• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Kondisi Pertanian Padi Organik di Kabupaten Cianjur Setelah Pengembangan

LEMBAGA YANG TERLIBAT (Kuadran independent )

5) Dimensi Kelembagaan

6.3.2 Prediksi Kondisi Pertanian Padi Organik di Kabupaten Cianjur Setelah Pengembangan

a. Atribut Keberlanjutan Pertanian Padi Organik

Hasil analisis menggunakan metode Interpretive Structural Modeling

(ISM) diperoleh elemen-elemen kunci pada struktur sistem pertanian padi organik yang menjadi pendorong untuk pengembangan pertanian padi organik. Berdasarkan elemen-elemen kunci tersebut selanjutnya akan digunakan untuk menyusun atribut keberlanjutan dan melakukan prediksi status keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur setelah dilakukan pengembangan dengan meningkatkan skor atribut keberlanjutan dari kondisi saat ini. Penyusunan atribut-atribut keberlanjutan pertanian padi organik setelah dilakukan pengembangan berdasarkan elemen-elemen kunci hasil analisis dari metode ISM disajikan pada Tabel 50.

2.75 2.89 2.86 2.71 2.54 2.35 2.19 2.04 1.94 1.88 1.90 1.96 2.06 2.22 2.43 2.67 2.90 3.04 2.96 2.71 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Peraturan yang terkait perwilayahan pengemb. padi… Persamaan persepsi tentang budidaya padi organik

Koordinasi antar instansi terkait Komitmen pemerintah Ketersediaan peraturan dalam budidaya Perlindungan terhadap harga padi organik Kemitraan dalam pemasaran beras organik Ketersediaan organisasi petani padi organik Peran organisasi petani padi organik Penyuluhan Pelatihan Pendampingan Ketersediaan tenaga PPL Profesionalisme PPL Peran BPTP Peran Perguruan Tinggi UU tentang perlindungan tanah abadi Kebijakan tentang land reform Kebijakan alih fungsi lahan Peran lembaga keuangan publik

Root Mean Square Change in Ordination when Selected (on Sustainability scale 0 to 100)

A tt ri b u te Leverage of Attributes

Tabel 50 Atribut keberlanjutan setelah pengembangan pertanian padi organik berdasarkan elemen kunci hasil metode ISM

No. Elemen Metode ISM

Sub elemen Kunci Metode ISM Dimensi Keberlanjutan Atribut Keberlanjutan 1 Sektor masyarakat

PPL Ekologi Kualitas lahan

Pengendalian air Pengendalian penyebaran hama Pembakaran jerami

Peneliti Kelembagaan Peran BB Padi

Peran Perguruan Tinggi Pengusaha transportasi Infrastruktur dan

teknologi

Dukungan sarana transportasi 2 Kebutuhan

program

Kualitas PPL Kelembagaan Profesionalisme PPL Komitmen pemerintah Kelembagaan Komitmen pemerintah Kebijakan tentang

pemasaran (modal, harga)

Sosial Pengembangan

kelompok tani organik Kelembagaan Perlindungan terhadap

harga padi organik Informasi teknologi,

modal, pasar

Kelembagaan Peran organisasi petani padi organik

3 Kendala utama

Keterbatasan SDM petani

Sosial Tingkat pengetahuan petani

Kesadaran dan sikap petani Ketrampilan petani Pemberdayaan petani Kelembagaan Penyuluhan Pelatihan Pendampingan Kurangnya komitmen pemerintah

Kelembagaan Komitmen pemerintah Kurangnya dukungan pemasaran Ekonomi Harga 4 Tujuan dari program Meningkatkan kesuburan lahan

Ekologi Kualitas lahan

Meningkatkan kemandirian petani

Kelembagaan Pelatihan 5 Aktivitas

dibutuhkan

Peningkatan jumlah dan kualitas PPL

Sosial Tingkat pengetahuan petani

Kesadaran dan sikap petani Ketrampilan petani Pemberdayaan petani Kelembagaan Penyuluhan Pelatihan Pendampingan Ketersediaan tenaga PPL Profesionalisme PPL Infrastruktur dan teknologi Tingkat kerumitan teknologi

