• Tidak ada hasil yang ditemukan

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari seluruh analisis maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Besarnya risiko produksi pertanian padi organik lebih rendah dibandingkan pertanian padi konvensional yang menunjukkan bahwa produksi padi organik lebih stabil dikarenakan kondisi tanaman yang lebih sehat sebagai hasil dari penggunaan pupuk organik. Petani menghadapi risiko penurunan produksi pada masa peralihan, namun produktivitas rata-rata padi organik lebih tinggi dari padi konvensional.

2. Besarnya risiko harga pertanian padi organik lebih rendah dari pertanian padi konvensional yang menunjukkan bahwa harga padi organik lebih stabil. Hal tersebut dikarenakan konsumen beras organik pada umumnya merupakan masyarakat golongan menengah ke atas yang memiliki kesadaran terhadap pangan sehat sehingga konsumen lebih mementingkan kualitas daripada harga. 3. Dalam pengembangan pertanian padi organik, petani menghadapi risiko

kelembagaan yaitu Dinas Pertanian/PPL, kelompok tani, koperasi dan perbankan yang belum menjalankan perannya dengan baik yang diharapkan dapat membantu petani dalam penyediaan sarana produksi, pemasaran dan modal. Sumber risiko kelembagaan yang utama adalah dari Dinas Pertanian atau pemerintah dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pentingnya pertanian padi organik.

4. Manfaat kualitas lingkungan dari pertanian padi organik adalah adanya peningkatan penerimaan yang bersumber dari peningkatan produksi dan harga beras organik karena kualitas beras yang lebih sehat, serta penurunan biaya produksi karena petani dapat menggunakan input organik di sekitar petani. Nilai WTA pertanian padi organik lebih besar dari valuasi ekonomi

berdasarkan harga pasar menunjukkan bahwa kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan masih relatif rendah.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik adalah keikutsertaan pelatihan, harga padi, kebijakan pemerintah dan status pemilikan lahan.

6. Kendala dalam pengembangan pertanian padi organik berdasarkan struktur sistem pertanian padi organik adalah keterbatasan sumberdaya manusia petani dan modal, kurangnya jaminan pasar dan harga, serta kurangnya dukungan kebijakan. Kurangnya kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan serta belum adanya kebijakan dan kurangnya dukungan infrastruktur karena masih adanya kekhawatiran terjadinya penurunan produksi padi menjadikan pertanian padi organik kurang berkembang. Lemahnya manajemen dan keterbatasan modal menyebabkan posisi tawar petani menjadi rendah sehingga pemasaran dikuasai oleh tengkulak.

7. Untuk pengembangan agribisnis padi organik maka pada subsistem input diperlukan peningkatan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan input organik bagi kelestarian lingkungan dan ketrampilan pembuatan input organik serta ketersediaan bahan organik. Pada subsistem usahatani, perlunya komitmen pemerintah terhadap pengembangan pertanian padi organik dan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan petani dalam budidaya padi organik. Pada subsistem pemasaran diperlukan pembentukan koperasi untuk pemasaran bersama agar meningkatkan posisi tawar dan memperluas pemasaran sehingga terdapat jaminan pasar dan harga beras organik. Pada subsistem penunjang perlunya perhatian pemerintah khususnya Dinas Pertanian terhadap pentingnya pertanian padi organik dengan menetapkan kebijakan untuk pengembangan pertanian padi organik, peran lembaga penelitian dan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan teknologi pertanian padi organik yang tepat guna dan dapat dipercaya, serta peran lembaga perbankan untuk memberikan bantuan permodalan.

8. Status keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur pada kondisi saat ini adalah kurang berkelanjutan pada seluruh dimensi. Setelah dilakukan pengembangan berdasarkan model agribisnis padi organik maka prediksi status keberlanjutan pertanian padi organik menjadi sangat berkelanjutan.

8.2 Saran

Untuk pengembangan pertanian padi organik maka perlu dilakukan upaya- upaya perbaikan yaitu:

1. Meningkatkan perhatian dan komitmen dari pemerintah dengan membuat kebijakan khusus untuk pengembangan pertanian padi organik. Pengembangan pertanian padi organik dapat dilaksanakan secara bertahap dengan membuat zonasi khusus lahan padi organik serta penggunaan pupuk organik secara bertahap untuk mengurangi ketakutan petani menanggung risiko. Untuk menjamin kelestarian lahan dalam rangka pengembangan pertanian padi organik.diperlukan peraturan daerah tentang pembatasan pemilikan lahan oleh orang luar daerah dan ketegasan pemerintah dalam penerapan kebijakan tentang alih fungsi lahan untuk mencegah konversi lahan pertanian.

2. Meningkatkan frekuensi penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan ketrampilan petani dalam budidaya padi organik, serta perlunya pendampingan bagi petani terutama pada masa peralihan. Untuk itu perlu peningkatan jumlah dan kualitas PPL.

3. Memberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian padi organik (alat pembuat pupuk organik, mesin pengolahan padi organik, sarana transportasi, sarana irigasi), kepemilikan ternak untuk menjamin ketersediaan bahan organik serta sertifikasi organik untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Untuk pengadaan bahan organik juga dapat dilakukan melalui kerjasama antara Dinas Pertanian dengan Dinas Peternakan dengan mengitegrasikan program pengembangan pertanian padi organik dengan pembangunan peternakan. 4. Membentuk koperasi untuk melakukan pemasaran bersama dan menjalin

kemitraan dengan lembaga pemasaran atau investor untuk memberikan jaminan pasar dan harga beras organik.

5. Memberikan bantuan permodalan kepada petani dengan syarat yang mudah dan bunga yang ringan.

6. Melakukan upaya-upaya penyebaran informasi tentang manfaat pertanian padi organik melalui media massa, terutama media televisi yang dapat menjangkau masarakat kebih luas dan lebih efektif untuk meningkatkan kesadaran petani dan masyarakat tentang pentingnya pertanian padi organik sehingga pengembangan pertanian padi organik dapat dipercepat dengan dukungan dari masyarakat.

7. Memberikan insentif bagi petani yang menerapkan pertanian padi organik terutama pada masa peralihan untuk mengkompensasi risiko penurunan produksi.

8. Melakukan kerjasama dengan para pejabat pada instansi pemerintah untuk pembelian beras organik agar pasar beras organik meningkat sehingga dapat mendorong petani untuk menerapkan pertanian padi organik.

Saran bagi penelitian lanjutan:

Hasil penelitian ini diperoleh elemen-elemen kunci dan elemen-elemen yang menjadi pendorong yang perlu diprioritaskan untuk pengembangan pertanian padi organik, namun model ini tidak menunjukkan seberapa besar dampak masing-masing elemen terhadap pengembangan pertanian padi organik secara kuantitatif dan tidak divalidasi secara statistik. Oleh karena itu disarankan dilakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan ukuran kuantitatif dari elemen-elemen kunci dan elemen-elemen yang menjadi pendorong bagi pengembangan pertanian padi organik dan memvalidasi model yang dikembangkan dari hasil penelitian ini.