PERENCANAAN KINERJA
2015 KETERANGAN SASARAN STRATEGIS
indikator kinerja Tingkat Pemenuhan Perumahan yang Layak Huni bagi Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah. Pencapaian sasaran strategis tersebut didukung oleh dua program yaitu Program Pengembangan Perumahan yang dilaksanakan oleh Ditjen Penyediaan Perumahan dan Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan oleh Ditjen Pembiayaan Perumahan.
Tabel II.6. Komponen Pengukuran Penyediaan dan Pembiayaan Perumahan
SASARAN/
INDIKATOR KINERJA SATUAN
BASELINE 2014
TARGET
2015 KETERANGAN SASARAN STRATEGIS
Tingkat penyediaan perumahan yang layak huni bagi rumah tangga berpenghasilan rendah
% - 84,00%
Pengukuran Capaian Kinerja: Rumah Layak yang
Tersedia/Kebutuhan Rumah Kebutuhan Rumah 66.000.000 66.000.000 Realisasi rumah layak yang tersedia dibagi kebutuhan rumah Rumah Layak yang Tersedia 55.085.000 55.312.820 Baseline ditambah total output strategis Total Output strategis 227.820 Output Ditjen Penyediaan Perumahan dan Pembiayaan Perumahan OUTPUT STRATEGIS
Rumah layak huni bagi rumah tangga MBR yang disediakan melalui belanja APBN
Rumah Direktorat Jenderal
Penyediaan Perumahan
97.820 Realisasi 2015
Rumah layak huni bagi rumah tangga MBR yang disediakan melalui pembiayaan lainnya
Rumah Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan
130.000 Realisasi 2015
2.3.10 Meningkatnya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan rencana program dan anggaran pembangunan bidang PUPR
Metode pengukuran berasal dari perhitungan terhadap realisasi sesuai dengan indikator kinerja yang dimaksud kemudian memperbandingkan antara pencapaian realisasi dengan target yang ditetapkan. Sumber data berasal dari SP2D, SIMAK-BMN, SAIBA, laporan kegiatan, database Sistem Informasi Laporan Hasil Audit dan Tindak Lanjut.
II-20
U tuk i dikator ki erja yaitu Prose tase ‘eko e dasi Hasil Pe gawasa ya g diti dak lanjuti dan tuntas serta tepat waktu e ggu aka data kua titas seku der ya g setiap ula langsung berasal dari Sistem Informasi Laporan Hasil Audit dan Tindak Lanjut tanpa proses pengolahan tertentu. Variabel yang terlibat dalam pengukuran indikator ini adalah jumlah temuan yang ditindaklanjuti dengan tepat waktu (batas maksimal 60 hari kerja terhitung sejak 10 kerja pengiriman Laporan Hasil Audit ke satker – satker/auditi) dan telah tuntas ditindaklanjuti dibandingkan dengan total temuan yang ada pada triwulan terkait. Hasil tersebut akan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
U tuk i dikator ki erja yaitu Prose tase Ju lah U it Kerja/“atker ya g ersih dari pe yi pa ga ateriil e ggu aka data kua titas seku der ya g setiap ula la gsu g berasal dari Sistem Informasi Laporan Hasil Audit dan Tindak Lanjut tanpa proses pengolahan tertentu. Variabel yang terlibat dalam pengukuran indikator ini adalah jumlah satuan kerja bersih yang terperiksa pada triwulan terkait dibandingkan dengan jumlah keseluruhan satuan kerja yang terperiksa pada triwulan terkait. Satuan kerja yang bersih kriterianya adalah satuan kerja terperiksa yang dalam Laporan Hasil Audit nya tidak memiliki temuan kebocoran dan atau keborosan keuangan negara.
Untuk indikator kinerja 3 merupakan hasil penilaian atau asesmen pihak ketiga dalam hal ini Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap kinerja Inspektorat Jenderal yaitu Tingkat IACM (Internal Audit Capability Model) Aparat Pengendali Internal Pemerintah. Sasaran strategis meningkatnya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan rencana program dan anggaran pembangunan bidang PUPR diukur berdasarkan capaian ketiga indikator kinerja tersebut di atas.
2.3.11 Meningkatnya kapasitas dan kualitas konstruksi nasional
“asara strategis Me i gkat ya Kapasitas da Pe ge dalia Kualitas Ko struksi Nasio al diukur dengan indikator kinerja tingkat pengendalian pelaksanaan konstruksi nasional yang terdiri atas lima komponen penilaian dengan bobot yang berbeda-beda. Bobot tertinggi berada pada indikator Persentase SDM konstruksi yang kompeten. Hal ini dikarenakan banyaknya sumber daya manusia pada bidang konstruksi yang kompeten merupakan bekal utama dari program pembinaan konstruksi dalam rangka mencapai peningkatan outcome lainnya.