Tabel 50 Atribut keberlanjutan setelah pengembangan pertanian padi organik berdasarkan elemen kunci hasil metode ISM (lanjutan)

No. Elemen Metode ISM Elemen Kunci Metode ISM Dimensi Keberlanjutan Atribut Keberlanjutan Pembentukan koperasi Ekonomi Pasar

Harga

Rantai pemasaran Kelembagaan Kemitraan dalam pemasaran beras organik

Penyusunan program pengembangan pertanian padi organik

Kelembagaan Peraturan perundangan yang terkait dengan perwilayahan pengembangan padi organik

Persamaan persepsi tentang budidaya padi organik

Ekologi Zonasi lahan padi organik Infrastruktur dan teknologi Kepemilikan ternak ruminansia Sertifikasi produk Dukungan peralatan pembuatan pupuk organik

Dukungan sarana dan prasarana pengolahan Dukungan sarana dan prasarana irigasi Dukungan sarana transportasi

Dukungan sarana jalan 6 Lembaga

terlibat

Lembaga pendidikan dan pelatihan

Kelembagaan Pelatihan

Perbankan Ekonomi Kemandirian modal

Pasar Harga

Sosial Pengembangan

kelompok petani organik

Kelembagaan Peran lembaga keuangan publik

1) Dimensi Ekologi

Berdasarkan elemen kunci hasil dari metode ISM maka atribut yang mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik dari dimensi ekologi dan ekspektasi skor atribut setelah dilakukan pengembangan dapat dilihat pada Tabel 51.

Tabel 51 Atribut dan ekspektasi skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi ekologi setelah pengembangan

No. Atribut Pilihan

skor

Baik Buruk Skor Keterangan

1 Kualitas lahan 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) rusak berat; (1) rusak sedang; (2) rusak sedikit; (3) baik

2 Zonasi lahan padi organik

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) sekitarnya semua konvensional; (1) sekitarnya sebagian besar konvensional; (2) sekitarnya lebih banyak organik; (3) sekitarnya seluruhnya organik 3 Pengendalian air 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) belum melaksanakan

(pencemaran tinggi); (1) sudah melaksanakan tetapi belum maksimal (pencemaran sedang); (2) sudah melaksanakan cukup maksimal (pencemaran rendah); (3) sudah melaksanakan maksimal (tidak ada pencemaran) 4 Pengendalian

penyebaran hama

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) belum melaksanakan (pencemaran tinggi); (1) sudah melaksanakan tetapi belum maksimal (pencemaran sedang); (2) sudah melaksanakan cukup maksimal (pencemaran rendah); (3) sudah melaksanakan maksimal (tidak ada pencemaran) 5 Pembakaran

jerami

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) banyak melakukan

pembakaran jerami; (1) sebagian; (2) sangat sedikit ; (3) tidak ada

Peningkatan skor keberlanjutan dilakukan pada skor tertinggi yaitu pada kondisi pertanian padi organik yang baik. Hal ini dikarenakan dengan dilakukannya pengembangan pertanian padi organik maka diharapkan adanya peningkatan kualitas sumberdaya manusia petani yaitu peningkatan kesadaran dan ketrampilan dalam budidaya padi organik serta adanya kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan pertanian padi organik sehingga akan mendukung kelestarian lingkungan yang akan mendukung keberlanjutan pertanian padi organik dari dimensi ekologi.

Setelah dilakukan pengembangan pertanian padi organik maka kualitas lahan akan menjadi baik sebagai hasil dari peningkatan peran PPL melalui peningkatan jumlah dan kualitas PPL yang merupakan elemen kunci dari sistem pertanian padi organik. PPL berperan memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pertanian padi organik sehingga kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan dan ketrampilan budidaya padi organik akan meningkat. Dengan meningkatnya kesadaran dan ketrampilan dalam budidaya padi organik maka

