lainnya menjaga hubungan dengan teman dan keluarga. Apakah yang harus pengguna internet lakukan dengan penguasaan diri? Sebenarnya, suatu cara yang baik untuk mengintrospeksi diri, apakah kita memiliki penguasaan diri sebanyak yang kita pikir dan lakukan, karena hampir setiap orang telah mengaktifkannya. Lihatlah beberapa pernyataan berikut dan berapa banyakkah dari antara pernya-taan itu yang kalian setujui. Berusahalah untuk bersikap sejujur mungkin!

1. Gunakan jasa online setiap hari tanpa melewati satu haripun.

2. Kehilangan waktu setelah mengaktifkan internet. 3. Semakin jarang keluar rumah.

4. Makan beberapa makanan ringan di depan monitor. 5. Menyangkal habiskan waktu terlalu banyak karena internet.

6. Sungut-sungut dari pihak lain karena terlalu banyak habiskan waktu di hadapan komputer. 7. Periksa mailbox lebih dari sekali sehari. 8. Menyangka bahwa kamu mempunyai situs yang terhebat dan tidak ingin berikan alamat situsnya kepada orang lain. 9. Aktifkan online secara rahasia ketika anggota keluarga sedang tidak berada di rumah. 10. Aktifkan komputer, sekalipun memiliki pekerjaan lain yang harus dilakukan.

Bila kalian katakan 'ya' untuk setidaknya satu dari sepuluh pernyataan yang ada, kalian seharusnya pikirkan bahwa mungkin satu masalah telah hadir dalam hidup kalian. Sekalipun pernyataan yang ada tampak kasar, nyatanya, banyak dari antara kita yang lebih kecanduan daripada yang diper-kirakan. Ini berarti bahwa kita kehilangan pengua-saan diri, bahkan ketika timbul suatu masalah yang tampaknya sederhana. Kita yakinkan diri bahwa dapat hentikan kapanpun kita inginkan, tetapi nyatanya, tidaklah semudah itu. Dan tidak hanya dengan internet. Banyak orang kehilangan penguasaan diri ketika sedang makan, minum, menonton televisi, bermain video games, ber-belanja dan berkata omong kosong. Pikirkan tentang pertanyaan berikut: Berapa banyakkah dari antara kita yang telah berusaha untuk hentikan, tetapi belum berhasil? Bagaimana mereka yang telah terpaksa menggunting kartu kredit untuk pastikan tidak habiskan lebih banyak uang lagi? Berapa banyakkah dari antara kita yang telah mengatasi omongan kosong? Berapa banyakkah dari antara kita yang tetap tertidur sekalipun tahu waktunya untuk bangun? Berapa banyakkah dari antara kita yang telah menghindari seseorang daripada dijadikan teman yang kurang baik? Berapa banyakkah dari antara kita yang telah pikirkan sesuatu yang tidak nya dipikirkan.

Allah ingin membimbing kita melalui bantuan Roh Kudus. Ketika kita ingin menjadi lebih dekat kepada Allah, maka Ia dapat membantu secara rohani, untuk mencapai hal-hal yang kita

tidak pernah bayangkan akan dapat tercapai.

Mengenai

sekarang ataupun masa yang akan datang? Lagi pula, Allah menaruh kita di bumi ini. Mengapa Ia ingin membatasi gaya hidup kita? Di hadapan manusia, kita mungkin melihat perintah Allah sebagai suatu batasan dan larangan. Tetapi di hadapan Allah, Ia melakukan hal ini untuk menunjukkan kasih dan perhatian yang tidak terbatas. Ia dapat melihat masa depan dan tahu permasalahan yang kita dapati bila memilih untuk mengikut suara hati kita dan bukannya perkataan-Nya. Lihatlah bagaimana beberapa tokoh Alkitab belajar dari kesalahan dan pengalaman mereka yang serupa dengan yang kita hadapi pada hari ini.

Simson (Hak. 14:1-2; 16:1,4): Bagaimana Simson kehilangan penguasaan dirinya? Simson tidak peduli

bahwa ia adalah seorang nazir atau utusan Allah yang mengabaikan sasaran hidup kudus (Hak. 13:2-7). Kapanpun melihat seorang perempuan cantik, ia putuskan untuk memilikinya. Ia tidak sadari bahwa dirinya kehilangan penguasaan diri saat hal itu terjadi dalam hidupnya. Daya tariknya membuat begitu banyak perempuan yang jatuh hati kepadanya dan ia mati karena Delila yang membujuknya untuk beritahukan rahasia kekuatan dirinya (Hak. 16).