II-21
Tabel II.7. Komponen Pengukuran Tingkat Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi Nasional
Sasaran
Strategis Indikator Target Realisasi Bobot
Meningkatnya kapasitas dan
kualitas konstruksi
nasional
1. Rasio kapitalisasi konstruksi oleh investor nasional 3% 12,77% 15%
2. Tingkat BUJK yang berkualifikasi besar 18% 32,37% 15%
3. Tingkat penerapan manajemen mutu dan tertib penyelenggaraan konstruksi
8% 4,13% 15%
4. Persentase SDM penyedia jasa konstruksi yang kompeten
2% 2,8% 40%
5. Persentase utilitas produk unggulan 3% 0,62% 15%
2.3.12 Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas
Sasaran strategis meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas dengan indikator kinerja persentase sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas diukur dari jumlah pegawai Kementerian PUPR yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan hasil memiliki kompetensi SDM PUPR yang sesuai dengan persyaratan jabatan dibandingkan dengan jumlah seluruh ASN PUPR pada awal tahun 2015 yaitu sebanyak 21.488 orang.
2.3.13 Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas Sasaran ini diukur dari 4 indikator kinerja program sebagai berikut:
1) Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah dengan target nilai 74
Baseline yang digunakan yaitu nilai Laporan Kinerja Kementerian PU tahun 2013 oleh
Kementerian PAN dan RB berdasarkan bobot dan kriteria penilaian yang terdapat di dalam Permen PAN RB No. 20 Tahun 2013. Baseline ini digunakan karena pada saat penyusunan dan pengesahan indikator ini seperti tertuang dalam Renstra Kementerian PUPR 2015- 2019, penilaian atas Laporan Kinerja Kementerian PUPR tahun 2014 belum dikeluarkan oleh Kementerian PAN dan RB. Sedangkan bobot indikator nilai laporan kinerja tahun 2015 didasarkan pada Permen PAN RB No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sehingga terdapat perbedaan bobot di tiap kriteria antara baseline dengan target tahun 2015.
II-22
Tabel II.8. Pengukuran Indikator Nilai Laporan Kinerja Pemerintah
2) Indikator Opini WTP hasil audit BPK, dengan target opini WTP.
Opini WTP diberikan oleh BPK terhadap LKKL yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim yang
berlaku di Indonesia (SAP),
2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) atas pengelolaan keuangan telah dilaksanakan dengan baik, dan
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Disamping ketiga kriteria utama tersebut LKKL yang disajikan harus didukung dengan bukti- bukti audit yang mencukupi, tidak terdapat ketidakpastian dan kesalahan yang cukup berarti (no material uncertainties), pengelolaan atas cash flow dikontrol dengan baik, dan pengelolaan atas BMN dilengkapi dengan bukti-bukti administrasi yang lengkap. Artinya, laporan keuangan yang disajikan telah bebas dari kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang sifatnya material.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Opini WTP menjadi salah satu indikator karena 99% nilai neraca keuangan Kementerian PUPR berupa Aset, mengingat fungsi yang diemban dari Kementerian PUPR adalah menyediakan sarana dan prasarana infrastruktur sehingga tanpa adanya proses management asset yang baik tidaklah mungkin dapat menghasilkan suatu laporan BMN yg akurat dan akuntabel.
Bobot (%) Nilai Hasil Bobot
(%) Nilai Hasil 35 26,39 30 23,38 1 Renstra 12,5 10,63 10 9,38 Pemenuhan Renstra 2,5 100,00 2,5 2 100,00 2,00 Kualitas Renstra 6,25 70,00 4,38 5 87,50 4,38 Implementasi Renstra 3,75 100,00 3,75 3 100,00 3,00
2. Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5 15,76 20 14,00
Pemenuhan Rencana Kinerja Tahunan 4,5 100,00 4,5 4 100,00 4,00
Kualitas Rencana Kinerja Tahunan 11,25 50,04 5,63 10 50,00 5,00
Implementasi Rencana Kinerja Tahunan 6,75 83,41 5,63 6 83,33 5,00
20 14,57 25 16,16 1 Pemenuhan pengukuran 4 98,75 3,95 5 50,00 2,50 2 Kualitas Pengukuran 10 62,10 6,21 12,5 64,29 8,04 3 Implementasi Pengukuran 6 73,50 4,41 7,5 75,00 5,63 15 12,27 15 12,20 1 Pemenuhan pelaporan 3 80,00 2,4 3 80,00 2,40
2 Penyajian Informasi Kinerja 8 85,88 6,87 7,5 85,71 6,43
3 Pemanfaatan Informasi Kinerja 4 75,00 3 4,5 75,00 3,38
10 6,35 10 6,35
1 Pemenuhan Evaluasi 2 83,50 1,67 2 83,33 1,67
2 Kualitas evaluasi 5 63,64 3,18 5 63,64 3,18
3 Pemanfaatan hasil evaluasi 3 50,00 1,50 3 50,00 1,50
20 13,78 20 15,67
1 Kinerja yang dilaporkan (output) 5 100,00 5,00 5 100,00 5,00
2 Kinerja yang dilaporkan (outcome) 5 47,80 4,78 10 66,67 6,67
3 Kinerja yang dilaporkan (benchmark) 10 80,00 4,00 5 80,00 4,00
100 73,36 100 73,75
73,36 74,00
* Penilaian (Bobot) Baseline berdasarkan Permen Pan RB No. 20 Tahun 2013 * Penilaian (Bobot) 2015 berdasarkan Permen PAN RB No. 12 Tahun 2015
2015