semakin banyak petani yang menerapkan pertanian padi organik sehingga kualitas lahan akan menjadi baik karena banyaknya kandungan bahan organik di dalam tanah yang dapat meningkatkan kesuburan lahan. Semakin meningkatnya ketrampilan petani dalam budidaya padi organik maka petani akan semakin trampil dalam melakukan upaya pengendalian air dan pengendalian penyebaran hama sehingga tidak terdapat pencemaran air dan penyebaran hama dari lahan padi konvensional. Selain itu, dengan adanya kebijakan pemerintah dalam pengembangan pertanian padi organik maka ditetapkan adanya zonasi khusus untuk lahan padi organik sehingga tidak terdapat pencemaran air dan penyebaran hama dari lahan padi konvensional. Semakin meningkatnya pengetahuan petani tentang pentingnya mengembalikan bahan organik dari sisa panen ke dalam tanah bagi kelestarian lahan sebagai hasil dari peningkatan peran PPL maka tidak ada lagi petani yang melakukan pembakaran jerami yang akan mendukung keberlanjutan pertanian padi organik dari dimensi ekologi.

2) Dimensi Ekonomi

Tabel 52 menyajikan atribut yang mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik dari dimensi ekonomi dan ekspektasi skor atribut setelah dilakukan pengembangan.

Tabel 52 Atribut dan ekspektasi skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi ekonomi setelah pengembangan

No. Atribut Pilihan skor Baik Buruk Skor Keterangan

1 Pasar 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada pasar; (1) pasar

masih terbatas; (2) pasar agak baik; (3) pasar sudah terjamin

2 Harga 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) sama dengan konvensional;

(1) sedikit lebih tinggi dari konvensional; (2) lebih tinggi dari konvensional; (3) jauh lebih tinggi dari konvensional 3 Kemandirian

modal

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) Masih sangat tergantung; (1) tergantung; (2) agak mandiri; (3) mandiri 4 Rantai

pemasaran

0, 1, 2 2 0 3 (0) tidak ada pemasaran;

(1) eceran ; (2) terjalin kemitraan antara GPO dengan supermarket

Dengan dilakukannya pengembangan pertanian padi organik maka pasar dan harga beras organik akan terjamin sehingga akan mendorong petani untuk menerapkan pertanian padi organik. Jaminan pasar dan harga beras organik sebagai hasil dari adanya kebijakan pemerintah tentang pemasaran dengan memberikan bantuan modal dan kebijakan harga beras organik. Jaminan pasar dan harga juga diperoleh melalui pembentukan koperasi. Dengan membentuk koperasi maka petani dapat melakukan pemasaran bersama sehingga akan meningkatkan posisi tawar dan memperluas pemasaran. Koperasi bisa melakukan kemitraan dengan investor atau lembaga pemasaran sehingga akan diperoleh jaminan pasar dan harga beras organik. Jaminan pasar dan harga beras organik juga diperoleh dari dimilikinya sertifikat organik oleh petani yang dapat diperoleh dari hasil

kemitraan dengan investor atau bantuan dari pemerintah dengan adanya kebijakan pengembangan pertanian padi organik.

Meningkatnya pasar dan harga beras organik juga diperoleh dengan adanya dukungan lembaga perbankan yang memberikan bantuan permodalan untuk melakukan pemasaran bersama. Dengan dimilikinya permodalan maka pemasaran tidak lagi dikuasai oleh tengkulak sehingga harga bisa meningkat dan tersedia modal untuk biaya pengangkutan sehingga dapat memperluas pemasaran. Dengan dukungan perbankan juga tersedia modal bagi petani untuk menerapkan budidaya padi organik. Pemberian bantuan modal oleh perbankan untuk budidaya dan pemasaran beras organik dapat dilakukan melalui koperasi.

3) Dimensi Sosial

Setelah dilakukan pengembangan maka atribut dan ekspektasi skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dari dimensi sosial sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 53.