Hari ini: Banyak remaja atau orang muda seperti

Simson. Mereka serahkan diri ke dalam hawa nafsu, sehingga kehilangan penguasaan diri. Mereka putuskan untuk bersenang-senang sesaat dalam hidup lebih penting daripada membatasi diri sendiri. Banyak dari antara mereka yang memiliki banyak pasangan hidup, sebelum atau setelah menikah. Banyak dari antara perempuan muda pun telah hamil dan harus mengaborsi janin mereka atau memberi bayi mereka untuk diadopsi. Hal ini jelas bukanlah yang Allah maksudkan. Ketika Simson tertidur dengan perempuan, ia mungkin berpikir, "Allah ingin saya menikmati hidup, bukan? Sebaliknya, mengapa Ia biarkan saya merasakan pengalaman ini?" Banyak orang muda yang memiliki pikiran yang serupa. Bila Allah tidak inginkan kita menikmati kasih dan suatu hubungan, mengapa Ia menciptakan manusia? Allah menginginkan setiap orang menikmati apa yang Ia telah ciptakan. Tetapi ketika harus menikmati cinta sejati, Ia bermaksud untuk menjadikan manusia sebagai suatu kesatuan yang kudus. Sayangnya, banyak manusia yang serahkan hawa nafsu mereka dan rela menderita

"Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita, supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah

di dalam dunia sekarang ini."

Aplikasi

akibat perbuatan daripada menantikan apa yang Allah telah ciptakan sebagai sesuatu yang indah.

Esau (Kej. 25:27-34). Bagaimana Esau kehilangan penguasaan dirinya? Kita sering tertawa tentang

betapa bodohnya Esau rela serahkan hak kesulungan-nya demi suatu masakan kacang merah. Tetapi saat itu mungkin ia tidak beranggapan betapa bodoh dirinya. Ia justru beranggapan, "Saya merasa lapar sekali dan alangkah baiknya bila ditukarkan dengan hak kesulunganku sekarang?" Ia serahkan hawa nafsu dan turuti suara hatinya, sehingga kehilangan semua sudut pandang keputusannya yang harus dibayar pada masa depannya.

Hari ini: Kita banyak tukarkan beberapa manfaat demi

suatu kesenangan yang sementara. Mengapa? Karena kita kehilangan penguasaan diri. Kita kehilangan kepercayaan ketika beritahukan suatu rahasia kepada seseorang, sehingga dapat merasa tertarik untuk bagikan sesuatu yang orang lain tidak tahu. Kita kehilangan nama baik ketika tidak menjaga janji untuk tunjukkan suatu kejadian penting, karena suatu hal lainnya lebih menarik dan muncul hanya satu kali seumur hidup. Dalam tinjauan sebelumnya, tidaklah pantas untuk kehilangan kepercayaan atau nama baik kita terhadap suatu hal yang menyenangkan, tetapi kita temukan hal-hal yang terjadi dalam situasi di atas, di mana kita tidak senantiasa melihat dengan jelas, sebagaimana Esau perbuat. Inilah mengapa kita perlu Roh Kudus untuk membantu diri kita.

Sekelompok anak muda (2 Raj. 2:23-25). Dalam hal apakah mereka kehilangan penguasaan diri?

Anak-anak muda ini tidak dapat menguasai mulut mereka. Mereka mengolok-olok nabi Allah dan mati sebagai akibat dari olokan tersebut. Sekalipun hal tersebut tampaknya kasar, Yakobus ingatkan bahwa bila dapat mengendalikan lidah, maka kita dapat menguasai sisa bagian tubuh lainnya (Yak. 3:2).

Hari ini: Banyak orang berkata omong kosong atau

katakan hal-hal yang menyakiti orang lain tanpa menyadarinya. Mereka tidak pikirkan bahwa hal tersebut serius, karena dapat menjadi suatu kebiasaan buruk. Dalam Ams. 13:3 dikatakan, "Siapa menjaga

mulutnya, memelihara nyawanya; siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan." Kita harus menjaga

"Justru karena itu kamu harus dengan

sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan dan

kepada kebajikan pengetahuan dan kepada pengetahuan

penguasaan diri, kepada penguasaan diri

ketekunan dan kepada ketekunan kesalehan dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara dan

kepada kasih akan saudara-saudara

kasih akan semua orang."

Mengenai

mulut terhadap hamba Allah atau orangtua, karena kita menghormati dan tidak memberontak kepada mereka dalam berbagai hal. Tetapi mengapa kita kehilangan macam penguasaan diri di sekitar teman atau bahkan orang asing? Kita perlu kendalikan apa yang akan dikatakan, tidak peduli, kepada siapa kita berbicara, karena semua perkataan kita dapat berpeluang menyinggung perasaan sesama bila tidak berhati-hati. Kita pun perlu menjadi waspada terhadap kebiasaan buruk orang lain yang mungkin kita miliki. Beberapa contoh termasuk mengutuk atau mengkritik seseorang, beritahukan kebohongan sederhana atau bertaruh pada tim olahraga dan lain sebagainya. Semua hal ini berakibat hilangnya penguasaan diri kita. Marilah kita berjaga-jaga agar tidak jatuh ke dalam pencobaan dan jerat dunia. Biarlah Roh Kudus membimbing dan memberi kekuatan agar dapat menguasai hidup kita.

Undanglah seseorang untuk datang dan berikan suatu kesaksian pribadi tentang bagaimana Roh Kudus membantu mereka taklukkan kebiasaan buruk yang dimiliki. Banyak jemaat yang telah beritahukan dapat berhenti merokok, berjudi dan mengutuk, karena mereka dipenuhi dengan Roh Kudus. Atau mungkin kalian memiliki kesaksian tentang bagaimana Roh Kudus berikan penguasaan diri yang diperlukan dalam hidup. Bila waktu masih tersedia, biarlah beberapa

Penguasaan Diri jaa p e la r n

12