Tabel 53 Atribut dan ekspektasi skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi sosial setelah pengembangan

No. Atribut Pilihan

skor

Baik Buruk Skor Keterangan

1 Tingkat pengetahuan petani

0, 1, 2, 3 3 0 3 (1) tidak tahu; (1) sedikit tahu; (2) cukup tahu; (3) tahu 2 Kesadaran dan

sikap petani

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak sadar; (1) sedikit sadar; (2) lebih sadar; (3) sadar sekali 3 Ketrampilan

petani

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak bisa; (1) bisa sedikit; (2) bisa; (3) trampil

4 Pemberdayaan petani

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) jarang; (2) sering; (3) lebih sering 5 Pengembangan

kelompok tani organik

0, 1, 2 2 0 2 (0) ada kelompok tani tetapi kurang berkembang;

(1) terbentuknya forum petani organik yang cukup berkembang; (2) kelompok tani menangani hasil produksi ke pasar

Melalui peningkatan jumlah dan kualitas PPL setelah pengembangan pertanian padi organik maka pengetahuan, kesadaran dan ketrampilan petani tentang pertanian padi organik semakin meningkat sehingga petani mengetahui tentang manfaat pertanian padi organik bagi pemeliharaan kesuburan lahan, memiliki kesadaran yang tinggi tentang kelestarian lingkungan serta memiliki ketrampilan dalam budidaya padi organik. Dengan jumlah PPL yang memadai dan kualitas PPL yang menguasai teknologi pertanian padi organik maka kegiatan pemberdayaan petani dapat lebih sering dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan.

Adanya kebijakan pemasaran dengan pemberian bantuan modal dan kebijakan harga maka akan meningkatkan peran kelompok tani organik sehingga kelompok tani dapat menampung hasil produksi anggota dan membantu petani

dalam pemasaran. Pengembangan peran kelompok tani tersebut juga diperoleh dari dukungan perbankan yang merupakan elemen kunci untuk pengembangan pertanian padi organik untuk membantu permodalan.

4) Dimensi Infrastruktur dan Teknologi

Atribut dan ekspektasi skor atribut dimensi infrastruktur dan teknologi pertanian padi organik setelah pengembangan dapat dilihat pada Tabel 54.

Tabel 54 Atribut dan ekspektasi skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi infrastruktur dan teknologi setelah pengembangan

No. Atribut Pilihan

skor

Baik Buruk Skor Keterangan

1 Tingkat kerumitan teknologi

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tinggi; (1) cukup tinggi; (2) sedang; (3) rendah 2 Kepemilikan

ternak ruminansia

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada yang memiliki ternak; (1) sedikit yang memiliki ternak; (2) banyak yang memiliki ternak; (3) semua petani memilik ternak 3 Sertifikasi

produk

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) belum ada yang memiliki sertifikat; (1) sedikit yang memiliki sertifikat; (2) banyak yang memiliki sertifikat; (3) semua memiliki sertifikat 4 Dukungan

peralatan pembuatan pupuk organik

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada sedikit; (2) ada banyak tetapi belum modern; (3) teknologi modern 5 Dukungan

sarana dan prasarana pengolahan

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada sedikit; (2) sedang; (3) banyak

6 Dukungan sarana dan prasarana irigasi

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada sedikit; (2) sedang; (3) banyak 7 Dukungan

sarana transportasi

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada sedikit; (2) sedang; (3) banyak 8 Dukungan

sarana jalan

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada jalan / tidak dapat dilalui kendaraan; (1) ada jalan tetapi rusak; (2) ada jalan sudah bagus tetapi kurang lebar; (3) ada jalan sudah bagus dan lebar

Dengan adanya komitmen pemerintah untuk pengembangan pertanian padi organik maka dukungan penyediaan sarana dan prasarana untuk pertanian padi organik akan meningkat. Melalui penyusunan program pengembangan pertanian padi organik maka disusun program untuk penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan bagi pengembangan pertanian organik. Dukungan sarana dan prasarana yang diperlukan meliputi mesin pembuatan pupuk organik agar efisien; sarana pengolahan, sarana irigasi, sarana transportasi dengan jumlah yang memadai, serta

sarana jalan dengan kondisi yang bagus dan lebar untuk meningkatkan akses pemasaran beras organik bagi investor dan pedagang dari luar daerah. Dukungan lain yang diperlukan yaitu kepemilikan ternak oleh setiap petani untuk menjamin ketersediaan bahan organik dan sertifikasi produk untuk meningkatkan kepercayaan konsumen sehingga dapat menjamin pasar dan meningkatkan harga beras organik.

Dengan peningkatan jumlah dan kualitas PPL maka pemberdayaan petani melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan lebih sering dilakukan sehingga petani memiliki kesadaran yang tinggi tentang kelestarian lingkungan dan memiliki ketrampilan dalam budidaya padi organik. Dengan dimilikinya kesadaran yang tinggi dan ketrampilan dalam budidaya padi organik maka akan mengurangi tingkat kerumitan teknologi pertanian padi organik yang dianggap sulit oleh petani. Tingkat kerumitan teknologi juga akan berkurang dengan adanya dukungan sarana dan prasarana untuk pertanian padi organik dari pemerintah sehingga akan mendukung petani untuk menerapkan pertanian padi organik.

5) Dimensi Kelembagaan

Pada Tabel 55 dapat dilihat atribut dan ekspektasi skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi kelembagaan setelah dilakukan pengembangan.

Sebagaimana halnya pada dimensi infrastruktur dan teknologi, dengan adanya komitmen pemerintah yang tinggi dan penyusunan program pengembangan pertanian padi organik maka semua kelembagaan akan berperan untuk mendukung pengembangan pertanian padi organik. Hal ini disebabkan dukungan infrastruktur akan terkait dengan kebijakan pemerintah. Dengan adanya perhatian pemerintah terhadap pentingnya pertanian padi organik maka diharapkan tidak terdapat lagi perbedaan persepsi tentang budidaya padi organik. Dengan demikian pemerintah akan memberikan dukungan kelembagaan melalui elemen-elemen kunci yang menjadi pendorong untuk pengembangan pertanian padi organik.

Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani yang menjadi elemen kunci maka perlu dilakukan peningkatan jumlah dan kualitas PPL untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan bagi petani. Dengan demikian setelah pengembangan pertanian padi organik maka jumlah PPL tersedia banyak dan mencukupi yaitu minimal 1 orang PPL bertugas untuk wilayah kerja 1 desa, profesionalisme PPL baik yaitu memahami tentang teknologi pertanian padi organik, serta frekuensi penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dapat lebih sering dilakukan dan berkelanjutan. Dengan adanya peningkatan peran PPL maka peran dari organisasi petani padi organik juga diharapkan meningkat dan berjalan dengan baik sebagai wadah petani untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengembangan pertanian padi organik, seperti pembuatan pupuk organik bersama, penyebaran informasi teknologi, pelatihan, perencanaan jadwal tanam bersama, pengajuan bantuan modal bersama dan sebagainya.

Tabel 55 Atribut dan ekspektasi skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi kelembagaan setelah pengembangan

No. Atribut Pilihan

skor

Baik Buruk Skor Keterangan

1 Peraturan perundangan yang terkait dengan perwilayahan pengembangan padi organik

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada, baru sedikit; (2) ada, cukup banyak; (3) ada, banyak

2 Persamaan persepsi tentang budidaya padi organik 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak terdapat persamaan persepsi; (1) terdapat sebagian persamaan persepsi; (2) cukup banyak persamaan persepsi; (3) terdapat persamaan persepsi 3 Komitmen pemerintah 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak komitmen; (1) kurang komitmen; (2) komitmen; (3) komitmen tinggi 4 Perlindungan

terhadap harga padi organik

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada perlindungan harga; (1) ada

perlindungan harga tetapi tidak efektif; (2) ada perlindungan harga cukup efektif; (3) ada

perlindungan harga dan efektif

5 Kemitraan dalam pemasaran beras organik

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada kerjasama; (1) ada kerjasama tetapi masih kurang; (2) ada kerjasama cukup banyak; (3) ada kerjasama secara luas

6 Peran organisasi petani padi organik

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada tetapi kurang berkembang; (2) ada dan cukup baik; (3) ada dan berjalan baik

7 Penyuluhan 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada

penyuluhan tetapi sedikit; (2) sering penyuluhan; (3) sering sekali penyuluhan

8 Pelatihan 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada

pelatihan tetapi sedikit; (2) sering pelatihan; (3) sering sekali pelatihan

9 Pendampingan 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada

pendampingan; (1) ada pendampingan tetapi belum berkelanjutan; (2) ada pendampingan cukup berkelanjutan; (3) pendampingan secara berkelanjutan

Tabel 55 Atribut dan ekspektasi skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi kelembagaan setelah pengembangan (lanjutan)

No. Atribut Pilihan

skor

Baik Buruk Skor Keterangan

10 Ketersediaan tenaga PPL 0, 1, 2, 3 3 0 3 0) kurang; (1) sedikit; (2) cukup; (3) banyak 11 Profesionalisme PPL 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) profesionalisme PPL kurang sekali;(1) kurang; (2) cukup; (3) baik 12 Peran BB Padi 0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) tidak ada; (1) ada

sedikit; (2) ada cukup; (3) ada banyak 13 Peran Perguruan

Tinggi

0, 1, 2, 3 3 0 3 (0) belum ada; (1) ada sedikit; (2) ada cukup; (3) ada banyak 14 Peran lembaga

keuangan publik

0, 1, 2 2 0 3 (0) perannya kurang; (1) ada peran tetapi kurang efektif; (2) ada peran dan efektif

Selain peningkatan kualitas sumberdaya manusia petani diperlukan dukungan lembaga perbankan yang juga sebagai elemen kunci yang diharapkan memberikan bantuan permodalan, baik untuk kebutuhan pengadaan input organik, budidaya padi organik maupun pemasaran beras organik. Dengan demikian setelah dilakukan pengembangan pertanian padi organik diharapkan ada peningkatan peran dari lembaga perbankan untuk mendukung permodalan dan berjalan dengan efektif.

Dengan komitmen pemerintah diharapkan adanya kebijakan perlindungan harga padi organik dan berjalan dengan efektif sehingga akan mendorong petani untuk menerapkan pertanian padi organik. Selain itu melalui pembentukan koperasi maka dapat dilakukan kemitraan dalam pemasaran secara luas sehingga pasar dan harga beras organik juga akan terjamin.

Peneliti sebagai elemen kunci untuk pengembangan pertanian padi organik yang berperan menghasilkan teknologi pertanian padi organik yang tepat guna bagi petani. Oleh karena itu diharapkan peningkatan peran yang lebih banyak dari BB Padi dan Perguruan Tinggi setelah adanya pengembangan pertanian padi organik. Selain itu BB Padi dan Perguruan Tinggi diharapkan untuk berperan langsung sebagai pendamping petani karena mereka sebagai pihak yang dipercaya oleh petani dengan adanya penerapan teknologi baru dari pertanian padi organik. Untuk menjaga keorganikan produk maka pengembangan pertanian padi organik dapat dilakukan secara bertahap dengan membuat zonasi lahan padi organik sehingga diperlukan banyak peraturan perundangan yang terkait dengan perwilayahan pengembangan padi organik.

b. Prediksi Status Keberlanjutan Pertanian Padi Organik Setelah Pengembangan

Berdasarkan hasil olahan data nilai skor atribut pada seluruh dimensi setelah dilakukan pengembangan maka diperoleh prediksi nilai indeks keberlanjutan pertanian padi organik dan nilai statistik yang dapat dilihat pada Tabel 56.

Tabel 56 Prediksi indeks keberlanjutan pertanian padi organik setelah pengembangan

No. Dimensi Indeks

Keberlanjutan Simulasi Monte Carlo R2 Nilai stress Status Keberlanjutan 1 Ekologi 99.99 96.44 0.95 0.14 Sangat berkelanjutan 2 Ekonomi 100.00 95.95 0.94 0.15 Sangat berkelanjutan 3 Sosial 100.00 96.40 0.94 0.14 Sangat berkelanjutan 4 Infrastruktur dan teknologi 99.99 95.65 0.95 0.13 Sangat berkelanjutan 5 Kelembagaan 99.99 96.30 0.96 0.13 Sangat berkelanjutan Berdasarkan Tabel 56 diperoleh hasil bahwa prediksi indeks keberlanjutan pertanian padi organik lebih besar dari 75 pada seluruh dimensi yang berarti bahwa status keberlanjutan pertanian padi organik setelah dilakukan pengembangan pada seluruh dimensi adalah sangat berkelanjutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa elemen-elemen kunci yang menjadi pendorong bagi pengembangan pertanian padi organik sangat efektif untuk meningkatan keberlanjutan pertanian padi organik.

Koefisien determinasi (R2) seluruh dimensi sebesar 0.94 – 0.96 berarti bahwa keragaman dari model dapat dijelaskan sebesar 94% – 96% oleh atribut- atribut yang disertakan dalam model. Nilai stresssebesar 0.13 – 0.15 atau < 0.25 berarti bahwa model yang dibangun untuk keberlanjutan seluruh dimensi dapat merepresentasikan model yang baik. Berdasarkan kedua parameter tersebut (R2 dan nilai stress) menunjukkan bahwa seluruh atribut yang digunakan pada analisis keberlanjutan pengembangan pertanian padi organik adalah baik dalam menerangkan seluruh dimensi yang dianalisis.

Analisis Monte Carlo digunakan untuk melihat pengaruh kesalahan pembuatan skor pada setiap atribut dari masing-masing dimensi yang disebabkan oleh kesalahan prosedur atau pemahaman terhadap atribut, variasi pemberian skor karena perbedaan opini atau penilaian oleh pakar yang berbeda, stabilitas proses analisis MDS, kesalahan memasukkan data atau ada data yang hilang (missing data), dan nilai

stress yang terlalu tinggi. Berdasarkan Tabel 56 dapat dilihat bahwa pada selang kepercayaan 95% diperoleh perbedaan antara hasil analisis MDS dengan analisis Monte Carlo > 1. Perbedaan hasil analisis tersebut diduga dapat disebabkan oleh kesalahan dalam pembuatan skor dikarenakan kondisi nyata setiap atribut keberlanjutan dari seluruh dimensi setelah dilakukan pengembangan tidak seluruhnya dapat mencapai kondisi yang maksimal sesuai dengan yang diprediksikan. Oleh karena itu, prediksi indeks keberlanjutan pertanian padi organik setelah dilakukan pengembangan yang dapat dicapai secara nyata yaitu sebesar indeks keberlanjutan yang ditunjukkan dari hasil analisis Monte Carlonamun tetap dengan status sangat berkelanjutan.

6.3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis pada seluruh dimensi, atribut-atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik pada kondisi saat ini

dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu pertama, faktor sumberdaya manusia petani yang berkaitan dengan kemampuan petani menerapkan teknologi budidaya padi organik. Kurangnya kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan, kurangnya pengetahuan sehingga masih ada petani yang melakukan pembakaran jerami, sikap petani yang menganggap budidaya padi organik sulit karena memerlukan perawatan intensif, serta kurangnya ketrampilan dalam budidaya padi organik menjadi kendala dalam penerapan pertanian padi organik. Luasan lahan yang sempit menyebabkan sikap petani tidak bersedia menanggung risiko penurunan produktivitas padi pada masa peralihan. Sikap petani yang mudah tergiur oleh harga tanah yang tinggi untuk pembangunan industri dan perumahan menyebabkan banyak terjadi konversi lahan pertanian. Keterbatasan modal dan lemahnya manajemen petani juga menyebabkan posisi tawar petani menjadi rendah sehingga pemasaran padi/beras organik dikuasai oleh tengkulak.

Faktor kedua yang mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik adalah kelembagaan yaitu kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pertanian padi organik dan dukungan infrastruktur. Belum adanya kebijakan tentang land reform serta tidak adanya ketegasan pemerintah dalam penerapan kebijakan alih fungsi lahan dan UU perlindungan tanah abadi menyebabkan sebagian besar lahan dimiliki oleh orang kota (luar daerah) sehingga status penguasaan lahan hak sakap mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam penerapan pertanian padi organik serta banyak terjadi konversi lahan. Masih adanya kekhawatiran pemerintah akan terjadinya penurunan produksi padi pada pertanian padi organik menyebabkan belum adanya kebijakan khusus untuk pengembangan pertanian padi organik dan kurangnya dukungan infrastruktur.

Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap keberlanjutan pertanian padi organik adalah pasar beras organik. Konsumen beras organik yang masih relatif terbatas pada masyarakat golongan menengah ke atas dan memiliki kesadaran